GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR PADA ACARA SOSIALISASI PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK) Balikpapan, 28 Februari 2012 Assalaamu allaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita sekalian. Yang terhormat, - Ibu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ka. Bappenas yang diwakili oleh Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Bappenas; - Yang saya Hormati Gubernur Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Gubernur Kalimantan Tengah atau yang Mewakili; - Saudara-Saudara Kepala Badan/Dinas/Unit Satuan Kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan;
- Para Bupati/Walikota se Kalimantan Timur atau Mewakili - Bapak Heru Prasetyo dari UKP4 - Deputi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Bappenas - Para narasumber dari Kementerian dan Lembaga terkait - Saudara-Saudara Kepala Badan/Dinas/Unit Satuan Kerja di Lingkungan Pemerintah Kabupaten di Kalimantan Timur; - Saudara-Saudara Pengurus Lembaga yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan sosial, serta Development Partner; - Hadirin peserta sosialisasi Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca untuk region di Kalimantan. - Hadirin para Undangan yang berbahagia Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-nya, memungkinkan kita semua hadir di tempat ini dalam keadaan sehat wal-afiat guna mengikuti acara SOSIALISASI PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD- GRK). 2
Kepada para peserta dari luar Kalimantan Timur, saya ucapkan selamat datang di Balikpapan dan selamat mengikuti acara pertemuan ini hingga selesai nanti. Hadirin yang berbahagia, Pelaksanaan pembangunan untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat tidak bisa hanya dipenuhi dari keberhasilan peningkatan penghasilan, masyarakat menuntut pula kualitas kondisi lingkungan dan sumber daya alam yang baik, yang bisa juga dinikmati oleh generasi penerus. Tuntutan terhadap pengelolaan lingkungan yang baik juga secara jelas terlihat pada tataran international. Salah satu isu lingkungan yang menjadi pokok pembahasan international adalah pemanasan global dan perubahan iklim, dan Indonesia tidak bisa memisahkan diri dari upaya global mengatasi hal ini. Dengan adanya komitmen dari Pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca pada tahun 2020 sebesar 26 % dengan upaya sendiri dan sebesar 41 % 3
dengan dukungan international mengharuskan adanya rencana yang sistematis dalam implementasi penurunan emisi Gas Rumah Kaca ditingkat Nasional maupun didaerah. Hadirin yang berbahagia, Sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap program penurunan emisi, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah mencanangkan program Kaltim Green pada acara Kaltim Summit 7 Januari 2010 sebagai komitmen pemerintah dan masyarakat Kalimantan Timur untuk melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan (green development). Kaltim Green adalah kondisi Kalimantan Timur yang memiliki perangkat kebijakan, tata kelola pemerintahan serta program-program pembangunan yang memberikan perlindungan sosial dan ekologis terhadap masyarakat Kalimantan Timur, serta memberikan jaminan jangka panjang terhadap keselamatan dan kesejahteraan masyarakat serta keberlanjutan lingkungan hidup. 4
Tujuan Kaltim Green adalah: 1. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kalimantan Timur secara menyeluruh dan seimbang, baik secara ekonomi, sosial, budaya dan kualitas lingkungan hidupnya. 2. Mengurangi ancaman bencana ekologi, seperti banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan di seluruh wilayah Kalimantan Timur. 3. Mengurangi terjadinya pencemaran dan pengrusakan kualitas ekosistem darat, air dan udara di Kalimantan Timur 4. Meningkatkan pengetahuan dan melembagakan kesadaran di kalangan lembaga dan masyarakat Kalimantan Timur akan pentingnya pelestarian sumberdaya alam terbaharukan serta pemanfaatan secara bijak sumberdaya alam tidak terbaharukan. Pada tataran international, Kalimantan Timur telah berperan dalam mitigasi perubahan iklim, sebagai contoh berinisiatif dan terlibat secara aktif dalam forum 5
Governors Climate Forest (GCF) di California pada November 2009 yang kemudian melahirkan Call for Leadership, sebuah himbauan kepada pemimpin dunia untuk mengambil peran lebih progressive dalam upaya pencegahan pemanasan global. Ada banyak hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Diantaranya yakni bekerja sama dalam menstimulasi pertumbuhan ekonomi untuk lapangan kerja hijau, meningkatkan penggunaan energi bersih, mengurangi polusi, menumbuhkan ekonomi hijau (green economy), dan mengurangi pemanasan global. Saat ini Kaltim juga aktif dalam pembangunan demonstration activity (DA) pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi (REDD). Kabupaten Berau dan Kabupaten Malinau menjadi dua kabupaten pertama yang terlibat dalam DA-REDD yang di dukung oleh Pemerintah Jerman (melalui GTZ, KfW) dan TNC. Demonstration Activities (DA) Reducing Emission from Deforestation dan Forest Degradation (REDD) kerjasama Pemerintah 6
Indonesia-Jerman di Kaltim, merupakan bagian dari Forests and Climate Change Programme (FORCLIME), yang terbagi kedalam dua fase, yaitu mendukung kegiatan readiness dan investasi dalam implementasi Demontration Activity di tingkat kabupaten, khususnya di Kabupaten Malinau dan Berau. Hadirin yang berbahagia, Berbagai kerjasama internasional yang dijalin Pemprov Kaltim dengan beberapa lambaga internasional, dirancang untuk mendukung kesiapan REDD Indonesia di level Kabupaten (sub-nasional), sebagai bagian integral dari kesiapan di tingkat nasional. Program ini meliputi program Berau Forest Carbon, melalui pengelolaan hutan lestari (Sustainable Forest Management/SFM) Dalam rangka mendorong konservasi kawasan dan pembangunan berkelanjutan yang lebih luas, kita aktif dalam Inisiatif Heart of Borneo (HoB), inisiasi tiga negara (Indonesia; Malaysia dan Brunai Darussalam) untuk 7
mendorong konservasi dan pembangunan berkelanjutan di jantung Borneo. Inisiatif dan komitmen diatas merupakan salah satu bentuk kesadaran dan keprihatinan Pemerintah Kalimantan Timur atas model pembangunan yang saat ini cenderung masih bersifat ekstraktif dan berjangka pendek. Hal ini terbukti dari kenyataan sulitnya mempertahankan fungsi lingkungan dan sulitnya mencapai pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari. Kaltim sebagai daerah yang kegiatan ekonomi masyarakatnya bersandar pada sumber daya alam, sangat rentan terhadap perubahan iklim. Sektor pertanian, kesehatan, perikanan, kelautan, pariwisata, kehutanan dan perindustrian, merupakan sektor yang kritis terkena dampak. Untuk itu, sektor-sektor tersebut perlu ditingkatkan kemampuannya, beradaptasi dalam menghadapi dampak perubahan iklim, baik dari segi 8
kegiatan ekonomi dan pembuatan kebijakan yang berhubungan dengan perubahan iklim. Hadirin yang saya hormati, Kalimantan Timur dengan pendapatan Produk Domestik Regional Bruto Rp. 390,63 Triliun, 50,79 % diantaranya di topang oleh sektor pertambangan dan industri pengolahan, sementara kedua sektor ini merupakan sektor yang tidak dapat diperbaharui dan pada suatu saat akan habis. Dari segi pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur paling tidak untuk empat tahun terakhir, terlihat adanya kondisi yang fluktuatif. Untuk tahun 2008, ekonomi Kalimantan Timur tumbuh sebesar 4,82%, tahun 2009 turun menjadi 2,28 %, kemudian pada tahun 2010 kembali meningkat menjadi 5,04 % dan tahun 2011 menurun menjadi 3,93%. Fluktuasi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur ini erat kaitannya dengan turunnya kontribusi dan harga migas dan batubara. 9
Dibandingkan dengan di Kalimantan Timur, kontribusi sektor pertambangan dan industri di tiga provinsi lain di Kalimantan, relatif kecil. Di Kalimantan Selatan misalnya, kontribusi sektor tersebut hanya sebesar 32,59 %, di Kalimantan Barat 19,98 % dan di Kalimantan Tengah sebesar 15,30 %. Sebaliknya untuk sektor pertanian kontribusinya sangat dominan yaitu untuk Kalimantan Barat sebesar 24,95 %, Kalimantan Tengah 30,40 % dan Kalimantan Selatan 21,83 %. Hadirin yang berbahagia, Untuk menjawab tantangan diatas Pemerintah Kalimantan Timur telah menyusun suatu kebijakan pembangunan yang diekspresikan dengan slogan MEMBANGUN KALTIM UNTUK SEMUA, melalui Visi Kaltim Bangkit 2013 untuk mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi terkemuka Menuju Mayarakat Adil dan Sejahtera, Untuk mewujudkan Visi tersebut, pemerintah Kalimantan Timur memilih strategi untuk menggeser struktur 10
ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui ke pembangunan ekonomi yang berbasis renewable resources. Selama ini komoditas migas dan batubara diekspor dalam bentuk bahan mentah (primary product). Ini persoalan serius ekonomi daerah yang harus dihadapi Kalimantan Timur, karena ketergantungannya yang tinggi atas sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources). Sumberdaya terus diekploitasi, tetapi tidak ada kompensasi yang seimbang untuk membangun daerah, antisipasi pasca MIGAS dan Pertambangan. Mendesak, diperlukan shifting/pergeseran pendekatan dari ekonomi berbasis unrenewable resources ke renewable resources, dari eksportir bahan mentah menjadi eksportir bahan jadi/olahan (final/processed product) yang berdaya saing (competitiveness), memiliki nilai tambah (value added) dan mampu memberikan multiplier effects yang lebih signifikan bagi kesejahteraan rakyat dan berkelanjutan (sustainable wealth). 11
Keprihatinan atas kondisi ini telah ditangkap pula oleh UNEP yang menyatakan bahwa masa depan yang berkelanjutan hanya dapat diwujudkan bila ada keseimbangan antara pilar ekonomi, lingkungan dan sosial dalam perencanaan pembangunan dan ekonomi yang membentuk ekonomi hijau. Diharapkan perubahan dari ekonomi saat ini menuju ekonomi hijau atau ekonomi yang rendah karbon akan mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial yang lebih baik serta mengurangi resiko lingkungan dan kerusakan ekologi. Model pembangunan ekonomi rendah karbon diharapkan menjadi jawaban atas adanya saling ketergantungan antara ekonomi dan ekosistem serta dampak negatif akibat aktifitas ekonomi termasuk perubahan iklim. Hadirin yang berbahagia, Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Pemerintah Kalimantan Timur menyadari bahwa model pembangunan ekonomi hijau atau pembangunan rendah karbon ideal dilaksanakan di Kalimantan Timur karena tingginya 12
kekayaan dan nilai penting kelestarian keanekaragaman hayati dan jasa-jasa lingkungan di Kalimantan Timur bagi pembangunan di masa yang akan datang. Pembangunan ekonomi rendah karbon juga dipandang sebagai model yang menarik yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tentunya, pelaksanaan pembangunan ekonomi rendah karbon ini tidak dapat dilaksanakan dalam semalam, tetapi perlu ada tahapan dan masa transisi agar dapat membuahkan hasil secara efektif dan nyata. Hadirin yang berbahagia, Kalimantan Timur telah mengambil sejumlah langkah penting menuju penerapan pembangunan rendah karbon antara lain dengan menyusun 1). strategi pembangunan rendah karbon, 2). mendesiminasikan pembangunan rendah karbon ke seluruh pemangku kepentingan, 3). menganalisis kegiatan prioritas untuk mengetahui peluang pengurangan emisi. 13
Diharapkan strategi pembangunan rendah karbon Kalimantan Timur memberikan pedoman menuju emisi lebih rendah sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hadirin yang berbahagia, Permasalahan belum sepenuhnya cara, metode-metode, serta strategi untuk merencanakan, mendesain dan mengimplementasikan aksi-aksi mitigasi GRK di daerah melalui pendekatan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan bertanggung jawab terhadap aspek social, menjadi kendala dalam mencapai target pengurangan emisi. Hal ini perlu diselesaikan dengan pengembangan kapasitas, perencanaan lintas sektor yang handal serta implementasi lapangan yang dapat terukur dalam menghadapi isu perubahan iklim di Kalimantan, apalagi bila hal ini dikaitkan dengan penerapan kebijakan MP3EI di pulau Kalimantan yang ditetapkan sebagai Koridor 3 dengan tema Pusat Produksi Dan Pengolahan Hasil 14
Tambang & Lumbung Energi Nasional dengan kegaitan ekonomi utama pengembangan Migas, pertambangan Batubara, Kelapa Sawit, Besi Baja, Bauksit dan Perkayuan maka RAD GRK yang disusun harus dapat memprediksi dan mengantisipasi perubahan kontribusi emisi dari sektor sektor yang dikembangkan untuk kemudian memberikan arahan kebijakan dan teknologi sehingga pelaksanaan pembangunannya dapat dilakukan dengan ramah lingkungan dan rendah karbon. Hadirin yang berbahagia, Dengan diterbitkannya Peraturan Presiden 61/2011 serta pedoman penyusunan RAD-GRK diharapkan dapat membantu dalam penyusunan rencana aksi penurunan emisi gas rumah kaca yang sinergis dan terintegrasi dan di arus utamakan pada sistem perencanaan pembangunan di daerah (RPJMD, Renstra dan Renja). Mudah-mudahan apa yang kita upayakan pada hari ini akan memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup, penurunan emisi dan pembangunan 15
berkelanjutan di Kalimantan Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya. Saudara Hadirin yang berbahagia, Demikian sambutan dan arahan ini. Akhirnya, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Sosialisasi Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) ini Saya nyatakan resmi dibuka. Terima Kasih. Wassalamu allaikum warahmatullahi wabarakatuh. GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR AWANG FAROEK ISHAK 16