METODOLOGI. Gambar 1. Lokasi Kasus Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
3. METODE. Gambar 2. Peta lokasi penelitian di DKI Jakarta. Sumber : Samsoedin dan Waryono 2010

METODOLOGI. Peta Kabupaten Bogor ( 2010) Peta Bukit Golf Hijau (Sentul City, 2009)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENYUSUNAN PROGRAM APLIKASI INVENTARISASI POHON DI JALAN KH. RD. ABDULLAH BIN NUH BOGOR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI KONDISI DAN MANFAAT EKOLOGIS POHON PADA BEBERAPA JALUR JALAN ARTERI DI KOTA JAKARTA PUSAT, PROVINSI DKI JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:

BAB III METODE PENELITIAN

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN POHON PENGISI JALUR HIJAU JALAN DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR OLEH : RR. RIALUN WULANSARI A

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2015: 7-8), penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Objek dan Alat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

PENYUSUNAN BASIS DATA POHON PADA BEBERAPA JALAN KOLEKTOR DI BANDUNG DENGAN VISUALISASI KOMPUTER. Oleh: Anjar Pujarama A

Lampiran 1. Peta Areal Hutan Tanaman Acacia mangium PT. Sumatera Riang Lestari Sektor Sei Kebaro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2014, untuk

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENYUSUNAN SISTEM BASIS DATA POHON KOTA (Studi Kasus Jakarta Barat) Oleh : MUHAMMAD RIZKI A

BAB III METODE PENELITIAN

PENYUSUNAN BASIS DATA POHON PADA BEBERAPA JALAN KOLEKTOR DI BANDUNG DENGAN VISUALISASI KOMPUTER. Oleh: Anjar Pujarama A

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu 3.2. Bahan dan Alat 3.3. Metode Penelitian Penentuan Segmen

III. BAHAN DAN METODE

PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA PEMBANGUNAN TURAP DI KECAMATAN BENGKALIS

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

METODE. Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian di Lapangan dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

IV. METODE PENELITIAN

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et.

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Rambu lalu lintas merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di perkebunan kopi Sumber Rejo Way Heni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pengambilan Data 3.2 Alat dan Objek Penelitian 3.3 Metode Penelitian Pemilihan Pohon Contoh

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

TINJAUAN GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN AIRMADIDI-TONDANO MENGGUNAKAN ALAT BANTU GPS

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

BAB IV METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

BAB III BAHAN DAN METODE

KISI KISI PROFESIONAL dan PEDAGOGIK UKG 2015 PPPPTK BBL MEDAN GEOMATIKA

4 METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI POHON PADA JALUR HIJAU JALAN DI KOTA BOGOR (Studi Kasus Jalan Pajajaran) Yudi Rusdianto A

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

Inventarisasi hutan dalam Indentifikasi High Carbon StoCck

Topik : PERSAMAAN ALOMETRIK KARBON POHON

KUISIONER PENELITIAN PERENCANAAN PEDESTRIAN HIJAU DI JALAN LINGKAR LUAR KOTA BOGOR, JAWA BARAT

Gambar 3. Peta lokasi penelitian

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN

TEKNIK PENGUKURAN DIAMETER POHON DENGAN BENTUK YANG BERBEDA. Bentuk pohon Diagram Prosedur pengukuran. Pengukuran normal

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah vegetasi mangrove

BAB III METODOLOGI Perlakuan bibit pada kondisi tergenang

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA. Ali Pebriadi

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

Transkripsi:

8 METODOLOGI Lokasi dan waktu Penelitian ini dilakukan dengan memilih kasus di sepanjang Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai dengan Agustus 2012. Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106º 48 BT dan 6º 26 LS. Gambar 1. Lokasi Kasus Penelitian

9 Alat dan Bahan Alat yang digunakan terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras (hardware) terdiri dari Notebook Fujitsu Siemens Esprimo Mobile U9200 (Intel Core 2 Duo T5250); Kamera digital 7.0 Mega Pixel merek Mpix; Klinometer untuk mengukur tinggi pohon; Rollmeter untuk mengukur diameter tajuk dan batang pohon; dan GPS (Global Positioning System) merk Garmin tipe GPSMap 76CSx untuk menentukan posisi eksisting pohon. Lalu, perangkat lunak (software) terdiri dari Microsoft Access 2010, Microsoft Excel 2010, Microsoft Visual Basic 2010, Map Info Professional 11.0, Garmin MapSource, Microsoft Office Picture Manager 2010. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun aplikasi inventarisasi pohon ini adalah studi pustaka dan metode survei. Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai pohon, standar kondisi fisik pohon, dan informasi mengenai standdar pemeliharaan pohon, sedangkan metode survey dilakukan dengan mengetahui kondisi fisik pohon di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh di kota Bogor. Pohon yang diamati adalah pohon yang berada pada jalur hijau jalan yang letaknya di pinggir jalan dan median jalan. Secara umum penelitian dibagi menjadi: (1) pengumpulan data pohon di lapang, (2) penyusunan aplikasi inventarisasi pohon, (3) pengolahan data pohon, dan (4) penyajian akhir. 1. Pengumpulan Data di Lapang Inventarisasi pohon dilakukan untuk mengetahui jenis pohon, jumlah pohon, lokasi titik pohon, dan kondisi fisik pohon untuk memperoleh data sebagai berikut: a. Diameter batang setinggi dada (DBH) Pengukuran dilakukan dengan mengukur lingkar batang pohon setinggi dada (±140-145 cm). Lalu dari hasil lingkar batang tersebut, baru dicari DBH menggunakan rumus lingkaran. Kemudian data DBH dikategorikan menjadi 4 kategori kelas (Tabel 1). Rumus untuk mencari DBH pohon adalah:

10 DBH = DBH : Diameter batang setinggi dada. K : Keliling atau lingkar batang pohon. Π : 3.14 atau. Tabel 1. Kategori DBH Pohon Kelas Kategori Diameter (cm) D1 Semai DBH < 10 D2 Tiang (kecil) 10 DBH 30 D3 Hampir dewasa (sedang) 30 DBH 60 D4 Dewasa (besar) DBH > 60 Sumber: Daniel, et. al. (1995) dalam Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006) b. Tinggi pohon Tinggi pohon diukur menggunakan klinometer. Data dari klinometer berupa sudut pengamat. Melalui data tersebut, dapat dicari tinggi pohon menggunakan rumus trigonometri. Data tinggi pohon dikategorikan menjadi 3 kategori (Tabel 2). Rumus untuk mencari tinggi pohon adalah: h = y + (s x tan α) α : Sudut yang didapat menggunakan klinometer. h : Tinggi pohon (m). y : Tinggi pengamat (m). s : Jarak pengamat dari titik pohon (m). Tabel 2. Kategori Tinggi Pohon Kategori Kualifikasi Tinggi (m) T1 Rendah T < 9 T2 Sedang 9 T 18 T3 Tinggi T > 18 Sumber: Carpenter, et. al. (1995) dalam Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006)

11 c. Lebar tajuk Lebar tajuk diukur menggunakan rollmeter. Data lebar tajuk dikategorikan menjadi 4 kategori (Tabel 3). Tabel 3. Kategori Lebar Tajuk Kategori Kualifikasi Lebar (m) L1 Semai L < 2 L2 Kecil 2 L 5 L3 Sedang 5 L 9 L4 Besar L > 9 Sumber: Carpenter, et. al. (1995) dalam Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006) d. Bentuk Tajuk Bentuk tajuk dibagi menjadi 8 kategori, yaitu bulat, kolumnar, dome, pyramidal, oval, bentuk V, menjurai, dan spread. Gambar 2. Bentuk Tajuk Pohon (Sumber: Carpenter, et. al., 1995) e. Lokasi Pohon Data lokasi pohon diperoleh menggunakan GPS dalam bentuk koordinat UTM X dan UTM Y. Data tersebut diolah dengan menggunakan MapInfo Professional 11.0 sehingga dapat dipetakan pada peta rupa bumi digital. 2. Penilaian Kondisi Fisik Pohon Data kondisi fisik pohon dibagi berdasarkan 3 jenis kerusakannya yaitu kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit tanaman, mekanik, dan teknik. Pengamatan kondisi fisik pohon dilakukan langsung secara visual mulai dari bagian pangkal akar batang di atas permukaan tanah, batang, daun, dan percabangan. Kondisi fisik pohon hanya dapat dinilai dari kerusakan oleh hama dan penyakit tanaman dan kerusakan mekanik. Nilai yang dihasilkan berupa

12 persentase tingkat kerusakan. Kerusakan teknik hanya bisa diuraikan secara deskriptif berdasarkan pengamatan di lapang. a. Kerusakan oleh hama dan penyakit tanaman Penilaian tingkat kerusakan dibagi menjadi 2 bagian yaitu: - Bagian pangkal akar di permukaan tanah dan batang (Tabel4). - Bagian percabangan dan daun (Tabel 5). Tabel 4. Kategori Tingkat Kerusakan Pohon oleh Hama dan Penyakit Tanaman pada Pangkal Akar dan Batang No Kerusakan hama dan penyakit Nilai 1 Tidak ada kerusakan hama dan penyakit 0 2 Pohon tidak berparasit 1 3 Pohon berparasit (jamur, benalu) 2 4 Batang kering / lapuk; akar kering / lapuk 3 5 Batang busuk; akar busuk 4 6 Gerowong / keropos pada batang utama 5 Sumber: Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006) Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada pangkal akar dan batang dihitung dengan menggunakan rumus: T ab = T ab : Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada pangkal akar dan batang. n i : Nilai kerusakan pohon. n i : Jumlah nilai kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada pangkal akar dan batang.

13 Tabel 5. Kategori Tingkat Kerusakan Pohon oleh Hama dan Penyakit Tanaman pada Cabang dan Daun No Kerusakan hama dan penyakit Nilai 1 Tidak ada kerusakan hama dan penyakit 0 2 Pohon tidak berparasit; ulat; jelaga 1 3 Pohon berparasit (jamur, benalu) 2 4 Klorosis 3 5 Nekrosis 4 6 Percabangan lapuk 5 Sumber: Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006) Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada cabang dan daun dihitung dengan menggunakan rumus: T cd = T cd : Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada cabang dan daun. n i : Nilai kerusakan pohon. n i : Jumlah nilai kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada cabang dan daun. Setelah didapatkan nilai kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada pangkal akar dan batang (T ab ) dan pada cabang dan daun (T cd ), maka selanjutnya dapat dihitung total kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman menggunakan rumus: T hpt = T hpt T ab T cd : Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman. : Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada pangkal akar dan batang. : Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada cabang dan daun.

14 b. Kerusakan mekanik Kerusakan mekanik pada pohon adalah kerusakan yang disebakan oleh kontak langsung dengan benda-benda fisik seperti goresan, gesekan, benturan, sayatan, dan sebagainya. Tingkat kerusakan mekanik dikategorikan dalam tabel 6. Tabel 6. Kategori Tingkat Kerusakan Mekanik Pohon No Kerusakan mekanik Nilai 1 Tidak ada kerusakan mekanik 0 2 Coret-coret atau reklame 1 3 Goresan 2 4 Sayatan 3 5 Patah cabang 4 6 Tersambar petir 5 Sumber: Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006) Penghitungan tingkat kerusakan mekanik pohon dapat menggunakan rumus: T m = T m n i n i : Tingkat kerusakan mekanik pohon. : Nilai kerusakan pohon. : Jumlah nilai kerusakan mekanik pohon. Setelah terkumpulnya hasil dari penilaian kerusakan pohon yang disebabkan oleh hama dan penyakit tanaman serta kerusakan mekanik maka total kerusakan pohon dapat dihitung dengan menggunakan rumus: T = T : Tingkat kerusakan total pohon. T hpt T m : Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman. : Tingkat kerusakan mekanik pohon.

15 dalam tabel 7. Hasil tingkat kerusakan total pohon yang diperoleh dikategorikan Tabel 7. Kategori Tingkat Kerusakan Total Pohon No Kategori Kerusakan (%) 1 Ringan 0 < T 15 2 Sedang 15 < T 30 3 Berat 30 < T 50 4 Sangat berat T > 50 Sumber: Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006) yang telah dimodifikasi. Melalui metode Grey dan Deneke (1978) yang telah dimodifikasi maka tingkat kerusakan total pohon dikategorikan berdasarkan peringkat, antara lain: a. Peringkat 1 (sangat baik) Kondisi pohon sehat dan vigor sehingga tidak diperlukan tindakan perawatan. Tingkat kerusakannya adalah 0% T 15%. b. Peringkat 2 (baik) Kondisi pohon cukup baik sehingga masih diperlukan perawatan. Tingkat kerusakannya adalah 15% T 30%. c. Peringkat 3 (buruk) Kondisi pohon kurang sehat sehingga diperlukan perawatan yang intensif. Tingkat kerusakannya adalah 30% T 50%. d. Peringkat 4 (sangat buruk) Kondisi pohon terancam mati atau telah mati. Tingkat kerusakannya adalah T > 50%.

16 3. Penyusunan Aplikasi Inventarisasi Pohon Aplikasi inventarisasi disusun menggunakan beberapa software, yaitu (1) Microsoft Visual Basic 2010 untuk membuat aplikasi dan tampilan aplikasi, (2) Microsoft Access 2010 sebagai penyimpan data, dan (3) MapInfo Professional 11.0 sebagai penyimpan data. Data yang diperoleh dari pengamatan di lapang kemudian dimasukkan melalui aplikasi inventarisasi pohon sehingga memudahkan dalam mencari informasi mengenai pohon kota di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh di kota Bogor. 4. Penyajian Hasil dan Pembahasan Penyajian hasil ditampilkan dalam suatu aplikasi inventarisasi pohon yang dapat menyimpan data pohon sebanyak 99.999 pohon. Melalui aplikasi ini pengguna dapat dengan mudah mengetahui informasi kondisi pohon yang ada di suatu kota, khususnya di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh kota Bogor.