BAB I PENDAHULUAN. bulan Agustus 2014 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik berjumlah sekitar

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun Oleh: SEPTINA RIYANSARI J.

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pertanian saat ini masih merupakan aktivitas perekonomian

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. kurang maksimalnya kinerja pembangunan kesehatan (Suyono dan Budiman, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.

PENDAHULUAN Gangguan kesehatan kulit pada petani rumput laut merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan. Penyakit ini timbul akibat dari

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO), pada tahun 2008 memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasi

LAMPIRAN I. No. Responden : Tanggal Wawancara : I. KARAKTERISTIK RESPONDEN. 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Lama bekerja : Jam/hari

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. gangguan kesehatan maupun penyakit, seperti penyakit kulit.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan suatu kondisi kekambuhan pada kulit kepala dan berpengaruh

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data International Labour Organization (ILO) tahun 2012, angka

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan terus diupayakan untuk mencapai tujuan nasional. Adapun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat perlu. Dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produksi pertanian.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan pertanian sebagai leading sector melalui suatu

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yang terganggu kesehatannya (Faris, 2009). masyarakat untuk mempertahankan hidupnya dan kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala. dibebankan padanya (Suma mur, 2009).

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat (healthy life style), tetapi hal ini dipengaruhi oleh faktor. seseorang akan mengatakan betapa enaknya hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Candida albicans dan Aspergillus yang menyebabkan mukormikosis. Selama

BAB I PENDAHULUAN. diketahui kapan terjadinya, tetapi hal tersebut dapat dicegah. Kondisi tidak

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan masyarakat pekerja Indonesia di masa depan, yang penduduknya

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pulo Brayan Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

BAB 1 PENDAHULUAN. Dermatitis berasal dari kata derm atau o- (kulit) dan itis (radang atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa adanya (langsung tanpa pengolahan tertentu), dengan begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar negara Indonesia adalah laut. Berbagai ukuran geostatistik

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membunuh atau mengendalikan berbagai hama tanaman. Tetapi pestisida. lingkungan apabila tidak tepat dalam menggunakannya.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kerja serta terlindung dari penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pertanian di Indonesia. Pestisida digunakan untuk mengurangi

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan pestisida di seluruh dunia (world-wide), tetapi dalam hal kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia, alih fungsi lahan pertanian merupakan masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap ahli kesehatan khususnya dokter seharusnya sudah

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (DepKes RI, 2009).

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pesantren. Istilah pondok, mungkin berasal dari kata funduk, dari bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. beriklim sub tropis dan tropis (WHO, 2006). Namun insiden leptospirosis. mendukung bakteri Leptospira lebih survive di daerah ini.

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN LAMA KERJA DENGAN PENYAKIT DERMATITIS DI KAMPUNG KRAJAN KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad Sarjana S-1 KEPERAWATAN. Diajukan Oleh : NURMA RAHMAWATI J

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pekerja yang terpapar pada bahan-bahan iritatif, alegenik atau faktor fisik khusus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah. menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. salon, dan pekerja tekstil dan industri rumahan (home industry). Pada. pekerja per tahun. (Djuanda dan Sularsito, 2007).


BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan perawatan yang lebih menekankan pada perawatan kulit, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran kelainan kulit pada nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada (1).

BAB 1 PENDAHULUAN. ayat (1) yang menyatakan bahwa Penggunaan pestisida dalam rangka

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DERMATITIS PADA ANAK BALITADI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUKARAYA TAHUN 2016

BAB I. Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. padi sawah merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

KOMPRES HANGAT ATASI NYERI PADA PETANI PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH DI KELURAHAN CANDI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kerja di setiap sektor kerja termasuk sektor kesehatan, dalam rangka menekan

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN. design dengan rancangan time series design, dimana dilakukan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

PESTISIDA 1. Pengertian 2. Dinamika Pestisida di lingkungan Permasalahan

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian terhadap Hubungan Penyuluhan Ibu

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kulit akibat kerja merupakan peradangan kulit yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini para orang tua belum menyadari bahwa menjaga kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT SCABIES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AS AD OLAK KEMANG SEBERANG KOTA JAMBI TAHUN

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jumlah angkatan kerja di Indonesia yang bekerja dibidang pertanian pada bulan Agustus 2014 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik berjumlah sekitar 38,97%. Dibandingkan dengan keadaan Agustus 2013, penduduk yang bekerja di sektor pertanian mengalami penurunan sebesar 0,64 % (BPS, 2014). Dibidang pertanian kesehatan dan keselamatan kerja juga perlu diperhatikan, mengingat standar penggunaan alat dan obat-obatan belum sesuai dengan anjuran. Berdasarkan data yang diperoleh dari database ASEAN OSHANET dan ILO dalam Haerani (2010), kecelakaan kerja di Indonesia yang terjadi di industri pertanian menduduki tempat kedua atau ketiga terbesar dibanding industri lain. Kecelakaan akibat pestisida pada petani sering terjadi. Mereka dapat mengalami pusing-pusing ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas, mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi luka, kejang-kejang, pingsan, dan tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian. Pestisida dalam bentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit, karena dapat masuk ke dalam jaringan tubuh melalui ruang pori kulit (Girsang, 2009). Gangguan kulit akibat kerja yang sering dijumpai yaitu dermatitis kontak. Laporan di seluruh dunia tentang epidemiologi penyakit kulit akibat kerja dalam berbagai bidang pekerjaan spesifik relatif sedikit (Jeyaratnam & Koh, 2010). 1

2 Profil Kesehatan Indonesia 2008 menunjukkan bahwa distribusi pasien rawat jalan menurut International Classification of Diseases - X (ICD -X) di rumah sakit di Indonesia tahun 2008 dengan golongan sebab sakit penyakit kulit dan jaringan subkutan terdapat sebanyak 115.100 jumlah kunjungan dengan 64.557 kasus baru (Kemenkes, 2009). Tahun 2011 penyakit kulit dan jaringan subkutan menjadi peringkat ketiga dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit se-indonesia, yakni sebanyak 192.414 jumlah kunjungan dengan 48.576 kasus baru (Kemenkes, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa penyakit kulit semakin berkembang dan masih sangat dominan terjadi di Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit adalah iklim yang panas dan lembab yang memungkinkan bertambah suburnya jamur, kebersihan perorangan yang kurang baik dan faktor ekonomi yang kurang memadahi (Harahap, 2000). Penelitian yang dilakukan oleh Suhelmi, La Ane dan Manyullei (2014), melaporkan bahwa petani rumput laut yang mengalami keluhan gangguan kulit sebanyak 46, 2% responden dan yang memiliki higiene tidak baik sebanyak 53,8% responden. Data yang didapat dari laporan morbiditas pasien rawat jalan Puskesmas Cawas 1 pada bulan Desember 2014 terdapat sebanyak 349 jumlah kunjungan dengan diagnosa penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya. Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya menduduki peringkat ke-5 dalam daftar 10 besar penyakit puskesmas cawas I. Bulan Februari 2015 terjadi peningkatan jumlah

3 kunjungan pasien menjadi 446 dan menduduki peringkat ke-3 dalam daftar 10 besar penyakit puskesmas Cawas I. Study pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Nanggulan, diperoleh 11 petani dari 20 yang dilakukan wawancara mengalami keluhan gangguan kulit seperti gatal-gatal, kulit merah, dan lecet. Data dari Balai Pengobatan Kelurahan Nanggulan, selama bulan Januari 2015 terdapat 37 kunjungan dengan keluhan gangguan kulit. Mayoritas pasien yang mengalami keluhan gangguan kulit bekerja sebagai petani. Keluhan subjektif bervariasi mulai dari rasa gatal ringan sampai nyeri pada daerah yang gatal. Dampaknya sangat dirasakan saat musim tanam dan musim panen tiba. Menurut tenaga kesehatan setempat, sebagian besar penyakit kulit disebabkan karena lingkungan sawah yang penuh dengan segala macam kotoran, penggunaan pestisida serta pola kebersihan petani yang kurang baik. Praktik kebersihan diri tidak diperhatikan oleh para petani, sebab kegiatan di lahan pertanian yang dilakukan sepanjang hari tidak memungkinkan untuk menjaga kebersihan diri. Pengamatan yang dilakukan pada saat jam makan siang, didapatkan sebagian besar petani menggunakan air ledeng yang mengalir dari sungai yang kotor untuk membersihkan diri sebelum istirahat untuk makan siang. Beberapa diantaranya juga menggunakan pakaian yang sama pada saat pergi ke sawah pada hari berikutnya. Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa sesampainya di rumah, sebagian petani tidak langsung membersihkan diri tapi melepas lelah terlebih dahulu.

4 Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk malakukan penelitian tentang hubungan pola kebersihan diri dengan terjadinya gangguan kulit pada petani padi di Kelurahan Nanggulan Kecamatan Cawas kabupaten Klaten. B. PERUMUSAN MASALAH Rumusan masalah yang penulis angkat adalah: Adakah hubungan antara pola kebersihan diri dengan terjadinya gangguan kulit pada petani padi di Kelurahan Nanggulan Kecamatan Cawas kabupaten Klaten?. C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pola kebersihan diri dengan gangguan kulit pada petani padi di Kelurahan Nanggulan Kecamatan Cawas kabupaten Klaten. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pola kebersihan diri pada petani padi, b. Untuk mengetahui gambaran gangguan kulit yang dialami petani padi, c. Untuk mengetahui hubungan antara pola kebersihan diri dengan terjadinya gangguan kulit pada petani padi.

5 D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi dalam bidang keperawatan. Khususnya dalam bidang keperawatan dermatologi. 2. Manfaat Praktis a. Petani Dapat dijadikan masukan tentang gangguan kulit dan pentingnya kebersihan diri bagi masyarakat terutama para petani. Diharapkan di masa mendatang dapat dilakukan tindakan pencegahan yang konkret terhadap penyakit kulit, sehingga tidak ada keluhan gangguan kulit pada petani. b. Bagi Peneliti Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan tentang pola kebersihan diri dan keluhan gangguan kulit pada petani padi. c. Instansi Terkait Instansi terkait yang dimaksud di sini adalah puskesmas maupun pemerintah desa setempat. Diharapkan hasil dari penelitian ini nantinya dapat dijadikan bahan masukan untuk melakukan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri.

6 E. KEASLIAN PENELITIAN 1. Aisyah, Santi & Chahaya. ( 2013). Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Keluhan Gangguan Kulit pada Pekerja Pengupas Udang di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2012. Hasil uji chi-square variabel umur (p=0,000), variabel lama bekerja (p=0,000), variabel pendidikan (p=0,001), variabel kebersihan kulit saat bekerja (p=0,040), variabel penggunaan pakaian kerja (p=0,000), variabel penggunaan sarung tangan kerja (p=0,000) dan variabel penggunaan sepatu kerja (p=0,000) terdapat hubungan yang bermakna dengan kelu han gangguan kulit. Variabel yang tidak berhubungan dengan keluhan gangguan kulit adalah variabel kebersihan kulit sehari-hari dan kebersihan kuku. 2. Suhelmi, La Ane, & Manyullei. (2014). Hubungan Masa Kerja, Higiene Perorangan dan Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan keluhan Gangguan Kulit Petani Rumput Laut di Kelurahan Kalumeme Bulukumba. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian diperoleh variabel yang berhubungan adalah higiene perorangan (p=0,000). Variabel yang tidak berhubungan adalah masa kerja (p=0,188) dan penggunaan alat pelindung diri (p=0,140). Kesimpulan dari penelitian bahwa ada hubungan antara higiene perorangan dengan keluhan gangguan kulit.