BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan dalam Ujian 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah adalah Sekolah Menengah Akhir (SMA) atau Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Perubahan tingkah laku dapat berupa hasil belajar siswa dalam sebuah

BAB IV HASIL PENELITIAN. mengetahui deskripsi data tentang kecemasan, maka peneliti

ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Demikian pentingnya arti belajar,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

Pengantar SEBELUM PRESENTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyelesaikan pendidikan di sekolah. Ketentuan ini mengacu pada Undang-

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, baik di bidang ekonomi, politik, hukum dan tata kehidupan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

STRATEGI BELAJAR. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd*)

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan adalah reaksi normal terhadap situasi tertentu. Semua orang pernah

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang humanistic skill dan professional skill. Sehingga nantinya dapat

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

( ) Perguruan Tinggi lulus / tidak lulus, semester

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan

Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

BAB I PENDAHULUAN. Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. mensosialisasikannya sejak Juli 2005 (

menjelang minggu ujian akhir Lihat saja kepanikan temantemanmu kalau menjelang UAS, dan tentu saja, perhatikan tempat fotokopian yang bakal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan tinggi memiliki tujuan yaitu menyiapkan peserta didik menjadi

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. pada kesiapannya dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar.

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

Uji Penilaian Profesional Macquarie. Leaflet Latihan. Verbal, Numerikal, Pemahaman Abstrak, Kepribadian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rentang kehidupan, individu berkembang dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting

LISAN TULISAN OBSERVASI SKALA PENILAIAN SOSIOMETRI STUDI KASUS CHECKLIST

Membangkitkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar. (Peace Of Mind)

MEMBANGUN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI MODEL T3C DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

PERKULIAHAN 4: EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT EVALUASI (LANJUTAN)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, perlu ditetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

I. PENDAHULUAN. Setiap diri cenderung memiliki emosi yang berubah-ubah. Rasa cemas merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perdagangan, ekonomi, teknologi, dan lain sebagainya. Sedemikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. antar bangsa yang semakin nyata serta agenda pembangunan menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan di berbagai

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

TIPS MEMBUAT SOAL YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. usaha itu ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Vol.1, No.1, Maret 2017 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

Data Pribadi. Kelas/No. Absen. Alamat/Telp :... Pendidikan Ayah/Ibu. c. di bawah rata-rata kelas. Kegiatan yang diikuti di luar sekolah :.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya Manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan memgetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Lembaga pendidikan pada umumnya dan sekolah-sekolah khususnya merupakan tumpuan harapan para orang tua, siswa, dan warga masyarakat guna memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan sifat-sifat kepribadian utama, sebagai sarana pengembangan karier, peningkatan status sosial dan bekal hidup lainnya. Dalam kegiatan pendidikan, guru memegang peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kecakapan dan kepribadian siswa. Melalui pendidikan siswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan program akademik, tuntutan sosial dan tuntutan psikologis dilembaga pendidikan tempat ia mengembangkan dirinya. Tujuan bimbingan belajar bagi siswa adalah tercapainya penyesuaian akademis secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian secara khusus tujuan bimbingan belajar itu adalah; mengenal, memahami, menerima, mengarahkan dan mengaktualisasikan potensi dirinya secara optimal sesuai dengan program pengajaran. Melain itu juga dapat mengembangkan berbagai keterampilan belajar, mampu memecahkan masalah Keterampilan dalam Ujian 1

belajar. Tujuan bimbingan belajar juga harus mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan memahami lingkungan pendidikan. Pada makalah ini akan membahas keterampilan pokok dalam belajar, yang mana keterampilan belajar itu salah satu tujuan dari bimbingan belajar agar siswa dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Keterampilanketerampilan pokok dalam belajar itu sendiri terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya; Keterampilan mencatat, keterampilan menghapal materi pelajaran, keterampilan mempersiapkan ujian dan keterampilan mengerjakan soal tes/ujian. Pembahasan pada makalah ini akan lebih spesifik membahas tentang keterampilan dalam mempersiapkan ujian dan keterampilan siswa dalam mengerjakan soal tes atau ujian. B. Tujuan Pembahasan Tujuan dari pembahasan materi keterampilan-keterampilan pokok dalam belajar sendiri untuk; 1. Mengetahui seberapa jauh kesiapan siswa dalam mengerjakan soal tes 2. Mengetahui keterampalan-keterampilan dalam mempersiapkan ujian 3. Untuk mencegah/mengurangi kekhawatiran menghadapi tes dapat dilakukan dengan beberapa hal, agar siswa dapat siap 4. Dapat mengetahui hasil tes itu dipengaruhi oleh kesiapan pribadi dalam menghadapi ujian 5. Selain itu juga kita bisa mengetahui hasil tes yang dilaksanakan bisa dipengaruhi oleh keterampilan kita dalam mengerjakan tes tersebut. C. Metode Pembahasan Penyusunan makalah ini dilakukan dengan Studi literatur, dimana para penulis berusaha mengungkapkan konsep-konsep baru dengan cara membaca dan mencatat informasi-informasi yang relevan dengan kebutuhan. Bahan bacaan mencakup buku-buku teks, jurnal atau majalah-majalah ilmiah dan hasil-hasil penelitian (Pidarta, 1999: 3-4). Selain itu data diperoleh secara Keterampilan dalam Ujian 2

online dengan bantuan search engine yang berupa artikel-artikel elektronik yang sesuai dengan pembahasan. D. Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan dalam malkalah ini adalah, Bab I merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang masalah penyusunan makalah, apa tujuan dibuatnya makalah, metode apa saja yang digunakan dalam penulisan makalah serta sistematika penulisan dari makalah ini Bab II, merupakan pembahasan dari makalah, yang berisi tentang keterampilan-keterampilan pokok dalam belajar yang diantaranya; keterampilan dalam mempersiapkan ujian dan keterampilan dalam mengerjakan soal tes atau soal ujian. Bab III, merupakan penutup yang berisi kesimpulan. Daftar pustaka Keterampilan dalam Ujian 3

BAB II PEMBAHASAN Mengerjakan tes atau ujian merupakan aktivitas yang sangat dekat dengan kita, baik ketika sekolah, memasuki dunia kerja, atau bahkan ketika akan dipromosikan dalam karir. Mengerjakan tes atau ujian terkadang bukan hanya masalah kita menghapal materi kemudian mengerjakan soal. Sesungguhnya ketika mengerjakan soal tes atau ujian terjadi banyak proses yang terkait bukan hanya pada saat kita mengerjakan tes, akan tetapi juga bagimanakah persiapan kita sebelumnya, reaksi emosional, serta fisik yang bercampur menjadi satu. Dalam mengerjakan soal tentunya tidaklah cukup mengandalkan hapalan yang kita miliki dalam menjawab soal, akan tetapi lebih dari itu, bagaimana persiapan kita, strategi yang kita pilih untuk menyelesaikan soal menjadi kunci sukses tidaknya kita mengerjakan tes atau ujian. A. Keterampilan Mempersiapkan Ujian Ketika seorang peserta didik akan menghadapi ujian, emosi peseerta didik tersebut naik dan kepanikan pun terjadi. Peserta didik tersebut cenderung merasa khawatir, bingung dan lekas marah,s ecdangkan orang tua merasa tidak berdaya dan cemas. Ancaman penilaian ujian merupakans alah satu ancaman yang dapat menurunkan motivasi belajar. Ketika seorang peserta didik akan menghadapi ujian, emosi peseerta didik tersebut naik dan kepanikan pun terjadi. Hal ini diidentifikasi sebagai masalah terbesar dalam pendidikan yang perlu mendapatkan perhatian. Kegelisahan menghadapi ujian dideinisikan sebagai perasaan tidak menyenangkan atau keadaan emosional yang mempengaruhi sisi psikologis serta perilaku, dan hal tersebut dialami saat menghadapi ujian formal atau situasi evaluatif lainnya. Tinjauan luas penelitian Ray Hembree (Woldkowski, 2004:130) mengemukakan bahwa peserta didik yang terlalu gelisah dalam menghadapi Keterampilan dalam Ujian 4

ujian menempatkan diri mereka dalam penghargaan yang lebih rendah dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki sedikit kegelksahan dalam menghadapi ujian. Peserta didik tersebut sulit berkonsentrasi, menyelesaikan tugas, dan mengingat-ngingat konsepnya. Dalam menjelang ujian ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan diantaranya; 1. Persiapan Mental Mengerjakan sebuah ujian atau tes bukanlah hanya masalah apakah kita menguasai pokok materi atau tidak. Seringkali kita mendapati anak yang cerdas tetapi sering mendapatkan nilai yang rendah pada ujian atau tes. Hal ini mungkin saja terjadi karena mengerjakan soal ujian atau tes menuntut proses mental yang dipengaruhi berbagai faktor. Karena faktor mental menjadi dominan pada waktu kita mengerjakan tes atau ujian maka faktor mental ini juga mempunyai pengaruh yang besar dalam menyumbangkan keberhasilan mengerjakan tes atau ujian. Faktor mental yang dimaksud adalah kondisi psikologis testee (orang yang mengerjakan tes atau ujian) pada waktu akan mengerjakan dan ketika mengerjakan tes atau ujian. Kekhawatiran menghadapi tes atau ujian diberi label kekhawatiran karena perasaan ini sebagian besar disebabkan oleh rasa takut yang, muncul oleh imajinasi. Umumnya, rasa takut berdasarkan realitas, sementara kekhawatiran adalah rasa takut karena imajinasi atau bayangan yang tidak jelas sebabnya. Kondisi mental atau aspek psikologis perlu dipersiapkan dalam menghadapi ujian dengan cara menanamkan pengertian dalam benak kita, bahwa kita harus benar-benar siap menghadapinya; tidak ada istilah takut, ragu, khawatir ataupun cemas. Untuk mencapai kesiapan ini diperlukan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian jauh sebelum ujian dilaksanakan diantaranya: a. Menanyakan hal yang belum dipahami bisa kepada guru ataupun kepada teman Keterampilan dalam Ujian 5

b. Mengefektifkan waktu atau jadwal belajar c. Mengerjakan atau mengumpulkan soal-soal sebanyakmungkin d. Membuat kelompok belajar atau kelompok diskusi sebagai ajang saling bertanya dan saling menguji e. Menyiapkan lingkungan sekitar, misalnya lingkungan rumah, agar kegiatan belajar tidak terganggubicarakan dengan anggota keluarga untuk tidak ribut pada jam belajar. Kekhawatiran menghadapi tes atau ujian memiliki berbagai tingkatan, dari ringan sampai berat, yaitu; a. Kekhawatiran yang ringan dalam menghadapi tes atau ujian sebenarnya berita baik. Kekhawatiran ringan itu memacu hormon adrenalin kita sehingga menciptakan kewaspadaaan yang membuat kita lebih terfokus dalam menyelesaikan tes atau ujian. Konsentrasi tetap tinggi pada kondisi ini. b. Kekhawatiran yang berada di atas ringan adalah kekhawatiran tingkat tinggi, kekhawatiran tingkat tinggi dapat mengakibatkan otak berhenti bekerja untuk sementar. Pernahkah kita menglami kesulitan menjawab soal ketika mengerjakan tes atau ujian, tetapi setelah ujian selesai dan stres mereda, otak kita kembali aktif, jawaban itu menjadi jelas. c. Jenis kekhawatiran yang berat atau hebat dalam menghadapi tes atau ujian memang tidak terlalu umum, tetapi jika kekhawatiran jenis itu menyerang dapat terjadi tekanan hebat yang secara mental dan fisik, seperti bisul, muntah-muntah, depresi yang akut. Sehingga jika Anda mengalami kekhawatiran jenis ini sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter spesialis. Kekhawatiran seringkali disebabkan oleh banyak hal, sehingga mungkin saja berbeda antar orang yang satu dengan yang lain. Diantaranya; a. Pada umumnya faktor yang membuat orang khawatir adalah kurangnya persiapan yang merangsang timbulnya perasaan tidak Keterampilan dalam Ujian 6

nyaman yang berkaitan dengan sesuatu yang tidak diketahui. Bayangkan ketika kita berada di kelas III SMA yang akan menghadapi ujian nasional. Akan tetapi kita tidak banyak meluangkan waktu untuk belajar. Sampai akhirnya waktu ujian tinggal satu bulan lagi. Apakah muncul perasan khawatir pada saat itu, apakah kita stress menghadapi keadaan itu? pada umumnya ya, kita kan khawatir dan stress menghadapi ujian nasional tersebut. b. Penyebabkan munculnya kekhawatiran yang kedua adalah karena kita pernah mengalami kegagalan sebelumnya. Kita selalu saja mendapatkan nilai rendah pada pelajaran matematika sehingga ketika dalam ujian nasional terdapat mata pelajaran matematika kita menjadi khawatir. Apakah kita akan dapat menghadapi ujian nasional tersebut atau tidak. Kedua penyebab munculnya kekhawatiran itu kemudian berkembang dalam diri seseorang dan seringkali memunculkan imajinasi sendiri akan pada diri seseorang 2. Menjaga kesehatan badan Dalam mengerjakan tes atau ujian selain faktor mental, tentunya juga dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu fisik. Akan berbeda tentunya orang yang mengerjakan tes atau ujian dalam keadaan sehat fisiknya dan dalam keadaan sakit. Untuk itu faktor fisik ini harus juga menjadi perhatian, apabila kita ingin berhasil dalam tes atau ujian. Bayangkan kita belajar dengan giat siang dan malam untuk menghadapi tes masuk perguruan tinggi negeri, akan tetapi pada hari pelaksanaan ujian kita terserang sakit, akankah kita akan optimal mengerjakan sal-soal dalam ujian tersebut? Untuk itu jauh-jauh hari sebelum hari pelaksanaan tes atau ujian harus mempersiapkan fisik kita sehat. Menjaga kondisi tubuh agar selalu prima termasuk salah satu faktor penunjang dalam mempersiapkan ujian, dengan cara; Keterampilan dalam Ujian 7

a. Istirahat yang cukup, artinya tidak melakukan aktivitas yang berlebihan (tidak terlalu cape) atau tidur larut malam, tapi biasakan lah tidur cukup agar kondisi tubuh tidak menurun. b. Makan secara teratur serta mengkonsumsi akanan yang sehat ditambah dengan buah-buahan dan vitamin, hindarilah makanan yang kurang bermanfaat bagi tubuh. c. Olah raga teratur, artinya membiasakan diri berolahraga minimal menggerakkan badan selama sepuluh menit setiap bangun tidur dan pilihlah olahraga yang kemungkinan cideranya kecil misalnya jogging. 3. Kepercayaan pada diri sendiri Kepercayaan pada diri sendiri perlu dikembangkan dalam rangka persiapan menghaapi ujian. Kurang percaya diri dapat mengakibatkan kegugupan, cemas, merasa tidak yakin dengan diri sendiri atau menyebabkan kita terlalu berhati-hati dan takut berbuat sesuatu hal semacam itu tentu saja menghambat proses belajar dan merugikan diri sendiri dalam mengerjakan ujian. Dalam mempersiapkan tes atau ujian terkadang kita merasa grogi, stres, kurang percaya diri pada kemampuan yang dimilikinya dan sebagainya. Bisa dilihat contoh kasus pada siswa yang biasanya mengalami hal tersebut ketika akan menghadapi Ujian Nasional. Untuk membantu siswa agar tidak grogi,stres dan hilang kepercayaan dirinya ketika akan menghadapi ujian, sekolah harus bisa menbuat siswanya menjadi biasa dengan situasi Ujian, sangat penting sekolah mengadakan pelatihan menghadapi Unas. Pelatihan itu dapat meliputi beberapa hal seperti: a. penyelesaian bahan yang mau diujikan, bila memang bahan belum selesai, b. pelatihan mengerjakan soal-soal yang dibuat mirip dengan model Unas. Keterampilan dalam Ujian 8

Dalam pelatihan itu, prosesnya dibuat seperti seakan-akan Unas. Soalnya disusun dalam bentuk Unas, peraturan ujian seperti Unas, pengawas bukan gurunya sendiri. Jadi sungguh melakukan simulasi seakan-akan unas betul. Pelatihan atau simulasi ini dapat dilakukan beberapa kali agar siswa menjadi terbiasa. Dengan demikian siswa bisa kembali memiliki kepercayaan pada dirinya karena terbiasa dengan kondisi seperti itu. B. Keterampilan Mengerjakan Soal Tes/Ujian Hasil tes yang kita laksanakan selain dipengaruhi oleh kesiapan kita dalam menghadapi ujian, juga dipengaruhi oleh keterampilan dalam mengerjakan tes tersebut. 1. Mengerjakan tes uraian Sebelum mengikuti tes atau ujian yang berbentuk uraian, maka kita perlu menebak pertanyaan yang akan muncul, tuliskan jawaban kita sebelumnya seakan kita sedang mengikuti tes. Beri waktu sama dengan waktu kita di kelas. Ketika tes atau ujian berlangsung, baca baik-baik pertanyaan, jika diizinkan garis bawahi kata-kata kunci dalam pertanyaan itu. Jika pertanyaan punya banyak bagian, gunakan peta belajar untuk menyusun kembali pertanyaan dan bagian-bagiannya. Pada tes yang berbentuk uraian, guru akan mencari tiga unsur utama, yaitu ; pengetahuan siswa akan subyek, kemampuan siswa mengorganisasikan pikiran, dan keterampilan siswa dalam menulis. Untuk itu maka jawaban yang harus siswa berikan harus juga memilki tiga bagian utama, yaitu: pengantar, tubuh/isi, kesimpulan. Pada bagian pengantar, nyatakanlah kembali atau tafsirkan pertanyaan dengan menggunakan beberapa kata dari pertanyaan. Kemudian lanjutkan jawaban kita dengan tubuh / isi, dengan menggunakan kata-kata atau kalimat peralihan yang dapat berasal Dari pengantar. Nyatakan ide-ide siswa dengan jelas dan ringkas. Dukung Keterampilan dalam Ujian 9

ide-ide pikiran utama kita dengan contoh atau penjelasan yang lebih kongkrit Adapun beberapa pokok yang harus diperhatikan dalam mengerjakan tes uraian; a. Sebelum menulis jawaban, tulislah terlebih dahulu pokok-pokok atau garis besar jawaban untuk setiap pertanyaan. Hal ini perlu dilakukan supaya kita dapat menulis jawaban dengan teratur, mencegah lupa akan hal-hal yang akan kita masukkan dalam jawaban. b. Jawablah dengan tepat dan lengkap Artinya kita diharapkan untuk menunjukkan apa yang kita kuasai mengenai persoalan yang kita tanyakan sesuai dengan apa yang ditanyakan dalam soal, luasnya jawaban itu perlu disesuaikan dengan banyaknya pertanyaan dan lamanya waktu yang disediakan. c. Mulailah lebih dulumenjawab pertanyaan yang paling mudah ika kita mendahulukan soal yang sukar, energi kita akan banyak diperlukan untuk mengerjakan tugas ini, dan mungkin pada pertanyaan yang mudah kita tidak lagi dapat memberi jawaban yang maksimal. d. Menulis dengan tulisan yang jelas Perhatikan apakan tulisan kita sudah jelas, karena tulisan yang jelas akan memudahkan guru dalam memeriksa pekerjaan kita. e. Tulislah pertanyaan sebelum menjawab Sebaiknya setiap jawaban yang kita tulis diawali dengan pertanyaannya masing-masing, kecuali jika guru yang bersangkutan tidak menginstruksikan. f. Memeriksa kembali pekerjaan sebelum diserahkan Dengan memeriksa kembali pekerjaan sebelum diserahkan, dengan demikian kita masih mempunyai kesempatan untuk melengkapi atau membetulkan kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan dalam pengerjaannya. Keterampilan dalam Ujian 10

2. Mengerjakan tes obyektif Beberapa siswa mempunyai sikap yang salah terhadap tes obyektif, mereka beranggapan bahwa mengerjakan tes obyektif itu sifatnya untunguntungan. Memang faktor kebetulan itu mungkin terjadi dalam mengerjakan tes objektif, misalnya untuk tes betul salah faktor kebetulan 50% karena hanya ada dua alternatif jawaban, sedangkan untuk tes pilihan ganda mempunyai empat pilihan jawaban, faktor kebetulannya itu 25%. Tetapi menurut para ahli, tetap saja persiapan dalam menghadapi tes yang sangat berperan, karena soal-soal objektif yang disusun dengan baik akan dapat membedakan siapa siswa yang siap dan yang tidak. Pilihan Ganda (Multiple Choice) hampir semua pertanyaan jenis memilih, tidak memerlukan pendapat atau penafsiran. Pertanyaannya bersifat obyektif, bukan subyektif, ini tentunya berbeda dengan jawaban essai. Dengan demikian dalam tes yang berbentuk pilihan ganda, kita diharuskan untuk ; a. mengingat informasi tertentu b. memikirkan jawaban terbaik c. memisahkan satu jawaban dari berbagai macam data Dalam mengerjakan tes obyektif, selain memperhatikan petunjuk umum perlu diperhatikan juga petunjuk sebagai berikut: 1) Tanyakan kepada guru rumus penilaiannya Jika cara penilaiannya untuk setiap jawaban betul diberi angka satu dan setiap jawaban salah diberi angka nol, maka angka keseluruhan yang akan diperoleh adalah jawaban dari angka yang betul, maka jawaban yang akan diberikan atas dasar kira-kira tidak akan merugikan kita. Dan sebaliknya jika jumlah jawaban yang betul dikurangi jumlah jawaban yang salah, maka jangan memberikan jawaban atas dasar kira-kira. 2) Sebelum menjawab, bacalah soal dengan baik dan analisislah Keterampilan dalam Ujian 11

Hal ini sama pentingnya dengan menganalisis pertanyaan tes uraian. Masalah apa yang terkandung dala pertanyaan itu, apa yang dipertanyakan, apakah kata penting yang menjadi pendukung atau kunci persoalan, setelah hal itu diperkirakan dengan teliti, simpulkan pilihan kita. Saran yang baik untuk mengerjakan tes obyektif ialah kerjakan terlebih dulu soal yang mudah. Bacalah semua alternatif, kesampingkan beberapa alternatif dan bandingkan satu dengan lainnya, bayangkan pola jawaban yang benar dari guru, dan periksa kembali setiap jawaban. 3) Catatan kesan pertama jawaban Dari contoh analisis diatas, kesan pertama jawaban itu ialah analisis item, setelah itu teruskan dengan menganalisis kemungkinana jawaban-jawaban untuk meneliti. Ketika membaca kembali sebuah pertanyaan memilih, ada tiga komponen yang perlu dipertimbangkan; a. Dasar (apa yang ditanyakan) Dasar merupakan inti pertanyaan itu. Dasar itu bisa satu kata atau seluruh paragrap. Dasar untuk pertanyaan bisa pula sebuah situasi, kasus, atau skenario. Ketiga hal ini mengharuskan peserta tes segera memutuskan apa poin utama uraian tersebut. Ketika menganalisis tes pilihan ganda, peserta harus memfokuskan perhatian hanya pada dasar pertanyaan. b. Opsi (pilihan-pilihan yang peserta miliki untuk menjawab pertanyan itu Opsi merupakan pilihan-pilihan yang peserta miliki untuk menjawab pertanyaan tes pilihan ganda. Opsi ini sering kali mengharuskan kita menyadari jawaban yang benar di antara jawaban lain yang salah. Dalam tes pilihan ganda yang lebih kompleks, semua jawaban bisa tampak serupa atau saling melengkapi. Dalam hal ini perlu mempersempit pilihan dengan meninjau dasar pertanyaannya. Keterampilan dalam Ujian 12

c. Diversi (serangkaian informasi yang dirancang untuk mengubah perhatian) Diversi merupakan rangkaian informasi yang dirancang untuk mengalihkan perhatian peserta dari dasar pertanyaan. Diversi dapat berupa pertanyaan atau opsi. Agar tetap fokus, selalu kembali ke dasar pertanyaan. Berhati-hatilah pada kata-kata mutlak atau kata-kata dengan arti tetap, misalnya selalu, tidak pernah, tidak satupun, dan semua kata-kata yang bersifat mengecoh yang sebagian besar merupakan diversi. Kurang, lebih, sedikit, kadang-kadang, tidak, kecuali merupakan contoh kata-kata di mana peserta perlu berhenti dan memeriksa kembali. Jawaban bisa tampak jelas sehingga peserta melihat salah satu kata-kata ini Keterampilan dalam Ujian 13

BAB III KSIMPULAN Ketika seorang peserta didik akan menghadapi ujian, emosi peseerta didik tersebut naik dan kepanikan pun terjadi. Ketika seorang peserta didik akan menghadapi ujian, emosi peseerta didik tersebut naik dan kepanikan pun terjadi. Dalam menjelang ujian ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan diantaranya; persiapan menta, menjaga kesehatan badan, dan kepercayaan pada diri sendiri. Faktor mental menjadi dominan pada waktu kita mengerjakan tes atau ujian maka faktor mental ini juga mempunyai pengaruh yang besar dalam menyumbangkan keberhasilan mengerjakan tes atau ujian. Kondisi mental atau aspek psikologis perlu dipersiapkan dalam menghadapi ujian dengan cara menanamkan pengertian dalam benak kita, bahwa kita harus benar-benar siap menghadapinya; tidak ada istilah takut, ragu, khawatir ataupun cemas. Dalam mengerjakan tes atau ujian selain faktor mental, tentunya juga dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu fisik. faktor fisik ini harus juga menjadi perhatian, apabila kita ingin berhasil dalam tes atau ujian. Kepercayaan pada diri sendiri perlu dikembangkan dalam rangka persiapan menghaapi ujian. Kurang percaya diri dapat mengakibatkan kegugupan, cemas. Hasil tes yang kita laksanakan selain dipengaruhi oleh kesiapan kita dalam menghadapi ujian, juga dipengaruhi oleh keterampilan dalam mengerjakan tes tersebut diantranya mengerjakan tes uraian dan mengerjakan tes objektif. Dalam mengerjakan tes objektif dan tes uraian ada beberapa hal yang harus diperhatikan sesuai dengan tes tersebut. Keterampilan dalam Ujian 14

DAFTAR PUSTAKA Syamsudin, Abin. 2007. Psikologi KependidikanPerangkat Sistem Pengajaran Modal. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Paul Suparno. Menyiasati Ujian Nasional (Unas) Secara Bijak. Dapat diakses dalam situs: Selamat Datang di Kedaulatan Rakyat Online.htm H.Sofa, S.IP, M.Pd. 2008. Ketrampilan Dasar Mengajar. Dapat diakses pada situs: massofa.wordpress.com/2008/ 01/25/ketrampilan-dasar-mengajar/ - 44k - Tembolok http://pramukapramisca.multiply.com/reviews/item/3 Wlodkowski J Raymond, Joudith H Jaynes. 2004. Hasrat Untuk Belajar Membentu Anak Termotivasi dan Mencintai Belaja,: Yogyakatra: Pustaka Pelajar. Keterampilan dalam Ujian 15

Keterampilan dalam Ujian 16