Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

dokumen-dokumen yang mirip
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 200 TAHUN 2004 TENTANG KRITERIA BAKU KERUSAKAN DAN PEDOMAN PENENTUAN STATUS PADANG LAMUN

PENYUSUN Marindah Yulia Iswari, Udhi Eko Hernawan, Nurul D. M. Sjafrie, Indarto H. Supriyadi, Suyarso, Kasih Anggraini, Rahmat

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

Kerapatan dan Keanekaragaman Jenis Lamun di Desa Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahasa Gorontalo yaitu Atiolo yang diartikan dalam bahasa Indonesia yakni

Komposisi Jenis, Kerapatan Dan Tingkat Kemerataan Lamun Di Desa Otiola Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini letak batas dari Desa Ponelo: : Pulau Saronde, Mohinggito, dan Pulau Lampu

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati membuat laut Indonesia dijuluki Marine Mega-

KONDISI PADANG LAMUN PULAU SERANGAN BALI Tyas Ismi Trialfhianty 09/286337/PN/11826

Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan p-issn: , e-issn:

KOMUNITAS LAMUN DI PERAIRAN PESISIR PULAU YAMDENA, KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMPARASI STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI BANTAYAN KOTA DUMAGUETE FILIPINA DAN DI TANJUNG MERAH KOTA BITUNG INDONESIA

Struktur Vegetasi Lamun di Perairan Pulau Saronde, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang sangat tinggi. Nybakken (1988), menyatakan bahwa kawasan

Struktur Komunitas Lamun Di Perairan Pantai Kampung Enggros Distrik Abepura Kota Jayapura Provinsi Papua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Lamun (seagrass) adalah tumbuhan air berbunga (anthophyta) yang

Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang. seluruh siklus hidupnya terendam di dalam air dan mampu beradaptasi dengan

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN (Seagrass) DI PERAIRAN PANTAI KAMPUNG ISENEBUAI DAN YARIARI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA

Biomassa Padang Lamun di Perairan Desa Teluk Bakau Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Padang Lamun 2.2. Faktor Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara

JENIS DAN KANDUNGAN KIMIAWI LAMUN DAN POTENSI PEMANFAATANNYA DI INDONESIA. Rinta Kusumawati ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif. Rimpangnya merupakan batang yang beruas-ruas yang tumbuh

Fluktuasi Biomassa Lamun di Pulau Barranglompo Makassar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lamun (seagrasses) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae), yang

KOMPOSISI JENIS, KERAPATAN, KEANEKARAGAMAN, DAN POLA SEBARAN LAMUN (SEAGRASS) DI PERAIRAN TELUK TOMINI KELURAHAN LEATO SELATAN KOTA GORONTALO SKRIPSI

REPORT MONITORING SEAGRASS PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI KABUPATEN WAKATOBI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN PERAIRAN PULAU LOS KOTA TANJUNGPINANG

PERBEDAAN KEANEKARAGAMAN LAMUN (SEAGRASS) PADA ZONA INTERTIDAL DAN SUBTIDAL DI PERAIAN PANTAI DESA SULI. Prelly. M. J.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK DAN STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI DAERAH INTERTIDAL PANTAI LITIANAK DAN PANTAI OESELI KABUPATEN ROTE NDAO NUSA TENGGARA TENGGARA TIMUR

ASOSIASI GASTROPODA DI EKOSISTEM PADANG LAMUN PERAIRAN PULAU LEPAR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Oleh : Indra Ambalika Syari C

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil pengamatan parameter fisik dan kimia di keempat lokasi

II. Tinjauan Pustaka A. Defenisi Padang lamun

Jenis dan Biomassa Lamun (Seagrass) Di Perairan Pulau Belakang Padang Kecamatan Belakang Padang Kota Batam Kepulauan Riau.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lamun ( Seagrass Deskripsi Lamun

JurnalIlmiahPlatax Vol. 3:(2), MEY 2015 ISSN:

KERAGAMAN LAMUN DI TELUK BANTEN, PROVINSI BANTEN

Percent cover standards

I. PENDAHULUAN. yang tinggi dan memiliki ekosistem terumbu karang beserta hewan-hewan laut

Identifikasi Jenis dan Kerapatan Padang Lamun di Pulau Samatellu Pedda Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep

BAB II KAJIAN PUSTAKA

JENIS-JENIS LAMUN DI PERAIRAN LAGUNA TASILAHA DAN PENGEMBANGANNYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

II. TINJAUAN PUSTAKA

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN BALAI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

VARIASI MORFOMETRIK BEBERAPA JENIS LAMUN DI PERAIRAN KELURAHAN TONGKEINA KECAMATAN BUNAKEN

VARIASI MORFOMETRIK PADA BEBERAPA LAMUN DI PERAIRAN SEMENANJUNG MINAHASA

Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNSRAT Manado, * korespondensi:

KAJIAN EKOLOGIS EKOSISTEM SUMBERDAYA LAMUN DAN BIOTA LAUT ASOSIASINYA DI PULAU PRAMUKA, TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU (TNKpS)

STUDI TUTUPAN DAN KERAPATAN LAMUN DI DESA SITARDAS KECAMATAN BADIRI KABUPATEN TAPANULI TENGAH ABSTRACT

STRATEGI PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN DI PERAIRAN PANTAI KAMPUNG HOLTEKAMP DISTRIK MUARA TAMI KOTA JAYAPURA PROVINSI PAPUA. Alfred Eryon Metekohy 1

Keanekaragaman Lamun di Perairan Sekitar Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

Biomass Of Sea grass At Selat Mie Village Coastal Water, Moro District, Karimun Regency, Riau Archipelago ABSTRACT

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS SUMBERDAYA BIVALVIA PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DAN PEMANFAATANNYA DI DESA PENGUDANG KABUPATEN BINTAN

KELIMPAHAN GASTROPODA PADA HABITAT LAMUN DI PERAIRAN TELUK UN MALUKU TENGGARA

Jurnal Aquarine Vol. 1, No. 2, September Tahun 2010 ISSN : SUMBERDAYA TERIPANG DI PERAIRAN DESA MELAHING BONTANG KUALA KALIMANTAN TIMUR

Analisis Kelompok dan Tutupan Lamun di Wilayah TRISMADES Desa Malang Rapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau

4. HASIL PEMBAHASAN. Sta Latitude Longitude Spesies Keterangan

KOMPOSISI DAN KERAPATAN JENIS SERTA POLA PENYEBARAN LAMUN DI PERAIRAN TELUK TOMINI DESA WONGGARASI TIMUR KECAMATAN WANGGARASI KABUPATEN POHUWATO

ABSTRAK. HUBUNGAN FAKTOR FISIK KIMIA LINGKUNGAN DENGAN KEANEKARAGAMAN LAMUN (seagrass) DI PERAIRAN PANTAI DESA SULI

STRUKTUR KOMUNITAS, KEPADATAN DAN POLA DISTRIBUSI POPULASI LAMUN (SEAGRASS) DI PANTAI PLENGKUNG TAMAN NASIONAL ALAS PURWO KABUPATEN BANYUWANGI.

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN PANTAI SAKERA KECAMATAN BINTAN UTARA KABUPATEN BINTAN

Gambar 11. Pembagian Zona UTM Wilayah Indonesia (Sumber: kampungminers.blogspot.com)

Kondisi Komunitas Padang Lamun Di Perairan Kampung Bugis, Bintan Utara.

3. METODE PENELITIAN

STUDI KERAPATAN DAN PENUTUPAN JENIS LAMUN DI KEPULAUAN SPERMONDE. Study of Seagrass Density and Coverage at Spermonde Archipelago

BIOMASSA LAMUN DI PERAIRAN DESA BERAKIT KECAMATAN TELUK SEBONG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

3. METODOLOGI PENELITAN

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

RIESNA APRAMILDA SKRIPSI

Distribusi Muatan Padatan Tersuspensi (MPT) di Padang Lamun di Perairan Teluk Awur dan Pantai Prawean Jepara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lamun Deskripsi lamun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SEBARAN DAN BIOMASSA LAMUN DI PERAIRAN DESA MALANG RAPAT DAN TELUK BAKAU KABUPATEN BINTAN KEPULAUAN RIAU RUTH DIAN LASTRY ULI SIMAMORA

JENIS DAN KERAPATAN PADANG LAMUN DI PANTAI SANUR BALI I Wayan Arthana Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Hubungan Sedimen Permukaan Dengan Lamun di Kampung Masiran Gunung Kijang Kabupaten Bintan

3. METODE PENELITIAN

ANALISIS VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN PANTAI MARA BOMBANG KABUPATEN PINRANG

Gambar 3. Peta lokasi penelitian

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1), Januari 2018 ISSN:

Diterima 16 Januari 2012, diterima untuk dipublikasikan 2 Februari 2012

HUBUNGAN KERAPATAN LAMUN DENGAN KEPADATAN BIVALVIA DI PESISIR PANTAI ORI KECAMATAN PULAU HARUKU

ADI FEBRIADI. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA

2. TINJAUAN PUSTAKA. Lamun (seagrass) adalah tanaman air yang berbunga (Angiospermae) dan

Transkripsi:

Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura ISBN: 978-602-97552-1-2 Deskripsi halaman sampul : Gambar yang ada pada cover adalah kumpulan benda-benda langit dengan berbagai fenomena

INVENTARISASI JENIS-JENIS LAMUN (Seagrass) DI PERAIRAN PANTAI DESA WAAI DAN DESA LIANG Deli Wakano Jurusan Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura e-mail: delly_wakano@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis lamun yang terdapat di perairan pantai desa Waai dan Liang.Manfaatnya adalah guna memberikan informasi kepada masyarakat dan PEMDA setempat tentang jenis-jenis lamun yang terdapat di perairan pantai desa Waai dan Liang agar kedepan dapat dilestarikan.metode yang digunkan adalah metode transek kudrat.penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 21-23 Oktober 2013 di perairan pantai desa waai dan tanjung Metiella desa Liang Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Perairan pantai desa Waai terdapat 4 spesies lamun yaitu Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Enhalus acoroides dan Halophila minor.sedangkan di perairan pantai desa Liang terdapat 5 spesies lamun yaitu Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halodule uninervis, Enhalus acoroides dan Halophila minor. Kata kunci : lamun, pantai, peraian dan seagrass. PENDAHULUAN Perairan pantai desa Waai dan desa Liang merupakan perairan yang berada di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.Perairan ini merupakan bagian dari perairan pulau Ambon yang berhadapan langsung dengan Pulau Haruku. Profil substrat dari perairan pantai desa Waai yaitu pasir berlumpur, pasir berbatu dan pecahan karang mati.sedang Perairan pantai liang tipe substatnya adalah pecahan karang mati, dan pasir. Potensi sumberdaya pesisir yang ada di kedua daerah tersebut cukup banyak diantaranya lamun (Seagrass). Lamun merupakan salah satu ekosistem yang terletak di daerah pesisir.lamun (Seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri hidup terbenam di dalam laut (Philips dan McRoy, 1980 dalam Istia, 2011).Lamun umumnya tersebar di daerah perairan dangkal zona intertidal yang dipengaruhi pasang surut hingga daerah subtidal dengan kedalaman 40 m (Den Hartog 1970; Hemminga dan Duarte 2000; Waycott dkk, 2004). Komunitas lamun memiliki fungsi ekologis yang penting di daerah pesisir.struktur akar lamun yang rumit di dasar perairan membantu menstabilkan substrat dan mengurangi kekeruhan.tegakan daun lamun yang rapat berperan penting untuk mengurangi energi gelombang, mengendapkan partikel organik dan nutrien serta menjadi tempat berlindung bagi P R O SI D I N G 415

berbagai jenis biota laut.beberapa jenis diantara hewan tersebut bernilai ekonomi tinggi (Sheppard dkk, 1996 dalam Ramadhan 2010). Vonk dkk, (2010) menambahkan bahwa tumbuhnya lamun yang berada diperairan, menarik berbagai jenis organisme laut untuk memijah, berlindung, mencari makan dan menetap. Interaksi timbal balik yang terjadi di dalam komunitas lamun ini, menyebabkan terbentuknya suatu ekosistem kompleks yang menjadikan padang lamun sebagai habitat penting bagi berbagai jenis biota laut. Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu penelitian tentang inventarisasi jenis-jenis lamun di perairan pantai desa Waai dan Liang, agar kedepat dapat dilestarikan demi generasi berikutnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 21-23 Oktober 2013 di perairan pantai desa waai dan tanjung Metiella Negeri Liang Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Peta lokasi Penelitian dapat dilihat pada Gambar berikut ini: Ket : Lokasi Penelitian Alat yang digunakan selama penelitian antara termometer, refraktometer, ph meter, DO meter, kamera digital, mistar, tropol, saringan halus dengan ukuran 1 mm, tali rafia, kantong plastik, kertas label, meter rol, kantung sampel, alat tulis menulis, dan buku identifikasi Lanyon (1986) dan Phillips dan Menz (1988) untuk melihat deskripsi morfologi secara visual.sedangkan bahan yang digunakan adalah akuades, tissue rol, alkohol 70%, dan sampel lamun. 416 P R O SI D I N G

Prosedur penelitian 1.Penentuan Stasiun.Penentuan stasiun penelitian ditentukan berdasarkan keberadaan padang lamun. Panjang padang lamun 750 m maka: 1) Garis transek pada zonasi lamun sebanyak 8 transek dengan jarak antar transek 100 m, 2) Garis transek diletakan secara tegak lurus garis pantai yang dimulai dari spesies lamun pertama yang ditemukan ke arah laut, 3) Masing-masing garis transek diletakan petak pengamatan yang berukuran 1x1 m dalam posisi berselang seling dengan jarak antar petak pengamatan adalah 19 m (Gambar 2). 2. Pengambilan Sampel: 1) Pengambilan sampel dilakukan pada saat air surut, 2) Sampel lamun yang ditemukan pada setiap petak pengamatan, dihitung jumlah spesies dan individu tiap spesies, 3) Selanjutnya tiap spesies diambil dan dimasukan dalam plastik yang sudah diberi label, direndam dalam alkohol 70% untuk diidentifikasi lebih lanjut pada Laboratorium Ekologi FMIPA Unpatti Ambon. Gambar 2. Desain Pembuatan Transek Dan Plot Pada Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Taksa Vegetasi Lamun di Pesisir Pantai Desa Waai dan Desa Liang Berdasarkan penelitian yang dilakukan di perairan pantai desa Waaidiperoleh sebanyak 4 spesies lamun yang merupakan anggota dari 1 ordo, 2 famili dan 4 genus dengan jumlah keseluruhan sebanyak 3529 individu yang terangkum pada Tabel 1. P R O SI D I N G 417

Tabel 1. Struktur Taksa dan Jumlah Tegakan Spesies Lamun di Pesisir Pantai Desa Waai Kelas Ordo Famili Genus Spesies JTL Cymodocea Cymodocea rotundata 1.171 Potamogetonaceae Angiospermae Halodule Halodule uninervis 932 Helobiae Enhalus Enhalus acoroides 1232 Hydrocharitaceae Halophila Halophila minor 194 Keterangan : JTL = Jumlah Tegakan Lamun. Jumlah Total Individu 3529 Sedangkan penelitian yang dilakukan di perairan pantai desa Liang diperoleh 5 spesies lamun yang merupakan anggota dari 4 genus, 2 famili, dan 1 ordo dengan jumlah total tegakan lamun sebesar 21.645 yang terangkum pada tabel 2. Tabel 2. Struktur Taksa Lamun dan Jumlah Tegakan Spesies Lamun di Perairan Pantai Tanjung Metiella Negeri Liang Order Family Genus Species JTL Cymodocea rotundata 15.120 Cymodocea Potamogetonaceae Cymodocea serrulata 5.376 Helobiae Halodule Halodule uninervis 116 Enhalus Enhalus acoroides 874 Hydrocharitaceae Halophila Halophila minor 159 Jumlah Tegakan Lamun 21.645 Keterangan : JTL = Jumlah Tegakan Lamun. Dari tabel 1 dan 2 tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa spesies dan jumlah individu terbanyak ditemukan di desa Liang. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukan bahwa genus Cymodocea memiliki jumlah individu terbanyak. Hal ini disebabkan karena daerah pengambilan sampel merupakan daerah pasang surut (intertidal) yang mana daerah intertidal merupakan habitat dari genus Cymodocea.Menurut Bengen (2001) habitat lamun Cymodocea rotundata dan Cymodocea serrulata terdapat di daerah intertidal. Penelitian ini memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan Istia (2011) di perairan teluk Ambon, yaitu jenis lamun yang diperoleh adalah sebanyak 5 jenis lamun yaitu Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halodule uninervis, Enhalus acoroides dan Halophila minor. Ini berarti bahwa jenis lamun yang tumbuh pada lokasi penelitian pada umumnya merupakan jenis lamun yang terdapat pada perairan Maluku. Dahuri (2004) mengatakan Genus Enhalus, Cymocodea, Thalassic dan Syringodium umum tersebar di daerah Jawa Tengah, Sumatera Utara, Teluk Kuta Bali, Maluku, dan genus Halophila umumnya ditemukan di daerah Riau, Papua, Belitung, Lombok, Teluk Jakarta, Teluk Moti moti dan kepulauan Aru. Sedangkan genus Halodule umumnya tersebar di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi Maluku, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya (Azkab, 2009dalam Nur, 2011). 418 P R O SI D I N G

Selanjutnya dapat dikatakan bahwa jenis lamun yang tumbuh di lokasi penelitian membentuk vegetasi campuran. Hal ini sesuai dengan pendapat Kiswara, dkk (1994) yang mengatakan bahwa vegetasi campuran terdiri dari beberapa kelompok jenis lamun yaitu Cymocodea rotundata, Enhalus acoroides, Halophila spinulosa, Halodule pinifolia, Halodule uninervis, Halodule ovalis, dan Thallasodendron cilliantum. Berikut ini adalah gambaran singkat tentang jenis-jenis lamun yang ditemukan di perairan pantai desa Waai dan Liang. a b c d e Gambar 3. a. Cymodocea rotundata, b. Cymodocea serrulata, c. Halodule uninervis, d. Enhalus accroides, e. Halophila minora. a. Cymodocea rotundata, daunnya berbentuk pita, ujung daunnya halus licin, terdapat bulubulu halus pada ujung daun. Panjang daun 5-35 cm, lebar 0,2-0,9 cm. b. Cymodocea serrulata. Daunnya berbentuk pita, ujung daun membulat, terdapat bulu bulu halus pada ujungnya, panjang daun 5-20 cm, lebar daun 0,2-0.9 cm, rhizomanya mempunyai rongga udara yang dapat di lihat dari luar c. Halodule uninervis. Daunnya berbentuk pita, sesil, panjang daun 7-10 cm, lebar 2-4 mm, terdapat tulang daun marginal yang tipis di tepi daun,ujung daun memiliki tiga tonjolan mirip gigi, tonjolan tengah berukuran paling besar,tiap tunas terdiri atas 2-4 daun dan sangat tahan terhadap paparan matahari langsung. d. Enhalus accroides. Daunnya berbentuk pita dengan penebalan di tepi daun, panjang daun 30-150 cm, lebar daun 1,2-1,4 cm, ujung daun membulat dan seringkali rusak karena terpapar sinar matahari secara langsung, pertulangan daun sejajar, tiap tunas terdiri 2-6 daun, dan rhizome kokoh. e. Halophila minor. Daunnya bulat panjang bentuk seperti telur, Panjang daun 5-15 mm, pasangan daun dengan tegakan pendek, P R O SI D I N G 419

KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa di Perairan pantai desa Waai terdapat 4 spesies lamun yaitu Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Enhalus acoroides dan Halophila minor. Sedangkan di perairan pantai desa Liang terdapat 5 spesies lamun yaitu Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halodule uninervis, Enhalus acoroides dan Halophila minor. SARAN Bagi Pemerintah desa Waai dan Liang hendaknya meningkatkan perhatian terhadap lingkungan pesisir, terutama menjaga dan tetap melestarikan ekosistem lamun yang berada di perairan Pantai tersebut dengan cara tidak membuang sampah ke laut, karena dapat menghambat proses pertumbuhan dan penyebaran lamun. DAFTAR PUSTAKA Azkab, M.H. 1988. Pertumbuhan dan Produksi Lamun, Enhalus acoroides di Rataan Terumbu di Pari Pulau Seribu. P3O-LIPI, Teluk Jakarta: Biologi, Budidaya, Osenografi, Geologi dan Perairan. Balai Penelitian Biologi Laut, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Oseanologi-LIPI, Jakarta: 11-6. Bengen, D.G. 2001.Sinopsis Ekosistem dan Sumber Daya Alam Pesisir.Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan.Institut Pertanian Bogor. Dahuri, R. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir Dan Lautan Secara Terpadu, Edisi Revisi. Pradnya Paramita. Jakarta. Istia F. 2011. Asosiasi Interspesies Lamun Pada Pantai Tanjung Tiram dan Galala Di Perairan Teluk Ambon.FIKP Universitas Pattimura.Ambon. Kiswara, W., Moosa, M.K. & Hutomo, M. 1994.Struktur Komunitas Biologi Padang Lamun di Pantai Selatan Lombok dan Kondisi Lingkungan.Proyek Pengembangan Kelautan Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI-Indonesia. Jakarta. Lanyon, 1986. Guide to The Identification of Seagrass in The Great Garrier Reefregion. Townsville. Queensland. Nur, C. 2011. Inventarisasi Jenis Lamun Dan Gastropoda Yang Berasosiasi Di Perairan Pulau Karampuang Mamuju.Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar. Phillips, R.C. & Menez, E.G 1988.Seagrasses.Smithsonion Institution Press. Washington D.C. : 104 pp. Ramadhan, G. 2010. Asosiasi Makrozoobentos Dengan Ekosistem Lamun Di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu.Skripsi.Institut Pertanian Bogor. Vonk J.A., Christianen, M.J.A. & Stapel, J. 2010. Abundance, Edge Effect, and Seasonality of Fauna in Mixed-Species Seagras Meadows in Sout-West Sulawesi, Indonesia.Marine Biology. Res.6: 282-291. Waycott M, Mahon KM, Mellors J, Calladine A, Kleine D. 2004. A Guide to Tropical Seagrass of The Indo-West Pacific. Townsville-Queensland Australia: James Cook University. 420 P R O SI D I N G