BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Luas keseluruhan dari pulau-pulau di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh sejumlah negara miskin dan negara berkembang.

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

BADAN PUSAT STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah. Sumber daya alam nantinya dapat digunakan sebagai pendukung

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011

BAB IV GAMBARAN UMUM. 15 Lintang Selatan dan antara Bujur Timur dan dilalui oleh

dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2011). pemerataan, akan terjadi Ketimpangan wilayah (regional disparity), terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses yang terintgrasi dan komprehensif

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dipecahkan terutama melalui mekanisme efek rembesan ke bawah (trickle down

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tujuan pembangunan ekonomi secara makro adalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi adalah usaha atau kebijakan yang bertujuan untuk

DUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dikemukakan mengenai latar belakang, pokok

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

BAB I PENDAHULUAN. (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

DAMPAK INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP KETIMPANGAN PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan juga merupakan ukuran

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III-2017

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan)

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan oleh sekian banyak Negara berkembang khususnya

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

Visi, Misi Dan Strategi KALTIM BANGKIT

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2015 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2015 TUMBUH 5,07 PERSEN, MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

I. PENDAHULUAN. tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu, karena pada

PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA YANG BERBASIS SUMBER DAYA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pembangunan di bidang ekonomi ini sangat penting karena dengan

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang terletak di Asia Tenggara yang dilewati garis khatulistiwa. Negara tropis tersebut memiliki jumlah pulau lebih dari 17.000 pulau dengan lima pulau besar yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Luas keseluruhan dari pulau-pulau di Indonesia mencapai 1.919.443 km 2 yang terbentang dari barat ke timur sepanjang lebih dari 5.000 km melintasi 3 zona waktu. Indonesia merupakan sebuah negara kepulaun terbesar ke dua di dunia (BPS Indonesia, 2015.a). Undang-undang No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yang telah memberikan arahan mengenai pembangunan di Indonesia untuk mewujudkan sebuah negara kepulauan yang mandiri. Dalam lampirannya pada Bab III, di jelaskan bahwa tujuan pembangunan di Indonesia selama kurun waktu 2005-2015 adalah tecapainya Indonesia sebagai negara kepualauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional dengan cara menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah agar pembangunan di Indonesia berorientasi kelautan; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan kedaulatan 1

2 dan kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang rencana tata ruang wilayah nasional dan Buku III Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 20015-2019, telah menetapkan bahwa untuk Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), disusun rencana rinci tata ruang yang meliputi rencana tata ruang pulau/kepulauan yang disusun untuk wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa-Bali, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Pulau Papua. Pengembangan RTRWN tersebut berdasarkan pada potensi dan keunggulan daerah, serta lokasi geografis yang strategis di masingmasing pulau. Secara demografis kepadatan penduduk di Indonesia terpusat di Pulau Jawa-Bali. Hal tersebut di dukung oleh data Badan Pusat Statistik yang mencatat bahwa Pulau Jawa memiliki tingkat kepadatan hampir mencapai 3.000 jiwa/km 2. Kepadatan penduduk tersebut bukan berarti tidak memberi dampak bagi kegiatan ekonomi pada suatu daerah. Hingga pada titik tertentu, kepadatan penduduk akan berpengaruh positif terhadap peningkatan produktifitas ekonomi. Perbandingan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dengan pulau lainnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:

3 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Grafik 1.1 Rata-rata Kepadatan Penduduk di Indonesia Tahun 2010-2014 Berdasarkan Wilayah Pengembangan Nasional (jiwa/km) Sumber: Badan Pusat Statistik (2015.c), data diolah Dari grafik 1.1 dapat diketahui bahwa pada pulau-pulau lain kepadatan penduduk tidak mencapai 500 jiwa/km. Sedangkan pada Pulau Jawa-Bali, terutama Pulau Jawa memiliki tingkat kepadatan hampir mencapai 3.000 jiwa/km. Tentu saja perbedaan tersebut sangatlah mencolok, perlu adanya pemerataan jumlah penduduk melalui program transmigrasi. Dari meratanya jumlah penduduk, maka dalam jangka panjang akan memicu pertumbuhan perekonomian di daerah tersebut. Kepadatan penduduk yang berpanguruh positif terhadap peningkatan produktifitas perekonomian di suatu daerah tersbut dibuktikan dengan kontribusi PDRB Pulau Jawa yang mendominasi terhadap perkonomian di Indonesia.

4 Grafik 1.2 Peran Wilayah/Pulau dalam Pembentukan Produk Domestik Bruto Tahun 1983-2013 Atas Dasar Harga Konstan Sumber: RPJMN Buku III (2014) Dari grafik 1.2 dapat diketahui bahwa selama 30 tahun kontribusi PDRB terhadap PDB nasional sangat didominasi oleh Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Hal tersebut tentu saja menimbulkan kesenjangan yang sangat besar antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Berkaitan dengan hal tersebut, arah kebijakan pembangunan difokuskan untuk mengurangi tingkat kesenjangan antar daerah baik secara kedaerahan maupun antar wilayah pengembangan. Tingginya laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus berkembang ini mengakibatkan semakin tingginya persaingan antar daerah dalam hal perekonomian. Dari data PDRB 3 tahun terakhir menunjukkan bahwa Pulau Jawa masih mendominasi terhadap PDB nasional. Seperti yang ditunjukkan tabel berikut ini:

5 Tabel 1.1 Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku, Menurut Wilayah Pengembangunan Nasional, Tahun 2012-20014 (Milyar Rupiah) Tahun 2012 2013 2014 Pulau Nilai Kontribusi Nilai Kontribusi Nilai Kontribusi Sumatera 2.003.734 23,12 2.218.962 23,06 2.478.765 23,17 Jawa-Bali 5.034.435 58,10 5.620.837 58,41 6.296.388 58,85 Nusa Tenggara 116.992 1,35 134.930 1,40 150.850 1,41 Kalimantan 837.845 9,67 887.715 9,23 932.408 8,71 Sulawesi 468.789 5,41 538.001 5,59 604.216 5,65 Maluku 43.002 0,50 49.274 0,51 55.787 0,52 Papua 160.034 1,85 172.786 1,80 181.465 1,70 Sumber: Badan Pusat Statistik (2015.b), data diolah. Dari data tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perbedaan yang sangat signifikan terjadi antara Pulau Jawa dengan pulau-pulau lain di Indonesia. Pada tahun 2013, PDRB Pulau Jawa-Bali memberikan kontribusi hampir sebesar 60% terhadap PDB nasional. Dengan kata lain, apabila PDRB ke enam wilayah pengembangan nasional lainnya digabung, masih belum bisa mengungguli atau menyamai tingkat PDRB di Pulaua Jawa-Bali. Meskipun perekonomian di Pulau Jawa tergolong maju dan memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian di Indonesia, hal tersebut tidak menjamin terhadap ketahanan perkonomian yang ada di Pulau Jawa itu sendiri. Seperti yang ditunjukkan grafik berikut ini:

6 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 2012 2013 2014 Sumatera 5,75 4,98 4,64 Jawa-Bali 6,31 6,14 5,66 Nusa Tenggara 1,96 5,28 5,05 Kamlimantan 5,72 3,93 3,19 Sulawesi 9,04 7,69 6,88 Maluku 7,07 5,81 6,09 Papua 2,67 7,65 4,31 Grafik 1.3 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010, Menurut Wilayah Pengembangunan Nasional, Tahun 2012-20014 (Persen) Sumber: Badan Pusat Statistik (2015.b), data diolah Dari tabel 1.3 tersebut dapat diketahui bahwa secara keseluruhan wilayah pengembangan yang ada di Indonesia mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun, namun untuk Nusa Tenggara dan Papua justru mengalami kenaikan. Apabila dilihat dari segi kontribusi PDRB Nusa Tenggara dan Papua pada tabel 1.1 hanya memiliki kontribusi sebesar 1% di setiap tahunnya. Sedangkan untuk daerah pengembangan lain yang meiliki kontribusi PDRB yang lebih besar justru mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi, tidak terkecuali Pulau Jawa yang memiliki kontribusi PDRB paling besar bagi Indonesia. Sangat disayangkan apabila Pulau Jawa yang dianggap sebagai tumpuan perekonomian Indonesia dengan perekonomian yang terbilang maju tidak dapat mempertahankan laju pertumbuhan ekonominya di tengah guncangan ekonomi nasional. Hal tersebut menandakan bahwa provinsi-

7 provinsi yang ada di Pulau Jawa itu sendiri juga mengalami pelemahan dari tahun ke tahun. Pelemahan tersebut dapat berupa menurunnya tingkat laju pertumbuhan ekonomi di masing-masing provinsi di Pulau Jawa. Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010, Provinsi-provinsi di Pulau Jawa, Tahun 2012-20014 (Milyar Rupiah) Tahun 2012 2013 2014 Provinsi Nilai Pertumbuhan Nilai Pertumbuhan Nilai Pertumbuhan DKI Jakarta 1.222.528 6,53 1.297.195 6,11 1.374.349 5,95 Jawa Barat 1.028.410 6,50 1.093.586 6,34 1.148.949 5,06 Jawa Tengah 691.343 5,34 726.900 5,14 766.272 5,42 DI Yogyakarta 75.637 4,64 75.637 6,22 79.557 5,18 Jawa Timur 1.192.842 6,64 1.192.842 6,08 1.262.700 5,86 Banten 332.517 6,79 332.517 7,16 350.700 5,47 Sumber: Badan Pusat Statistik (2015.b), data diolah. Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan, provinsi-provinsi yang ada di Pulau Jawa mengalami penurunan nilai laju pertumbuhan ekonomi. Dari 6 provinsi yang ada di Pulau Jawa 2 diantarnya mengalami sedikit kenaikan walaupun tidak signifikan dan tidak pada setiap tahunnya, yaitu provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Kecenderungan provinsi-provinsi besar di Pulau Jawa mengalami penurunan tentu menjadi sebuah tanda tanya besar mengapa provinsi-provinsi tersebut tidak dapat mempertahankan laju pertumbuhannya. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur memiliki kontribusi PDRB lebih dari 20% secara keseluruhan di Pulau Jawa setiap tahunnya. Namun ketiga provinsi tersebut mengalami penurunan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Hal tersebut

8 mengindikasikan bahwa perekonomian provinsi-provinsi besar di Pulau Jawa belum cukup kuat menghadapi perekonomian secara nasional yang melemah. Meskipun secara keseluruhan Pulau Jawa memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian di Indonesia, namun nyatanya perekonomian di Pulau Jawa sendiri masih belum dapat bertahan dari melemahnya perekonomian secara nasional. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih, karena bagaimanapun juga Pulau Jawa merupakan tumpuan bagi perekonomian nasional, oleh sebab itu diharapkan perekonomian provinsi-provinsi yang ada di Pulau Jawa itu sendiri memiliki ketahanan dan kestabilan. Maka dari itu perlu diadakannya penelitian lebih lanjut guna membahas hal tersebut. Penelitian tersebut membahas bagaimana sektor ekonomi unggulan, struktur ekonomi, dan tingkat ketimpangan yang terjadi di setiap provinsi. Dengan harapan penelitian tersebut dapat membantu pemerintah daerah dalam rangka membuat kebijakan untuk mengembangkan daerahnya. Berdsarkan penjelasan di atas, maka penelitian yang akan di laksanakan berjudul Analisis Struktur Ekonomi dan Ketimpangan Ekonomi Antar Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2010-2014.

9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari penjelasan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini memiliki perumusan masalah sebagai berikut: 1. Sektor apa sajakah yang menjadi sektor unggulan di setiap provinsi di Pulau Jawa? 2. Bagaimanakah struktur ekonomi yang ada di setiap provinsi di Pulau Jawa? 3. Seberapa besar tingkat ketimpangan yang ada di Pulau Jawa dilihat dari ketimpangan di setiap provinsi? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan tersebut, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sektor-sektor yang menjadi sektor unggulan yang di Pulau Jawa dilihat dari setiap provinsi yang ada di Pulau Jawa. 2. Untuk mengetahui struktur ekonomi yang ada di Pulau Jawa dilihat dari struktur ekonomi per-provinsi di Pulau Jawa. 3. Untuk mengetahui besarnya tingkat ketimpangan yang ada di Pulau Jawa diukur lewat ketimpangan per-provinsi di Pulau Jawa.

10 D. Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh berbagai pihak, baik dalam penentuan kebijakan maupun untuk kepentingan pendidikan. Berikut ini kegunaan dari hasil penelitian : 1. Sebagai bahan pembelajaran bagi ilmu atau mata kuliah yang bersangkutan. 2. Sebagai bahan pertimbangan atau rujukan bagi pemerintah daerah yang ada di Pulau Jawa dalam membuat keputusan yang sesuai dengan potensi daerahnya. 3. Sebagai bahan referensi atau pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.