BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar

dokumen-dokumen yang mirip
EKSPLORASI SIMPUL PADA TALI KATUN UNTUK PELENGKAP BUSANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. dikenal di Indonesia. Batik ikat celup dalam bahasa Inggris disebut dengan tie-dye

Indasari Purba, 2014 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Tekstil Pada Pemilihan Kain Untuk Pembuatan Produk Kriya Tekstil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nur Akmalia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad (1998:131) menjelaskan bahwa: Selanjutnya Sugiyono (2010:2) mengungkapkan bahwa: Metode

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Perkembangan Teknik dan Bahan yang Digunakan pada Kriya Keramik Produksi

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KRIYA KULIT. Oleh : B Muria Zuhdi

BAHAN KAJIAN (Materi Ajar)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indikator Esensial Mengindentifikasi tahapan dalam membuat benda kerajinan

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN TEKNOLOGI PERMESINAN PADA TEKNIK TATAH TIMBUL PRODUK KULIT

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Rumusan Masalah

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah

TEKNIK BATIK ETCHING SEBAGAI MEDIA PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL PADA T-SHIRT REMAJA PRIA TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Cipta Master Perkasa

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB IV PENUTUP. di daerah tersebut. Begitu pula di Banjarnegara, selain keramik klampok

PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIDKAN KHUSUS SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA TUNADAKSA ( SMALB-D )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh

BATIK DARI INDONESIA

TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

BATIK KULIT DAN PRODUK BARANG-BARANG BATIK KULIT SEBAGAI PRODUK BERCIRI INDONESIA

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. Neolithikum diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM 1000 SM.

diinginkan ke dalam kain strimin semakin beraneka ragam. Sedangkan motif yang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Kebutuhan manusia dapat dibagi sesuai tingkat kepentingan atau prioritas

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Hal ini terlihat pada tuntunan dalam menjalankan profesi / pekerjaan,

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KRIYA TEKSTIL SMK. Budiyono dkk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN HASIL PPM PENYULUHAN KETRAMPILAN BATIK TULIS PADA KELOMPOK PKK DUSUN DERO KEPANJEN WEDOMARTANI SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

2015 APLIKASI KARAKTER MONSTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET PADA PRODUK TAS REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu produk merupakan salah satu strategi di dunia pemasaran

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit adalah lapisan luar badan yang melindungi badan atau tubuh binatang dari pengaruh luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar suhu. (Sunarto, 2001 : 9) Menurut Judoamidjojo, dalam bukunya Teknik Penyamakan Kulit Untuk Pedesaan mengatakan bahwa: Kulit hewan mempunyai sifat yang istimewa, yang tidak dimiliki oleh bahan alami maupun bahan buatan manusia yang lain. Kulit tidak hanya kuat dan tahan lama tetapi juga mempunyai struktur berpori. Pengerjaan kulit umumnya mudah, yaitu: mudah dipotong, disambung, dijahit, diamplas, dicat, bahkan disepuh emas. Selain itu kulit juga mempunyai kelebihan bila dipotong tepinya tidak terurai. Yang merupakan sifat yang sangat unggul untuk beberapa keperluan tertentu. (Judoamidjojo, 1981 : 1) Kulit tersamak telah digunakan untuk bahan sandang selama lebih kurang 7000 tahu SM. Selama ribuan tahun tersebut orang telah menggunakan kulit tersamak untuk membuat barbagai macam alat seperti pengungkit, berbagai tali-temali, pelana, perisai, senjata, tenda, karpet, dan dibentuk juga menjadi berbagai macam wadah seperti tempat air, minyak, anggur, serta dapat pula untuk membuat alat tulis, alat hias dan kerajinan lain, umpamanya untuk membuat lampu, bahkan layar untuk kapal pun dapat dibuat dari kulit tersamak (Judoamidjojo, 1981 : 2). Sesuai dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, kerajinanan kulit di Indonesia mengalami peningkatan dengan pesat. Proses pengolahan kulit yang sudah maju sekarang ini, telah menghasilkan bahan kulit berbagai jenis dan berkualitas tinggi. Meningkatnya 1

2 kebutuhan masyarakat akan barang-barang kerajinan kulit, menjadikan perusahaan yang bergerak dibidang tersebut maju dengan pesat dan bersaing secara ketat. Kerajinan kulit dari berbagai daerah di Indonesia rata-rata masih mengandalkan ketrampilan tangan, ternyata mampu bersaing dengan produk-produk dari luar negeri yang menggunakan sistem masinal, hal ini terbukti dengan banyaknya konsumen yang menggemari kerajinan tersebut, baik dari konsumen mancanegara maupun domestik. Kenyataan tersebut menjadi tantangan bagi disainer untuk mengembangkan kerajinan kulit dengan mengoptimalkan berbagai potensi yang ada, seperti pengembangan desain, bentuk, motif, warna dan sebagainya. Oleh karena itu, disainer harus memiliki daya kreatif yang tinggi untuk tetap mempertahankan produk agar tetap digemari oleh konsumen dan memiliki daya saing di pasaran. Salah satunya dengan cara perencanaan bentuk dan hiasannya disesuaikan dengan mode masa kini. Bentuk dan hiasan mengarah pada segi praktis dan artistik, terutama cara pemanfaatan bahan-bahan tambahan yang memiliki sifat alami yang indah dan menarik. Dari hiasan alami tersebut dipadukan dengan motif batik sehingga mewujudkan karya yang cukup menarik. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia, yang dihasilkan dengan teknik celup rintang. Dalam perkembangannya sebagai suatu karya budaya, karya adiluhung bangsa Indonesia, tidak lepas dari pengaruh jaman dan lingkungan. Nilai yang ada pada batik Indonesia tidak terbatas hanya pada penampilannya saja, lebih dari itu batik Indonesia memiliki keindahan rohani yang hadir melelui ragam hias penyusun pola dengan makna filosofis yang cukup mendalam. Keindahan rohani inilah yang tidak dimiliki oleh bermacam batik buatan negera lain. Pada awalnya batik hannya dibuat diatas kain mori, akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman teknik batik dapat dituangkan di atas bahan kulit. Menurut perkebangan pasar batik kulit yang ada pada saat ini, teknik pembuatan motif yang banyak digunakan adalah

3 batik tulis. Dari observasi yang penulis lakukan di tempat kerajinana batik kulit EXIS Collection penulis tertarik untuk menciptakan suatu perancangan dalam mata kuliah Tugas Akhir dengan sumber ide penerapan batik pada bahan kulit, yang akan dituangkan dalam penciptaan produk tekstil yang berupa pelengkap busana. B. Pembatasan Masalah Agar permasalahan tidak meluas maka perlu adanya pembatasan masalah yang meliputi: 1. Bahan a. Bahan yang akan digunakan adalah kulit sapi tersamak dengan ketebalan 2 mm. b. Menggunakan zat warna naphtol. 2. Teknik a. Teknik yang digunakan adalah batik tulis. b. Proses pewarnaan menggunakan teknik colet dan semprot. 3. Arah rancangan Arah rancangan berupa produk pelengkap busana, yang terdiri dari: anting-anting, korsase, ikat pinggang, sepatu, sandal, kalung, gelang dan tas, yang dirancang kusus untuk remaja atau wanita dewasa awal dengan batasan usia 18-22 tahun. C. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana menerapkan teknik batik di atas kulit sehingga menjadi satu kesatuan yang baik?

4 2. Aspek-aspek apa saja yang harus dipertimbangkan pada perancangan produk pelengkap busana? 3. Bagaimana visualisasi desainnya? D. Tujuan Perancangan 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penulisan tugas akhir ini adalah dapat mengembangkan batik tulis terutama di kalangan remaja. 2. Tujuan Khusus a. Penggunaan teknik batik tulis dan proses pewarnaan menggunakan teknik colet dan semprot. b. Mengetahui aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam konsep perancangan dengan arahan produk pelengkap busana.. c. Visualisasi karya sesuai dengan konsep perancangan. E. Manfaat Perancangan 1. Manfaat perancangan dalam bidang keilmuan Memberikan referensi atau wacana di bidang tekstil khususnya di Jurusan Kriya Seni atau Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa, untuk dapat dikembangkan oleh mahasiswa atau pihak yang berminat. 2. Manfaat perancangan untuk diri sendiri

5 Dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan bagi penulis dan dapat dijadikan sebagai landasan perancangan berikutnya. 3. Manfaat perancangan untuk masyarakat Manfaat perancangan bagi masyarakat adalah sebagai sebuah wawasan pengetahuan terhadap alternatif bahan dan teknik yang dapat digunakan dalam penciptaan tekstil.

6 F. PENDEKATAN PERANCANGAN 1. Metode Perancangan Teknik Pengumpulan Data 1) Observasi Metode observasi dilakukan untuk menambah pengetahuan secara keseluruhan mengenai teknik batik kulit, mulai dari pemilihan bahan, proses pembatikan, dan pewarnaan. Observasi dilakukan dibeberapa lokasi, antara lain: a) BBKB ( Balai Besar Kerajinan dan Batik ) adalah instansi pemerintah yang bergerak di bidang penelitian batik dan kerajinan batik, yang beralamatkan di Jl. Kusumanegara, Yogyakarta. b) BPPK ( Balai Penelitian dan Pengembangan Kulit ) adalah instansi pemerintahan yang bergerak di bidang penelitian dan pengembangn kulit, yang beralamatkan di Jl. Kusumanegara, Yogyakarta. c) EXIS Collection adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang batik kulit, yang beralamatkan di Jl. Sugeng Jeroni 79, Yogyakarta. 2) Wawancara Wawancara dilakukan secara informal, guna mendapatkan informasi tentang pengolahan batik kulit. Wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertayaan yang diajukan. Yang menjadi interviewer adalah penulis sendiri sedangkan interviewee adalah para pengajar di BBKB, para pengajar di BPPK, pimpinan dan para karyawan perusahaan EXIS Collection. Selain itu wawancara juga

7 dilakukan pada beberapa remaja dengan batasan usia 18-22 tahun, dengan tujuan untuk mengetahui selera remaja sekarang ini. 3) Kajian Pustaka Kajian pustaka digunakan sebagai acuan untuk memperkuat pernyataan-pernyataan dalam penulisan yang berkaitan dengan perancangan ini. 4) Dokumentasi Penulis mengumpulkan data dengan memotret. Pemotretan dilakukan pada produk kerajinan kulit yang berupa tas, ikat pingang, dompet, dan sebagainya, yang dibatik di perusahaan EXIS Collection. 5) Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, wawancara, dokumentasi yang berupa dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya, kemudian mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan cara merangkum, memilih halhal yang pokok yang difokuskan pada hal-hal yang penting yang berhubungan dengan sumber ide. Kemudian mengadakan pengambilan kesimpulan 6) Eksperimen Metode ekspeimen dilakukan dengan cara membuat beberapa alternatif desain batik kulit dengan teknik batik tulis dan proses pewarnaan menggunakan teknik semprot dan colet.