HUBUNGAN UPAYA PENCEGAHAN GIGITAN NYAMUK DENGAN KEBERADAAN KASUS MALARIA DI PUSKESMAS BONTOBAHARI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN KEI BESAR KABUPATEN MALUKU TENGGARA PROVINSI MALUKU

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkena malaria. World Health Organization (WHO) mencatat setiap tahunnya

PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Faktor-faktor kejadian malaria

BEBERAPA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN NANGA ELLA HILIR KABUPATEN MELAWI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS MODEL PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI PULAU KAPOPOSANG TAHUN Mulawarman, Arsunan Arsin, Rasdi Nawi. Abstrak

HUBUNGAN UPAYA MASYARAKAT MENGHINDARI KETERPAPARAN NYAMUK DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RIJALI KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON TAHUN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

FAKTOR RISIKO UPAYA MENGHINDARI GIGITAN NYAMUK TERHADAP KEJADIAN DBD DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

ANDI EKAWANA AP K

POLA SPASIAL DAN ANALISIS KEJADIAN MALARIA DI PULAU KAPOPOSANG KAB. PANGKEP TAHUN Irma Muslimin, Arsunan Arsin, Rasdi Nawi. Abstrak.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta

Relation of a Factor of Work and Environments with the Incidence of Malaria in Sub- District Jaro Tabalong Regency

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh TIWIK SUSILOWATI J

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang

Hubungan Antara FaktorLingkungan Fisik Dalam Dan Luar Rumah Dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Wolaang Kecamatan Langowan Timur

HUBUNGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PUSKESMAS TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang

PERILAKU MASYARAKAT DAN KEJADIAN MALARIA DI DESA PULAU LEGUNDI KECAMATAN PUNDUH PEDADA KABUPATEN PESAWARAN

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: )

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis Univariat

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN X,

Faktor Perilaku yang Berpengaruh terhadap Kejadian Malaria di Daerah Endemis Malaria

HUBUNGAN KINERJA PETUGAS DENGAN CASE DETECTION RATE (CDR) DI PUSKESMAS KOTA MAKASSAR

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYUMBA PROVINSI SULAWESI TENGAH

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

ANALISIS SPASIAL FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SALAMAN I, KABUPATEN MAGELANG

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu perhatian global karena kasus malaria yang tinggi dapat berdampak luas

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Spatial Distribution of Genesis Malaria in Puskesmas Bontobahari Sub-District Bontobahari of Bulukumba District

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SORONG PROPINSI PAPUA BARAT TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS KOELODA KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA PROVINSI NTT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH, KABUPATEN KAMPAR, 2005/2006

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Tunggulo wilayah kerja. Puskesmas Limboto barat Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEPERCAYAAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA PADA MASYARAKAT (Observasi Analitik di Desa Gunung Raya)

FAKTOR RISIKO KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARAKA KECAMATAN BARAKA KABUPATEN ENREKANGTAHUN 2013

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan

Elly Yane Bangkele*, Ari Krisna**

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kejadian ISPA Di Indonesia, pada balita adalah sekitar 10-20%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit menular tropik yang distribusinya

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN DAN PETA SEBARAN MALARIA DI KOTA AMBON TAHUN 2014 THE RELATTIONSHIP ANDASSOCIATED AND DISTRIBUTION MAP OF MALARIA IN AMBON CITY IN 2014

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KESEMBUHAN DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS DI KOTA SEMARANG TAHUN 2014

ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN CARA PENCEGAHAN MALARIA DI DESA JIKO UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOR OF THE PEOPLE AT NANJUNG VILLAGE RW 1 MARGAASIH DISTRICT BANDUNG REGENCY WEST JAVA ABOUT FILARIASIS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN KABOLA, KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT) TAHUN 2014

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang harus terus menerus dilakukan pengamatan, monitoring

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KONTAK, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO

DETERMINAN PERILAKU MASYARAKAT, LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KABUPATEN PESAWARAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

ABSTRAK. Helendra Taribuka, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

Tindakan Pencegahan Masyarakat terhadap Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Tikala Kota Manado

I. PENDAHULUAN. dan ibu melahirkan serta dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja (Dinkes

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PELAKSANAAN PSN 3M DENGAN DENSITAS LARVA Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DBD MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

KUESIONER ANALISIS FAKTOR KEJADIAN RELAPS PADA PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. kaki gajah, dan di beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit yang

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

ANALISIS FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN RIWAYAT MALARIA

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 Norbertha Lerebulan Jeavery Bawotong Julia. Villy. Rottie

Kata kunci: filariasis; IgG4, antifilaria; status kependudukan; status ekonomi; status pendidikan; pekerjaan

BAB III METODE PENELITIAN

Yurike Gitanurani¹, Dina Dwi Nuryani² Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA TONGOA KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI. Gusman Arsyad 1

Transkripsi:

HUBUNGAN UPAYA PENCEGAHAN GIGITAN NYAMUK DENGAN KEBERADAAN KASUS MALARIA DI PUSKESMAS BONTOBAHARI Relationship the Mosquito Bite Prevention with Malaria Case in Bontobahari Health Center Wahyu Retno Widyasari 1, Hasanuddin Ishak, Agus Bintara Birawida 1 Balai Besar K3 Makassar Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (widyasarisolo@gmail.com, hishak@pascaunhas.net, agusbirawida@gmail.com, 081611930) ABSTRAK Setiap tahun lebih dari 500 juta penduduk dunia terinfeksi malaria dan lebih dari satu juta orang meninggal dunia (Soedarto). Penelitian bertujuan mengetahui hubungan penggunaan kelambu, pemasangan kawat kasa, penggunaan obat nyamuk, penggunaan repellent saat keluar rumah pada malam hari, pemakaian baju lengan panjang saat keluar rumah pada malam hari dengan keberadaan kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi adalah 8.199 KK yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bonto Bahari. Sampel penelitian ini sebanyak 181 KK dengan menggunakan teknik proporsional random sampling. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh variabel yang berhubungan dengan keberadaan kasus malaria adalah penggunaan obat nyamuk (p=0,001). Variabel yang tidak berhubungan dengan keberadaan kasus malaria adalah penggunaan kelambu (p=0,605), pemasangan kawat kasa (p=0,461), penggunaan repellent saat keluar rumah pada malam hari (p=0,461), pemakaian baju lengan panjang saat keluar rumah pada malam hari (p=0,988). Kesimpulan dari penelitian bahwa ada hubungan penggunaan obat nyamuk dengan keberadaan kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba tahun 014. Kata kunci : Pencegahan gigitan nyamuk, malaria. ABSTRAC Every year more than 500 million people worldwide are infected with malaria and more than one million people died (Soedarto). The study aims to determine the relationship of the use netting, wire netting mounting, use insect repellent, use repellent when outdoors at night, wear long-sleeved shirts when outdoors at night with malaria case in the work area health center Bonto Bahari District Bulukumba. This type of research is an observational cross -sectional study design. The population is 8199 families residing in the work area health center Bonto Bahari. The study sample as many as 181 families using proportional random sampling technique. Data analysis was performed with univariate and bivariate chi square test. The result showed that the variables associated with malaria case is the use of insect repellent (p=0,001). While the variables that are not related to the case of malaria is the use of mosquito nets (p=0,605), installation of wire netting (p=0,461), use of repellent when outdoors at night (p=0,461), the use of long sleeves when outdoors at night (p=0,988). Conclusions from the study that there is a relationship use insect repellent with malaria endemicity in the work area health center Bonto Bahari Distric Bulukumba 014. Keywords: Prevention of mosquito bites, malaria. 1

PENDAHULUAN Tahun 01 diperkirakan 07 juta kasus malaria yang menyebabkan sekitar 67.000 kematian, sebagian besar 80% kasus dan 90% kematian terjadi di Afrika. Diperkirakan 3,4 miliar orang memiliki risiko terkena malaria, terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Tahun 013, 104 negara yang dianggap endemik dan diperkirakan 3,4 miliar orang berisiko malaria. 1 Prevalensi penyakit malaria di Indonesia masih tinggi, mencapai 417.819 kasus positif pada 01. Wilayah Indonesia Timur saat ini terdapat 70% kasus malaria, terutama diantaranya Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Provinsi Sulawesi Selatan saat ini memiliki status endemisitas rendah. Data tahun 007, API yang tercatat sebesar 0.008, sedangkan tahun 008 meningkat menjadi 0.31 dengan kasus tertinggi di Kabupaten Bulukumba dan Selayar. Pada tahun 009 naik menjadi 0.47 dengan kasus tertinggi di Kabupaten Bulukumba dan Enrekang. Tahun 010 turun menjadi 0.35 dengan kasus tertinggi di Kabupaten Bulukumba dan Luwu Utara dan tahun 011 sebesar 0.38 dengan kasus tertinggi di Kabupaten Bulukumba, Selayar dan Luwu Utara. 3 Data kasus malaria di Kabupaten Bulukumba tahun 013, wilayah kerja Puskesmas Bonto Bahari merupakan tempat penemuan kasus malaria tertinggi dibanding tujuh belas wilayah kerja Puskesmas lainnya. Laporan penemuan kasus positif malaria dari tahun 011-013 di wilayah kerja Puskesmas Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba ditemukan kasus positif malaria. Tahun 011 ditemukan delapan kasus positif malaria (API 0,34 ), tahun 01 mengalami penurunan yang tidak signifikan yaitu sebanyak tujuh kasus (API 0,30 ) dan tahun 013 meningkat menjadi 11 kasus (API 0,47 ). 4 Upaya penanggulangan menurut berbagai penelitian berhubungan dengan kejadian malaria. Penelitian Imbiri, dkk tahun 01 menunjukkan bahwa responden yang ventilasi/jendela rumah tidak menggunakan kawat kasa beresiko terkena malaria sebesar,773 kali dibanding yang memasang kawat kasa pada ventilasi/ jendela rumahnya. 5 Ernawati dkk tahun 011 mengemukakan bahwa individu yang tidak menggunakan repellent mempunyai risiko terkena malaria 1,14 kali. 6 Arnaya tahun 007 mengemukakan bahwa responden yang tidak terbiasa menggunakan baju lengan panjang dan celana panjang saat keluar rumah malam hari berisiko terkena malaria 6,111 kali dibanding yang terbiasa menggunakan baju lengan panjang dan celana panjang saat keluar rumah malam hari. 7 Penelitian Sunarsih dkk tahun 009 menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan keluar rumah pada malam hari dengan kejadian malaria, penggunaan obat nyamuk bakar sebanyak 78,7% responden terbukti dapat mengusir nyamuk khususnya pada saat tidur di dalam rumah., terdapat tendensi responden yang menggunakan kelambu pada saat

tidur malam hari mempunyai risiko terkena malaria dengan nilai OR=1, yang disebabkan karena walaupun orang sudah menggunakan kelambu saat tidur malam hari, tetapi sebelum tidur mereka juga mempunyai kebiasaan berada di luar rumah. Saat berada di luar rumah sebelum tidur, ada kesempatan mereka digigit nyamuk vektor malaria. 8 Kurangnya pengetahuan masyarakat Bonto Bahari tentang upaya pencegahan malaria seperti tidak menggunakan kelambu saat tidur, tidak memasang kawat kasa pada lubang angin/ventilasi rumah, tidak menggunakan obat nyamuk saat tidur, tidak menggunakan repellent dan baju lengan panjang saat keluar rumah pada malam hari dapat meningkatkan kasus malaria. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara upaya pencegahan gigitan nyamuk dengan keberadaan kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. BAHAN DAN METODE Desain penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba pada bulan Maret tahun 014. Populasi penelitian adalah 8.199 KK yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bonto Bahari. Sampel penelitian ini sebanyak 181 KK dengan menggunakan teknik proporsional random sampling. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square test. Penyajikan data dalam bentuk tabel distribusi dan narasi sesuai dengan variabel yang diteliti. HASIL Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 17 orang (70,%), dengan kelompok umur 41-50 tahun sebanyak 55 orang (30,4%), dengan tingkat pendidikan tamat SD sebanyak 7 orang (39,8%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 10 orang (56,4%) (Tabel 1). Responden yang menggunakan kelambu saat tidur sebanyak 87 orang (48,1%), yang memasang kawat kasa hanya sebesar dua orang (1,1%), yang menggunakan obat nyamuk saat tidur sebanyak 78 orang (43,1%), yang memiliki kebiasaan keluar rumah pada malam hari sebanyak 74 orang (40,9%) dan dua orang (,7%) diantaranya menggunakan repellent saat keluar rumah pada malam hari dan dari 74 orang terdapat 4 orang (43,%) yang memakai baju lengan panjang saat keluar rumah pada malam hari (Tabel ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menggunakan kelambu di wilayah ada kasus malaria sebanyak 57 orang (65,5%) dan di wilayah tidak ada kasus malaria sebanyak tiga puluh orang (34,5%). Responden yang tidak menggunakan kelambu di wilayah ada kasus malaria sebanyak 66 orang (70,%) dan di wilayah tidak ada kasus malaria 3

sebanyak 8 orang (9,8%). Hasil uji statistik dengan chi-square diperoleh nilai p=0,605 dan nilai p>0,05 maka Hipotesis nul (H 0 ) diterima yang berarti tidak ada hubungan antara penggunaan kelambu dengan keberadaan kasus malaria (Tabel 3). Responden yang memasang kawat kasa hanya terdapat di wilayah ada kasus malaria yaitu sebanyak dua orang (100%). Responden yang tidak memasang kawat kasa sebanyak 11 orang (67,6%) dan di wilayah tidak ada kasus malaria sebanyak 58 orang (3,4%). Hasil uji statistik dengan fisher s exact test diperoleh nilai p=0,461 dan nilai p>0,05 maka Hipotesis nul (H 0 ) diterima yang berarti tidak ada hubungan antara pemasangan kawat kasa dengan keberadaan kasus malaria (Tabel 3). Responden yang menggunakan obat nyamuk di wilayah ada kasus malaria sebanyak 64 orang (8,1%) dan di wilayah tidak ada kasus malaria sebanyak empat belas orang (17,9%). Responden yang tidak menggunakan obat nyamuk di wilayah ada kasus malaria sebanyak 59 orang (57,3%) dan di wilayah tidak ada kasus malaria sebanyak 44 orang (4,7%). Hasil uji statistik dengan chi-square diperoleh nilai p=0,001 dan nilai p<0,05 maka Hipotesis nul (H 0 ) ditolak yang berarti ada hubungan antara penggunaan obat nyamuk dengan keberadaan kasus malaria (Tabel 3). Responden yang menggunakan repellent saat keluar rumah malam hari hanya terdapat di wilayah ada kasus malaria yaitu sebesar dua orang (100%). Responden yang tidak menggunakan repellent saat keluar rumah malam hari di wilayah ada kasus malaria sebanyak 53 orang (73,6%) dan di wilayah tidak ada kasus malaria sebanyak sembilan belas orang (6,4%). Hasil uji statistik dengan fisher s exact test diperoleh nilai p=0,461 dan nilai p>0,05 maka Hipotesis nul (H 0 ) diterima yang berarti tidak ada hubungan antara penggunaan repellent saat keluar rumah malam hari dengan keberadaan kasus malaria (Tabel 3). Responden yang memakai baju lengan panjang saat keluar rumah malam hari di wilayah ada kasus malaria sebanyak 8 orang (66,7%) dan di wilayah tidak ada kasus malaria sebanyak empat belas orang (33,3%). Responden yang tidak memakai baju lengan panjang saat keluar rumah malam hari di wilayah ada kasus malaria sebanyak 7 orang (84,4%) dan di wilayah tidak ada kasus malaria sebanyak lima orang (15,6%). Hasil uji statistik dengan chisquare diperoleh nilai p=0,988 dan nilai p>0,05 maka Hipotesis nul (H 0 ) diterima yang berarti tidak ada hubungan antara pemakaian baju lengan panjang saat keluar rumah malam hari dengan keberadaan kasus malaria (Tabel 3). PEMBAHASAN Hasil penelitian yang diperoleh melalui uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan kelambu dengan keberadaan kasus malaria di wilayah kerja 4

Puskesmas Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba yang disebabkan karena lebih banyak terdapat responden yang tidak menggunakan kelambu. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Baba yang menyatakan bahwa ada hubungan antara menggunakan kelambu saat tidur dengan kejadian malaria. 9 Hasil penelitian yang diperoleh melalui uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemasangan kawat kasa dengan keberadaan kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba yang disebabkan karena sangat sedikit responden yang menggunakan kawat kasa pada lubang angin/ventilasi rumahnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anjasmoro yang menyatakan tidak ada hubungan antara keberadaan kasa ventilasi dengan kejadian malaria. 10 Hasil penelitian yang diperoleh melalui uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara penggunaan obat nyamuk dengan keberadaan kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba yang disebabkan di wilayah ada kasus malaria lebih banyak responden yang menggunakan obat nyamuk. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Muslimin yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara penggunaan obat nyamuk dengan kejadian malaria. 11 Hasil penelitian yang diperoleh melalui uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan repellent saat keluar rumah pada malam hari dengan keberadaan kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba yang disebabkan hanya sedikit responden yang mempunyai kebiasaan keluar rumah pada malam hari dan sangat sedikit responden yang menggunakan repellent saat keluar rumah pada malam hari. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Erdinal yang menyatakan tidak ada hubungan bermakna antara pemakaian repelen dengan kejadian malaria. 1 Hasil penelitian yang diperoleh melalui uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemakaian baju lengan panjang saat keluar rumah pada malam hari dengan keberadaan kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba yang disebabkan hanya sedikit responden yang mempunyai kebiasaan keluar rumah pada malam hari dan sangat sedikit responden yang memakai baju lengan panjang saat keluar rumah pada malam hari di wilayah ditemukan kasus malaria. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Arnaya yang membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan menggunakan baju lengan panjang dan celana panjang saat keluar rumah malam hari dengan kejadian malaria. 7 5

KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan antara penggunaan obat nyamuk (p=0,001) dengan keberadaan kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Penggunaan kelambu (p=0,605), pemasangan kawat kasa (p=0,461), penggunaan repellent saat keluar rumah pada malam hari (p=0,461) dan pemakaian baju lengan panjang saat keluar rumah pada malam hari (p=0,988) tidak berhubungan dengan keberadaan kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Disarankan kepada masyarakat agar selalu menggunakan obat nyamuk saat tidur untuk mengurangi kontak dengan nyamuk Anopheles sehingga dapat mencegah peningkatan kasus malaria, untuk petugas kesehatan agar lebih mengintensifkan tindakan pencegahan penyakit malaria dengan selalu melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dan peningkatan penyebarluasan informasi mengenai penanggulangan malaria oleh instansi terkait. DAFTAR PUSTAKA 1. WHO. World Malaria Report 013. Jenewa : WHO; 014.. Wardah, F. Kasus Malaria di Indonesia Masih Tinggi. [Online] 013 [diakses 5 Januari 014]. Available at: http://m.voaindonesia.com/a/kasus-malaria-di-indonesia-masihtinggi/1648507.html. 3. Kemenkes RI. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 011. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 01. 4. Dinkes Bulukumba. Laporan Penemuan Kasus Malaria Positif di Kabupaten Bulukumba Tahun 011 Sampai Dengan 013. Bulukumba: Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba; 014. 5. Imbiri, J, Suhartono, Nurjazuli. Analisi Faktor Risiko Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi, Tahun 01. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 01; 11() : 130-137. 6. Ernawati, K, Soesilo, B, Duarsa,A, Rifqatussa adah. Hubungan Faktor Risiko Individu dan Lingkungan Rumah dengan Malaria di Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Indonesia 010. Makara Kesehatan. 011; 15() : 51-57. 7. Arnaya, I. Faktor Risiko Kejadian Malaria di Desa Nanga Jetak Puskesmas Kecamatan Dedai Kabupaten Sintang. 007. 8. Sunarsih, E, Nurjazuli, Sulistyani. Faktor Risiko Lingkungan dan Perilaku yang Berkaitan dengan Kejadian Malaria di Pangkalbalam Pangkalpinang. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 009; 8(1). 6

9. Babba, I, Hadisapuro, S, Sawandi, S. Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Malaria (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Hamadi Kota Jayapura). 006. 10. Anjasmoro, R. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 013; (1). 11. Muslimin, I, Arsin, A, Nawi, R. Pola Spasial dan Analisis Kejadian Malaria Di Pulau Kapoposang Kab. Pangkep Tahun 011. 011. 1. Erdinal, Susanna, D, Wulandari, R. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Kecamatan Kampar Kiri Tengah, Kabupaten Kampar 005/006. Makara Kesehatan. 006; 10() : 64-70. 7

LAMPIRAN Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba Karakteristik Responden n % Kelompok Umur : 11-0 1 30 31 40 41 50 51 60 61 70 71-80 Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Pendidikan : Sekolah Tamat SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi Pekerjaan : PNS/ ABRI/ POLRI Pegawai Swasta Pedagang Buruh Tukang Kayu Ibu Rumah Tangga Sopir Petani Nelayan Penjahit Mahasiswa Pelajar Bekerja 8 4 50 55 31 11 54 17 15 7 39 44 11 5 8 0 6 1 10 1 4 1 4 5 4,4 13,3 7,6 30,4 17,1 6,1 1,1 9,8 70, 8,3 39,8 1,5 4,3 6,1,8 4,4 11 14,4 0,6 56,4 0,6, 0,6 1,1 1,1,,8 Total 181 100 Sumber : Data Primer, 014

Tabel. Distribusi Variable Independen di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba Variabel Independen n % Penggunaan Kelambu : Pemasangan Kawat Kasa : Penggunaan Obat Nyamuk : Kebiasaan Keluar Rumah Malam Hari : Penggunaan Repellent Saat Keluar Rumah Malam Hari : Pemakian Baju Lengan Panjang Saat Keluar Rumah Malam Hari : Sumber : Data Primer, 014 87 94 179 78 103 74 107 7 4 3 48,1 51,9 1,1 98,9 43,1 56,9 40,9 59,1,7 97,3 43, 56,8

Tabel 3. Hubungan Variable Independen di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba Keberadaan Kasus Variabel Independen Malaria Hasil Total Ada Uji Ada Kasus Kasus Statistik n % n % n % Penggunaan Kelambu : 57 66 65,5 70, 30 8 34,5 9,8 87 94 48,1 51,9 p=0,605 Pemasangan Kawat Kasa : Penggunaan Obat Nyamuk : Penggunaan Repellent Saat Keluar Rumah Malam Hari : Pemakian Baju Lengan Panjang Saat Keluar Rumah Malam Hari : Sumber : Data Primer, 014 11 64 59 53 8 7 100 67,6 8,1 57,3 100 73,6 66,7 84,4 0 58 14 44 0 19 14 5 0 3,4 17,9 4,7 0 6,4 33,3 15,6 179 78 103 7 4 3 1,1 98,9 43,1 56,9,7 97,3 43, 56,8 p=0,461 p=0,001 p=0,550 p=0,145