BAB III METODE PENELITIAN. gambaran kelainan kulit pada nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. gambaran kelainan kulit pada nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat survai yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran kelainan kulit pada nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian berada di wilayah kerja Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Belawan. Alasan dalam penelitian ini adalah : 1. Banyak ditemukan gangguan kelainan kulit pada nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli 2. Belum pernah dilakukan penelitian di daerah tersebut Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai dari bulan Mei 2008 sampai dengan Desember 2008.

2 3.3. Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang bekerja sebagai nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Belawan berjumlah 43 orang Sampel Berdasarkan populasi yang relatif kecil, maka seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian (total sampling), sebanyak 43 orang Metode Pengumpulan Data Data Primer Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden (nelayan) dengan menggunakan kuesioner dan observasi yang dilakukan oleh peneliti tentang hygiene perorangan (kebiasaan mandi, kebiasaan membersihkan badan dan pakaian serta kebiasaan memakai alat pelindung diri) dan dilakukan pemeriksaan kulit Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli yaitu data responden yang mempunyai kelainan kulit, jumlah penduduk yang bekerja sebagai nelayan tradisional, usia pekerja dan sebagainya.

3 3.5. Definisi Operasional 1. Karakteristik responden adalah gambaran keadaan responden yang terdiri atas umur, pendidikan, pendapatan, masa kerja, jam kerja, dan jumlah anggota keluarga. 2. Umur adalah lamanya hidup responden dalam tahunan, yang dihitung sejak dilahirkan hingga saat responden diwawancarai. 3. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang telah diselesaikan atau ditamatkan responden. 4. Pendapatan yaitu jumlah pendapatan yang diperoleh nelayan dalam sebulan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 5. Masa kerja adalah waktu mulai responden bekerja menjadi nelayan sampai diadakan penelitian yang dihitung dalam tahunan. 6. Jam kerja adalah waktu yang dipakai responden pada saat berangkat untuk melaut yaitu jam WIB. 7. Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya anggota keluarga dalam satu rumah. 8. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang kelainan kulit. 9. Gambaran kelainan kulit adalah segala kelainan kulit yang timbul pada waktu bekerja atau disebabkan oleh pekerjaan dan karena gigitan binatang, berupa merah, gatal-gatal dan basah. 10. Hygiene Perorangan adalah kebersihan perorangan pada nelayan yang meliputi (Notoatmodjo, 1997) : a. Mandi 2 x sehari

4 b. Mandi dengan menggunakan sabun c. Menjaga kebersihan pakaian d. Memakai alat pelindung diri (sarung tangan, topi, masker dan pakaian khusus/overall). 11. Kondisi lingkungan yaitu keadaan lingkungan baik di rumah maupun di luar rumah Aspek Pengukuran 1. Untuk tingkat pendidikan dibagi atas 5 (lima) kategori : - Tidak tamat SD - Tamat SLTA - Tamat SD - Tamat DIII/PT - Tamat SLTP 2. Pengetahuan ini dapat diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan sebanyak 6 dengan total skor sebanyak 12 dan kriteria sebagai berikut (Soegiyono, 2002) : a. Untuk jawaban mempunyai 2 pilihan : - Jawaban a (tahu) = 2 - Jawaban b (tidak tahu) = 0 b. Berdasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 3 (tiga) kategori yaitu Tingkat Pengetahuan baik apabila jawaban responden benar > 75% atau memiliki skor > 9 dari seluruh pertanyaan yang ada. Tingkat Pengetahuan sedang apabila jawaban responden benar 45-75% atau memiliki skor 5-9 dari seluruh pertanyaan yang ada

5 Tingkat Pengetahuan kurang apabila jawaban responden < 45% atau memiliki skore < 5 dari seluruh pertanyaan yang ada. 3. Higiene Perorangan Hygiene yang dilakukan untuk mengukur kebersihan perorangan pada nelayan seperti frekuensi mandi dalam sehari, perilaku mengganti baju, memakai alat pelindung diri, mandi memakai sabun. Observasi higiene diukur berdasarkan nilai (skor) yang dijumlahkan pada 8 pertanyaan, sehingga total skor 8. Tiap pertanyaan mempunyai nilai 0 sampai nilai 1 dengan kriteria : 1. Jawaban Ya (a) = 1 2. Jawaban Tidak (b) = 0 Berdasarkan jumlah nilai tersebut, Higiene diklasifikasikan dalam 2 kategori: a. Baik, jika jawaban ya 75% apabila responden men jawab pertanyaan benar > 6 b. Buruk, jika jawaban tidak < 75%, bila responden menjawab pertanyaan benar <6 4. Kondisi Lingkungan Kondisi lingkungan yang dilakukan untuk melihat kebersihan lingkungan rumah dan di sekitarnya. Kriteria yang diukur berdasarkan nilai (skor) yang dijumlahkan pada 8 pertanyaan. Tiap pertanyaan mempunyai nilai 0 sampai 1 dengan kriteria : 1. Jawaban a (Ya) = 1 2. Jawaban b (Tidak) = 0 Berdasarkan jumlah nilai tersebut kondisi lingkungan diklasifikasikan dalam 2 kategori: a. Baik, jika jawaban ya > 75% apabila responden menjawab pertanyaan benar > 6 b. Buruk, jika jawaban tidak < 75% responden menjawab benar < 6.

6 5. Gambaran Kelainan Kulit Gambaran kelainan kulit yang dilakukan untuk melihat kriteria gambaran kelainan kulit pada nelayan, yang meliputi warna merah, basah dan gatal-gatal pada kulit. Diklasifikasikan sebagai berikut : a. Ada, bila dijumpai di kulit responden minimal warna merah dan gatalgatal. b. Tidak ada, apabila hanya terdapat gatal-gatal pada kulit responden 3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik Pengolahan Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut : 1. Editing (pemeriksaan data). Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atas pertanyaan. 2. Coding (pemberian kode) Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan menggunakan perangkat software komputer. 2. Tabulating ` Memindahkan data dari daftar pertanyaan ke dalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel distribusi frekuensi hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner dan observasi dengan formulir check list., kemudian data disajikan secara deskriptif untuk menggambarkan persentasi dari setiap variabel.

7 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian Yong Panah Hijau terletak di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Belawan, dengan luas daerah 450 hektar, yang terdiri dari 11 lingkungan. Adapun batasbatas wilayah Kelurahan Labuhan Deli sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kecamatan Medan Belawan - Sebelah Selatan : Kecamatan Kelurahan Tengah Pulau - Sebelah Barat : Kelurahan Paya Pasir - Sebelah Timur : Kecamatan Medan Labuhan Data Demografi Jumlah penduduk Kelurahan Labuhan Deli menurut Data Dinas Profil Kelurahan tahun 2008 berjumlah yang terdiri dari laki-laki orang dan perempuan orang yang tersebar dari 11 lingkungan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Lingkungan Di Yong Panah hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2008 Nama Jenis Kelamin Jumlah No. Dusun/Lingkungan Laki-laki % Perempuan % L + P % 1. Lingkungan I , , ,0 2. Lingkungan II , , ,6 3. Lingkungan III 612 8, , ,2 4. Lingkungan IV 724 9, , ,2 5. Lingkungan V 457 6, , ,4 6. Lingkungan VI 327 4, , ,8 7. Lingkungan VII , , ,6 8. Lingkungan VIII , , ,3 9. Lingkungan IX , , ,7 10. Lingkungan X 152 1, , ,6 11. Lingkungan XI 745 9, , ,6 Jumlah , , ,0 Sumber : Data Profil Kelurahan Labuhan Deli, (2008)

8 Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat di ketahui bahwa di Kelurahan Labuhan Deli yang paling banyak penduduknya berada di lingkungan IX yaitu sebesar orang (16,3%) dengan jenis kelamin laki-laki dan orang (17,3%) dengan jenis kelamin perempuan. Berdasarkan jumlah penduduk yang dilihat dari kelompok umur di Kelurahan Labuhan Deli dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2008 No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (orang) Persen (%) 1. < , , ,1 4. > ,9 Total ,0 Sumber : : Data Profil Kelurahan Labuhan Deli, (2008) Berdasarkan tabel 4.2. diatas dapat diketahui bahwa di Kelurahan Labuhan Deli menurut kelompok umur tahun sebesar orang (56,7%) merupakan kelompok umur terbanyak, sedangkan kelompok umur 0-12 bulan ada 196 orang (1,3%) merupakan jumlah terkecil Data Pelayanan Kesehatan Di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli terdapat 3 (tiga) Puskesmas Pembantu (Pustu) yaitu di Rengas Pulau, Tanjung Enam Ratus, dan Labuhan Deli. Adapun distribusi 10 penyakit terbesar dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut.

9 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi 10 Penyakit Terbanyak di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2007 No. Nama Penyakit Jumlah (orang) Persen (%) 1. Diare ,6 2. ISPA ,0 3. Penyakit Gigi ,0 4. Penyakit Mata 425 7,1 5. TB. Paru 311 5,1 6. Hypertensi 288 5,0 7. Kecacingan 250 4,1 8. Scabies (Kelainan kulit) 220 3,7 9. Penyakit Maag 210 3,4 10. T.H.T 114 2,0 Total ,0 Sumber : Profil Puskesmas Kelurahan Labuhan Deli, (2007) Berdasarkan tabel 4.3. diatas dapat diketahui bahwa jumlah penyakit terbanyak di Kelurahan Labuhan Deli adalah Diare, yaitu sebanyak kasus (28,6%), sedangkan untuk penyakit kulit atau scabies ada 220 kasus (3,7%) Mata Pencaharian Adapun penduduk di Kelurahan Labuhan Deli mempunyai mata pencaharian sebagai berikut : buruh, pengusaha, swasta, PNS, Polri, pedagang, nelayan, dokter, petani, dan lain-lain (penjahit, tukang batu/kayu, peternak, montir, pengrajin, dan sopir). Berdasarkan mata pencaharian penduduk yang dilihat dari jenis pekerjaan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut.

10 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2008 No. Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persen (%) 1. Nelayan ,6 2. Buruh/Swasta/Pengusaha ,0 3. Lain-lain (penjahit tukang batu/kayu, 231 5,3 peternak, montir, pengrajin, dan sopir) 4. Pedagang 132 3,1 5. PNS/Polri/Dokter 124 2,9 6. Petani 5 0,1 Total ,0 Sumber : Data Profil Kelurahan Labuhan Deli, (2008) Berdasarkan tabel 4.4. diatas diketahui bahwa penduduk di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli mayoritas mempunyai pekerjaan sebagai nelayan yaitu sebesar (,6% dan sebagai petani 0,1% merupakan jumlah terkecil Agama Agama yang dianut penduduk di Kelurahan Labuhan Deli yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Distribusi agama yang dianut penduduk di Kelurahan Labuhan Deli dapat dilihat pada tabel 4.5. berikut. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Agama di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2008 No. Agama Jumlah (orang) Persen (%) 1. Islam ,7 2. Kristen Protestan 532 3,4 3. Budha 214 1,4 4. Katolik 75 0,5 Total ,0 Sumber : Profil Kelurahan Labuhan Deli, (2008) Berdasarkan tabel 4.5. diatas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli menganut agama Islam sebesar (,7%, sedangkan penduduk yang beragama Katolik sebesar 0,5 merupakan jumlah terkecil.

11 Suku/Etnis Suku/etnis di Kelurahan Labuhan Deli terdiri dari Melayu, Jawa, Batak, Minang, Cina dan lain-lain. Berdasarkan distribusi suku/etnis di Kelurahan Labuhan Deli dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2008 No. Suku/Etnis Jumlah (orang) Persen (%) 1. Melayu ,9 2. Jawa ,5 3. Batak ,8 4. Minang 612 4,0 5. Lain-lain (Karo, Arab, Nias, Simalungun) 525 3,4 6. Cina 214 1,4 Jumlah ,0 Sumber : Profil Kelurahan Labuhan Deli, (2008) Berdasarkan tabel 4.6. dapat diketahui bahwa penduduk di Kelurahan Labuhan Deli pada umumnya suku Melayu sebesar orang (56,9%), sedangkan suku/etnis Cina ada 214 orang (1,4%) merupakan jumlah terkecil Karakteristik Responden Karakteristik responden meliputi : kelompok umur, pendidikan, pendapatan, masa kerja, dan jumlah anggota keluarga. Secara garis besar karakteristik responden di wilayah Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli tahun 2008 dapat dilihat pada lampiran 1. Berdasarkan lampiran 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden 30,2% pada kelompok umur tahun, sedangkan pada kelompok umur tahun yaitu 20,9% merupakan jumlah terkecil. Tingkat pendidikan responden mayoritas berpendidikan tamat SLTP yaitu sebesar 39,5%, sedangkan yang mempunyai pendidikan

12 DIII/PT sebesar 2,3% merupakan jumlah terkecil, sedangkan pendapatan responden lebih banyak mempunyai penghasilan > Rp yaitu sebesar 83,7% dan masa kerja responden yang paling lama 6-10 tahun merupakan masa kerja paling banyak yaitu sebesar 51,2%, sedangkan yang paling sedikit mempunyai masa kerja 1-5 tahun ada 2,9%. Untuk jumlah keluarga 6-8 orang ada 41,8%, sedangkan 3-5 orang ada 23,3% merupakan jumlah terkecil. Jam kerja yang dilakukan oleh responden saat melaut yaitu pada jam , jam siang, dan malam hari Higiene dan Kondisi Lingkungan Responden Higiene Responden Higiene perorangan yang dilakukan oleh nelayan di Yong Panah Hijau seperti mandi setiap hari, mandi 2x sehari, mandi memakai sabun, memakai pakaian khusus (overall), pemeriksaan kesehatan secara berkala, menjaga kebersihan pakaian dan berganti pakaian sehabis mandi, dan memakai sepatu bot, dapat dilihat pada lampiran 2. Berdasakan lampiran 2 dapat diketahui bahwa seluruh responden 100% setiap hari mandi, tetapi lebih banyak 53,5% responden hanya mandi 1 kali sehari, dan pada umumnya 90,7% yang memakai sabun. Pada saat melaut mayoritas 90,7% memakai pakaian khusus (overal), tetapi lebih banyak yang tidak memakai sepatu bot 76,7%. Untuk pemeriksaan secara berkala yang dilakukan nelayan pada umumnya 90,7% tidak pernah dilakukan. Kebersihan pakaian mayoritas 83,7% sudah dilakukan dan selalu berganti pakaian. Sedangkan untuk penilaian hygiene perorangan di kategorikan dengan baik dan buruk dapat dilihat pada tabel 4.7.

13 Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hygiene Perorangan Pada Nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2008 No. Hygiene Perorangan Jumlah (orang) Persen (%) 1. Baik 21 48,8 2. Buruk 22 51,2 Total ,0 Berdasarkan tabel 4.7. diatas dapat diketahui bahwa higiene perorangan yang dilakukan oleh responden lebih banyak berada pada kategori buruk yaitu sebesar 51,2% Kondisi Lingkungan Kondisi lingkungan baik di rumah maupun lingkungan kerja dan diluar rumah sangat penting bagi kesehatan. Adapun kondisi lingkungan nelayan di Yong Panah Hijau dapat dilihat pada lampiran 3. Berdasarkan lampiran 3 dapat diketahui bahwa lingkungan kerja nelayan seluruhnya 100% beresiko terkena penyakit kulit. Untuk lingkungan rumah nelayan sebagian 60,5% sudah dalam keadaan bersih, juga tempat pembuangan sampah sudah terurus dengan baik yaitu sebesar 53,5%, mayoritas responden tidak pernah mendapat penyuluhan tentang lingkungan yang sehat. Untuk penggunaan air bersih sehari-hari pada umumnya responden selalu menggunakan air bersih 97,7%, rumah yang dimiliki responden pada umumnya memakai jendela 97,7%. Sedangkan waktu bekerja pernah digigit binatang sehingga menimbulkan gatal-gatal hanya 9,3% responden. Berdasarkan penilaian kondisi lingkungan yang di kategorikan atas baik dan buruk, dapat dilihat pada tabel 4.8.berikut.

14 Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kondisi Lingkungan Pada Nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2008 No. Kondisi Lingkungan Jumlah (orang) Persen (%) 1. Baik 18 41,9 2. Buruk 25 58,1 Total ,0 Berdasarkan tabel 4.8. dapat diketahui bahwa kondisi lingkungan baik lingkungan rumah dan lingkungan sekitarnya yang meliputi penggunaan air bersih, pembuangan sampah, juga lingkungan kerja lebih banyak responden 58,1% menunjukkan kategori lingkungan yang buruk Pengetahuan Kelainan Kulit Pada Nelayan Pengetahuan responden tentang kelainan kulit yaitu sesuatu yang diketahui oleh nelayan tentang penyakit yang disebabkan oleh air, kegunaan air untuk kesehatan, pencemaran yang disebabkan air, dan pengetahuan bahwa air juga dapat menyebabkan infeksi dan penyakit kanker, dapat dilihat pada lampiran 4. Berdasarkan lampiran 4 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang jenis-jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh air mayoritas 69,8% responden sudah mengetahuinya, sedangkan tentang kegunaan air untuk kesehatan pada umumnya 97,7% responden juga mengetahuinya, sedangkan akibat dari pencemaran air yang tidak memenuhi syarat kesehatan lebih banyak 65,1% responden tidak mengetahui apabila air dapat mencemarkan tanah. Pengetahuan responden bahwa air laut dapat menimbulkan penyakit kulit mayoritas 81,4% sudah mengetahuinya, sedangkan penyakit kulit dapat menimbulkan kanker mayoritas responden 83,7% tidak tahu, dan juga dapat

15 menimbulkan infeksi lebih banyak responden 55,8% sudah mengetahuinya. Sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan responden dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dapat dilihat pada tabel 4.9. berikut. Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pada Nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2008 No. Tingkat Pengetahuan Jumlah (orang) Persen (%) 1. Baik 9 20,9 2. Sedang 28 65,1 3. Kurang 6 14,0 Total ,0 Berdasarkan tingkat pengetahuan tentang gangguan kelainan kulit pada nelayan di Yong Panah Hijau dapat dilihat bahwa pada umumnya responden mempunyai tingkat pengetahuan sedang 65,1%, sedangkan yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang ada 14% Gangguan Kelainan Kulit Gangguan kelainan kulit yang diderita nelayan dapat timbul akibat dari higiene yang tidak memadai dapat berupa gatal-gatal, nyeri pada kulit, peradangan, adanya keluhan luka yang diakibatkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, parasit, penyakit dermatitis dan lain sebagainya. Adapun gangguan kelainan kulit dapat dilihat pada lampiran 5, dapat diketahui bahwa responden bekerja sebagai nelayan paling lama 6-10 tahun sebesar 39,5%, dan sebelum bekerja sebagai nelayan tidak menderita kelainan kulit ada 67,4%, sedangkan setelah bekerja sebagai nelayan mengalami gangguan kelainan kulit sebesar 95,3%. Lama menderita gangguan kelainan kulit < 1 tahun sebesar 53,5%, adanya keluhan gatal-gatal pada kulit yang dialami responden mayoritas 90,7%, untuk

16 keluhan peradangan pada kulit ada 67,4% yang dialami responden, sedangkan keluhan nyeri yang dirasakan responden pada umumnya 65,1%, dan keluhan luka ada 65,1%. Untuk pengobatan serius atas penyakit kulit pada umumnya 69,8% tidak pernah dialami oleh responden, dan penyakit kulit yang diderita tidak menular sebesar 76,7% Gambaran dan Lokasi Kelainan Kulit Gambaran Kelainan Kulit Gambaran kelainan kulit yang dialami pada nelayan meliputi keadaan yang dirasakan oleh responden berupa merah, gatal-gatal pada kulit, dan basah, dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel Distribusi Frekuensi Responden Menurut Gambaran Kelainan Kulit Pada Nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2008 No. Gambaran Kelainan Kulit Ada Tidak ada Total N % N % N % 1. Merah 35 81,4 8 18, ,0 2. Basah 13 30, , ,0 3. Gatal-gatal 42 97,7 1 2, ,0 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa gambaran kelainan kulit responden pada umumnya berwarna merah 81,4%, sedangkan yang disertai basah hanya 30,2%, dan mayoritas disertai gatal-gatal ada 97,7% Lokasi Kelainan Kulit Pada lokasi kelainan kulit yang dialami oleh nelayan di Yong Panah Hijau yaitu berada di tangan, kaki, badan, sela-sela jari, wajah dan ketiak, dapat dilihat pada

17 Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lokasi Kelainan Kulit Pada Nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2008 No. Lokasi Kelainan Kulit Ada Tidak ada Total N % N % N % 1. Tangan 26 60, , ,0 2. Kaki 35 81,4 8 18, ,0 3. Badan 15 34, , ,0 4. Sela-sela jari 26 60, , ,0 5. Wajah 2 4, , ,0 6. Ketiak 0 100, , ,0 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa lokasi kelainan kulit pada nelayan umumnya terletak di tangan 60,5%, di kaki 81,4%, sedangkan di badan responden yang terkena ada 34,9%, dan lebih banyak berada di sela-sela jari sebesar 60,5%. Untuk responden yang terkena penyakit kulit di wajah ada 4,7% dan di ketiak seluruh responden tidak mengalaminya 100%. Sesangkan untuk melihat hasil kategori gambaran kelainan kulit warna merah, basah dan gatal-gatal dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Gambaran Kelainan Kulit Pada Nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2008 No. Gambaran Kelainan Kulit Jumlah (orang) Persen (%) 1. Ada (merah dan gatal-gatal) 36 83,7 2. Tidak ada 7 16,3 Total ,0 Tabel dapat diketahui dari 43 nelayan yang diteliti menunjukkan gambaran kelainan kulit seperti warna merah, basah pada kulit dan gatal-gatal dengan kategori ada sebanyak 36 orang (83,7%), sedangkan yang tidak ada gambaran kelainan kulit sebanyak 7 orang (16,3%).

18 4.7. Hasil Tabulasi Silang Hasil Tabulasi Silang Antara Gambaran Kelainan Kulit dengan Karakteristik Responden Tabel Hasil Tabulasi Silang Antara Karakteristik Responden Dengan Gambaran Kelainan Kulit Pada Nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2008 Gambaran Kelainan Kulit Total No. Karakteristik Ada Tidak Ada N % N % N % Kelompok Umur(tahun) ,0 3 7,0 9 21, ,0 1 2, , , ,2 4. > ,7 3 7, ,6 Total 36 83,7 7 16, ,0 Pendidikan 1. Tidak tamat SD 6 14,0 1 2,3 7 16,3 2. Tamat SD 12 28,0 2 4, ,6 3. Tamat SLTP 14 32,5 3 7, ,5 4. Tamat SLTA 3 6,9 1 2,3 4 9,3 5. Tamat DIII/SI 1 2, ,3 Total 36 83,7 7 16, ,0 Pendapatan 1. < Rp ,0 1 2,3 7 16,3 2. > Rp ,7 6 14, ,7 Total 36 83,7 7 16, ,0 Masa Kerja ,3 2 4,7 9 21, ,9 4 9, ,1 3. > ,5 1 2, ,9 Total 36 83,7 7 16, ,0 Jumlah Keluarga (orang) ,6 2 4, , ,9 3 6, ,9 3. > ,2 2 4, ,9 Total 36 83,7 7 16, ,0 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang mengalami gambaran kelainan kulit baik itu keluhan warna merah pada kulit, basah pada kulit dan

19 gatal-gatal pada kulit berada pada kelompok umur tahun yaitu seluruh responden 30%, dengan latar belakang pendidikan mayoritas tamat SLTP 32,5%, dan mempunyai penghasilan > Rp sebesar 69,7% dengan masa kerja 6-10 tahun 41,9% sedangkan jumlah keluarga 6-8 orang 34,9% Hasil Tabulasi Silang Antara Hygiene dengan Gambaran Kelainan Kulit Pada Nelayan Tabel Hasil Tabulasi Silang Antara Gambaran Kelainan Kulit Dengan Hygiene Pada Nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2008 Gambaran Kelainan Kulit Total No. Hygiene Ada Tidak Ada N % N % N % 1. Baik 17 39,5 4 9, ,8 2. Buruk 19 44,2 3 4, ,2 Total 36 83,7 7 16, ,0 Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa dari hasil tabulasi silang antara gambaran kelainan kulit dengan hygiene nelayan yang mempunyai kategori hygiene baik dan dikulitnya ada terdapat gambaran kelainan kulit baik itu warna merah, basah atau gatal-gatal pada kulit sebesar 39,5%, sedangkan mempunyai hygiene buruk dan ada gambaran kelainan kulit yaitu 44,2% Hasil Tabulasi Silang Antara Kondisi Lingkungan dengan Gambaran Kelainan Kulit Pada Nelayan Tabel Hasil Tabulasi Silang Antara Gambaran Kelainan Kulit Dengan Kondisi Lingkungan Pada Nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2008 Gambaran Kelainan Kulit Total No. Kondisi Lingkungan Ada Tidak Ada N % N % N % 1. Baik 17 39,5 1 2, ,9 2. Buruk 19 44,2 6 14, ,1 Total 36 83,7 7 16, ,0

20 Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa dari hasil tabulasi silang antara gambaran kelainan kulit dengan kondisi lingkungan ternyata responden yang mempunyai kondisi lingkungan buruk yaitu 76%, sedangkan kondisi lingkungan yang baik 94,4% Hasil Tabulasi Silang Antara Pengetahuan dengan Gambaran Kelainan Kulit Tabel Hasil Tabulasi Silang Antara Gambaran Kelainan Kulit Dengan Tingkat Pengetahuan Pada Nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Tahun 2008 Gambaran Kelainan Kulit Total No. Tingkat Pengetahuan Ada Tidak ada N % N % N % 1. Baik 6 13,9 3 7,0 9 20,9 2. Sedang 25 58,1 3 7, ,1 3. Kurang 5 11,7 1 2,3 6 14,0 Total 36 83,7 7 16, ,0 Bedasarkan tabel dapat diketahui bahwa dari hasil tabulasi antara gambaran kelainan kulit dengan tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan sedang dan yang ada gambaran kelainan kulit 58,1%.

21 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Gambaran Karakteristik Responden Hasil penelitian karakteristik melalui wawancara kepada responden dapat dilihat pada lampiran 1, diperoleh bahwa responden yang berada di Yong Panah Hijau lebih banyak pada kelompok umur tahun yaitu 13 orang (30,2%), dan yang terendah berada pada kelompok umur tahun sebesar 9 orang (20,9%). Responden mayoritas mempunyai pendidikan tamat SLTP sebesar 17 orang (39,5%), dan tamat SD ada 14 orang (32,6%), hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden belum dikategorikan baik, berarti bahwa responden belum mengetahui bahaya atau akibat penyakit yang ditimbulkan oleh air. Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003). Menurut pendapatan responden di Yong Panah Hijau pada umumnya berpenghasilan lebih dari RP yaitu 36 orang (83,7%), meskipun sebagian besar mempunyai pendapatan besar tetapi hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga apabila ada salah satu anggota keluarga terkena penyakit kulit yang berbahaya mereka hanya memakai obat seadanya, misalnya hanya memakai obat merah dan membakar kemenyan (oukup). Seseorang yang mempunyai pendapatan yang cukup dapat memanfaatkan pelayanaan kesehatan sehingga dapat cukup untuk membeli obat, membayar transport dan sebagainya. Pendapatan dan semakin tingginya status ekonomi dapat menimbulkan

22 peningkatan gizi, dan kesehatan, meningkatkan daya beli sehingga meningkat pula permintaan barang, pendidikan dan jasa lainnya (Notoatmodjo, 2003). Masa kerja yang pernah dijalani responden sebagai nelayan lebih banyak yang sudah bekerja selama 6-10 tahun yaitu sebesar 22 orang (51,2%), sedangkan yang terendah mempunyai masa kerja selama 1-5 tahun yaitu 9 orang (2,9%). Untuk jam kerja yang dilakukan oleh responden pada pagi hari (jam ), siang hari (jam 12.00) dan malam hari. Masa kerja penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang terpajan dengan faktor resiko. Dengan perbedaaan masa kerja akan berhubungan dengan pajanan terhadap pencemar atau bahan yang beresiko terhadap gangguan kesehatan kulit (Notoatmodjo, 2000). Berdasarkan tabel dan dari hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa responden dengan kelompok umur tahun sebanyak 30% yang mengalami gambaran kelainan kulit, dengan latar belakang pendidikan tamat SLTP 32,5%, yang mempunyai pendapatan lebih dari Rp sebesar 69,7%, dan masa kerja responden 6-10 tahun ada 41,9% dengan jumlah keluarga 6-8 orang sebesar 34,9% Higiene Perorangan dan Kondisi Lingkungan Tentang Kelainan Kulit Higiene Perorangan Tentang Kelainan Kulit Higiene perorangan yang tidak baik merupakan media penyebab infeksi yang ditimbulkan oleh air. Dalam hal ini higiene perorangan seperti mandi 2x sehari, mandi memakai sabun, memakai pakain khusus, pemeriksaan secara berkala di puskesmas, menjaga kebersihan pakaian, berganti pakaian setelah mandi dan memakai sepatu bot. Berdasarkan hasil

23 wawancara dan observasi yang dilakukan kepada responden, bahwa seluruhnya sudah melakukan mandi setiap harinya 43 orang (100%), tetapi lebih banyak yang melaksanakan hanya 1 kali sehari 23 orang (53,5%), dan mayoritas mandi memakai sabun 39 orang (90,7%), hal ini mungkin karena kondisi pekerjaan yang selalu dilakukan mereka dan waktu bekerja untuk melaut kadang-kadang berangkat siang hari dan pulang pada pagi hari sehingga tidak sempat untuk mandi. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan pada umumnya responden memakai pakaian khusus saat berangkat melaut 39 orang (90,7%), menjaga kebersihan pakaian lebih banyak 36 orang (83,7%) sudah dilakukan oleh responden, dan berganti pakaian setiap habis mandi lebih banyak 37 orang (86%) juga sudah dilakukan oleh responden. Untuk pemeriksaan yang dilakukan secara berkala di Puskesmas atau ke dokter pada umumnya tidak pernah dilakukan oleh responden, hal ini meskipun pendapatan mereka lebih dari Rp karena lebih baik untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, apabila ada anggota keluarga yang sakit karena kelainan kulit mereka hanya membeli obat di warung dan memakai obat tradisional, seperti membakar kemenyan (oukup), hal ini dapat dilihat pada lampiran 2. Sedangkan untuk penilaian kategori hygiene responden yang menunjukkan kategori baik yaitu sebesar 21 orang (48,8%) dan hygiene buruk ada 22 orang (51,2%) dapat dilihat pada tabel 4.7 halaman 43. Menurut Azwar, (1996), higiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya untuk mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan tersebut, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan. Penggunaan alat pelindung diri perorangan merupakan alternatif lain untuk melindungi pekerja dari bahaya-bahaya kesehatan. Namun perlu diperhatikan bahwa alat pelindung perorangan harus sesuai dan adekuat untuk bahaya-bahaya tertentu, resisten

24 terhadap kontaminan-kontaminan udara, dibersihkan dan dipelihara dengan baik, serta sesuai untuk pekerja yang memakainya. Untuk alat-alat tertentu seperti alat pelindung pernafasan, sumbat/tutup telinga, pakaian kerja kedap air dan lain-lain mungkin tidak nyaman untuk dipakai terutama dicuaca yang panas. Jadi mungkin diperlukan pengurangan jam kerja paling tidak pada waktu-waktu yang memerlukan pemakaian alat pelindung tersebut (Personal protective equipment) (Kusnoputranto, 2000). Berdasarkan tabel hasil tabulasi silang antara hygiene dengan gambaran kelainan kulit bahwa responden yang mempunyai kategori hygiene baik dan terdapat gambaran kelainan kulit sebesar 39,5%, sedangkan yang mempunyai hygiene buruk dan ada gambaran kelainan kulit sebesar 44,2%. Penyakit yang banyak diderita oleh orang-orang kurang mengerti kebersihan dan banyak bekerja ditempat panas, berkeringat serta kelembaban kulit yang lebih tinggi merupakan penyakit kulit yang banyak disebabkan oleh jamur (Harahap, 1990) Kondisi Lingkungan Berdasarkan hasil wawancara kepada responden bahwa lingkungan kerja yang dilakukan meliputi resiko terkena penyakit kulit, lingkungan rumah selalu dalam keadan baik, mendapat penyuluhan tentang lingkungan yang sehat, aliran pembuangan lancar, pembuangan sampah terurus dengan baik, menggunakan air bersih, rumah memiliki jendela dan sewaktu bekerja pernah digigit binatang. Berdasarkan hal tersebut berarti untuk kondisi lingkungan responden sudah menunjukkan lingkungan buruk 58,1%. Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum, sehingga terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan dari waktu ke waktu semakin

25 berkembang, dengan perkataan lain bahwa teknologi dibidang kesehatan lingkungan menjadi bervariasi, dari yang sederhana sampai pada yang mutakhir (Notoatmodjo, 1997). Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan sandang dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya. Selain itu rumah juga merupakan pengembangan kehidupan dan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan sebagian besar waktunya. Rumah sehat dan nyaman merupakan sumber inspirasi penghuninya untuk berkarya, sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya (Notoatmodjo, 1997). Menurut Kusnoputranto, (1997), sanitasi lingkungan adalah sebagai usaha pengendalian dari semua faktor-faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Berdasarkan tabel dari hasil tabulasi silang antara kondisi lingkungan dengan gambaran kelainan kulit yang terjadi pada nelayan menunjukkan bahwa responden yang mempunyai kondisi lingkungan baik dan ada terdapat gambaran kelainan kulit yaitu 39,5%, sedangkan kondisi lingkungan tidak baik juga ada gambaran kelainan kulit sebesar 44,2%. Infeksi penyakit yang disebabkan oleh air dapat timbul karena kurangnya penyediaan air bersih untuk hygiene perorangan (mandi, cuci dan sebagainya), selain harus mencukupi dalam arti kuantitas untuk kebutuhan sehari-hari juga harus memenuhi persyaratan

26 kualitas yang ditetapkan baik dari segi kualitas fisik, bakteriologis, kimia dan radio aktif (Depkes RI, 1990) Pengetahuan Responden Tentang Kelainan Kulit Perilaku merupakan suatu aktifitas dari seseorang baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Faktor manusia merupakan salah satu media sumber infeksi yang disebabkan oleh air. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti diperoleh bahwa, umumnya responden mengetahui jenis-jenis penyakit kulit 69,8% seperti gatal-gatal, panu, korengan, bisul-bisul, hal ini berarti bahwa meskipun lebih banyak yang mempunyai pendidikan SLTP tetapi mereka sudah tahu apa saja bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh air. Kulit merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan yang berbahaya (Harahap, 1990). Sedangkan responden pada umumnya sudah mengetahui kegunaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mandi, dan keperluan lainnya. Sedangkan akibat dari pencemaran air pada umumnya responden tidak mengetahuinya, hal ini sesuai dengan pendidikan responden yang hanya tamat SLTP. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan (Slamet, 2004). Sedangkan berdasarkan wawancara dan observasi tentang penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh air laut seperti kudis, kurap, kutu air, korengan, panu, jamur dan scabies lebih banyak responden sudah mengetahuinya, sedangkan penyakit kulit dapat menimbulkan kanker pada umumnya responden tidak mengetahui, dan yang dapat menimbulkan infeksi lebih banyak responden sudah mengetahuinya. Hal ini menunjukkan bahwa responden hanya mengetahui

27 tentang penyakit kulit secara umum, dan akibat dari penyakit tersebut apabila sering di garuk akan menimbulkan infeksi sekunder pada kulit tersebut. Kulit terasa sangat gatal di malam hari dan pada kulit terdapat versiculae kecil-kecil berisi cairan bening (Kusnoputranto, 2000). Berdasarkan tabel 4.9. (halaman 45), hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti bahwa responden lebih banyak mempunyai tingkat pengetahuan sedang yaitu 65,1%, hal ini sesuai dengan pendidikan responden yang hanya tamat SLTP. Mengacu dari hasil penelitian bahwa pengetahuan responden tentang gangguan kelainan kulit yang mereka alami bahwa mereka hanya melakukan pengobatan secara tradisional dan hanya membeli obat diwarung terdekat, karena mereka tidak mengetahui bahwa gangguan kelainan kulit tersebut apalagi yang dapat menimbulkan kanker. Berdasarkan hasil tabulasi antara tingkat pengetahuan dengan gambaran kelainan kulit pada nelayan menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan sedang dan ada gambaran kelainan kulit yaitu sebesar 58,1%. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni dengan indera penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sedangkan pengetahuan mengenai kelainan kulit dapat diketahui melalui jenis-jenis penyakit kulit seperti gatal-gatal, panu, korengan, bisul-bisul, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003) Gangguan Kelainan Kulit Gangguan kelainan kulit yang diderita nelayan yang dapat timbul akibat dari higiene dan air yang tidak memadai dapat berupa gatal-gatal, nyeri pada kulit, peradangan, dan sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara kepada responden mereka

28 sebelum bekerja sebagai nelayan lebih banyak tidak menderita gangguan kelainan kulit 32,6%, sedangkan yang setelah bekerja sebagai nelayan menderita gangguan kelainan kulit pada umumnya 95,3%. Lama menderita gangguan kelaianan kulit lebih banyak pada jangka waktu < 1 tahun 3,5%, keluhan gatal-gatal yang dialami responden pada umumnya 90,7%, sedangkan keluhan peradangan pada kulit ada 67,4%, keluhan nyeri yang dialami responden ada 65,1%, dan keluhan luka pada kulit lebih banyak 65,1% dialami responden. Sedangkan yang pernah mendapatkan pengobatan serius lebih banyak yang tidak dialami oleh responden. Penyakit kulit yang diderita lebih banyak tidak menular. Kelainan kulit yang timbul sewaktu bekerja tidak hanya berupa peradangan tetapi mungkin disebabkan karena alergi, tetapi itupun perlu mendapat perhatian yang cukup (Suma mur, 1998). Menurut WHO (1995), penyakit kulit akibat kerja adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit kulit ini meliputi penyakit kulit lama atau baru yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja akan dapat timbul (kambuh) kembali. Zat-zat kimia dapat menyebabkan peradangan kulit oleh satu dari dua mekanisme yaitu iritasi atau reaksi alergi. Pada orang yang peka reaksi alergi akan menimbulkan kelainan kulit yang biasanya 6-48 jam hingga beberapa hari setelah kontak dan kadangkala bisa berlangsung selama 1-2 minggu (Harahap, 1990) Gambaran dan Lokasi Kelainan Kulit Gambaran kelainan kulit yang dialami responden dapat dilihat pada tabel yaitu berupa gatal-gatal, basah pada kulit, merah pada kulit yang dirasakan di tangan, kaki,

29 badan, sela-sela jari, wajah dan ketiak. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada umumnya responden terdapat warna merah, basah dan gatal-gatal dan kebanyakan karena gigitan binatang yang ada di air seperti ubur-ubur, bintang laut, nyamuk dan sebagainya, serta kurangnya kebersihan diri (mandi, kebersihan pakaian, lingkungan kerja dan lingkungan rumah). Sedangkan lokasi timbulnya kelainan kulit yang dialami nelayan lebih banyak di kaki, tangan, sela-sela jari, badan. Sedangkan wajah tidak terkena karena sebagian besar responden memakai alat pelindung diri seperti topi dan masker untuk melindungi dari sengatan matahari dan hempasan air laut apabila ada ombak. Menurut Kusnoputranto (2000), cara penularan penyakit melalui air dengan empat cara yaitu : water borne disease, water washed disease, water based disease dan water rellated insecta vectors. Sedangkan berdasarkan ada dan tidaknya gambaran kelainan kulit, responden yang ada gambaran kelainan kulit (merah, basah dan gatal-gatal) lebih banyak 83,7% dari pada yang tidak ada gambaran kelainan kulit 16,3%. Hal ini berarti keluhan penderita kelainan kulit bervariasi mulai dari tanda keluhan sampai mengeluh sangat gatal dan nyeri karena terjadinya infeksi sekunder dan peradangan. Lokasi yang sering dialami terutama pada tangan, kaki, lengan, badan. Bisa disertai ruam pada kulit yaitu terdapat lepuhan-lepuhan/gelembung-gelembung kecil yang sangat gatal. (Harahap, 1990).

30 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, pendapatan, masa kerja, jam kerja dan jumlah anggota keluarga. Untuk kelompok umur tahun sebesar 30,2%, mayoritas responden mempunyai pendidikan tamat SLTP sebesar 39,5%, pendapatan responden pada umumnya lebih dari RP yaitu 83,7%, masa kerja yang pernah dijalani responden lebih banyak bekerja selama 6-10 tahun sebesar 51,2%, jam kerja yang dilakukan responden lebih banyak pada pagi hari yaitu jam WIB. 2. Keadaan higiene responden seperti mandi 2 kali sehari seluruh responden sudah melakukannya, tetapi lebih banyak yang melakukan mandi 1 kali sehari, mandi memakai sabun sudah dilakukan oleh responden, sudah memakai pakaian khusus saat berangkat melaut, menjaga kebersihan pakaian, sudah dilakukan oleh responden, dan pada umumnya responden berganti pakaian setiap habis mandi. Kebersihan lingkungan rumah lebih banyak dalam keadaan kondisi bersih, lingkungan kerja yang dilakukan mempunyai resiko terkena penyakit kulit. 3. Pengetahuan responden tentang gangguan kelainan kulit sudah menunjukkan kategori pengetahuan sedang (65,1%). 4. Gambaran kelainan kulit yang terjadi pada nelayan ada terdapat warna merah pada kulit, dan merasakan gatal-gatal pada kulit karena disebabkan oleh air atau digigit

31 binatang, sedangkan lokasi kelainan kulit pada kaki, tangan, sela-sela jari, badan dan wajah Saran 1. Kepada pada nelayan diharapkan memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan, topi, sepatu dan baju overall dan mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan setempat, dan selalu rutin memeriksakan kesehatan terutama apabila terjadi kelainan pada kulit. 2. Kepada Puskesmas Labuhan Deli agar ikut mendukung program pencegahan dan pemberantasan penyakit kulit dalam meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan kesehatan nelayan

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH, PERSONAL HYGIENE DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) Kelompok Intervensi O1 X O2

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) Kelompok Intervensi O1 X O2 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan rancangan Separate Sample Pretest-Postest (Notoatmodjo, 2005). Pretest Intervensi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia sangat penting. Oleh karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO), pada tahun 2008 memperkirakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO), pada tahun 2008 memperkirakan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO), pada tahun 2008 memperkirakan ada sekitar 2,34 juta orang meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. gangguan kesehatan maupun penyakit, seperti penyakit kulit.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. gangguan kesehatan maupun penyakit, seperti penyakit kulit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang maksimalnya kinerja pembangunan kesehatan (Suyono dan Budiman, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kurang maksimalnya kinerja pembangunan kesehatan (Suyono dan Budiman, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup sehat adalah kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar bagi manusia, namun masih banyak faktor yang menimbulkan berbagai gangguan kesehatan dan kurang maksimalnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA (AI) DI RW02 KELURAHAN PANUNGGANGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANUNGGANGAN KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan keadaan kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya. Derajat kesehatan yang setinggitingginya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks, yang berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Kaliyoso terdapat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah barat

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN AIR SUNGAI LAU GERBONG DAN KELUHAN KESEHATAN KULIT DI DESA PERBESI KECAMATAN TIGA BINANGA KABUPATEN KARO TAHUN 2010 No. Responden : IDENTITAS RESPONDEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar negara Indonesia adalah laut. Berbagai ukuran geostatistik

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar negara Indonesia adalah laut. Berbagai ukuran geostatistik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagian besar negara Indonesia adalah laut. Berbagai ukuran geostatistik menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, luas wilayah lautnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan hasil observasi lingkungan ditemukan 80% rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat perlu. Dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat perlu. Dengan cara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia adalah sangat penting. Oleh karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat perlu. Dengan cara memelihara

Lebih terperinci

Gambaran Perilaku Hidup Sehat Dalam Mencegah Penyakit Pada Petugas Kebersihan Di TPS Danau Bratan Dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang

Gambaran Perilaku Hidup Sehat Dalam Mencegah Penyakit Pada Petugas Kebersihan Di TPS Danau Bratan Dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang Gambaran Perilaku Hidup Sehat Dalam Mencegah Penyakit Pada Petugas Kebersihan Di TPS Danau Bratan Dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang Amanda Rusyda Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin

Lebih terperinci

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN Lampiran. Persetujuan Menjadi Responden PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan dibawah ini : Nama :. Umur :. Alamat :. Setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian ini maka

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian infestasi kutu kepala di Indonesia cukup tinggi karena sering menyerang masyarakat luas, hal ini berkaitan dengan iklim negara kita yang tropis dan memiliki

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran-1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Penyakit Skabies pada Santri Perempuan di Pesantren Syamsudhuha Cot Murong Kecamatan Dewantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia.ispa menyebabkan hampir 4 juta orang meninggal setiap

Lebih terperinci

Kode. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Kode. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Kode Hubungan Peran Orang Tua dalam Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan Kekambuhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita

Lebih terperinci

Daftar pertanyaan yang diambil dari Quesioner Riskesdas No Kode Quesioner Pertanyaan

Daftar pertanyaan yang diambil dari Quesioner Riskesdas No Kode Quesioner Pertanyaan 68 Lampiran Daftar pertanyaan yang diambil dari Quesioner Riskesdas 2007 No Kode Quesioner Pertanyaan Karakteristik Keluarga. RKD07.RT Blok I No.5 Klasifikasi desa/ kelurahan. Perkotaan 2. Pedesaan 2.

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. Kebersihan diri

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. Kebersihan diri 17 3.1. Kerangka Teori BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kebersihan diri Faktor yang mempengaruhi Kebersihan Diri: Ekonomi Sosial Pendidikan Jenis Kelamin Cara menjaga Kebersihan Diri 1. Tangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional 37 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian ini merupakan penelitian survey yang dilakukan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi penelitian ini terdiri dari 3 Puskesmas yaitu Kadudampit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah. KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN 2014 Nama : Umur : Tingkat Pendidikan : Tidak Tamat Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salon, dan pekerja tekstil dan industri rumahan (home industry). Pada. pekerja per tahun. (Djuanda dan Sularsito, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. salon, dan pekerja tekstil dan industri rumahan (home industry). Pada. pekerja per tahun. (Djuanda dan Sularsito, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenis pekerjaan yang berhubungan dengan penyakit akibat kerja terutama dermatitis kontak kerja yaitu petani, pekerja bangunan, pekerja salon, dan pekerja tekstil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bulan Agustus 2014 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik berjumlah sekitar

BAB I PENDAHULUAN. bulan Agustus 2014 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik berjumlah sekitar BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jumlah angkatan kerja di Indonesia yang bekerja dibidang pertanian pada bulan Agustus 2014 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik berjumlah sekitar 38,97%. Dibandingkan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - - 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Responden Tabel 4.1 Tabel Karakteristik Responden Petugas Kebersihan Jalan Kabupaten Madiun Tahun 2017 Variabel Frekuensi Persentase Umur 17 48

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Pesantren adalah suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam menerima pelajaran-pelajaran agama Islam sekaligus tempat berkumpul dan tempat tinggalnya (Qomar,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian mengenai hubungan antara kepatuhan konsumsi biskuit yang diperkaya protein tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dengan status gizi dan morbiditas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota Gorontalo. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN Judul penelitian : Perilaku Ibu Primipara dalam Merawat Bayi Baru Lahir di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Medan Maimun. Peneliti : Erpinaria Saragih Saya telah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Deskripsi Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Kota Medan

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Deskripsi Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Kota Medan BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. 1 Deskripsi Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Kota Medan Kelurahan Titi Papan memiliki 16 Lingkungan yang tersebar diwilayah kelurahan Titi Papan. masing masing

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,

Lebih terperinci

PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PEMULUNG DI TPA KEDAUNG WETAN TANGERANG

PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PEMULUNG DI TPA KEDAUNG WETAN TANGERANG PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PEMULUNG DI TPA KEDAUNG WETAN TANGERANG Intan Silviana Mustikawati 1 1 Fikes Universitas Esa Unggul, Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510 intansilviana@esaunggul.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap darah yang berinfestasi di kulit kepala manusia, bersifat menetap dan dapat menimbulkan

Lebih terperinci

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH A. PENDAHULUAN Di Indonesia, bentuk promosi kesehatan di sekolah adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan sekaligus UKS merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat disekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat (healthy life style), tetapi hal ini dipengaruhi oleh faktor. seseorang akan mengatakan betapa enaknya hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat (healthy life style), tetapi hal ini dipengaruhi oleh faktor. seseorang akan mengatakan betapa enaknya hidup sehat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dapat diartikan sebagai keadaan sehat baik secara fisik, mentderajat kesehatan seseorang dipengarual dan spiritual dan sosial sehingga memungkinkan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan masyarakat pekerja Indonesia di masa depan, yang penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan masyarakat pekerja Indonesia di masa depan, yang penduduknya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organisation) dan GATT (General Agreement on Tariff and Trade) yang akan berlaku tahun 2020 mendatang. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I. Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan oleh

BAB I. Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira interogans yang mempengaruhi baik manusia maupun hewan. Manusia terinfeksi melalui

Lebih terperinci

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Lampiran KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA MAKANAN DI RUMAH MAKAN KHAS MINANG JALAN SETIA BUDI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hominis (kutu mite yang membuat gatal). Tungau ini dapat menjalani seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Hominis (kutu mite yang membuat gatal). Tungau ini dapat menjalani seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skabies merupakan penyakit endemi yang menyerang masyarakat. Skabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei var. Hominis (kutu mite yang membuat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Kayubulan Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang pada saat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Hygiene Perawat dan Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di

BAB III METODE PENELITIAN. Hygiene Perawat dan Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di BAB III METODE PENELITIAN.. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk melihat gambaran Perilaku Hygiene Perawat dan Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yang terganggu kesehatannya (Faris, 2009). masyarakat untuk mempertahankan hidupnya dan kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yang terganggu kesehatannya (Faris, 2009). masyarakat untuk mempertahankan hidupnya dan kehidupan. 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar (asasi) manusia dan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran I KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KELUHAN KULIT PADA PEMULUNG DAN GAMBARAN FASILITAS SANITASI DI TPA TERJUN KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2013 Keterangan

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN NOMOR RESPONDEN PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Berikut

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN 69 GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN INFLUENZA DI KELURAHAN WANGUNSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEMBANG KECAMATAN LEMBANG TAHUN 2007 1. Nama : 2. Alamat : Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS LEMBAR OBSERVASI ANALISIS HIGIENE SANITASI, KANDUNGAN ZAT WARNA SINTETIS, PEMANIS BUATAN, DAN BAKTERI Eschericia coli PADA MINUMAN ES JERUK PERAS YANG DIJUAL PEDAGANG KELILING DI KEC. MEDAN BARU KOTA MEDAN

Lebih terperinci

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR 62 PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR A. Data Umum 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : a.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN KAKI LIMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Erris, 2 Marinawati 1 Poltekes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan menjangkiti banyak manusia di seluruh dunia. Sampai saat ini penyakit kecacingan masih tetap

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS CURUG TANGERANG Pengantar : Dengan hormat, nama saya Ade Atik, mahasiswa

Lebih terperinci

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU Norhalida Rahmi 1, Syamsul Arifin 2, Endang Pertiwiwati 3 1,3 Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DI PESISIR PANTAI SINDULANG SATU KECAMATAN TUMINTING TAHUN 2014 Jessy Desiere*, Henky Loho*, Johan Josephus* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konjungtivitis merupakan penyakit mata paling umum didunia. Penyakit konjungtivitis ini berada pada peringkat no.3 terbesar di dunia setelah penyakit katarak dan glaukoma,

Lebih terperinci

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 Jurnal CARE, Vol. 3, No., 05 5 PELAKSANAAN PROGRAM UKS DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG KOTA MALANG Erlisa Candrawati ) ; Esti Widiani ) ),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani dan didukung

Lebih terperinci

I. PENENTUAN AREA MASALAH

I. PENENTUAN AREA MASALAH I. PENENTUAN AREA MASALAH Dalam menentukan area masalah, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi dan wawancara dengan tenaga kesehatan di daerah keluarga binaan, berdasarkan data

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 64 LAMPIRAN Arie Wahyudi 0410034 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2007 IDENTIRTAS RESPONDEN

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL 6 Sri Wahyuni ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit berbahaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Heukelbach et al. 2006). Skabies terjadi pada kedua jenis kelamin, di segala usia,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Heukelbach et al. 2006). Skabies terjadi pada kedua jenis kelamin, di segala usia, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skabies adalah penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit, yang umumnya terabaikan sehingga menjadi masalah kesehatan yang umum di seluruh dunia (Heukelbach et al. 2006).

Lebih terperinci

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik 1 Hidup Sehat untuk Jadi Anak Hebat Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Kesehatan juga merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada makhluknya. Dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) Puskesmas yang ada di Kabupeten Pohuwato, dimana

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH Lampiran 1 50 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH Nama Alamat Umur Status dalam keluarga Pekerjaan Pendidikan terakhir :.. :..

Lebih terperinci

SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO

SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO Zainudin Lakodi NIM 811409110 Program study Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang kini sedang menghadapi masalah kebersihan dan kesehatan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gaya hidup yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di Puskesmas Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di Puskesmas Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini berisi hasil dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan selama dua minggu mulai tanggal 21 Mey sampai dengan 4 Juni 2013,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari 3 kali sehari dan berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan

Lebih terperinci

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK CARA PRODUKSI PANGAN SIAP SAJI YANG BAIK BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Persyaratan Karyawan

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA KUTA MBELIN KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA KUTA MBELIN KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA KUTA MBELIN KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO Rini Andarwati Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Medan Abstrak Penggunaan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Saat ini penduduk dunia yang tinggal di perkotaan bertambah banyak. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Saat ini penduduk dunia yang tinggal di perkotaan bertambah banyak. Pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Saat ini penduduk dunia yang tinggal di perkotaan bertambah banyak. Pada tahun 2008 dilaporkan ada separuh penduduk dunia tinggal diperkotaan. Proses urbanisasi tidak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. sebagai salah satu kegiatan penelitian Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. sebagai salah satu kegiatan penelitian Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Ditempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa program studi keperawatan. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan yang bergizi sangat penting untuk kebutuhan tubuh tetapi makanan yang aman atau terjamin mutunya juga sangat penting agar tidak merusak tubuh karena penularan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah pulau sebanyak buah yang dikelilingi oleh garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah pulau sebanyak buah yang dikelilingi oleh garis pantai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim dan tercatat sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 17.508 buah yang dikelilingi oleh garis pantai sepanjang 81.000

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. No. Responden : Tanggal Wawancara : I. KARAKTERISTIK RESPONDEN. 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Lama bekerja : Jam/hari

LAMPIRAN I. No. Responden : Tanggal Wawancara : I. KARAKTERISTIK RESPONDEN. 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Lama bekerja : Jam/hari LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN HYGIENE PERORANGAN DAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KELUHAN GANGGUAN KULIT PADA PEKERJA PENGUPAS UDANG DI KELURAHAN PEKAN LABUHAN KECAMATAN MEDAN LABUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala. dibebankan padanya (Suma mur, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala. dibebankan padanya (Suma mur, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan kerja adalah gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala sesuatu yang berada

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Kecamatan Pancoran Mas pada bulan Oktober 2008 April 2009 dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing BAB VI HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini disajikan dengan penyajian hasil analisis univariat. Hasil analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing variabel yang diteliti

Lebih terperinci

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad Sarjana S-1 KEPERAWATAN. Diajukan Oleh : NURMA RAHMAWATI J

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad Sarjana S-1 KEPERAWATAN. Diajukan Oleh : NURMA RAHMAWATI J PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT SKABIES TERHADAP PERUBAHAN SIKAP PENDERITA DALAM PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-AMIN PALUR KABUPATEN SUKOHARJO Skripsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena Indonesia beriklim tropis. Iklim tersebut yang mempermudah perkembangan bakteri, parasit maupun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, dan spiritual yang memungkinkan setiap orang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE, HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE, DAN SUMBER AIR BERSIH DENGAN GEJALA PENYAKIT KULIT JAMUR DI KELURAHAN RANTAU INDAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS DENDANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2013 *V.A

Lebih terperinci