BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

BAB II LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA DEPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB I PENDAHULUAN. serta kepastian dari hasil evaluasi laporan keuangan. terhadap pihak intern dan ekstern perusahaan selama periode tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi para pelaku bisnis tersebut. perkembangan perusahaan untuk periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. arus kas (Sulistyawan dan Septiani, 2015). Penilaian ini dapat dilihat dari

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tidak menentu pada saat sekarang ini membuat perusahaan harus memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

MANFAAT INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA YANG AKAN DATANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1. KONSEP DASAR. Asumsi dan Konsep dasar. Standar Akuntansi. Metode dan Prosedur. Laporan Keuangan. Laporan Laba Tidak Dibagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan dan keberhasilan usaha tidak selalu disebabkan oleh kurangnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Keuangan: Neraca

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur. Go Publik di Bursa Efek Indonesia)

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sekarang. Penelitian terdahulu meliputi : Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Widya Trisnawati adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sebuah negara, pembangunan menjadi salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas usaha baik badan maupun perseorangan tidak dapat terlepas dari kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian suatu negara yang seringkali mengalami pasang

BAB I PENDAHULUAN. sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup

Transaksi Jurnal Buku Besar Neraca Lajur Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. menjelaskan kondisi keuangan suatu entitas yang ingin disampaikan kepada pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

Fokus utama dari pelaporan keuangan adalah laba. Informasi laba merupakan indikator utk menilai kemampuan perusahaan dlm menghasilkan kas di masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Laporan Keuangan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan keuangan merupakan pusat dari akuntansi keuangan yang terdiri atas laporan keuangan utama yaitu neraca, laporan laba-rugi, dan laporan arus kas (Stice dan Skousen: 2004, 12). Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009), laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. b. Tujuan Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut suatu

laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik serta arus kas. c. Manfaat Laporan Keuangan Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 8 yang menggantikan SFAC no. 1 dinyatakan manfaat laporan keuangan, yaitu bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang: 1) dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional, 2) dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang yang berasal dari pembagian deviden ataupun pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan, 3) berisi tentang sumber daya ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau pemilik modal, 4) berisi tentang prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditor sering menggunakan informasi masa lalu untuk membantu menaksir prospek perusahaan. d. Komponen dan Karakteristik Laporan Keuangan 1) Komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: (a) neraca, adalah laporan posisi keuangan dari entitas pada suatu tanggal tertentu biasanya pada akhir tahun, (b) laporan laba rugi, adalah laporan hasil operasi suatu entitas selama periode tertentu misalnya satu bulan atau satu tahun,

(c) laporan perubahan ekuitas, adalah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan yang terjadi dalam ekuitas pemilik pada suatu entitas untuk suatu periode tertentu, (d) laporan arus kas, adalah laporan yang menggambarkan jumlah kas masuk (penerimaan kas) dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dalam suatu periode tertentu, (e) catatan atas laporan keuangan, adalah catatan yang berisi informasi tambahan dan juga informasi mengenai hal-hal yang tidak terdapat dalam keempat laporan sebelumnya. 2) Karakteristik Laporan Keuangan Agar informasi dalam laporan keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan oleh pemakainya maka laporan keuangan harus memiliki karakter kualitatif. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) menyebutkan empat karakteristik kualitatif laporan keuangan sebagai berikut: (a) Dapat dipahami. Kualitas penting informasi yang ada di dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. (b) Relevan. Informasi harus relevan agar bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam memproses pengambilan keputusan. Informasi mempunyai kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu dan masa kini, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi

mereka masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Informasi dipandang material kalau ada kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut yang dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil atas dasar laporan keuangan. (c) Keandalan. Informasi juga harus andal (realiable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Unsur-unsur substansi mengungguli bentuk, netral pertimbangan sehat dan kelengkapan. (d) Dapat dibandingkan. Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. 2. Laba bersih Laba bersih (net income atau earning) dapat diartikan sebagai suatu ukuran kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Laba merupakan suatu ukuran berapa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar (beban dan kerugian). Laba dapat didefinisikan sebagai kenaikan atau peningkatan kesejahteraan. Pengukuran laba merupakan informasi penting yang menunjukkan prestasi perusahaan dan informasi yang berguna sebagai dasar pembagian laba, kebijakan investasi, dan pembagian hasil. SFAC nomor 8 menyatakan bahwa informasi laba berfungsi untuk menilai kinerja manajemen, membantu memperkirakan kemampuan laba dalam jangka panjang, memprediksi laba, menaksir resiko dalam meminjam atau investasi. Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran

presensi, hasil usaha, laba dan posisi keuangan. Pengukuran laba penting untuk menentukan prestasi perusahaan dan sebagai informasi bagi pembagian dividen dan penentuan kebijakan investasi. Penghitungan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Masyarakat bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan probabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit. Perhitungan laba rugi penting karena menyediakan informasi kepada investor dan kreditor yang membantu mereka meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan (Kieso dan Weygandt, 2004: 149). Untuk menentukan keputusan investasi, calon investor perlu menilai perusahaan dari segi kemampuannya untuk memperoleh laba bersih sehingga diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Untuk itu perusahaan harus mampu memaksimalkan laba. Sasaran pertama perusahaan yang sering dinyatakan adalah memaksimumkan laba atau keuntungan (Rahardjo, 2007: 8). 3. Arus Kas Operasi a. Pengertian Berdasarkan PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI 2009) jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi yang utama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan, karena itu arus kas biasanya berasal dari

transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba dan rugi bersih. Keterkaitannya dengan laba merupakan alasan untuk mengklasifikasikan arus kas tersebut sebagai arus kas operasi (Dyckman, Dukes dan Davis, 2000: 554). Faktor penting dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan adalah berupa kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas positif dari kegiatan operasionalnya (Djarwanto, 2004: 124). b. Contoh Arus Kas Operasi Contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 (IAI 2009) adalah sebagai berikut: 1) penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, 2) penerimaan kas dari royalti, komisi, dan pendapatan lain, 3) pembayaran kas kepada karyawan, 4) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa, penerimaan kas dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim anuitas dan manfaat asuransi lainnya, 5) pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan, kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi, 6) penerimaan dan pembayaran dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait laba. Aktivitas operasi meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi dan dengan pos-pos operasi dalam neraca, umumnya pos modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran dimuka, utang dan beban akrual.

Aktivitas operasi juga meliputi transaksi dan peristiwa yang tidak cocok untuk dikelompokkan ke dalam aktivitas investasi atau aktivitas pendanaan. Stice dan Skousen (2004: 320) menjelaskan berbagai aktivitas yang termasuk ke dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut: 1) kas masuk dari: (a) penjualan barang dan jasa, (b) penjualan efek yang diperdagangkan, (c) pendapatan bunga, (d) pendapatan deviden 2) kas keluar untuk: (a) pembelian persediaan, (b) gaji dan upah, (c) pajak, (d) beban bunga, (e) beban lainnya, (f) pembelian efek. Untuk mencapai tujuan ini dan untuk membantu investor dan pihak lain dalam analisis arus kas, laporan arus kas harus melaporkan pengaruh operasi suatu perusahaan atas kas selama satu periode dan kenaikan atau penurunan bersih dalam kas selama suatu periode. c. Pelaporan Arus Kas Operasi 1) Metode Langsung PSAK No. 2 paragraf 18 (IAI 2009), menyatakan perusahaan disarankan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik:

(a) dari catatan akuntansi perusahaan, atau (b) dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pospos lain dalam laporan laba rugi (c) perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode berjalan, (d) pos bukan kas lainnya, (e) pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Contoh perhitungan arus kas operasi dengan metode langsung: Arus kas dari kegiatan operasi: kas yang diterima dari pelanggan... Rp 58.000.000 pembayaran kepada pegawai... Rp (26.000.000) pembayaran untuk kegiatan administrasi dan penjualan... Rp (12.000.000) arus kas masuk bersih dari kegiatan operasi... Rp 20.000.000 2) Metode Tidak Langsung Pada metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh: (a) perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan, (b) pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba

perusahaan assosiasi yang belum dibagikan, serta hak minoritas dalam laba rugi konsolidasi, (c) semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Contoh perhitungan arus kas operasi dengan metode tidak langsung: Arus kas dari aktivitas operasi : laba bersih.. Rp 22.000.000 ditambah (dikurangi) untuk merekonsiliasi laba bersih dan arus kas masuk operasi bersih: kenaikan piutang usaha.. Rp (8.000.000) kenaikan hutang gaji... Rp 2.000.000 beban penyusutan... Rp 4.000.000 arus kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp 20.000.000 4. Arus Kas Operasi Masa Depan Menurut Stice dan Skousen (2004: 28) arus kas operasi masa depan adalah arus kas operasi perusahaan di masa yang akan datang atau di periode berikutnya yang diharapkan mampu berkembang dengan baik sesuai dengan prediksi yang telah dilakukan sebelumnya. Kreditor berharap agar bunga dan pokok pinjamannya dibayar dengan uang kas di masa depan. PSAK No. 2 paragraf 4 (IAI 2009) menyatakan bahwa: Arus kas operasi masa depan adalah indikator arus kas yang paling baik dalam menilai kemampuan perusahaan di periode yang akan datang yang dibuat melalui prediksi pada tahun sebelumnya, misalnya

menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga. Berdasarkan pengertian diatas, arus kas operasi masa depan adalah keadaan arus kas operasi suatu perusahaan pada suatu periode yang merupakan realisasi dari usaha masa lalu yang sebelumnya telah diprediksi dengan menggunakan data-data historis. 5. Prediksi Laba dan Arus Kas Prediksi merupakan alat bantu yang penting untuk pengambilan suatu keputusan berkaitan dengan resiko yang akan dihadapi. Adapun kriteria nilai prediksi secara umum adalah suatu probabilitas hubungan antara kejadian ekonomi yang penting bagi pengambilan keputusan dan variabel prediktor yang relevan dalam informasi akuntansi. Kecenderungan untuk meramalkan atau menduga suatu peristiwa secara lebih tepat khususnya dalam bidang ekonomi akan memberi dasar yang lebih baik untuk perencanaan. Prediksi atau peramalan dapat digunakan untuk mengetahui keadaan usaha di masa mendatang. Peramalan dilakukan atas dasar data yang didapat dari periode yang lalu. Likuiditas perusahaan bisa diukur dengan beberapa alat, salah satu alat yang berguna adalah peramalan kas jangka pendek. Peramalan kas jangka pendek ini berguna bagi pemakai internal dan eksternal. Bagi pengguna internal seperti manajer dan auditor, peramalan arus kas operasi diperlukan untuk mengevaluasi aktivitas operasi perusahaan sekarang dan di masa yang akan datang, sedangkan bagi para pemakai eksternal seperti kreditor, peramalan arus kas operasi digunakan untuk melihat kemampuan

perusahaan membayar hutang jangka pendek. Relevansi dari peramalanperamalan ini sebagian besar bergantung pada kewajaran akurasi yang diberikan oleh analis, manajemen, atau model-model statistik (Belkaoui, 2007: 136). Investor pada khususnya dan pasar modal pada umumnya tidak akan memiliki keyakinan pada peramalan laba yang tidak akurat, dan pada akhirnya tidak akan menggunakannya. Prediksi arus kas masa depan merupakan informasi penting yang membantu pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka konseptual penelitian. No. Nama Peneliti dan Tahun Penelitian 1. Mufid Adi As ad (2010) 2. Zeffri Setiawan (2010) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Kemampuan Informasi Komponen Arus Kas dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Kemampuan Informasi Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba dan Perubahan Arus Kas di Masa Mendatang Pada Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia - Arus Kas dari Aktivitas Operasi - Arus Kas dari Aktivitas Investasi - Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan - Laba - Arus Kas Masa Depan - Perubahan Laba - Perubahan Piutang - Perubahan Persediaan - Perubahan Biaya Administrasi dan Penjualan - Perubahan Rasio Profit Margin - Perubahan Arus Kas - Prediksi Laba - Prediksi Arus Kas - Komponen arus kas operasi, investasi dan pendanaan masingmasing terbukti berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan namun pengujian komponen arus kas secara bersamaan tidak berpengaruh terhadap laba - Laba berpengaruh dalam memprediksi laba masa yang akan datang Seluruh variable secara parsial berpengaruh terhadap perubahan laba 1 tahun ke depan, kecuali variable perubahan laba.

No. Nama Peneliti dan Tahun Penelitian 3. Robby Cahyadi (2006) 4. Bandi dan Rahma Wati (2005) Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Kemampuan Earnings dan Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Di Masa Yang Akan Datang (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Kandungan Informasi Komponen Arus Kas dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan - Earning tahun t atau arus kas tahun t perusahaan manufaktur tahun 2004. - Earning tahun t- 1 dan arus kas tahun t-1 dari perusahaan manufaktur tahun 2003 - Arus Kas Aktivitas Operasi - Arus Kas Aktivitas Investasi, - Arus Kas Aktivitas Pendanaan - Earning - Arus Kas Masa Depan - earnings lebih baik dalam memprediksi earnings di masa depan dibandingkan arus kas dalam memprediksi earnings, - arus kas lebih baik dalam memprediksi arus kas di masa depan dibandingkan earning dalam memprediksi arus kas, - arus kas memberikan kemampuan prediksi inkramental terhadap arus kas. Informasi earnings dan komponen arus kas merupakan informasi akuntansi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan oleh para analis keuangan, investor, dan manajer dalam menilai prospek dan kinerja perusahaan dalam suatu periode.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual Kemampuan laba dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi masa depan dapat digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut: Laba Bersih Arus Kas Operasi Arus Kas Operasi Masa Depan Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penjelasan gambar: Dari gambar diatas dapat dilihat hubungan kausal antara laba dan arus kas operasi terhadap arus kas operasi masa depan. Pengaruh hubungan antara laba dan arus kas operasi terhadap arus kas operasi masa depan dapat dilihat dari laba dan arus kas operasi tahun sebelumnya. Arus kas operasi masa depan diharapkan lebih baik dibandingkan dengan arus kas operasi tahun sebelumnya. Arus kas operasi masa depan yang lebih baik menggambarkan keberhasilan perusahaan, yang akan menarik minat investor untuk melakukan penanaman modal.

2. Hipotesis Penelitian Menurut Erlina (2008: 49) Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan untuk mengetahui kemampuan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan dinyatakan dalam hipotesis sebagai berikut: : Laba mempunyai kemampuan untuk memprediksi arus kas operasi masa depan. Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009) arus kas dari aktivitas operasi berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan, menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan untuk menilai kebutuhan operasional perusahaan. Hipotesis yang dapat diajukan untuk mengetahui kemampuan komponen arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi masa depan dinyatakan dalam hipotesis sebagai berikut: : Arus kas operasi mempunyai kemampuan untuk memprediksi arus kas operasi masa depan.