Analisis Efektivitas Pemberian Pinjaman Program Pembiayaan UMKM Oleh Koperasi Di Jepara (Studi Kasus UJKS Mitra Usaha Jepara)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBERIAN PINJAMAN PROGRAM PEMBIAYAAN UMKM OLEH KOPERASI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT MIKRO

PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN IV.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Penyaluran Kredit UJKS Mitra Usaha Terhadap Pendapatan Pedagang Kecil Di Desa Demangan Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit

VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT DAN REPAYMENT CAPACITY

VI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN AGRIBISNIS

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

PENGARUH KARAKTERISTIK DEBITUR UMKM TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT PUNDI BALI DWIPA

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pendapatan, Pinjaman Lain, dan Jumlah Tanggungan Keluarga. Secara Simultan Terhadap Pengembalian Pembiayaan

BAB III SOLUSI BISNIS

KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA KOPERASI PEMBATIKAN NASIONAL (KPN) SOLO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negative terhadap tingkat pengembalian kredit TRI. Penelitian Sarianti (1998) berjudul faktor-faktor yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGEMBALIAN KUPEDES PADA BRI UNIT CIJERUK

V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM. 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu)

BAB V PEMBAHASAN. dependen (kelancaran pengembalian pinjaman prosedur) dapat dijelaskan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

Ika Kusumaningtyas: Pengaruh Karakteristik Personal,...

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Demografi Responden Penelitian

dapat diperoleh dengan dana kredit yang ditawarkan oleh bank.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal

Oleh : DWI YANTI ARINTA Dosen Pembimbing : Dr. Djumahir, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

Kuisioner Penelitian untuk Debitur ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PRODUK KREDIT MASYARAKAT DESA KOMERSIL DI BANK X BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

PENGARUH PEMBIAYAAN PRODUKTIF PADA BANK MUAMALAT CABANG GORONTALO TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian adalah pengunjung pasar modern Hypermart, Carrefour,

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

VII. ANALISIS REALISASI KUR DI BRI UNIT TONGKOL

Disusun oleh: Nama : Ridwan Rifai NPM : Jurusan : Akuntansi / S1 Pembimbing : Dr. Widyatmini

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat

BAB V PENUTUP. Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. Penelitian dilakukan dengan

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB III METODE PENELITIAN

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuisioner Nasabah Responden Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten KCP Dramaga

mempermudah dalam mengidentiflkasi suatu jenis usaha apakah tergolong UMKM atau usaha besar. Ada beberapa karakteristik UMKM, yaitu: 1.

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

I. PENDAHULUAN. membiayai usaha yang dijalankan. Peran bank bagi perkembangan dunia usaha. permodalan dan pengembangan usaha masyarakat.

*) Dosen STIE Dharmaputra Semarang 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat. merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya yaitu

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang

Transkripsi:

Analisis Efektivitas Pemberian Pinjaman Program Pembiayaan UMKM Oleh Koperasi Di Jepara (Studi Kasus UJKS Mitra Usaha Jepara) Hadi Ismanto *, Tohir Diman Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Unisnu Jepara *email: hadi.febunisnu@gmail.com ABSTRAK Sebagai negara berkembang yang ekonominya sebagian besar didukung oleh usaha kecil dan keterbatasan kemampuan masyarakat Indonesia dalam mendirikan dan mengelola kegiatan usaha memimpin bisnis yang membentuk mayoritas di negeri ini usaha mikro, kecil dan menengah sering disingkat UKM. Perkembangan dan kemajuan UKM sangat ditentukan oleh pemangku kepentingan UKM sendiri, tetapi dukungan dari pihak eksternal masih memainkan peran penting karena terbatasnya kapasitas dan kemampuan faktor-faktor lain yang mempengaruhi eksistensi dan kontinuitas. Faktor eksternal dukungan seperti salah satu dari Program Pendanaan oleh UJKS, namun seperti masalah lain yang dialami oleh Program Lembaga pembiayaan dari peminjam (sebagai penerima Program Pembiayaan) tidak selalu mulus. Banyak kasus penghambatan Program Pembiayaan pembayaran seperti pembayaran angsuran tunggakan bahkan kemacetan Program Pembiayaan. Hal ini menyebabkan perlunya penelitian untuk menentukan penyebab non-performing loan UJKS Program Pembiayaan yang diharapkan untuk menyusun strategi yang lebih baik dalam memilih calon peminjam kredit nomor begitu buruk bisa ditekan. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat pengembalian pinjaman adalah: 1) karakteristik pribadi terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan dalam keluarga. 2) Karakteristik omset terdiri dari upaya panjang dan usaha. 3) Karakteristik pinjaman termasuk nilai langit-langit, payback period dan frekuensi pinjaman. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UKM yang menjadi Peminjam (peminjam) Program pembiayaan UJKS Mitra Bisnis dan masih cukup aktif sampai November 2013, dan telah memperoleh fasilitas pembiayaan untuk setidaknya enam bulan berjalan. Jumlah anggota populasi ini sebanyak 157 debitur dibagi menjadi dua subpopulasi, yaitu peminjam dengan performing loan sebanyak 121 orang dan peminjam dengan non-performing loan sebanyak 36 orang. Olahan dan analisis bahwa faktor yang mempengaruhi relevansi nyata nyata dan harus tingkat pengembalian pinjaman (performing loan atau non-performing loan) adalah perputaran bisnis, bisnis lama dan nilai batas kredit. Ketiga variabel prediktor memiliki pengaruh positif dan hubungan dengan tingkat pembayaran. Artinya, semakin tinggi omset bisnis, semakin lama bisnis telah berjalan dan semakin besar nilai batas pinjaman peluang dan tren untuk dapat membayar kembali (kredit bermasalah) pinjaman yang lebih tinggi dan sebaliknya. Hal ini dapat dipertimbangkan untuk UJKS-Kop dalam menjalankan program sehingga menjadi pembiayaan yang lebih efektif. Kata kunci: UMKM, UJKS, Program Pendanaan, kredit bermasalah, dan non-performing loan.. PENDAHULUAN Krisis 1997-1998 yang melanda Indonesia merupakan era kebangkitan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sebelumnya tidak diperhatikan oleh pemerintah, tetapi setelah krisi moneter semua mengarahkan binaannya ke UMKM karena sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang mampu bertahan terhadap krisis moneter tersebut. Perkembangan dan kemajuan UMKM sangat ditentukan oleh stakeholder UMKM sendiri, tapi dukungan dari pihak eksternal tetap berperan penting karena adanya keterbatasan kapasitas kemampuan dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap eksistensi dan keberlangsungannya. Berbagai keterbatasan yang menjadi kendala bagi UMKM untuk melangsungkan aktivitas dan perkembangannya diantaranya adalah lemahnya permodalan, kurangnya kewirausahaan, teknik produksi masih sederhana, serta terbatasnya kemampuan manajemen dan pemasaran.kurangnya kemampuan modal sebagai salah satu dari sekian banyak faktor penghambat kemajuan UMKM yang seharusnya dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan dengan adanya dukungan dari berbagai pihak seperti pemerintah dan lembaga keuangan disamping upaya dari pelaku UMKM sendiri. Pemerintah dan lembaga keuangan berperan penting dalam memberikan solusi praktis agar permodalan tidak lagi menjadi masalah bagi kegiatan usaha ini.wujud solusi ini adalah pemberian Program Pembiayaan bagi UMKM sebagai sumber modal dalam menjalankan aktivitas usaha maupun pengembangannya. Salah satu lembaga keuangan yang dapat melakukan peran tersebut adalah lembaga keuangan yang mampu memberikan Program Pembiayaan salah satunya adalah UJKS ataupun Koperasi Simpan Pinjam (Janwari dan Dzajuli, 2002). Sebagai lembaga penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya 138

kepada masyarakat dalam bentuk Program Pembiayaan, Koperasi atau UJKS mapun Koperasi simpan pinjam ataupun UJKS diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan permodalan khususnya bagi kegiatan produktif. Hal ini harus didukung dengan kebijakan yang tepat dari pemerintah. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi, maka semakin jelas bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Koperasi, kegiatan Usaha Simpan Pinjam perlu ditumbuhkembangkan agar Koperasi Simpan Pinjam dan atau Unit Simpan Pinjam Pada Koperasi dapat melaksanakan fungsinya untuk menghimpun Simpanan Koperasi dan Simpanan Berjangka Koperasi, serta memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggotanya serta Koperasi lain dan/atau anggotanya. Usaha UJKS Mitra Usaha Jepara sebagai Koperasi tentunya dituntut untuk mewujudkan keberpihakannya terhadap rakyat kecil.hal tersebut ditunjukkan oleh UJKS dengan menyelenggarakan bantuan Program Pembiayaan kepada UMKM sebagai unit usaha masyarakat golongan ekonomi lemah. Permasalahan kemudian timbul dalam penyaluran Program Pembiayaan oleh UJKS seperti halnya yang dialami lembaga perprogram Pembiayaanan lainnya yaitu pengembalian Program Pembiayaan dari peminjam (sebagai penerima Program Pembiayaan) tidak selalu lancar. Banyak terjadi kasus terhambatnya pengembalian Program Pembiayaan seperti penunggakan bahkan kemacetan pembayaran angsuran Program Pembiayaan. Hal ini sangat bertentangan dengan orientasi sebuah Koperasi atau UJKS untuk memperoleh hasil atau laba dari uang yang dipinjamkannya. Selain itu, terhambatnya pengembalian Program Pembiayaan yang diberikan dapat menurunkan tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas Koperasi atau UJKS itu sendiri yang pada akhirnya menyebabkan lemahnya kemampuan dalam membayar kewajibannya untuk memenuhi penarikan dari penabung dan menghambat sirkulasi uang yang dapat menurunkan profitabilitas Koperasi atau UJKS. Kondisi ini tentunya menjadi dilematis bagi pihak Koperasi atau UJKS, di satu sisi UJKS ingin membantu masyarakat lemah yang membutuhkan modal dalam menjalankan usahanya, sedangkan di sisi lain UJKS juga berharap adanya keuntungan dari pemberian pinjaman ini untuk membiayai keberlangsungan usaha UJKS itu sendiri. Banyaknya kasus pengembalian pinjaman bermasalah ini tentunya dipengaruhi faktor-faktor tertentu dari sisi nasabah (peminjam).hal tersebut menyebabkan perlunya penelitian untuk mengetahui sebab-sebab tidak lancarnya pengembalian Program Pembiayaan UJKS sehingga diharapkan dapat menyusun strategi yang lebih baik lagi dalam menyeleksi calon peminjam agar angka pinjaman bermasalah dapat ditekan. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat pengembalian pinjaman yaitu: 1. Karakteristik Personal terdiri atas usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan dalam keluarga. 2. Karakteristik Usaha terdiri atas omset usaha, lama usaha dan jenis usaha. 3. Karakteristik Pinjaman terdiri atas nilai plafond, jangka waktu pengembalian dan frekuensi peminjaman TUJUAN Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk: 1. Mengidentifikasi dan Menganalisis karakteristik peminjam yang lancar dan macet dalam pengembalian Program Pembiayaan. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan memiliki keterkaitan dengan tingkat pengembalian Program Pembiayaan serta pengaruh dan keterkaitan tersebut. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.data primer bersumber dari hasil wawancara dengan peminjam/nasabah Program Pembiyaan dengan bantuan kuesioner agar pertanyaan dalam wawancara lebih sistematis dan diskusi dengan pihak Pengelola UJKS Mitra Usaha Jepara.Sedangkan data sekunder bersumber dari data terkait peminjam (peminjam) UMKM dan laporan UJKS Mitra Usaha menyangkut pembiayaan serta studi pustaka dari literatur-literatur yang bersangkutan. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua UMKM yang menjadi Peminjam (peminjam) program pembiayaan UJKS Mitra Usaha dan masih tergolong aktif hingga bulan November 2013 dan telah 139

memperoleh fasilitas pembiayaan sekurang-kurangnya enam bulan berjalan.jumlah anggota populasi ini sebanyak 157 peminjam yang terbagi dalam dua subpopulasi yaitu peminjam dengan pengembalian lancar sebanyak 121 orang dan peminjam dengan pengembalian tidak lancar sebanyak 36 orang. Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak dan proporsional (proportional sampling) sehingga semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel dan jumlah sampel yang mewakili kelompok-kelompok dalam populasi bersifat proporsional. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin. Dari sampel yang didapat maka penelitian ini akan mengambil 76 sampel pembiyaan lancar dan 36 sampel pembiayaan tidak lancar. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan perangkat digital komputer dengan aplikasi program software Excel dan SPSS 17 (Ghozali. 2005). Analisis data yang akan dilakukan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif berupa deskripsi dari karakteristik pengusaha UMKM sebagai peminjam (peminjam) Program Pembiyaan yang didukung penyajian data dalam bentuk tabulasi dengan menggunakan pendekatan pemusatan proporsi untuk mengetahui perbedaan karakteristik antara peminjam yang lancar dan macet dalam mengembalikan pembiayaannya. Analisis Kuantitatif Analisis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh pada kelancaran pengembalian Program Pembiyaan menggunakan model analisis Regresi Logistik (Logit Biner). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Pinjaman Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang macet dalam pengembalian pinjaman diidentifikasi berdasarkan variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian pinjaman, meliputi karakteristik personal, karakteristik usaha dan karakteristik pinjaman. Karakteristik personal terdiri atas usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan dalam keluarga. Sedangkan karakteristik usaha mencakup omset usaha dan lama usaha.dan karakteristik pinjaman meliputi jumlah plafond/pinjaman, jangka waktu pelunasan dan frekuensi peminjaman. Karakteristik Personal Responden Seluruh responden dari masing-masing kategori kelancaran pengembalian pinjaman diidentifikasi karakteristik personalnya berdasarkan variabel usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan dalam keluarga sebagai berikut: a) Usia Berdasarkan hasil kuesioner dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada kisaran usia 30 tahun sampai dengan 39 tahun sebanyak 47 Orang atau 42 persen, dan kisaran usia 40 tahun sampai dengan 49 tahun sebanyak 34 tahun atau 30 persen. Sedangkan kisaran usia sebagian besar responden dari masingmasing kategori pengembalian pinjaman (lancar dan macet) yaitu responden yang lancar memiliki kisaran usia 30 tahun sampai dengan 39 tahun sebanyak 30 orang atau 39 persen dan kisaran usia 40 tahun samapai dengan 49 tahun sebanyak 25 orang atau 33 persen. Responden yang macet memiliki kisaran usia 30 tahun sampai dengan 39 tahun sebanyak 17 orang atau 47 orang dan kisaran 40 tahun sampai dengan 49 tahun sebanyak 9 orang atau 25 persen. Hal tersebut menunjukkan tidak adanya perbedaan sebaran usia sebagian besar responden antara yang lancar dan macet dalam pengembalian Pinjaman. b) Jenis Kelamin Jenis kelamin responden secara keseluruhan lebih banyak perempuan sebanyak 58 orang atau 52 persen dan sisanya adalah laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa responden atau calon anggota yang meminjam merupakan perempuan yang memiliki usaha sendiri. Di Jepara merupakan hal yang umum karena perempuan melakukan kegiatan usaha sendiri guna menambah pendapatan keluarga yang ditanggung oleh suami ataupun 140

untuk tabungan masa depan bagi yang belum menikah. Sedangkan dari table diatas memperlihatkan adanya perbedaan antara pengambil pinjaman lancar dan macet, dimana responden lancar lebih banyak perempuan yaitu sebanyak 42 orang atau 55 persen responden dan sisianya adalah laki-laki. Sedangkan responden macet lebih banyak laki-laki dari pada perempuan yaitu sebanyak 20 orang atau 56 persen dan sisanya adalah perempuan.hal ini menujukkan bahwa jenis kelamin perempuan lebih memiliki tingkat tanggung jawab, memiliki loyalitas yang lebih besar dan lebih mampu menjaga kepercayaan dalam memenuhi kewajiban yang lebih besar dari pada laki-laki. c) Tingkat Pendidikan Berdasarkan hasil kuesioner sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 44 orang atau 39 persen. Persentase responden antara yang lancar dan macet dalam mengembalikan pinjaman sedikit berbeda yaitu responden yang tergolong lancar berpendidikan SMA sebanyak 27 orang atau 36 persen, sedangkan responden yang tergolong macet berpendidikan SMA sebanyak 17 orang atau 47 persen. Terdapat kesamaan tingkat pendidikan antara peminjam responden yang lancar dan macet dalam mengembalikan pinjaman.hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan SMA anggota dan calon anggota peminjam UJKS, memiliki kesamaan antara pengembalian kedit lancar dan macet. d) Jumlah Tanggungan Keluarga Sebagian besar jumlah tanggungan keluarga dari keseluruhan responden sebanyak dua orang sebanyak 41 orang dengan proporsi 37 persen. Jumlah tanggungan sebagian besar peminjam responden antara lancar dan macet tidak memiliki banyak perbedaan yaitu responden yang tergolong lancar memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak dua orang yaitu sebanyak 27 orang atau 36 persen, sedangkan responden yang tergolong macet memiliki jumlah 2 dan 3 tanggungan keluarga sebanyak 14 orang dan 14 orang atau 39 persen. Berdasaran hal tersebut dapat dikatakan bahwa jumlah tanggungan keluarga responden yang tergolong lancar dan macet dalam mengembalikan pinjaman memiliki jumlah tanggungan keluarga yang hamper sama. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga sebesar dua orang anggota dan calon anggota peminjam UJKS, memiliki kesamaan antara pengembalian pinjaman lancar dan macet. Karakteristik Usaha Responden Karakteristik usaha responden baik dengan kategori pengembalian lancar maupun macet diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor berikut: a) Omset Usaha Omset usaha sebagian besar responden berada pada kisaran Rp 1 juta sampai dengan Rp 5 juta per bulan sebanyak 59 orang atau 53 persen. Sebaran omset usaha sebagian besar responden yang lancar berada pada kelas dengan pendapatan yaitu Rp 1 juta sampai dengan Rp 5 juta per bulan sebanyak 32 orang atau 42 persen, sedangkan responden yang macet sebagian besar memiliki kisaran omset usaha Rp 1 juta sampai dengan Rp 5 juta per bulan sebanyak 27 orang atau 75 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa terdapat kesamaan sebaran omset usaha responden antara yang lancar dan macet. Tetapi dalam jumlah orang atau persentase mengembalikan pinjaman terdapat perbedaan yang relative besar antara pengembalian pinjaman lancar dan macet. Jumlah pemilik usaha yang memiliki omset Rp 1 juta sampai dengan Rp 5 juta dengan pengembalian pinjaman lancar memiliki presentase lebih kecil, sedangkan jumlah usaha yang memiliki omset Rp 1 juta sampai dengan Rp 5 juta dengan pengembalian macet memiliki presentase yang lebih besar. Dari data diatas juga dapat dijelaskan bahwa pendapatan usaha yang lebih tinggi atau diatas Rp 10 juta rupiah maka tidak ada satupun anggota dan calon anggota yang tergolong macet. Hal ini membuktikan bahwa tingkat pendapatan akan berbanding lurus dengan tingkat kelancaran. Artinya semakin tinggi pendapatan anggota dan calon anggota maka akan semakin lancar dalam membayar pinjamannya. b) Lama Usaha Jumlah lama usaha sebagian besar responden telah menjalankan usahanya lebih dari satu sampai lima tahun sebesar 54 orang atau 48 persen. Seperti yang terlihat pada tabel bahwa peminjam dengan kategori pengembalian pinjaman lancar sebagian besar menjalankan usahanya lebih dari enam tahun sampai sepuluh tahun sebanyak 30 orang atau 39 persen. Sedangkan peminjam dengan kategori pengembalian pinjaman macet sebagian besar menjalankan usahanya lebih dari satu tahun sampai lima tahun sebanyak 28 orang atau 78 persen. Hal ini menunjukkan sebaran lama usaha antara yang lancar dan macet berbeda, untuk kategori pengembalian pinjaman macet menjalankan usaha lebih kecil dari pengembalian pinjaman lancar selama lebih dari satu tahun sampai lima tahun, sedangkan kategori pengembalian pinjaman lancar menjalankan usahanya lebih besar dari pengembalian pinjaman macet selama lebih dari enam tahun sampai epuluh tahun. Sehingga 141

menunjukkan bahwa semakin lama usaha anggota dan calon anggota UJKS maka akan semakin lancar dalam Karakteristik Pinjaman Responden Perbandingan karakteristik pinjaman masing-masing responden diidentifikasi berdasarkan nilai plafond pinjaman yang diperoleh, jangka waktu pengembalian pinjaman dan frekuensi pembayaran peminjaman serta frekuensi peminjaman di UJKS Mitra Usaha: a) Nilai Plafond Pinjaman Sebagian besar sebaran yang diberikan kepada responden memperoleh plafond pinjaman antara Rp 1 juta sampai dengan Rp 5 juta yaitu sebanyak 53 orang atau 47 persen. Sebagian besar responden yang berada pada kategori lancar memperoleh pinjaman antara Rp 1 juta sampai dengan Rp 5 juta yaitu sebanyak 42 orang atau 55 persen, sedangkan pada kategori macet dalam pengembalian pinjaman memperoleh plafond dengan kisaran nilai Rp 0 juta sampai dengan Rp 1 juta yaitu sebanyak 21 orang atau 58 persen. Hal ini menunjukkan sebaran plafond pinjaman antara kategori yang lancar dan macet berbeda, untuk kategori pengembalian pinjaman macet memperoleh plafond pinjaman lebih kecil dari plafond pinjaman lancar. b) Jangka Waktu Pengembalian Pinjaman Berdasarkan hasil kuesioner sebagian besar responden memilih pinjaman dengan jangka waktu pengembalian 11 bulan sampai 15 bulan yaitu sebanyak 36 orang atau 32 persen. Dalam kelompok responden kategori lancar sebagian besar memperoleh pinjaman dengan jangka waktu pengembalian 11 bulan sampai 15 bulan sebanyak 31 orang atau 41 persen, sedangkan responden dalam kategori macet memperoleh pinjaman dengan jangka waktu pengembalian 6 bulan sampai 10 bulan sebanyak 14 orang atau 39 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran jangka waktu pengembalian pinjaman antara kategori yang lancar dan macet berbeda, untuk kategori pengembalian pinjaman macet memperoleh jangka waktu pinjaman lebih cepat dari jangka waktu pinjaman lancar sebesar 6 bulan sampai 10 bulan, sedangkan kategori pengembalian pinjaman lancar memperoleh jangka waktu pinjaman lebih lama dari pengembalian pinjaman macet yaitu sebesar 11 bulan sampai 15 bulan. Sehingga menunjukkan bahwa semakin lama jangka waktu pengembalian pinjaman yang diberikan kepada anggota dan calon anggota UJKS maka akan semakin lancar dalam pengembalian pinjaman. c) Frekuensi Peminjaman Pinjaman Sebagian besar dari keseluruhan responden telah memperoleh pinjaman dari UJKS Mitra Usaha sebanyak dua kali sebanyak 51 orang atau 45 persen. Demikian juga peminjam dalam kategori lancar mengembalikan pinjamannya telah memperoleh dua kali frekuensi pinjaman sebesar 39 orang atau 51 persen, sedangkan peminjam dalam kategori macet mengembalikan pinjamannya telah memperoleh satu kali peminjaman sebesar 19 orang atau 53 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran frekuensi pinjaman terdapat perbedaan antara peminjam responden kategori lancar dan macet dalam mengembalikan pinjaman.kategori pengembalian pinjaman macet memperoleh frekuensi pinjaman lebih kecil dari pengembalian pinjaman lancar yaitu sebesar satu kali peminjaman atau baru pertama mendapatkan pinjaman, sedangkan kategori pengembalian pinjaman lancar memperoleh frekuensi pinjaman lebih besar dari pengembalian pinjaman macet sebesar dua kali peminjaman..analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pinjaman Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian pinjaman di UJKS Mitra Usaha ini terdiri dari sepuluh faktor/variabel yang diklasifikasikan ke dalam tiga karakteristik, yaitu: 1. Karakteristik Personal yang terdiri dari faktor usia, jenis kelamin, pendidikan dan jumlah tanggungan dalam keluarga. Berdasarkan hitungan Omnibus Tests of Model Coefficients untuk karakteristik personal maka dengan kepercayaan 95 persen (taraf nyata (α) = 0,050) nilai uji statistik G sebesar 11,435 dengan p-valuesebesar 0,247. Data tersebut menunjukkan bahwa p-value lebih besar dari pada α (0,050) sehingga cukup bukti untuk menerima H0 bahwa tidak ada satu pun variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variable tak bebas.artinya, tidakada satu variabel prediktor yang berpengaruh nyata terhadap variabel respon.kesimpulannya dari faktor yang diduga mempengaruhi tingkat kelancaran pengembalian pinjaman, tidak terdapat satu atau lebih faktor yang secara nyata berpengaruh terhadap tingkat kelancaran 2. Karakteristik Usaha yang terdiri dari faktor omset/pendapatan usaha, lama usaha dan Jenis Usaha. 142

Berdasarkan hitungan Omnibus Tests of Model Coefficients untuk karakteristik usaha maka dengan kepercayaan 95 persen (taraf nyata (α) = 0,050) nilai uji statistik G sebesar 48,479 dengan p-valuesebesar 0,000. Data tersebut menunjukkan bahwa p-value lebih kecil dari pada α (0,050) sehingga cukup bukti untuk menolak H0 bahwa setidaknya ada satu atau lebih variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variable tak bebas. Artinya, ada satu atau lebih variabel prediktor yang berpengaruh nyata terhadap variabel respon.kesimpulannya dari semua faktor yang diduga mempengaruhi tingkat kelancaran pengembalian pinjaman, terdapat satu atau lebih faktor yang secara nyata berpengaruh terhadap tingkat kelancaran 3. Karakteristik Pinjaman yang terdiri dari faktor nilai plafond, jangka waktu pengembalian pinjaman, frekuensi peminjaman pinjaman dan frekuensi pembayaran pinjaman. Berdasarkan hitungan Omnibus Tests of Model Coefficients untuk karakteristik pinjaman maka dengan kepercayaan 95 persen (taraf nyata (α) = 0,050) nilai uji statistik G sebesar 21,323 dengan p-valuesebesar 0,030. Data tersebut menunjukkan bahwa p-value lebih kecil dari pada α (0,050) sehingga cukup bukti untuk menolak H0 bahwa setidaknya ada satu atau lebih variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variable tak bebas. Artinya, ada satu atau lebih variabel prediktor yang berpengaruh nyata terhadap variabel respon.kesimpulannya dari semua faktor yang diduga mempengaruhi tingkat kelancaran pengembalian pinjaman, Terdapat satu atau lebih faktor yang secara nyata berpengaruh terhadap tingkat kelancaran Step 1 Sumber: Olahan SPSS 20 Tabel 1. Hasil Omnibus Tests of Model Coefficients Semua Prediktor 143 Chi-square df Sig. Step 83.599 29.000 Block 83.599 29.000 Model 83.599 29.000 Berdasarkan data diatas maka dengan kepercayaan 95 persen (taraf nyata (α) = 0,050) nilai uji statistik G sebesar 83,599 dengan p-value sebesar 0,000. Data tersebut menunjukkan bahwa p-value lebih kecil dari pada α (0,050) sehingga cukup bukti untuk menolak H0 bahwa setidaknya ada satu atau lebih variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variable tak bebas. Artinya, ada satu atau lebih variabel prediktor yang berpengaruh nyata terhadap variabel respon (tingkat kelancaran pengembalian pinjaman).kesimpulannya dari semua faktor yang diduga mempengaruhi tingkat kelancaran pengembalian pinjaman, terdapat satu atau lebih faktor yang secara nyata berpengaruh terhadap tingkat kelancaran Selanjutnya, untuk mengetahui kebaiksuaian model (goodness of fit) dapat dilihat dari nilai uji chi-square metode Hosmer-Lemeshow yaitu sebesar 4,685 dengan p-value masing-masing sebesar 0,791. Data tersebut menunjukkan bahwa p-value lebih besar dari taraf nyata (α= 0,050) sehingga keputusannya adalah menerima H0 yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai obervasi dengan nilai prediksi dari model. Sehingga, model tersebut cukup layak/baik dalam memprediksi faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat kelancaran Analisis Pengaruh Karakteristik Personal terhadap Tingkat Pengembalian Pinjaman Dari hasil olahan hasil Omnibus Tests of Model Coefficients dari karakteristik Personal menunjukkan bahwa tidak ada satupun variable respon dari karakteristik personal yang mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap kelancaran Sehingga hipotesa awal yang menyatakan karakteristik personal diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian pinjaman tidak terbukti. Hal ini dikonfirmasi dengan hasil olahan secara parsial yang menunjukkan tidak adanya faktor prediktor yang memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05. Artinya Usia, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, dan Jumlah Tanggungan Keluarga tidak memiliki pengaruh signifikan atau nyata terhadap tingkat kelancaran Analisis Pengaruh Karakteristik Usaha terhadap Tingkat Pengembalian Pinjaman Hasil olahan SPSS Omnibus Tests of Model Coefficients dari karakteristik usaha menunjukkan bahwa ada variable respon dari karakteristik usaha yang mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap kelancaran Sehingga hipotesa awal yang menyatakan karakteristik usaha diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian pinjaman terbukti. Hal ini dikonfirmasi dengan hasil olahan secara parsial yang menunjukkan adanya faktor prediktor yang memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05 yaitu omset usaha dan lama usaha. Sedangkan jenis usaha tidak memiliki pengaruh signifikan atau nyata terhadap tingkat kelancaran

Analisis Pengaruh Karakteristik Pinjaman terhadap Tingkat Pengembalian Pinjaman Hasil olahan SPSS Omnibus Tests of Model Coefficients dari karakteristik pinjaman menunjukkan bahwa ada variable respon dari karakteristik usaha yang mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap kelancaran Sehingga hipotesa awal yang menyatakan karakteristik pinjaman diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian pinjaman terbukti. Hal ini dikonfirmasi dengan hasil olahan secara parsial yang menunjukkan adanya faktor prediktor yang memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05 yaitu nilai plafon pinjaman. Sedangkan variable jangka waktu pengembalian, Frekuensi peminjaman pinjaman, dan frekuensi pembayaran pinjaman tidak memiliki pengaruh signifikan atau nyata terhadap tingkat kelancaran KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik Peminjam yang menjadi responden dengan kategori pengembalian lancar: a. Karakter personal adalah Factor usia memiliki kisaran usia 30 tahun sampai dengan 49 tahun, jenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan SMP sampai dengan SMA dan mimiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak 1-2 orang. b. Karakter usaha dengan variable prediktor omset usaha responden 1-5 juta perbulan dan omset diatas 10 juta tidak ada peminjam yang macet. Lama usaha lebih dari 6 tahun dan jenis usaha yang paling banyak adalah bidang furniture dan perdagangan. c. Karakteristik Pinjamandalah nilai plafon pinjaman sebesar 1-5 juta rupiah, jangka waktu pengembalian labih dari 11 bulan dengan frekuensi pembayaran dengan model bulanan. 2. Karakteristik Peminjam yang menjadi responden dengan kategori pengembalian macet: a. Karakter personal adalah Factor usia memiliki kisaran usia 30 tahun sampai dengan 39 tahun, jenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan SMP sampai dengan SMA dan mimiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak 2-3 orang. b. Karakter usaha dengan variable prediktor omset usaha responden kurang dari 5 juta perbulan, Lama usaha kurang dari 6 tahun dan jenis usaha yang paling banyak adalah bidang furniture dan perdagangan. c. Karakteristik Pinjaman dengan variable prediktor nilai plafon pinjaman sebesar kurang dari 1 juta rupiah, jangka waktu pengembalian kurang dari 10 bulan dengan frekuensi pembayaran dengan model mingguan. 3. Faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata dan memiliki keterkaitan secara nyata terhadap tingkat pengembalian pinjaman (lancar atau menunggak) adalah omzet usaha, lama usaha dan nilai plafon pinjaman. Ketiga variable prediktor tersebut memiliki pengaruh dan keterkaitan yang positif dengan tingkat Artinya, semakin tinggi omzet usaha, semakin lama usaha telah dijalankan dan semakin besar nilai plafon pinjaman maka peluang dan kecenderungannya untuk dapat mengembalikan pinjaman dengan lancar semakin tinggi dan sebaliknya. DAFTAR PUSTAKA Departemen Koperasi,1992, UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, Jakarta: Departemen Koperasi. Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Janwari, Yadi. Dzajuli, H. A., 2002, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat Sebuah Kenalan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 39/Per/M.Kukm/Xii/2007, Tentang Pedoman Pengawasan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi. Peraturan Menteri Nagara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/kep/IV/KUKM/IX/2004 tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentangpelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. 144