repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

I. PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia saat ini tengah menghadapi sebuah kondisi krisis pangan seiring

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

DAFTAR ISI. Abstrak... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... viii Daftar Gambar... xii

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Jl. Tamansari No. 1 Bandung

PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENATAAN WILAYAH PERTANIAN INDUSTRIAL Alih Fungsi Lahan. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

I. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar

Kajian Alih Fungsi Lahan Pertanian terhadap Swasembada Beras di Kabupaten Bekasi

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sektor pertanian telah. masyarakat, peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk

PROSPEK TANAMAN PANGAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga ketersediaannya harus terjamin dan terpenuhi. Pemenuhan pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang penting yaitu sebagian besar penggunaan lahan. Pertanian di Indonesia dapat berjalan dengan baik karena didukung adanya

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

KEADAAN UMUM. Gambaran Umum Kota Depok

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI OPTIMALISASI PENGENDALIAN PENTAAN RUANG DALAM RANGKA PERUBAHAN FUNGSI LAHAN SAWAH IRIGASI TEKNIS DI KAWASAN PANTURA

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

diterangkan oleh variabel lain di luar model. Adjusted R-squared yang bernilai 79,8%

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia menempati bumi, lahan sudah menjadi salah satu unsur utama

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak, masih dianggap belum dapat menjadi primadona. Jika diperhatikan. dialihfungsikan menjadi lahan non-pertanian.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam

I. PENDAHULUAN. di Jawa dengan wilayah tangkapan seluas ribu kilometer persegi. Curah

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG. Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

Pengembangan Pantai Utara Jakarta dalam Review Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekpunjur

A. Latar Belakang. ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kebutuhan lahan untuk kegiatan nonpertanian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. cocok dan mendukung untuk digunakan dalam budidaya tanaman, khususnya

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN BUPATI CIANJUR

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tabel 1.1 Luas Hutan Mangrove di Indonesia Tahun 2002 No Wilayah Luas (ha) Persen

Bab V Analisis, Kesimpulan dan Saran

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lahan permukiman, jalan, industri dan lainnya. 1. hukum pertanahan Indonesia, negara berperan sebagai satu-satunya

SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT PUSAT DATA DAN ANALISA PEMBANGUNAN (PUSDALISBANG) DAFTAR ISI DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan dan Penggunaan Lahan

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Pertanian merupakan pembangunan yang terpenting dari keseluruhan pembangunan ekonomi yang ada di Indonesia, apalagi semenjak sektor pertanian menjadi penyelamat perekonomian nasional karena pada masa krisis moneter justru pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain pertumbuhannya menurun. Sektor pertanian sering dikatakan menjadi sektor penyelamat. Sektor pertanian menjadi sektor penyelamat antara lain memiliki potensi sumberdayanya yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar, besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Setelah masa krisis pertumbuhan pertanian cenderung menurun karena adanya kebijakan yang kontradiktif di satu pihak pemerintah berupaya melarang terjadinya alih fungsi lahan, tetapi di sisi lain kebijakan mondorong pertumbuhan industri / manufaktur yang tidak diatur lokasi penempatannya dan sering kali merubah lahan sawah menjadi lahan untuk industri. Lahan sawah yang beralih fungsi tersebut biasanya terletak di dekat kota baik kota besar maupun kota yang sedang berkembang dimana industri, perdagangan dan perumahan berkembang pesat. Penambahan areal sawah melalui optimasi lahan terlantar memang dilakukan namun belum menutup potensi lahan sawah yang hilang. Beralihnya fungsi lahan sawah menjadi lahan terbangun merupakan fenomena yang kerap terjadi. Hal ini terjadi karena pertumbuhan penduduk yang seiring dengan keanekaragaman pola aktivitas manusia yang menuntut ruang untuk bergerak. Tidak dapat dimungkiri lagi maka terjadilah pergeseran perubahan ruang. Proses konversi lahan sawah menjadi penggunaan lahan non pertanian seperti permukiman dan industri merupakan kondisi yang sulit dihindari sebagai akibat dari pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan sektor ekonomi yang pesat. Ketersediaan lahan yang terbatas sementara permintaan terhadap lahan terus meningkat. Hilangnya lahan pertanian produktif ini apabila tidak dikendalikan akan mengganggu kelangsungan dan produksi yang akhirnya bisa menyebabkan terancamnya swasembada pangan tentunya untuk mencapai kedaulatan pangan 1

harus ada peningkatan produksi pangan kemudian peningkatan produksi pangan yang berdaya saing ekspor yang disebut kemandirian pangan setelah adanya peningkatan produksi pangan tentunya harus mengurangi adanya alihfungsi lahan yang sasarannya kepada para petani sebagai pengelola lahan pertanian produktif dengan adanya kebijakan atas hak hak atas petani dan akan tercipta kedaulatan pangan. Selain fungsi pasokan produksi, lahan sawah juga mempunyai berbagai fungsi lain yaitu sebagai penyedia dan pembuka lapangan kerja, fungsi lingkungan dan fungsi wilayah tangkapan air (water catchment area). Terjadinya alih fungsi lahan sawah ini menyebabkan hilangnya fungsi fungsi lain tersebut. Salah satu wilayah yang mengalami alih fungsi lahan adalah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang yang dikenal sebagai lumbung padi nasional dan tercatat sebagai daerah produsen beras terbesar ke dua setelah Kabupaten Indramayu. Hanya saja saat ini lahan sawah di Kabupaten Karawang mulai terancam seiring dengan berkembangnya sektor industri di daerah tersebut serta ancaman dari daerah sekitarnya. Lahan yang dialihfungsikan umumnya adalah lahan-lahan pertanian karena land rent (sewa lahan), tingginya land rent yang diperoleh aktivitas sektor non pertanian dibandingkan sektor pertanian, rendahnya insentif untuk berusaha tani disebabkan oleh tingginya biaya produksi, sementara harga hasil pertanian relatif rendah dan berfluktuasi. Selain itu, karena faktor kebutuhan keluarga petani yang terdesak oleh kebutuhan modal usaha atau keperluan keluarga lainnya (pendidikan, mencari pekerjaan non pertanian, atau lainnya), seringkali membuat petani tidak mempunyai pilihan selain menjual sebagian lahan pertaniannya. Lahan di Kabupaten Karawang adalah lahan subur yang cocok untuk dijadikan lahan pertanian, lahan yang subur itu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dalam Al Qur an surat Al araaf ayat 58 dijelaskan : Terjemahan : Dan negeri yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya 2

tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur (Al araaf 58) Dalam ayat ini Allah memerintahkan kita untuk mendayagunakan tanah / lahan pertanian, karena didalam tanah yang baik dengan izin Allah akan tumbuh tanaman dengan subur. Sebaliknya dalam keadaan tanah yang buruk tanaman akan menjadi merana karena kandungan organik di dalamnya tidak di kelola secara benar. Begitulah Allah menunjukkan kebesarannya. Dan begitu pula cara kita bersyukur terhadap Allah SWT dalam mendayagunakan lahan yang subur untuk ditanaminya. Fenomena alih fungsi lahan pertanian merupakan dampak dari transformasi struktur ekonomi dan demografi pertanian ke industri dan pedesaan ke perkotaan yang pada akhirnya mendorong transformasi sumberdaya lahan dari pertanian ke non-pertanian. Adanya alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah akan mempengaruhi produksi beras yang ada, selain itu faktor yang mempengaruhi produksi beras adalah kondisi jaringan irigasi dan ketersediaan air. Kawasan Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) sebagai penyangga Ibukota sudah tidak bisa menampung lagi dan berdampak kepada wilayah sekitarnya pada khususnya adalah Kabupaten karawang yang berdekatan dengan kawasan tersebut berdampak kepada perubahan penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Karawang. Kemudahan akses yang dilalui oleh jalur pantura serta letak geografis yang berada di dua kota besar yaitu Jakarta dan Bandung mengakibatkan daerah ini menjadi daerah penyangga yang strategis untuk menjadi salah satu pusat perekonomian sehingga sektorsektor ekonomi pun menjadi tumbuh. Sejak dibangunnya jalan tol Jakarta- Cikampek telah menjadikan kabupaten Karawang sebagai salah satu lokasi strategis untuk kegiatan industri serta adanya Cikampek sebagai pusat kegiatan wilayah nasional. Kabupaten Karawang sebagai wilayah yang strategis untuk berinvestasi sehingga banyak di bangunnya kawasan - kawasan industri yang ada di Kabupaten Karawang ( Tabel 1.2). Perkembangan Kabupaten Karawang telah mengakibatkan terjadinya persaingan dalam penggunaan lahan yang menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan lahan. Salah satu faktor dari permintaan lahan adalah pemukiman yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk, baik itu dikarenakan penunjang dari industri atau dampak dari tidak tertampungnya kawasan bodetabek. 3

Pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Karawang setiap tahun meningkat dengan laju rata-rata setiap tahun sebesar 1,66 persen menyebabkan kebutuhan permukiman terus meningkat, sama halnya dengan luas lahan permukiman yang ada dari tahun 1994-2005. 2250000 2200000 2150000 2100000 2050000 2000000 1950000 1900000 1850000 1800000 1750000 1700000 Jumlah Penduduk jumlah penduduk Tahun Gambar 1.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Karawang Sumber : BPS Kabupaten Karawang (diolah) Tabel 1.1 Luas Lahan Permukiman dan Industri di Kabupaten Karawang Persentase Luas Persentase Terhadap Total Lahan Terhadap Total Luas Lahan Luas Lahan Di Kawasan Luas Lahan Di Permukiman Kabupaten Dan Zona Kabupaten (Ha) Karawang Industri Karawang (%) (Ha) (%) 1994 5.159,68 2.90 1.921,29 1997 6.108,92 3,40 1.279,82 2001 7.281,43 4,10 2.147,27 2005 8.614,52 4,90 1.915,85 2008 24.689,00 14,08 15.781,00 2013 24.540,00 13,99 19.055,00 Total Luas lahan di Kabupaten Karawang : 175.327 (Ha) Sumber : Hasil Pengolahan Peta Penggunaan Lahan dan hasil validasi, 2014. 1,10 0,73 1,22 1,09 9,00 10,87 4

30000.0000 25000.0000 20000.0000 15000.0000 10000.0000 Luas Lahan Permukiman (Ha) Luas Lahan Kawasan Dan Zona Industri (Ha) 5000.0000 0.0000 1994 1997 2001 2005 2008 2013 Gambar 1.2 Luas lahan permukiman dan industri Sumber : Tabel 1.1 Tabel 1.2 Kawasan Industri yang Ada di Kabupaten Karawang Tahun 2008 Luas Lahan No Company Name / PT (Ha) 1. Daya Kencanasia 150 2. Indotaisei Indah Development 700 3. Kawasan Industri Kujang Cikampek 140 4. Maligi Permata Industrial Estate 1200 5. Mitra Karawangjaya 500 6. Suryacipta Swadaya 1400 7. Aneka Inti Sejahtera 500 8. Bintang Puspita Dwikarya 400 9. Canggih Bersaudara Muliajaya 300 10. Hab & Son's 358 11. Karawang Jabar Industrial Estate 506 12. Karawang Tatabina Industrial Estate 314 13. Mandalapratama Permai 300 14. Persadanusa Makmurindo 300 15. Pertiwi Lestari 7100 16. Pradidhana Anugerah 250 17. Rasindo Perkasa 100 18. Sejatibuana Jayadharma 200 19. Sitiswadaya Permai 500 20. Sumber Air Mas Pratama 500 Total Lahan 15.718 Sumber : Data HKTI 2008 http://www.hki-industrialestate.com/ 5

Meningkatnya jumlah penduduk serta perkembangan Kabupaten Karawang menjadi salah satu kawasan strategis ekonomi yang mengakibatkan permintaan lahan meningkat dan berpengaruh terhadap lahan-lahan sawah di Kabupaten Karawang. Bisa dilihat pada tabel 1.3. Dampak dari berkurangnya lahan pertanian bisa menjadi berkurangnya juga produksi padi di Kabupaten Karawang. Berdasarkan PDRB Kabupaten Karawang, persentase terhadap total PDRB sektor industri hampir 50 (%) menguasai PDRB sedangkan sektor pertanian rata-rata 10 (%). Dalam persentase ini terlihat sektor Industri hampir menguasai PDRB kabupaten dan ini terlihat peningkatan industri yang ada di Kabupaten Karawang sedangkan sektor pertanian kurang berkembang. Selama dua tahun antara tahun 2011-2013 terjadi pengurangan luas lahan sawah 511 Ha, dengan dengan demikian ratarata pengurangan lahan sawah pertahun 170 Ha pertahun. Tabel 1.3 Luas Lahan Sawah di Kabupaten Karawang Lahan Pengurangan Luas Lahan Sawah Sawah Tahun (Ha) (Ha) 1994 94.259 2005 93.456 803 2006 94.385 2007 94.311 74 2011 94.311 2013 93.800 511 Sumber : Hasil Pengolahan Peta Penggunaan lahan Bappeda Jawa Barat, dan hasil validasi 2014. 94500 lahan sawah 94000 93500 lahan sawah 93000 92500 1994 2005 2006 2007 2011 2013 Gambar 1.3 Luas Lahan Sawah di Kabupaten Karawang Sumber : Tabel 1.3 6

Tabel 1.4 Perkembangan Kontribusi Sektor Pertanian dan Sektor Industri dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Karawang Pertanian Industri Tahun PDRB Pertambahan (%) Persentase Terhadap Total PDRB (%) PDRB Pertambahan (%) Persentase Terhadap Total PDRB (%) Total PDRB 2003 1.955.018,00-12 8559836,00-50 16976029,00 2004 2.164.819,00 11 11 9945674,00 16 50 19816745,00 2005 2.456.599,00 13 10 13.653.246,00 37 53 25.653.850,00 2006* 2.707.311,00 10 9 16.644.974,00 22 53 31.348.367,00 2007 3.119.706,71 15 8,63 19.353.619,16 16 53,57 36.131.054,03 2008 3.678.776,66 18 8,67 23.554.367,79 22 55,49 42.445.653,25 2009* 4.090.517,80 11 8,47 26.684.730,03 13 55,27 48.283.355,85 2010** 4.777.288,48 17 8,37 30.873.244,69 16 54,11 57.046.690,09 *)Angka perbaikan **) Angka Sementara Sumber : PDRB Kabupaten Karawang,BPS Provinsi Jawa Barat Kabupaten Karawang yang dikenal sebagai lumbung padi nasional perlu dipertahankan untuk tetap menjadi penyuplai beras ke tingkat nasional. Untuk itu identitas ini perlu dipertahankan supaya terciptanya pembangunan pertanian berkelanjutan serta untuk mewujudkan swasembada pangan nasional. Swasembada adalah pencapaian peningkatan ketersediaan pangan yang mampu mengadakan sendiri kebutuhan pangan tersebut, salah satunya beras. Sebagai daerah pertanian Kabupaten Karawang juga dipengaruhi oleh aliran sungai yang mengaliri di Kabupaten Karawang yang dilewati oleh Sungai Citarum, sungai terbesar dan terpanjang di Provinsi Jawa Barat ini, yang menjadi batas wilayah Kabupaten Karawang dan Bekasi. Sungai Citarum sangat penting keberadaannya bagi Kabupaten Karawang bagi produksi padi. Dalam produksi padi air merupakan salah satu faktor pendukung produktifitas padi. Pengelolaan irigasi adalah salah satu faktor pendukung utama bagi keberhasilan pembangunan pertanian terutama dalam rangka peningkatan serta perluasan tujuan pembangunan pertanian di Kabupaten Karawang menurut data dinas pengelolaan sumber daya air provinsi Jawa Barat memiliki 7 DAS, antara lain : 1. sub DAS citarum hilir, 2. DAS Cisoka, 3. DAS Ciwadas, 4. DAS Ciderewak, 5.DAS cibulan bulan, 6. DAS Cilamaya, 7. DAS Cibeet. Menurut data dinas PSDA Provinsi Jawa Barat tahun 2010 irigasi kewenangan kabupaten ada 20 dan irigasi perdesaan ada 16. Menurut media online yang dikutip dari (http://www.pelita.or.id/baca.php?id=34458) untuk kondisi jaringan saat ini 7

kerusakan jaringan irigasi mencapai 82 %, kerusakan berat pada jaringan irigasi mencapai 55 persen, ringan 27 persen. Sementara kondisi baik hanya sekitar 18 persen, kondisi rusak pada jaringan irigasi mencapai 262 km dan kondisi baik sekitar 58,3 km. Kabupaten Karawang sebagai lahan yang subur yang dilewati oleh sungai Citarum dan dikenal sebagai lumbung padi nasional serta saat ini menjadi kawasan strategis perekonomian nasional, permasalahan yang ada di Kabupaten Karawang saat ini terkait alih fungsi lahan sawah, untuk itu supaya lumbung padi dapat dipertahankan perlu upaya untuk menjaga lahan-lahan pertanian di Kabupaten Karawang. 1.2 Perumusan Masalah Seberapa luas lahan sawah yang harus dipertahankan dan dimana lokasinya. Bagaimana Ketersediaan air irigasi sebagai faktor pendukung lahan pertanian. 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan secara umum adalah mempertahankan Kabupaten Karawang menjadi sebagai lumbung padi nasional melalui : Menetapkan luas lahan sawah yang harus dijaga sebagai upaya dalam pertanian pangan berkelanjutan dan untuk mencapai kedaulatan pangan. Mengidentifikasi ketersediaan air irigasi sebagai faktor pendukung dalam meningkatkan produksi padi. Manfaat dari studi ini adalah : Citra Kabupaten Karawang sebagai lumbung padi akan terus bertahan Terjaganya lahan pertanian padi dalam upaya membangun pertanian pangan berkelanjutan dan terwujudnya swasembada pangan nasional serta terciptanya kedaulatan pangan. 1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Wilayah Kabupaten Karawang secara geografis terletak antara 1070 02-1070 40 BT dan 50 56-60 34 LS, termasuk daerah dataran yang relatif rendah, mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0-1.279 meter di atas permukaan 8

laut dengan kemiringan wilayah 0-20, 2-150, 15-400, dan diatas 400 dengan suhu rata-rata 270 C. Luas wilayah Kabupaten Karawang 1.753,27 Km2 atau 175.327 Ha, luas tersebut merupakan 4,72 % dari luas Provinsi Jawa Barat (37.116,54 Km2) dan memiliki laut seluas 4 Mil x 84,23 Km, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Subang Sebelah Tenggara : Berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Cianjur Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Bekasi 1.4.2 Ruang Lingkup Penelitian Lingkup penelitian dalam Upaya Mempertahankan Kabupaten Karawang Sebagai Lumbung Padi nasional antara lain : 1. Lahan sawah di Kabupaten Karawang. Saat ini Kabupaten Karawang menjadi kawasan strategis ekonomi serta berdekatan dengan daerah Jabodetabek tentu peningkatan permintaan lahan akan semakin tinggi dan ini bisa berdampak terhadap lahan lahan sawah yang ada di Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang yang dikenal sebagai lumbung padi nasional adalah salah satu daerah penyuplai beras terbesar nasional tentu demi mewujudkan swasembada pangan nasional dan terciptanya kedaulatan pangan nasional harus ada upaya mempertahankan Kabupaten Karawang sebagai salah satu daerah penyuplai beras dan Kabupaten Karawang tetap menjadi daerah lumbung padi nasional. 2. Tinjauan terhadap ketersediaan air irigasi. Air sebagai salah satu faktor peningkatan produksi padi, air sangat penting dalam meningkat poduksi padi demi tercukupinya kebutuhan beras nasional. Ketersediaan air dilihat dari sungai yang mengaliri lahan lahan sawah di Kabupaten Karawang 9

10

1.5 Kerangka Pemikiran Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Setiap tahunnya jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat dan pada tahun 2010 mencapai 237.556.363 jiwa penduduk (BPS,2010). Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia diikuti oleh peningkatan konsumsi beras nasional. Hampir 95 persen penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras. Maka permintaan terhadap beras akan terus meningkat. Apabila Kabupaten karawang sebagai lumbung padi nasional terganggu produksi padi, akibat dari adanya perkembangan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkan permintaan lahan di Kabupaten Karawang terus meningkat, pada umumnya alih fungsi lahan yang terjadi adalah alih fungsi lahan sawah ke lahan terbangun. Konversi lahan dari lahan sawah ke lahan terbangun akan mengakibatkan hilangnya produksi pertanian, pendapatan usaha tani, dan kesempatan kerja pada usaha tani. Selain itu, dampak negatif konversi ini adalah hilangnya peluang pendapatan dan kesempatan kerja pada kegiatan ekonomi yang tercipta secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan usaha tani tersebut seperti usaha traktor, dan penggilingan padi. Kerugian tidak langsung adalah meningkatnya pencemaran dan banjir. Apabila tidak ada upaya dalam mempertahankan Kabupaten sebagai lumbung padi nasional bukan hal yang tidak mungkin Indonesia akan sering mengimpor beras yang nantinya juga akan berdampak terancamnya sawsembada beras nasional dan tidak terciptanya kedaulatan pangan nasional. 11

Gambar 1.5 Kerangka Pemikiran Sumber : Hasil Pemikiran, 2014. 12

1.6 Sistematika Penyajian BAB I Pendahuluan Dalam bab ini menjelaskan terkait latar belakang studi, rumusan masalah,tujuan dan manfaat studi,ruang lingkup, serta kerangka pemikiran BAB II Kajian Pustaka Dalam bab ini menjelaskan teori-teori, kebijakan yang terkait dalam penyusunan tugas akhir ini. BAB III Metodologi Dalam bab ini menjelaskan metode baik itu metode primer dan metode sekunder serta metode analisis yang akan dipakai dalam perhitungan.dengan menggunakan metode analisis kependudukan, analisis surplus efisit, analisis kesesuaian lahan dan analisis ketersediaan air. BAB IV Gambaran Umum Wilayah Studi Dalam bab ini menjelaskan gambaran wilayah studi, terkait aspek tata guna lahan, geologi, jenis tanah, iklim serta produksi padi dan pengelolaan irigasi. BAB V Hasil dan Pembahasan Dalam bab ini menjelaskan analisis terkait studi ini antara lain analisis kependudukan, analisis surplus defisit, analisis penetapan luas lahan sawah dan lokasinya serta analisis ketersediaan air. BAB VI Kesimpulan dan Rekomendasi Dalam bab terakhir ini menjelaskan kesimpulan hasil dari analisis yang sudah dilakukan kajian upaya mempertahankan kabupaten karawang sebagai lumbung padi nasional serta apa saja rekomendasi dari kesimpulan tersebut. 13