Keberadaan Fungsi Bangunan Sekitar dalam Membentuk Pemanfaatan Ruang Koridor Jalan di Pusat Kota Pasuruan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil analisis dan pembahasan terhadap

Pola Aktivitas Pada Ruang Publik Taman Trunojoyo Malang

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian dinamika aktifitas di ruang pejalan kaki di Jalan

Perencanaan Kota TEORI URBAN DESIGN 3 (LINGKUNGAN DAN PENUNJANG)

Pola Aktivitas Pemanfaatan Ruang Luar Kawasan Wisata Songgoriti Batu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

Jl. Tamansari No.1 Bandung

Pola Aktivitas Pengunjung dalam Ruang Penghubung Kawasan Stasiun Depok Baru dan Terminal Margonda

KAJIAN KETERKAITAN GAYA HIDUP MAHASISWA DENGAN TATA RUANG KORIDOR JALAN BABARSARI YOGYAKARTA

KAJIAN PENGGUNAAN RUANG PUBLIK DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU

6.3 Hasil Perubahan Elemen Kawasan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN JEND. SUDIRMAN, PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SENTRA BATIK & TENUN DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE SETTLEMENT

PENGARUH KEGIATAN KOMERSIAL TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS KORIDOR JALAN YOS SUDARSO, PAAL DUA)

BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR KEBONDALEM PURWOKERTO SEBAGAI KAWASAN WISATA BELANJA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PEMENUHAN ASPEK KENYAMANAN JALUR PEDESTRIAN PADA LINGKUNGAN PUSAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

HIRARKI ANTARA PERENCANAAN WILAYAH KAB/KOTA DENGAN PERANCANGAN KOTA

KAJIAN ELEMEN PEMBENTUK RUANG KOTA PADA RUANG TERBUKA PUBLIK KOTA (Studi Kasus : Alun-Alun Karanganyar) ABSTRAK ABSTRACT

Kualitas Walkability Jalur Pedestrian Pada Koridor Jalan Permindo, Padang Berdasarkan Persepsi Masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1.4. Tujuan dan Sasaran Tujuan Tujuan merancang dan menata penggal Jalan Garuda Mas dengan menerapkan konsep city walk.

PRASARANA KOTA DI JALAN KOLONEL ATMO PALEMBANG

Pemanfaatan Pedestrian Ways di Koridor Komersial di Koridor Jalan Pemuda Kota Magelang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Kualitas Walkability pada Koridor Jalan Kayu Aya Seminyak Bali

KAJIAN WATERFRONT DI SEMARANG (Studi Kasus : Sungai Banjir Kanal Barat)

KAJIAN AKSESIBILITAS TERHADAP RUANG TERBUKA DI PERUMAHAN TERENCANA KOTA MEDAN SKRIPSI OLEH SUCI PRATIWI

SIRKULASI DAN PARKIR, ACTIVITY SUPPORT DI KAWASAN PETERONGAN SEMARANG (PENGGGAL JL. MT HARYONO MULAI PEREMPATAN LAMPER SARI SAMPAI PERTIGAAN SOMPOK)

TEORI PERANCANGAN KOTA. Pengantar Perancangan Perkotaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PREFERENSI PEDESTRIAN DITINJAU DARI PENGGUNAAN TROTOAR DI KORIDOR JALAN PEMUDA KOTA MAGELANG

PUSAT WISATA KULINER DI KOTA BATU DENGAN PEMANFAATAN RUANG TERBUKA PUBLIK

Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Koridor Kampung Kota sebagai Ruang Komunikasi Informal

PEMILIHAN PEDESTRIAN WAYS DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI KORIDOR JALAN GUNUNG SAHARI JAKARTA PUSAT

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

POLA AKTIVITAS PADA RUANG PUBLIK TAMAN BUNGKUL SURABAYA

PEREMAJAAN KAWASAN PERDAGANAN SENEN DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA

PENGARUH SETTING FISIK TERHADAP POLA PERILAKU PADA FUNGSI KORIDOR

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB II KAJIAN TEORI Hubungan Urban Design dan Parkir

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN:

Tatanan Alun-alun Terhadap Pola Ruang Spasial Masjid Jami Kota Malang

Arahan Penataan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Pangandaran The Direction of The Central Government Setup the Regency of Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENATAAN BUNDARAN KALIBANTENG SEBAGAI SIMPUL KOTA DENGAN KORIDOR JALAN JENDERAL SUDIRMAN SEMARANG

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

REDESAIN KAWASAN MASJID AMIR SAUD BIN FAHD KAMPUS II UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDINSAMATA GOWA

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

IDENTIFIKASI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PERPARKIRAN ON-STREET. Aditya Pratama 1 dan Parfi Khadiyanto 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jendral Perhubungan Darat (1996), ada beberapa pengertian tentang perparkiran.

TINJAUAN BENTUK DAN MASSA BANGUNAN DI KAWASAN SIMPANG LIMA BANDUNG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Penataan Kawasan Koridor Komersial pada Jalan Arteri Primer

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

ARTIKEL PUBLIKASI PENGEMBANGAN KAWASAN KAMPUS UMS SEBAGAI DESTINASI WISATA KREATIF BERBASIS EDUKASI

Studi Evaluasi Elemen Pendukung Taman Dalam Mendukung Aktifitas Pengguna. Studi Kasus : Taman Lawang, Jakarta Pusat

SIFAT-SIFAT LOKASI PARKIR KAWASAN WISATA KERATON SURAKARTA BERDASARKAN KARAKTERISTIK RUANG DAN AKTIVITAS

David Ricardo Mahasiswa Magister Teknik Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman

PENGEMBANGAN WISATA GOA GONG Di PACITAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

INTEGRASI FUNGSI WISATA PADA FASILITAS AGROINDUSTRI (Studi Kasus : Kusuma Agrowisata, Batu dan Taman Buah Mekarsari, Kab. Bogor)

IDENTIFIKASI KEGIATAN PEMBENTUKAN RUANG LUAR RUKO PADA KORIDOR JALAN DI KAWASAN PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG. Elong Pribadi**) dan Suning*)

BAB I PENDAHULUAN I-1

POLA PERILAKU ANAK PADA JALUR SIRKULASI HORISONTAL & VERTIKAL DI RUSUNAWA CIBEUREUM CIMAHI

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sumbu Imaginer dan filosofi, sumber : penulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan

BAB III METODE PENELITIAN

KONDISI LIVABILITAS KORIDOR JALAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Eksistensi Penelitian

PENGATURAN PERUBAHAN FUNGSI PADA KAWASAN PERUMAHAN KONSERVASI: STUDI KASUS KAWASAN KONSERVASI CISANGKUY, BANDUNG

POLA PEMANFAATAN RUANG PADA KAWASAN WISATA RELIGI KH. ABDURRAHMAN WAHID

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA

KONSEP dan TEKNIK PENYAJIAN GAMBAR PADA PROYEK ARSITEKTUR KOTA (URBAN DESIGN)

IDENTIFIKASI JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN WATERFRONT, SENG HIE, PONTIANAK

PENGARUH PERKEMBANGAN PERKOTAAN TERHADAP MORFOLOGI KAMPUNG KAUMAN KOTA SEMARANG. Cynthia Putriyani Alie¹ dan Djoko Suwandono²

PENATAAN KORIDOR GATOT SUBROTO SINGOSAREN SURAKARTA SEBAGAI KAWASAN WISATA

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. pesat karena kota saat ini, dipandang lebih menjanjikan bagi masyarakat desa

INTEGRASI MODA TRANSPORTASI TREM DALAM RUANG KOTA (Studi Kasus Ruang Jalan DR. Rajiman dan Jalan KH. Agus Salim Surakarta)

Transkripsi:

Keberadaan Fungsi Bangunan Sekitar dalam Membentuk Pemanfaatan Ruang Koridor Jalan di Pusat Kota Pasuruan Elita Merry Pratiwi 1, Jenny Ernawati 2, Triandriani Mustikawati 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 23 Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Email: elitamerry@gmail.com ABSTRAK Kota Pasuruan memiliki suatu daya tarik yang sangat menonjol, didukung dengan adanya kegiatan keagamaan khususnya agama Islam yang telah menjadi budaya masyarakat Kota Pasuruan. Kegiatan keagamaan ini berpusat pada Masjid Jami Al Anwar yang berada di Jalan Wachid Hasyim Kota Pasuruan, tepat di belakang Masjid Jami terdapat Makam KH. Abdul Hamid, keduanya termasuk dalam Wisata Religi Kota Pasuruan, sehingga menjadi tempat yang selalu dikunjungi oleh masyarakat setempat maupun luar kota. Jalan Wachid Hasyim ini berada di pusat kota yang juga merupakan Kawasan Perdagangan, sehingga menimbulkan penumpukan aktivitas pemanfaatan di ruang koridor jalan tersebut. Beragamnya aktivitas muncul karena dipengaruhi dengan fungsi bangunan yang ada di sekitar hal ini dibutuhkan pula pemenuhan terhadap elemen-elemen perancangan kota yang dapat menunjang aktivitas pemanfaatan tersebut. Pengamatan lapangan yang dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan ruang koridor jalan melalui pendekatan environmental behavior dengan menggunakan behavioral mapping yaitu place centered mapping. Kondisi eksisting akan diidentifikasi yang selanjutnya akan dianalisis pemanfaatan ruang koridor jalannya. Pendekatan behavioral mapping yang diaplikasikan dalam pemanfaatan ruang koridor jalan, disesuaikan dengan teori-teori dari Hamid Shirvani tentang elemen-elemen perancangan kota khususnya sirkulasi (jalur pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan), fasilitas parkir, dan pedagang kaki lima. Kata kunci: ruang koridor jalan, fungsi bangunan, pemanfaatan ruang ABSTRACT Pasuruan city has an appeal that is very prominent, supported by the Islamic religion, especially religious activity that has become a cultural society Pasuruan. Religious activity is centered on the Jami 'Al Anwar Mosque is located in Jalan Wachid Hasyim Pasuruan, just behind the Jami' Mosque there is the Tomb of KH. Abdul Hamid, both included in the Religious Tourism Pasuruan, so that it becomes a place that is always visited by the local community and outside the city. Wachid Hasyim Street is located in the city center which is also the Trade zone, causing a buildup of activity in the use of space on road corridor. Along with the variety of activities that appear because of building function which is arround the city center also required compliance with the elements of urban design that support used activities. Observations were conducted to determine the spatial use of road corridors through environmental behavior approach using behavioral mapping such as place centered mapping. Existing condition will be identified and will be analyzed focused on the use of space on road corridors. The behavioral mapping applied in the space on road corridor matched to the theories of Hamid Shirvani about urban design elements, especially the circulation (pedestrian and vehicle circulation), parking facilities, and street vendors. Keywords: space on road corridor, building function, utilization, spatial planning

1. Pendahuluan Kota Pasuruan merupakan salah satu kota yang berada di Propinsi Jawa Timur, yang juga berada di jalur pantura, hal ini memberikan dampak yang sangat besar terhadap perkembangan Kota Pasuruan. Pusat Kota Pasuruan merupakan sentral dari berbagai macam kegiatan masyarakat Pasuruan, memiliki bermacam-macam fungsi yang dapat mendukung pusat kota, terdiri dari beberapa fungsi seperti fungsi perdagangan dan jasa, fungsi pemerintahan, fungsi pendidikan, fungsi peribadatan, fungsi bersama yang berupa ruang terbuka publik, dan fungsi permukiman. Dari beberapa fungsi tersebut terdapat beberapa fungsi yang menonjol dan mempunyai daya tarik tersendiri salah satunya adalah fungsi peribadatan yang diwujudkan melalui Wisata Religi Kota Pasuruan. Salah satu tempat Wisata Religi berada di pusat kota yaitu di Jalan Wachid Hasyim yang terdapat Masjid Jami Al Anwar merupakan pusat keagamaan masyarakat setempat dan tepat di belakang Masjid terdapat Makam KH. Abdul Hamid. Adanya masjid dan makam tersebut memberikan dampak yang sangat besar terhadap pemanfaatan ruang koridor Jalan KH. Wachid Hasyim yang juga berada pada jalur perdagangan sehingga perpaduan antara fungsi peribadatan dan fungsi perdagangan menimbulkan beragam aktivitas seperti aktivitas pejalan kaki, aktivitas parkir dan aktivitas pedagang kaki lima. Aktivitas pedagang kaki lima sebagai aktivitas pendukung (activity support) suatu kawasan komersial merupakan salah satu dari delapan elemen-elemen perancangan kota. Menurut McGee dan Young dalam Tsani (2005) sarana usaha pedagang kaki lima dibedakan menjadi tiga yaitu non permanen, semi permanen dan permanen. Keberadaannya saling terkait dengan elemen perancangan kota lainnya seperti pedestrian ways, dan circulation and parking (Shirvani, 1985:7). Adapun yang menunjang suatu kawasan perdagangan salah satunya yaitu elemen sirkulasi. Shirvani (1985:26) juga menjelaskan bahwa elemen sirkulasi merupakan salah satu alat paling bermanfaat untuk membangun lingkungan kota. Sirkulasi dapat membentuk, mengarahkan dan mengontrol pola aktivitas dan pengembangan kota, ketika sistem transportasi jalan umum, pedestrian ways dan sistem transit menghubungkan dan memusatkan pergerakan. 2. Bahan dan Metode Metode yang digunakan untuk mengetahui pemanfaatan ruang koridor jalan Wachid Hasyim adalah menggunakan pendekatan environmental behavior, yaitu melakukan penelitian terhadap prilaku dalam sebuah lingkungan dengan tujuan mengidentifikasi pemanfaatan ruang koridor jalan oleh penggunanya. Pendekatan ini menempatkan peneliti sebagai alat utama dalam pengumpulan data melalui observasi langsung di lapangan. Peneliti melakukan observasi lapangan dengan cara pemetaan perilaku (behavioral mapping) yang dilakukan dengan menggunakan place centered mapping. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Ittelson dalam Haryadi dan Setiawan (2010), cara ini digunakan untuk mengetahui bagaimana manusia atau sekelompok manusia memanfaatkan, menggunakan atau mengakomodasi perilakunya dalam suatu situasi waktu dan tempat tertentu. Peta perilaku isinya dianalisis dengan mengaitkan fungsi bangunan dan aktivitas pemanfaatan yang terbentuk. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Agustus di Tahun 2012.

Penelitian ini dilakukan pada Pusat Kota Pasuruan terutama pada ruang koridor Jalan Wachid Hasyim Kota Pasuruan yang ditekankan pada ruang jalur sirkulasi pejalan kaki dan ruang jalur sirkulasi kendaraan. Pada koridor jalan ini terdapat Wisata Religi yang menjadi pusat kegiatan dan didukung dengan adanya fungsi perdagangan dan jasa (Gambar. 1). Keterangan : : Batas Lokasi Penelitian : Ruang Koridor Jalan (Jalur Sirkulasi Kendaraan) : Ruang Koridor Jalan (Jalur Pejalan Kaki) 3. Hasil dan Pembahasan Gambar 1. Lokasi Penelitian 3.1 Pembentuk Ruang Koridor Jalan Wachid Hasyim Koridor Jalan Wachid Hasyim ini terletak di antara Alun-alun Kota Pasuruan dan deretan bangunan dengan berbagai macam fungsi antara lain fungsi perdagangan dan jasa, fungsi peribadatan dan fungsi permukiman. TROTO DAM JALUR MEDI JALUR PARKI PARKI TROT B Potongan AA TROTO JALUR TROTO A B Ruang Koridor Jalan A Potongan BB Gambar 2. Layout dan Potongan Koridor Jalan Wachid Hasyim

Jalan ini merupakan hirarki arteri sekunder dengan panjang 1.050 meter dan lebar 14 meter. Terdapat jalur yang diperuntukkan untuk sirkulasi kendaraan yang menuju fasilitas parkir yang disediakan oleh pengelola kawasan wisata religi khususnya pengunjung Masjid Jami Al Anwar dan Makam KH. Abdul Hamid. Dari hasil pengamatan, seperti yang dijelaskan oleh Zahnd (1999) koridor dibentuk oleh dua deretan massa (bangunan atau pohon) yang membentuk sebuah ruang. Pada koridor Jalan Wachid Hasyim terdapat 2 karakter ruang koridor jalan, ruang koridor jalan yang pertama adalah ruang koridor yang terbentuk adanya massa bangunan pertokoan dengan massa pagar dari Alun-alun Kota Pasuruan, sedangkan ruang koridor jalan yang kedua terbentuk oleh massa bangunan Masjid Jami Al Anwar dengan massa dari pagar pembatas untuk parkir kendaraan yang berada tepat di depan Masjid Jami Al Anwar. 3.2 Keberadaan Fungsi Bangunan Sekitar dalam Membentuk Pemanfaatan Ruang 3.2.1 Pemanfaatan Ruang pada Hari Kerja Beragamnya aktivitas pemanfaatan ruang koridor jalan oleh pelaku aktivitas ditemukan dari hasil overlay mapping dalam waktu amatan yang berbeda. Pelaku yang menjadi subjek pengamatan adalah pejalan kaki, pedagang kaki lima dan parkir yang beraktivitas di ruang koridor Jalan Wachid Hasyim Kota Pasuruan ini baik yang menggunakan jalur kendaraan sebagai tempat aktivitasnya ataupun menggunakan jalur pejalan kaki. SIANG MALAM Gambar 3. Hasil Overlay Pemanfaatan Ruang Koridor Jalan Hari Kerja (Sumber: Hasil analisis, 2015) Fungsi perdagangan dan fungsi peribadatan pada koridor jalan Wachid Hasyim menimbulkan titik keramaian menumpuknya pelaku aktivitas yang nampak adalah mengobrol, duduk, berdiri, membeli, berjalan kaki. Keterkaitan antara fungsi bangunan

sekitar dengan pemanfaatan ruang koridor jalan sangat terlihat dengan banyaknya pelaku pada hari-hari di mana di kawasan tersebut terdapat kegiatan keagamaan. Pengaruh pemanfaatan ruang tertinggi tersebut dikarenakan oleh adanya fungsi bangunan sebagai fungsi perdagangan dan adanya magnet kawasan yang juga merupakan salah satu Wisata Religi Kota Pasuruan, hal itu menimbulkan pemanfaatan ruang yang lebih banyak aktivitasnya dibandingkan dengan ruang koridor jalan yang lain. Setelah melakukan overlay mapping ruang koridor Jalan Wachid Hasyim di siang hari terlihat terjadi penumpukan aktivitas pemanfaatan ruang koridor, penumpukan tersebut berada di depan pertokoan yang ramai pengunjung. Terlihat pertokoan tersebut sangat mempengaruhi pemanfaatan ruang. Aktivitas yang muncul antara lain aktivitas pejalan kaki (aktivitas menunggu, aktivitas membeli, aktivitas berjalan kaki), sedangkan untuk pedagang kaki lima yang berada di titik tersebut merupakan pedagang kaki lima yang semi permanen dengan memanfaatkan ruang jalur pejalan kaki maupun jalur sirkulasi kendaraan di depan pertokoan, terdapat pula aktivitas parkir yang digunakan oleh parkir sepeda motor yang berada di depan pertokoan tersebut. Gambar 4. Pemanfaatan Ruang Koridor Jalan pada Siang Hari Pemanfaatan ruang koridor jalan pada siang hari khususnya hari Jumat, dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat beribadah, ruang koridor jalan digunakan sebagai tempat mereka berjalan kaki seusai beribadah Solat Jumat, sehingga seperti yang terlihat pada Gambar. 3 tersebut jalur kendaraan dipenuhi oleh aktivitas berjalan kaki, dan pemanfaatan ruang yang terjadi di sisi lainnya dipenuhi oleh aktivitas parkir kendaraan. Gambar 5. Pemanfaatan Ruang Koridor Jalan pada Malam Hari Berdasarkan hasil mapping yang dilakukan terlihat median jalan dimanfaatkan oleh aktivitas pedagang kaki lima semi permanen dan aktivitas pejalan kaki (aktivitas duduk-duduk) entah untuk mendengarkan ceramah dari Masjid Jami ataupun sedang menikmati jajanan yang dijual pedagang kaki lima hal ini terlihat pada overlay mapping di malam hari. Aktivitas pedagang non permanen maupun permanen memenuhi ruang jalur sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan, aktivitas pejalan kaki (berjalan kaki)

memanfaatkan ruang jalur sirkulasi kendaraan. Untuk aktivitas parkir kendaraan memanfaatkan ruang trotoar sebagai tempat parkir. Pada sisi ruang koridor jalan yang lain, median jalan juga digunakan untuk aktivitas parkir. Pada analisis overlay pemetaan, didapatkan beragamnya aktivitas pemanfaatan ruang koridor jalan dari penumpukan beberapa aktivitas pemanfaatan ruang yang berbeda pada ruang koridor jalan. Pada siang hari penumpukan aktivitas pemanfaatan ruang dapat terlihat di Jalan Wachid Hasyim dengan adanya aktivitas pejalan kaki, aktivitas pedagang kaki lima dan aktivitas parkir sedangkan pemanfaatan ruang koridor jalan pada malam hari penumpukan aktivitas pemanfaatan ruang koridor jalan relatif banyak khususnya pada Jalan Wachid Hasyim dengan fungsi bangunan yang merupakan fungsi perdagangan serta fungsi peribadatan yang merupakan pusat keramaian pada kawasan ini selain juga terdapat Alun-alun Kota Pasuruan. 3.2.2 Pemanfaatan Ruang pada hari Raya Idul Fitri Pemanfaatan ruang yang dilakukan pengguna Ruang Koridor Jalan di Kota Pasuruan pada hari Raya Idul Fitri pagi hari lebih memanfaatkan ruang jalur kendaraan (bahu jalan) untuk aktivitas berjalan kaki, berhenti, duduk-duduk ataupun mengobrol karena di pagi hari diadakan Kegiatan Solat Ied sehingga kecenderungan masyarakat sekitar lebih memilih berjalan kaki dari tempat tinggal mereka. PAGI MALAM Gambar 6. Pemanfaatan Ruang Koridor Jalan pada Hari Raya (Sumber: Hasil analisis, 2015) Gambar 7. Pemanfaatan Ruang Koridor Jalan pada Hari Raya Pagi Hari

Pada Hari Raya Idul Fitri, terdapat kegiatan Solat Ied bersama, sehingga fungsi dari peribadatan pada koridor ini sangat besar, adanya Masjid Jami ini juga mempengaruhi pemanfaatan pada koridor jalan yang lain di sekitar tempat beribadah (Masjid Jami Al Anwar), sehingga aktivitas pemanfaatan ruang yang terlihat setelah dilakukan overlay mapping pada ruang koridor Jalan Wachid Hasyim adalah aktivitas pemanfaatan oleh pejalan kaki, yang berjalan kaki menuju tempat solat, ataupun aktivitas duduk-duduk di trotoar, aktivitas pemanfaatan trotoar jalan juga dimanfaatkan oleh pejalan kaki sebagai tempat beribadah. Pemanfaatan ruang koridor jalan yang berbatasan langsung dengan alun-alun Kota Pasuruan ini dimanfaatkan sebagai tempat solat Ied, dan sebagian lainnya digunakan sebagai tempat parkir. Penumpukan aktivitas pemanfaatan ruang koridor Jalan Wachid Hasyim pada Hari Raya di malam hari ruang koridor jalan ini muncul aktivitas pejalan kaki (berjalan kaki, duduk-duduk di trotoar dan di median jalan, aktivitas menunggu ataupun aktivitas berhenti), pemanfaatan oleh aktivitas pedagang kaki lima semi permanen dan non permanen, serta aktivitas parkir. Gambar 8. Pemanfaatan Ruang Koridor Jalan pada Hari Raya Malam Hari Di malam hari, keramaian dalam pemanfaatan ruang koridor jalan di seputar alun-alun Kota Pasuruan mulai nampak, adanya aktivitas para pejalan kaki mengunjungi beberapa pedagang kaki lima yang menggelar dagangan mereka karena sebagian pertokoan yang ada di kawasan tersebut tutup dan sebagian pejalan kaki lainnya melakukan aktivitas dengan berpusat pada Masjid Jami. Pejalan kaki yang memanfaatkan ke empat ruang koridor jalan tersebut melakukan aktivitasnya masingmasing. Pemanfaatan ruang oleh pejalan kaki pada hari raya Idul Fitri di malam hari adalah aktivitas keagamaan yang dipengaruhi dengan adanya Masjid Jami. Setelah melakukan pengamatan dan analisis pada ruang koridor jalan tersebut terdapat keterkaitan fungsi bangunan sekitar membentuk aktivitas pemanfaatan ruang koridor jalan. Terbentuk juga aktivitas pemanfaatan yang saling mempengaruhi seperti terbentuknya aktivitas pejalan kaki yang selain dipengaruhi oleh fungsi bangunan juga dipengaruhi oleh aktivitas pedagang kaki lima yang muncul, aktivitas pedagang kaki lima ini sendiri muncul juga dipengaruhi oleh adanya fungsi bangunan pertokoan, sedangkan untuk aktivitas parkir dipengaruhi oleh adanya bangunan pertokoan dan adanya akivitas parkir. Fungsi ruang terbuka diberikan oleh Alun-alun Kota Pasuruan juga sangat mempengaruhi pemanfaatan ruang koridor jalan. Terutama Jalan Wachid Hasyim yang merupakan pusat keramaian (pusat kegiatan), juga memberikan pengaruh yang besar terhadap koridor jalan yang lain.

4. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa ruang koridor Jalan Wachid Hasyim ini terdapat aktivitas pemanfaatan ruang, khususnya pada jalur pejalan kaki dan jalur kendaraan. Oleh karena itu jalur pejalan kaki dan jalur kendaraan secara tidak langsung menjadi ruang yang dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas. 2. Adanya berbagai aktivitas pejalan kaki dalam pemanfaatan ruang koridor jalan yaitu aktivitas berjalan kaki, aktivitas berhenti, dan aktivitas duduk. Pelaku aktivitas melakukan aktivitasnya tersebut dengan memanfaatkan ruang jalur pejalan kaki dan ruang jalur kendaraan. tetapi dari ketiga aktivitas tersebut pejalan kaki lebih dominan menggunakan ruang jalur kendaraan. 3. Adanya aktivitas parkir dalam pemanfaatan ruang koridor jalan ini yaitu aktivitas parkir yang memanfaatkan ruang jalur pejalan kaki dan ruang jalur kendaraan sebagai parkir on-street. 4. Adanya aktivitas pedagang kaki lima dalam pemanfaatan ruang koridor jalan ini yaitu aktivitas jual beli/berdagang, aktivitas mengobrol dengan pembeli ataupun pemilik toko yang ada di sepanjang koridor jalan khususnya toko yang menjadi tempat berdagangnya. 5. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan terhadap pemanfaatan ruang koridor jalan, masyarakat beranggapan bahwa diperlukan perbaikan terhadap kinerja layanan jalur pejalan kaki dan jalur kendaraan yang terkait dengan kondisi fisik khususnya pada jalur pejalan kaki yang beberapa mengalami kerusakan, serta perbaikan dan penambahan kuantitas elemenelemen penunjang koridor yang dapat menunjang aktivitas pemanfaatan ruang koridor jalan hal tersebut diberikan pada ruang koridor jalan Wachid Hasyim Kota Pasuruan. Diperlukan juga perbaikan yang dapat memaksimalkan fungsi bangunan dan memaksimalkan aktivitas pemanfaatan ruang. Pengaturan terhadap pedagang kaki lima serta parkir yang diharapkan bisa lebih teratur dan tertata rapi sehingga tidak mengganggu aktivitas pemanfaatan oleh pejalan kaki. Daftar Pustaka Haryadi & Setiawan, B.2010. Arsitektur, Lingkungan dan Perilaku: Pengantar ke Teori, Metedologi dan Aplikasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process. New York: Van Nostrand Reinhold Company Inc. Tsani, M. Abdullah. 2005. Penataan Pedagang Kaki Lima di Purwokerto Studi Kasus Pusat Kota. Skripsi: Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang. (Skripsi tidak dipublikasikan) Zahnd, Markus. 1999. Perencanaan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta: Kanisius.