BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM DIAGNOSIS MAMMOGRAM DIJITAL BERBANTUKAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EKSTRAKSI FITUR DAN SUPPORT VECTOR MACHINES

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi terhadap para wanita semenjak beberapa dekade terakhir ini. Tentunya hal ini

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengurangi adanya false positive dan false negative. False positive dalam hal ini

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. kanker payudara apakah tergolong normal atau abnormal (benign atau malignant)

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. tangan dengan menggunakan metode Support Vector Machine (SVM).

BAB III METODE PENELITIAN

Klasifikasi Massa pada Citra Mammogram Berdasarkan Gray Level Cooccurence Matrix (GLCM)

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh manusia. Hal itu dapat dipicu oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah dari

BAB III PEMBAHASAN. arsitektur, prosedur, dan hasil model Radial Basis Function Neural Network untuk

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DETEKSI KANKER PAYUDARA PADA CITRA MIKROKALSIFIKASI MAMMOGRAFI DENGAN METODE NAIVE BAYES SKRIPSI

BAB IV PEMBAHASAN. Bab IV berisi pembahasan yang meliputi proses penelitian yakni hasil

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pikir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah

EKSTRAKSI CIRI TEKSTUR CITRA WAJAH PENGGUNA NARKOTIKA MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURANCE MATRIX. Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. di bidang pendidikan, keamanan, perkantoran, bahkan pada bidan g

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Rancangan Program Pemilihan Metode. Dalam perancangan program mammogram, telah ditemukan banyak

Journal of Control and Network Systems

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EKSTRAKSI FITUR DAN KLASIFIKASI MENGGUNAKAN METODE GLCM DAN SVM PADA CITRA MAMMOGRAM UNTUK IDENTIFIKASI KANKER PAYUDARA


APLIKASI PENGKLASIFIKASIAN MOTIF BATIK TULIS LASEM MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRICES (GLCM) DAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK

Deteksi Senyum Menggunakan Fitur Gabor dan Histograms of Oriented Gradients pada Bagian Mulut, Hidung, dan Mata

IDENTIFIKASI KEASLIAN MATA UANG RUPIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR (K-NN)

KLASIFIKASI JENIS KUALITAS KEJU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL COOCCURRENCE MATRIX (GLCM) DAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA CITRA DIGITAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Klasifikasi Tingkat Keparahan Non- ProliferativeI Diabetic Retinopathy Bedarsarkan Hard Exudate Menggunakan Extreme Learning Machine

BAB III ANALISIS DAN PENYELESAIAN MASALAH

Histogram. Peningkatan Kualitas Citra

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian

PENGENALAN KUALITAS BUAH JERUK KINTAMANI MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI KOMANG SONIYA GUNAWAN

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI RINTANGAN MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE PADA BRAIN-CONTROLLED WHEELCHAIR

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

terdapat tiga tahapan pemeriksaan secara dini yaita (1) pemeriksaan sendiri, (2) pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga medis yang bertujuan untuk men

IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang

Perancangan Konversi Braille Ke Teks Berbasis Android

BAB 3 METODE PERANCANGAN

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

UKDW 1. BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III PEMBAHASAN. A. Arsitektur dan Model Fuzzy Neural Network untuk Klasifikasi Stadium

PERBANDINGAN METODE UNTUK PERBAIKAN KUALITAS CITRA MAMMOGRAM

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dekade ini. Kanker paru merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal yang

PENENTUAN JENIS FRAKTUR BATANG (DIAFISIS) PADA TULANG PIPA BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN SUPPORT VECTOR MACHINE

Ekstraksi Fitur Warna, Tekstur dan Bentuk untuk Clustered- Based Retrieval of Images (CLUE)

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengolahan Citra Digital: Peningkatan Mutu Citra Pada Domain Spasial

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Cucun Very Angkoso ~

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB 4 PEMROSESAN CITRA DAN IMPLEMENTASI Pemrosesan Citra dan Rancangan Eksperimen untuk Fusi Citra

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN KINERJA METODE MEDIAN FILTER DAN MIDPOINT FILTER UNTUK MEREDUKSI NOISE PADA CITRA DIGITAL ABSTRAK

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I

Simulasi Teknik Image Enhancement Menggunakan Matlab Yustina Retno Wahyu Utami 3)

EKSTRAKSI JALAN SECARA OTOMATIS DENGAN DETEKSI TEPI CANNY PADA FOTO UDARA TESIS OLEH: ANDRI SUPRAYOGI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

3 BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder berupa citra Magnetic Resonansi Image (MRI) yang diperoleh dari

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dedi Argya Nugroho Effendi 1,Erna Zuni Astuti 2 1,2

STMIK AMIKOM PURWOKERTO PENGOLAHAN CITRA ABDUL AZIS, M.KOM

PERBANDINGAN EKSTRAKSI CIRI PADA DATA MAMMOGRAM UNTUK IDENTIFIKASI MIKROKALSIFIKASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Reduksi Fitur Untuk Optimalisasi Klasifikasi Tumor Payudara Berdasarkan Data Citra FNA

WEBSITE PERANCANGAN SCRAPBOOK DENGAN PEMOTONGAN GAMBAR OTOMATIS

Klasifikasi Mutu Telur Berdasarkan Kebersihan Kerabang Telur Menggunakan K-Nearest Neighbor

DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA PADA MAMMOGRAM MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI CURVELET DAN CBIR

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. terkontrol pada jaringan paru. Munculnya kanker ditandai dengan

KLASIFIKASI MOTIF KAIN TRADISIONAL BATIK BOMBA KAILI BERDASARKAN FITUR TEKSTUR CITRA DIGITAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah 3.1.1 Analisis Kebutuhan Dalam melakukan analisa gambar mammogram, biasanya dokter secara langsung melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan kesimpulan yang tepat, dibutuhkan gambar dengan kualitas tinggi dan ketelitian yang baik. Gambar mammogram dijital diciptakan untuk mengatasi hilangnya detail-detail pada gambar mammogram dengan cara melakukan image preprocessing. Setelah itu, diciptakan juga sebuah teknik yang bisa menganalisa gambar mammogram dijital tersebut, yang disebut juga sebagai CAD. Agar analisa dari dokter maupun CAD dapat berjalan dengan baik, secara ideal dibutuhkan gambar dijital yang mampu menampilkan semua informasi mammogram, sehingga fitur-fiturnya dapat diambil secara jelas. Setelah itu, dibutuhkan juga teknik klasifikasi yang handal untuk bisa melakukan membedakan jenis kanker berdasarkan fitur yang didapat. Khususnya untuk membedakan jenis microcalcification ke dalam jenis benign atau malignant. 36

37 3.1.2 Analisis Masalah Analisa yang dilakukan oleh dokter terhadap gambar mammogram tidak jarang menghasilkan kesimpulan yang merupakan false negative ataupun false positif. Di mana false negative dapat berakibat fatal bagi pasien dan false positive menyebabkan pasien harus menjalani biopsy yang tidak diperlukan. Diperkirakan, sekitar 25% dari kanker tidak terdeteksi oleh teknik analisis pada tahun 1997. Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya untuk melakukan screening, radiologist yang kurang berpengalaman, dan kelelahan dalam melakukan pengamatan oleh manusia. Kanker payudara dapat dibedakan menjadi benign dan malignant berdasarkan mikrokalsifikasi yang ditemukan dalam gambar mammogram. Akan tetapi, proses klasifikasi ini sangat sulit untuk dilakukan secara tepat. Kenyataan yang terjadi adalah banyaknya false negative serta false positif akibat human error (kesalahan oleh dokter ataupun radiologist yang dikarenakan kelelahan, kondisi tubuh kurang fit, maupun ketidaktelitian). 3.2 Solusi Alternatif Untuk menghindari terjadinya false positive dan false negative, second opinion akan dibutuhkan untuk meyakinkan dokter dalam mengambil keputusan. Second opinion dapat diberikan oleh dokter lain atau radiologist yang berpengalaman dalam mengidentifikasi kalsifikasi pada gambar mammogram. Solusi ini kurang ideal karena menggunakan sumber daya minimal dua kali lebih banyak dalam melakukan identifikasi. Tingkat kesalahan untuk setiap dokter juga akan semakin meningkat apabila jumlah gambar mammogram yang harus diklasifikasi semakin

38 banyak. Hal ini bisa dipahami karena otak manusia memiliki batas kejenuhan yang bisa mempengaruhi keputusan yang diambil. 3.3 Metodologi Aplikasi Berbeda dengan otak manusia, komputer tidak memiliki titik jenuh dalam melakukan kalkulasi secara berulang-ulang. Klasifikasi gambar mammogram sudah dimungkinkan dengan berbagai macam teknik dan metode. Metode-metode yang digunakan menggunakan proses yang terdapat dalam computer vision yaitu image preprocessing seperti enchanced dan feature extraction, sedangkan klasifier yang digunakan untuk membedakan microcalcification merupakan benign atau malignant adalah SVM (Support Vector Machines).

39 Sample Image (Mammogram Image) Preprocess Preprocessed Mammogram Feature Extraction Mammogram Predefined Classes Features Training Offline Training Process Trained SVM Online Classification Process Mammogram Image Preprocess Preprocessed Mammogram Feature Extraction Features Classifying Diagnosed Mammogram Class (Normal) Diagnosed Mammogram Class (Benign) Normal Benign Abnormality Severity Abnormal Malignant Diagnosed Mammogram Class (Malignant) Gambar 3.3 Diagram Alur Aplikasi

40 3.3.1 Offline Training Process Pada proses ini, mula-mula dilakukan image preprocessing pada mammogram image yang dimasukkan. Setelah itu image tersebut diubah menjadi GLCM (Gray Level Co-occorence Matrix). Dari GLCM ini, kemudian diekstraklah fitur-fitur dengan tingkat diskriminator yang diinginkan. Fitur-fitur yang digunakan tidak dipilih secara acak, melainkan dipilih berdasarkan pemilihan fitur dengan pendekatan t-test sehingga didapat fitur-fitur yang dinilai mempunyai tingkat diskriminator tinggi. Pada penelitian ini, t-test tidak dilakukan karena sudah dilakukan dalam penelitian lain sebelumnya. Fitur-fitur tersebut antara lain mean of difference entropy, range of local homogeneity, dan range of difference variance. Kemudian dilakukanlah training dengan memasukkan fitur yang telah didapatkan dan class yang telah didefinisikan untuk jenis fitur tersebut sehingga kemudian didapatkanlah SVM terlatih yang dapat membedakan class dari mammogram image yang dimasukkan. 3.3.2 Online Classification Process Tahap ini tidak terlalu berbeda dengan proses training. Mula-mula dilakukan image preprocessing pada mammogram image yang dimasukkan. Lalu setelah diubah menjadi GLCM, diekstrak dan kemudian didapatkanlah fitur yang diinginkan. Setelah itu masukklah ke dalam proses pengklasifikasian yaitu dengan menggabungkan fitur yang didapat dengan SVM yang telah kita training sebelumnya. Maka kemudian akan didapatkan kelas untuk mammogram image tersebut, apakah positif kalsifikasi atau

41 negatif kalsifikasi. Jika positif kalsifikasi, maka akan dilakukan pengklasifikasian kembali apakah termasuk benign atau malignant. 3.3.3 Algoritma Diagnosis Load Image Image Enhancement Generate GLCM Feature Extraction Classification using SVM #1 Analyze calcification If NEGATIVE Classify as normal If POSITIVE Classification using SVM #2 Analyze Severity If BENIGN Classify as Benign If MALIGNANT Classify as Malignant Gambar 3.3.3 Diagram Alur Algoritma

42 3.3.4 Image Preprocessing Proses image preprocessing pada gambar mammogram dilakukan untuk beberapa tujuan berikut ini: Meningkatkan kejelasan gambar agar feature dapat diambil dengan mudah Mengurangi ukuran gambar agar tidak membebani kerja CPU sehingga proses feature extraction dapat dilakukan dengan cepat Membuang detail gambar yang tidak diperlukan dalam proses feature extraction. Gambar yang diambil dari MIAS adalah berupa gambar grayscale 8 bit dengan 256 tingkat intensitas dengan ukuran 1024 x 1024 pixel. Tahapan preprocessing gambar mammogram yang dilakukan dapat dibagi menjadi 4 tahapan: Cropping (memilih ROI) High Pass Filtering Low Pass Filtering Histogram Equalization 3.3.4.1 Image Cropping Tahapan awal dalam melakukan image preprocessing adalah dengan memotong (cropping) sebagian gambar mammogram untuk mendapatkan ROI (Region of Interest). ROI merupakan bagian yang dipilih sebagai sampel dalam dataset yang diidentifikasi untuk hasil yang lebih efektif dan efisien. Pemilihan ROI ini harus dilakukan dengan sebaik mungkin karena ROI ini sangat berperan penting dalam fitur yang akan didapatkan dan kemudian akan diekstrak pada nantinya.

43 Gambar 3.3.4.1 Proses pemotongan gambar mammogram 3.3.4.2 High Pass Filtering berikut ini: Pada tahapan High Pass Filtering, ROI dikonvolusikan dengan matriks kernel Hasil dari High Pass Filtering adalah sebuah gambar dengan penambahan ketajaman. Setelah itu, gambar tersebut ditambahkan kedalam ROI dengan bobot 50%. Berikut ini adalah ilustrasi High Pass Filtering yang digunakan:

44 Gambar 3.3.4.2 Ilustrasi High Pass Filtering Tujuan dari High Pass Filtering adalah peningkatan kejelasan tekstur pada gambar mammogram. Dengan begitu, feature yang didapat nantinya bisa lebih diskriminatif. 3.3.4.3 Low Pass Filtering Pada tahapan Low Pass Filtering, gambar yang sebelumnya ditambahkan dengan hasil dari High Pass Filtering dikonvolusikan dengan matriks kernel berikut ini: Hasil dari Low Pass Filtering adalah sebuah gambar dengan pengurangan ketajaman. Setelah itu, gambar tersebut ditambahkan kedalam gambar sebelumnya dengan bobot 50%. Berikut ini adalah ilustrasi Low Pass Filtering yang digunakan:

45 Gambar 3.3.4.3 Ilustrasi Low Pass Filtering Tujuan dari Low Pass Filtering adalah mendapatkan gambar yang lebih halus dan mengurangi tingkat keacakan pada GLCM akibat noise yang terjadi setelah High Pass Filtering. Dengan mengurangi noise, feature yang didapatkan nantinya akan lebih handal. 3.3.4.4 Histogram Equalization Pada tahapan Histogram Equalization, dilakukan penyebaran intensitas pada gambar agar feature menjadi lebih mudah terlihat. Nilai intensitas maksimum setelah Histogram Equalization adalah 255, sedangkan nilai minimumnya adalah 0. Berikut adalah ilustrasi gambar beserta histogramnya:

46 Gambar 3.3.4.4 Ilustrasi gambar beserta histogramnya Gambar dari hasil histogram equalization menunjukkan garis batas yang lebih jelas pada gambar sel kalsifikasi yang ada di dalam ROI. 3.3.5 Feature Extraction Mammogram dijital dianalisis dengan menentukan ROI (Region of Interest) lalu mengubahnya menjadi GLCM (Gray Level Co-Occurrence Matrix) terlebih dahulu, yaitu suatu matriks yang merepresentasikan hubungan ketetanggaan antar piksel dalam gambar pada berbagai arah orientasi dan jarak spasial. Di dalam aplikasi ini, ada 4 GLCM yang digunakan dalam menentukan feature pada gambar mammogram, yaitu GLCM dengan jarak spasial 1 dan sudut 0 o, GLCM

47 dengan jarak spasial 1 dan sudut 45 o, GLCM dengan jarak spasial 1 dan sudut 90 o, dan GLCM dengan jarak spasial 1 dan sudut 135 o. Setelah memperoleh matriks kookurensi tersebut, dapat dihitung ciri statistik yang merepresentasikan gambar yang diamati. Berdasarkan data yang dipelajari, yang menjadi strong feature untuk deteksi kanker adalah mean of difference entropy, range of local homogeneity, dan range of difference variance. - Difference entropy dihitung dengan rumus: Lalu dihitung mean-nya (nilai rata-rata) - Local homogeneity dihitung dengan rumus: Lalu dihitung range-nya (nilai maksimum dikurangi nilai minimum) - Difference variance dihitung dengan rumus: Lalu dihitung range-nya (nilai maksimum dikurangi nilai minimum)

48 3.3.6 Support Vector Machine SVM yang digunakan dalam aplikasi ini diambil dari framework EMGU CV dengan memasukkan: using Emgu.CV.ML; using Emgu.CV.ML.Structure; Dengan cara ini, input yang dimasukkan berupa feature, dan output berupa kelas. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan secara empiris, parameter yang dipakai untuk dimasukan ke dalam parameter SVM di emgu.cv.ml untuk mendapat hasil terbaik adalah sebagai berikut: kernel type linear svm type c_svc parameter c = 1 mcvtermcriteria(100,0.0001) Pembelajaran (training) dilakukan dengan menggunakan pasangan data input dan data output berupa sasaran yang diinginkan. Data input didapatkan dari hasil perhitungan GLCM yaitu feature mean of difference entropy, range of local homogeneity, dan range of difference variance. Data output didapatkan dari data MIAS. Untuk proses klasifikasi, hanya diperlukan feature mean of difference entropy, range of local homogeneity, dan range of difference variance dari image yang bersangkutan. Aplikasi ini memiliki 2 buah SVM yaitu abnormality untuk mengklasifikasikan ada atau tidaknya kalsifikasi dan severity untuk mengklasifikasi benign atau malignant. SVM severity akan otomatis dijalankan bila hasil dari SVM abnormality menyatakan bahwa ROI yang diambil tersebut positif mengandung kalsifikasi.

49 3.3.7 Pseudocode begin end load/choose image load SVM if needed flip image remove label endif select ROI (Cropping) image shrinking image enhancement convert image to GLCM calculate feature_1 = mean of difference entropy (d=1,θ =0 o, 45 o, 90 o, 135 o ) calculate feature_2 = range of local homogeneity (d=1,θ =0 o, 45 o, 90 o, 135 o ) calculate feature_3 = range of difference variance (d=1,θ =0 o, 45 o, 90 o, 135 o ) input to SVM for training and/or classifying if needed save image save SVM endif