BAB I PENDAHULUAN. sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. komponen tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja kerja seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan menuju Indonesia sehat. fisik, mental dan sosial. Semua aspek tersebut akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. diriwayatkan Nabi R. Al-Hakim,At-Turmuzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban: minum, dan sepertiga lagi untuk bernafas.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah faktor risiko untuk stroke dan. myocard infarct(mi) (Logmore, 2010).Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi mempermudah manusia dalam kehidupan sehari hari,

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. begitu pula dengan permasalahan kardiovaskuler dan DM (Marliyanti, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB II DESKRIPSI DAN PROFIL PENDERITA DIABETES

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi abnormal atau berlebihnya lemak

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, salah satunya kehidupan sosial ekonomi dunia. Sejak pertengahan 2007,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.


BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. Kegemukan saat ini merupakan suatu epidemik global, lebih dari 1 miliar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. angka kematian penyakit tidak menular (PTM). Hal ini sesuai dengan data World

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan energinya yang dilakukan secara terus-menerus, ritmis, dengan

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat memiliki status gizi yang baik, sehingga anak memiliki tinggi badan. pola makan yang seimbang dalam menu makanannya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. negatif terhadap kehidupan. Dilihat dari dampak positif, teknologi membuat

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan menuju Indonesia sehat. fisik, mental dan social, semua aspek tersebut akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup. Sebagian besar dari aktivitas telah digantikan oleh

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

InfoDATIN SITUASI PENYAKIT KANKER. 4 Februari-Hari Kanker Sedunia PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB 1 PENDAHULUAN. udara termasuk oksigen. Secara alamiah paru-paru orang yang tinggal di

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Masalah Kelebihan Berat Badan pada Orang Dewasa di Indonesia. Sihadi. Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan RI

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan atau obesitas selalu berhubungan dengan kesakitan dan

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

I. PENDAHULUAN. 2004). Penyakit ini timbul perlahan-lahan dan biasanya tidak disadari oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, dislipidemia, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak dalam tubuh. 1 Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan jaringan yang berasal dari struktur intraokuler disebut tekanan

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga remaja (Depkes RI, 1999). dengan cepat dan berbeda pada setiap individunya (Nanik, 2012) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

2

BAB I PENDAHULUAN. bidang lainnya yang telah memberikan kemudahan dan perubahan pada pola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini menjaga penampilan merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang wanita dapat menunjang karir atau pekerjaan yang dimilikinya. Salah satu hal yang dapat mengganggu penampilan adalah kegemukan atau obesitas. Kegemukan atau obesitas sendiri merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit kronis, termasuk diabetes, penyakit jantung dan kanker. Setelah dianggap masalah hanya di negara-negara berpenghasilan tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas sekarang secara dramatis meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di perkotaan (WHO, 2011). Di Indonesia persoalan obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama. Kecenderungan terjadinya obesitas berhubungan erat dengan pola makan. Berbagai faktor berperan dalam timbulnya obesitas, tetapi yang paling penting adalah ketidakseimbangan antara masukan makanan dan aktivitas fisik (Misnadiarly, 2007). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan dewasa (>18 tahun) 32,9 %, naik 18,1 % dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5 % dari tahun 2010 (15,5%). Prevalensi 1

2 obesitas terendah di Nusa Tenggara Timur (5,6%), dan prevalensi obesitas tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara (19,5%). Tiga belas provinsi dengan prevalensi obesitas di atas prevalensi nasional, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Aceh, Papua Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, Kepulauan Riau, Maluku Utara, DKI Jakarta, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Gorontalo dan Sulawesi Utara. Obesitas sendiri didefinisikan sebagai kelebihan lemak dimiliki seseorang di dalam tubuh. Jaringan lemak adalah jenis jaringan ikat khusus yang terutama terisi atas sel lemak (adipose). Sel-sel ini terdapat satu persatu atau berkelompok kecil di dalam jaringan ikat itu sendiri, kebanyakan dalam kelompok besar, membentuk jaringan lemak yang tersebar di seluruh tubuh. Jaringan lemak merupakan salah satu organ terbesar dalam tubuh. Di dalam tubuh manusia, terdapat dua bagian tempat penyimpanan lemak, yaitu essential fat dan storage fat. Essential fat adalah lemak yang disimpan di dalam tulang, jantung, paru hati, limfe, ginjal, otot, dan jaringan kaya lemak pada sistem saraf, sedangkan storage fat terdiri dari jaringan lemak yang mengumpul pada jaringan adipose. Fungsi jaringan lemak itu sendiri adalah membentuk permukaan tubuh, isolator suhu bagi tubuh, dan mengisi celah-celah diantara jaringan lain (Wulandari, 2012). Proporsi distribusi penyimpanan lemak pada pria dan wanita sama (12% pria, 15% wanita), persentase total essential fat pada wanita adalah empat kali lebih besar daripada pria. Lemak di perut adalah lemak yang terdapat pada jaringan adipose yang terletak di bawah permukaan kulit perut atau hipodermis. Dimana pada pria lemak biasa menumpuk pada perut, sedangkan pada wanita lemak biasa menumpuk pada

3 perut, pinggang, dan pinggul. Lemak yang menumpuk menandakan bahwa terjadinya kelebihan lingkar perut. Kelebihan lingkar perut ini dapat diukur dengan mid line, dimana pengukuran lingkar perut secara umum yaitu <90 cm untuk pria dan <80 cm untuk wanita. Obesitas sentral adalah kondisi kelebihan lemak perut atau lemak pusat. Pola hidup yang buruk dapat menyebabkan terjadinya obesitas sentral, seperti kebiasaan merokok (Canoy et al., 2005; Xu et al., 2007), tingginya konsumsi minuman beralkohol (Dorn et al., 2003; Riserus and Ingelsson, 2007), rendahnya konsumsi sayuran dan buah (Drapeau et al., 2004; Newby et al., 2003), tingginya konsumsi makanan berlemak (Graulet et al., 2001), dan rendahnya aktivitas fisik (Besson et al., 2009). Selain itu, perbedaan jenis kelamin (Dekkers et al., 2004), dan status sosial ekonomi (Reynolds, 2007) diduga juga berhubungan dengan kejadian obesitas sentral. Lingkar perut adalah salah satu indikator yang bisa digunakan untuk melihat masalah kesehatan yang akan muncul apabila pola hidup yang dijalani masyarakat buruk, seperti makan makanan berlemak yang berlebihan tanpa diimbangi dengan olahraga. Kelebihan lingkar perut berhubungan dengan lemak yang ada di dalam perut itu sendiri. Untuk laki-laki dengan lingkar perut >90 cm atau perempuan dengan lingkar perut >80 cm dinyatakan sebagai obesitas sentral (WHO, 2000). Pengukuran ini dapat dilakukan dengan cara mengukur lingkar perut, rasio pinggang pinggul (waist to hip ratio), WCR (waist chest ratio), WtHR (waist to height ratio). Pengukuran lingkar perut merupakan suatu parameter yang menyediakan perkiraan ukuran lemak tubuh yang mengumpul di perut. Pengukuran lingkar perut menyediakan pengukuran distribusi lemak yang tidak

4 dapat menggunakan pengukuran IMT. IMT tidak dapat membedakan antara berat yang berhubungan dengan otot dan lemak (WHO, 2000), namun dalam hal ini penting mengetahui IMT seseorang jika ingin mengukur lingkar perut., karena berat badan yang berlebih akan mempengaruhi lingkar perut seseorang. IMT (Indeks Masa Tubuh) merupakan kalkulasi berat dan tinggi badan seseorang dengan cara berat badan dibagi kuadrat dari tinggi badan. Klasifikasi obesitas menurut WHO (2000) untuk orang Asia dapat diukur melalui IMT, dimana hasil pengukuran berat badan dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat memberikan hasil <18,5 (underweight), 18,5-22,9 (normal), >23 (overweight), 23,0-24,9 (at risk), 25,0-29,9 (Obes I), >30 (Obes II). WHO menganjurkan agar lingkar perut sebaiknya diukur pada pertengahan antara batas bawah iga dan krista illiaca, dengan menggunakan ukuran pita secara horizontal pada saat akhir ekspirasi dengan kedua tungkai dibuka lebar 20-30 cm. Subjek diminta untuk tidak menahan perutnya dan diukur dengan memakai pita dengan tegangan pegas yang konstan. Jika lingkar perut melebihi standar, tentu saja akan menimbulkan berbagai penyakit. Selain itu dari segi estetika menjadi kurang menarik. Bila sudah terjadi kelebihan lingkar perut, akan menimbulkan berbagai dampak masalah kesehatan seperti obesitas sentral. Fisoterapi sebagai bentuk pelayanan jasa kesehatan dalam bidang gerak dan fungsi dapat berperan aktif dalam peningkatan kualitas hidup, dapat memberikan program latihan yang telah disusun berdasarkan prinsip-prinsip latihan yang tepat sehingga dapat membantu mengurangi lingkar perut pada mahasiswi dengan overweight. Salah satu bentuk dari program latihan yang dapat diberikan adalah

5 olahraga. Dalam olahraga mempunyai tujuan untuk menjaga kebugaran, selain itu penurunan berat badan akan didapat tidak terkecuali penurunan lingkar perut. Berbagai macam bentuk latihan untuk penurunan lingkar perut diantaranya latihan crunch dan latihan crossover sit-up. Latihan ini merupakan kategori latihan beban. Latihan crunch adalah olahraga yang bersifat latihan beban yang dapat membakar lemak. Latihan crunch ini memiliki beragam variasi yang dapat kita lakukan. Latihan crunch diberikan karena dapat membantu menurunkan lingkar perut, sebab latihan ini bekerja pada otot-otot perut. Karena manfaat latihan crunch yang bekerja pada otot-otot perut, maka dapat diaplikasikan terhadap masalah kelebihan pada lingkar perut. Seperti latihan crunch, latihan crossover sit-up juga olahraga bersifat latihan beban yang dapat membakar lemak. Latihan ini merupakan pengembangan dari latihan sit-up umum yang sudah kita ketahui sebelumnya. Saat latihan, lemak yang ada di dalam perut berubah menjadi energi, ini menyebabkan penurunan lingkar perut serta peningkatan massa otot (Andraeni, 2014). Menurut Andraeni (2014), penelitian tersebut mengulas tentang perbedaan latihan crunch terhadap kombinasi latihan crunch dan latihan crossover sit-up pada kondisi lingkar perut berlebih. Metode yang digunakan adalah jenis quasi eksperimen dengan pretest dan posttest control group design yang bertujuan untuk mempelajari kombinasi latihan crunch dan crossover sit-up dalam menurunkan lingkar perut wanita yang lebih baik daripada latihan crunch pada kondisi lingkar perut berlebih. Sampel terdiri dari 20 orang perempuan dengan lingkar perut di atas 80 cm warga pemukiman Kano RT 006 RW 09, Kelapa Dua, Tangerang yang

6 dipilih dengan teknik purposive sampling. Sampel dikelompokkan menjadi dua, dimana kelompok perlakuan I terdiri dari 10 orang yang diberikan latihan crunch dan kelompok perlakuan II terdiri dari 10 orang yang diberikan kombinasi latihan crunch dan crossccover sit-up. Hasil penelitian tersebut didapat bahwa kombinasi latihan crunch dan crossover sit-up efektif dalam menurunkan lingkar perut wanita dengan lingkar perut di atas 80 cm. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui tentang pengaruh kombinasi latihan crunch dan crossover sit-up dalam menurunkan lingkar perut wanita dengan overweight dan memaparkannya dalam bentuk skripsi dengan judul Pemberian Kombinasi Latihan Crunch Dan Crossover Sit-Up Efektif dalam Menurunkan Lingkar Perut Mahasiswi dengan Overweight pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah pemberian kombinasi latihan crunch dan crossover sit-up efektif dalam menurunkan lingkar perut mahasiswi dengan overweight pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana?

7 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pemberian kombinasi latihan crunch dan crossover sit-up terhadap penurunan lingkar perut pada mahasiswa overweight. 1.3.2 Tujuan Khusus Membuktikan pemberian kombinasi latihan crunch dan crossover sit-up efektif dalam menurunkan lingkar perut mahasiswi dengan overweight pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1.4.1. Manfaat Akademik 1. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai gambaran tentang pemberian kombinasi latihan crunch dan crossover sit-up terhadap penurunan lingkar perut pada wanita. 2. Dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya. 1.4.2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini yaitu :

8 1. Sebagai bahan informasi terhadap masyarakat yang mengalami obesitas terutama obesitas sentral untuk menentukan intervensi yang cocok untuk mengecilkan lingkar perut. 2. Sebagai acuan pelayanan fisioterapi di masyarakat terutama sebagai langkah preventif untuk menurunkan lingkar perut pada wanita usia 19 23 tahun.