PENGARUH UKURAN SERBUK PADA AKTIVASI TANAH LIAT DARI TANAK AWU TERHADAP DAYA ADSORPSINYA PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVASI TANAH LIAT DARI TANAK AWU SECARA ASAM DAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH AKTIVASI FISIK ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN DALAM PROSES ADSORPSI MINYAK JELANTAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

PEMANFAATAN LEMPUNG MAREDAN SEBAGAI ADSORBEN PEROKSIDA DARI CRUDE PALM OIL (CPO) : VARIASI SUHU DAN KECEPATAN PENGADUKAN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

PENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

REGENERASI MINYAK JELANTAH SECARA ADSORBSI MENGGUNAKAN AMPAS PATI AREN DAN BENTONIT PADA BERBAGAI VARIASI ADSORBEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

A110 - PERBANDINGAN METODE AKTIVASI TERHADAP KAPASITAS ADSORPSI ZEOLIT ALAM PADA MINYAK JELANTAH

Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Surabaya Alamat : Kampus Ketintang Surabaya

PENINGKATAN POTENSI BATU PADAS LADGESTONE SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM BERAT Cr(III) DALAM AIR MELALUI AKTIVASI ASAM DAN BASA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH SUHU DAN WAKTU ADSORPSI TERHADAP SIFAT KIMIA-FISIKA MINYAK GORENG BEKAS HASIL PEMURNIAN MENGGUNAKAN ADSORBEN AMPAS PATI AREN DAN BENTONIT

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: Maret 2014

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

OPTIMASI PENCAMPURAN CARBON ACTIVE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENINGKATKAN KUALITAS MINYAK GORENG CURAH MENGGUNAKAN ADSORBEN LEMPUNG DESA GEMA TERAKTIVASI

4 Hasil dan Pembahasan

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

Pemanfaatan Campuran Lempung dan Batu Cadas Teraktivasi Asam Sulfat Sebagai Adsorben Kalsium Pada Air Tanah

Indo. J. Chem. Sci. 5 (3) (2016) Indonesian Journal of Chemical Science

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cation Exchange Capacity of Zeolite X from Bagasse Ash against Magnesium(II)

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

Jason Mandela's Lab Report

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

PROSES PEMBUATAN SABUN CAIR DARI CAMPURAN MINYAK GORENG BEKAS DAN MINYAK KELAPA

PEMANFAATAN LEMPUNG MAREDAN SEBAGAI ADSORBEN PEROKSIDA DARI CRUDE PALM OIL : VARIASI BERAT ADSORBEN DAN SUHU

PENINGKATAN MUTU MINYAK GORENG CURAH MENGGUNAKAN ADSORBEN BENTONIT TERAKTIVASI

Aktivasi Batu Padas dengan Asam dan Pemanfaatannya sebagai Penyerap Limbah Deterjen

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENCAMPURAN KARBON AKTIF DAN BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN DALAM PERBAIKAN BEBERAPA PARAMETER MINYAK GORENG BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

PEMURNIAN MINYAK JELANTAH DENGAN ZEOLIT ALAM: PENGARUH MASSA ZEOLIT DAN WAKTU PENGADUKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL B KARAKTERISASI LIMBAH FLY ASH BATUBARA SEBAGAI MATERIAL KONVERSI ADSORBEN DAN UJI KETAHANAN PANAS STRUKTURPADATAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

Emmy Sahara. Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK ABSTRACT

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMUCATAN CINCAU HIJAU SERTA KARAKTERISASINYA

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SIFAT KEASAMAN, LUAS PERMUKAAN SPESIFIK, VOLUME PORI DAN RERATA JEJARI PORI KATALIS TERHADAP AKTIVITASNYA PADA REAKSI HIDROGENASI CIS

Bab III Metodologi Penelitian

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya.

PENURUNAN ANGKA ASAM PADA MINYAK JELANTAH. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru 2) Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

MAKALAH SEMINAR PENINGKATAN KUALITAS MINYAK GORENG BEKAS DARI KFC DENGAN MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti di pesisir pantai dan dataran tinggi seperti lereng gunung.

MODIFIKASI ZEOLIT MELALUI INTERAKSI DENGAN Fe(OH) 3 UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS TUKAR ANION. Syafii, F; Sugiarti, S; Charlena.

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

Ekstraksi Silika Dari Fly Ash Batubara (Studi Pengaruh Variasi Waktu Ekstraksi, Jenis Asam Dan ph)

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

DATA PENGAMATAN. 2. Untuk Konsentrasi Aktivator H2SO4 4M Serbuk kayu. No Pengamatan Kelapa (gr) (gr)

III. METODOLOGI F. ALAT DAN BAHAN

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT MENTAH DENGAN BENTONIT ASAL MUARA LEMBU

KIMIA FISIKA (Kode : C-15) MODIFIKASI ZEOLIT ALAM MENJADI MATERIAL KATALIS PERENGKAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

Transkripsi:

PENGARUH UKURAN SERBUK PADA AKTIVASI TANAH LIAT DARI TANAK AWU TERHADAP DAYA ADSORPSINYA PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS Baiq Asma Nufida 1, Nova Kurnia 2, & Yeti Kurniasih 3 1,2&3 Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FPMIPA IKIP Mataram E-mail:baiq.asma@gmail.com. ABSTRACT: This research was aimed to get the effect of particel size of activated natural clay from Tanak Awu to their adsorption capacity for increase reused cooking oil quality. At previous research we done the activation of natural clay using acid (HCl) and got an optimal concentration of acid at 1 molar. Natural clay was grinding until particel size at 50 mesh, 60 mesh and 100 mesh then it was characterized in specific surface area by methylen blue methods and also acidity surface by acid base titration. Then activated natural clay was applied for purifying reused cooking oil by analyzing water content, acid number and peroxide number. The result showed that there are the effect of particel size of natural clay to acidity surface and specific surface area. While the adsorption capacity of natural clay on purifying reused cooking oil got that optimal particel size of activated natural clay at 60 mesh which getting the decrease of water content, acid number and peroxide number by following reach was 89,13%, 58,61% and 60,52%. Key Words: Particel size, natural clay, adsorbent, reused cooking oil PENDAHULUAN Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolah bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media penghantar panas dan mampu menambah cita rasa dari bahan makanan yang digoreng. Penggunaan minyak goreng secara berulang dengan pemanasan pada suhu tinggi menyebabkan terjadinya perubahan fisikokimia pada minyak. Dimana minyak goreng bekas (minyak jelantah) mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik yang terbentuk selama proses penggorengan. Perubahan sifat ini menjadikan minyak goreng tersebut tidak layak lagi digunakan sebagai bahan makanan. Oleh karena itu minyak goreng bekas atau minyak jelantah (waste cooking oil) menjadi barang buangan atau limbah dari industri penggorengan. Minyak goreng bekas merupakan limbah yang dapat diolah kembali dengan proses pemucatan menggunakan adsorben. Beberapa peneliti menggunakan adsorben karbon aktif (Yustinah, 2011) dan bentonit (Dewi, 2012) untuk pemurnian minyak goreng bekas. Akan tetapi karena harga adsorben karbon aktif cukup tinggi maka perlu dicari material lain sebagai penggantinya. Salah satu material yang menarik untuk dikembangkan sebagai adsorben adalah tanah liat. Pengembangan tanah liat sebagai adsorben alternatif sangat dimungkinkan karena tanah liat memiliki luas permukaan yang besar, porositas yang tinggi, kelimpahan yang tinggi di alam dan relatif murah dibandingkan adsorben lain. Tanah liat yang berpotensi sebagai adsorben, dapat ditemukan di wilayah NTB tepatnya di daerah Tanak Awu Lombok Tengah. Berdasarkan kandungan mineralnya tanah liat dari Tanak Awu mengandung 14,98 % Montmorillonit (Sulistiyowati, 2008). Montmorillonit merupakan mineral yang memiliki sifat mudah mengembang, luas permukaan yang cukup besar dan memiliki kation yang dapat dipertukarkan. Sifat-sifat tersebut menjadikan tanah liat cocok dimanfaatkan sebagai adsorben. Penelitian awal untuk mengetahui potensi tanah liat dari Tanak Awu sebagai adsorben sudah dilakukan, dimana tanah liat dari Tanak Awu tanpa dimodifikasi mampu menurunkan kandungan asam lemak bebas dalam minyak goreng bekas, namun hasil yang diperoleh ini kurang maksimal karena sifatnya yang mudah menyerap air dan pori yang dimilikinya tidak seragam. Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan daya adsorpsi dari tanah liat antara lain dengan cara aktivasi. Aktivasi dapat dilakukan secara kimiawi menggunakan larutan asam. Aktivasi tanah liat dengan asam dapat meningkatkan keasaman permukaan dan porositasnya sehingga lebih efektif sebagai adsorben ataupun katalis. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konsentrasi HCl optimum diperoleh pada konsentrasi 1 M. 216

Selanjutnya pada penelitian ini telah diteliti pengaruh dari ukuran serbuk terhadap daya adsorpsi tanah liat dari Tanak Awu yang telah diaktivasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan ukuran serbuk tanah liat aktif optimal yang efektif untuk proses adsorpsi pada pemurnian minyak goreng bekas. BAHAN DAN METODE 1. Alat Alat-alat yang digunakan antara lain : neraca analitik, oven listrik, ph meter, erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, pipet volume, pemanas, cawan porselen, termometer, seperangkat alat titrasi dan alat-alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium. 2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : tanah liat dari Tanak Awu, minyak goreng bekas pakai yang diperoleh dari pedagang gorengan di kota Mataram, alkohol netral 95 %, larutan KOH standar 0,1 N, indikator penolptalein (pp), kloroform, natrium tiosulfat, asam asetat glasial, larutan jenuh KI, larutan pati 1 %, natrium karbonat, HCl 1,0 M, kalium bikromat dan larutan baku asam oksalat. 3. Prosedur Penelitian a. Preparasi Tanah Liat Tanah liat diambil dari Tanak Awu Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah dengan kedalaman ± 40 cm dari pemukaan tanah, digerus dan diayak sehingga diperoleh butiran tanah liat dengan ukuran 50 mesh, 60 mesh dan 100 mesh. Serbuk tanah liat tersebut kemudian dicuci dengan air untuk menghilangkan pengotor yang melekat hingga benar-benar bersih, terakhir dibilas dengan akuades lalu disaring dengan kertas saring. Selanjutnya tanah liat tersebut dikeringkan dengan oven pada suhu 110-120 o C. b. Aktivasi Tanah Liat dengan HCl Ke dalam 3 buah gelas beaker 500 ml dimasukkan masing-masing 50 gram serbuk tanah liat, lalu ditambahkan 250 ml larutan HCl 1,0 M sambil diaduk dengan pengaduk magnetik. Proses aktivasi dilakukan selama 24 jam, kemudian disaring dan residu yang didapat dicuci dengan akuades panas sampai ph netral dan bebas ion klorida (dengan tes negatif terhadap AgNO 3 ) lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 110-120 o C. Selanjutnya setelah kering, tanah liat aktif tersebut disimpan dalam desikator. c. Karakterisasi Tanah Liat Aktif Tanah liat aktif dengan berbagai ukuran serbuk kemudian dikarakterisasi luas permukaan pori spesifik dengan metode adsorpsi terhadap metilen biru (Methylen Blue Method), dan dikarakterisasi keasaman permukaannya dengan metode titrasi asam basa. d. Aplikasi Tanah Liat untuk Pemurnian Minyak goreng Bekas Masing-masing sebanyak 1 gram tanah liat aktif dengan ukuran serbuk 50 mesh, 60 mesh dan 100 mesh dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 25 ml minyak goreng bekas, diaduk selama waktu setimbang lalu disaring. Minyak hasil penjernihan diuji kualitasnya meliputi kadar air, bilangan asam dan bilangan peroksida. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakterisasi Tanah Liat dengan Berbagai Ukuran Serbuk Tanah liat yang telah diaktivasi menggunakan larutan HCl 1,0 M dengan ukuran serbuk 50 mesh, 60 mesh dan 100 mesh kemudian dilakukan karakterisasi meliputi luas permukaan spesifik pori dan keasaman permukaan seperti disajikan dalam Tabel 1 dan Gambar 1. Tabel 1. Keasaman Permukaan dan Luas Permukaan Spesifik Tanah Liat Aktif Berbagai Ukuran Serbuk Ukuran Serbuk Keasaman Permukaan (mmol/gram) 50 mesh 1,77 4,63 60 mesh 1,8 4,5 100 mesh 1,8 4,4 Pada Tabel 1 dan Gambar 1 dilihat bahwa ukuran serbuk tanah liat cukup memberi pengaruh terhadap keasaman permukaan tanah liat aktif. Semakin kecil ukuran serbuk tanah liat maka keasaman permukaan semakin tinggi. Tanah liat yang Luas Permukaan (m 2 /gram) memiliki keasaman permukaan optimal terdapat pada ukuran serbuk 60 mesh yaitu sebesar 1,8 mmol/gr. Hal ini terjadi karena tanah liat aktif ukuran 60 mesh memiliki ukuran partikel lebih kecil dibandingkan ukuran serbuk 50 mesh, sementara pada 217

ukuran serbuk 100 mesh tidak mengalami peningkatan lagi walaupun ukuran serbuknya paling kecil. semakin kecil ukuran serbuk maka permukaan pori tanah liat menjadi lebih terbuka (Handayani, 2013). Akibatnya luas permukaan spesifik tanah liat menjadi relatif lebih besar. Gambar 1. Grafik Pengaruh Ukuran Serbuk Tanah Liat Aktif terhadap Keasaman Permukaan Tanah Liat Semakin meningkatnya keasaman permukaan seiring dengan semakin kecilnya ukuran serbuk tanah liat. Hal ini disebabkan semakin kecil ukuran serbuk maka luas permukaan tanah liat semakin besar sehingga memperbesar kemungkinan interaksi antara aktivator berupa larutan HCl yang bersifat asam dalam melarutkan zat-zat pengotor yang menutupi pori-pori tanah liat. Selanjutnya terjadi substitusi kation-kation alkali dan alkali tanah pada pori-pori tanah liat oleh H+ menyebabkan situs asam berupa situs asam Bronsted dan situs asam Lewis pada tanah liat bertambah sehingga keasaman permukaan semakin meningkat. Namun pada ukuran serbuk 100 mesh tidak mengalami peningkatan lagi. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran serbuk tanah liat sudah maksimal atau jenuh sehingga walaupun ukuran serbuk semakin kecil namun tidak menambah interaksi antara pori-pori tanah liat dengan asam (HCl). Karakterisasi tanah liat lain yang dilakukan adalah luas permukaan yang ditunjukkan oleh daya serapnya terhadap metilen biru seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Pada Gambar 2 disajikan grafik pengaruh ukuran serbuk terhadap luas permukaan spesifik pori tanah liat, pada grafik dicantumkan pula perbandingan luas permukaan spesifik pada konsentrasi HCl 1 M dan tanpa aktivasi. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa semakin kecil ukuran serbuk maka luas permukaan spesifik pori akan semakin besar, seperti ditunjukkan pada kurva tanpa aktivasi. Hal ini disebabkan Gambar 2. Grafik Pengaruh Ukuran Serbuk Tanah Liat Aktif terhadap Luas permukaan Spesifik Tanah Liat Namun saat tanah liat tersebut telah diaktivasi menggunakan larutan HCl 1 M maka trend tersebut berubah seperti ditunjukkan pada kurva konsentrasi HCl 1 M, dimana dapat dilihat bahwa semakin kecil ukuran serbuk maka luas permukaan spesifik pori tanah liat semakin kecil pula. Hal ini disebabkan semakin kecil ukuran serbuk mengakibatkan lebih rentannya struktur pembangun dari tanah liat menjadi hancur saat proses aktivasi menggunakan larutan HCl 1 M yang bersifat asam. Asam klorida (HCl) merupakan asam mineral yang dapat melarutkan pengotor berupa komponen Fe 2 O 3, Al 2 O 3, CaO, dan MgO pada tanah liat pada pori-pori tanah liat tetapi pada konsentrasi tinggi dan ukuran serbuk tanah liat yang semakin kecil dapat menyebabkan perubahan struktur pembangun dari tanah liat. Hal ini diduga karena telah terjadi pelarutan pada struktur bagian dalam dari tanah liat sehingga ada bagian-bagian pori yang tertutupi kembali (Diantarini, 2010). Akibatnya luas permukaan spesifik pori dari tanah liat menjadi semakin kecil. Akan tetapi jika dibandingkan luas permukaan dari tanah liat yang telah diaktivasi dan tanpa aktovasi maka dapat dilihat bahwa luas permukaan spesifik dari tanah liat hasil aktivasi HCl 1 M pada ukuran 50 mesh (4,63 m 2 /gr) masih lebih tinggi dibandingkan tanah liat tanpa 218

aktivasi pada ukuran 100 mesh (4,52 m 2 /gr). Ini menunjukkan bahwa proses aktivasi telah meningkatkan luas permukaan spesifik pori tanah liat karena terjadinya pelarutan zat-zat pengotor pada pori-pori tanah liat oleh aktivator (HCl). 2. Kualitas minyak goreng bekas setelah diadsorpsi dengan tanah liat aktif pada berbagai ukuran serbuk Tanah liat yang telah diaktivasi menggunakan larutan HCl 1,0 M dengan ukuran serbuk 50 mesh, 60 mesh dan 100 mesh selanjutnya digunakan sebagai adsorben dalam menyerap zat-zat tertentu (pengotor) pada minyak goreng bekas sehingga dapat meningkatkan kualitas minyak goreng bekas tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara merendam 1 gram tanah liat dalam 25 ml minyak goreng bekas, kemudian diaduk dengan menggunakan magnetic stirer selama 30 menit dan disaring menggunakan kertas saring. Kualitas minyak ditentukan sebelum dan setelah adsorbsi, meliputi kadar air, bilangan asam dan bilangan peroksida seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Kualitas Minyak Goreng Bekas Sebelum dan Setelah Adsorpsi Parameter Kualitas Minyak Ukuran Kadar Air (%) Bilangan Asam (mmol/gram) Bilangan peroksida (meq/kg) serbuk tanah liat aktif 50 mesh 0,046 0,012 73,91 7,616 3,584 52,94 16,26 9,41 42,13 60 mesh 0,046 0,005 89,13 7,616 3,152 58,61 16,26 6,42 60,52 100 mesh 0,046 0,02 56,52 7,616 4,704 38,24 16,26 10,27 36,84 Gambar 3. Kualitas Minyak Goreng Bekas Setelah Diadsorpsi dengan Tanah Liat Aktif Berbagai Ukuran Serbuk Pada Tabel 2 dan Gambar 3 dapat dilihat bahwa ketiga parameter penting yang menunjukkan kualitas dari minyak goreng membentuk pola yang sama yaitu semakin kecil ukuran serbuk (dari 50 mesh ke 60 mesh) maka % ketiga parameter tersebut semakin tinggi namun pada ukuran serbuk 100 mesh % ketiga parameter kualitas minyak semakin rendah. Artinya ukuran serbuk optimum dalam proses adsorpsi minyak goreng bekas adalah 60 mesh dengan kadar air sebesar 89,13%, bilangan asam 58,61% dan bilangan peroksida 60,52%. Hasil ini menunjukkan semakin kecil ukuran serbuk tanah liat maka daya adsorpsinya semakin meningkat. Semakin kecil ukuran partikel suatu zat menyebabkan luas permukaannya semakin besar sehingga semakin banyak pori-pori tanah liat yang terbuka. Pori-pori tanah liat yang terbuka menyebabkan tanah liat lebih mampu berinteraksi dengan larutan HCl selaku aktivator sehingga memaksimalkan pelarutan zat pengotor yang menyumbat pori-pori. Ketika pori-pori menjadi lebih bersih dan terbuka maka tanah liat akan kapasitas adsorpsi yang lebih baik dalam menyerap zat-zat lain seperti air, asam lemak bebas dan senyawaan peroksida yang terdapat pada minyak goreng bekas. Sifat tanah liat sebagai adsorben, dimungkinkan karena struktur tanah liat yang berongga, sehingga mampu menyerap sejumlah besar molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran rongganya. Kandungan mineral montmorillonit [(OH) 4 Si 8 Al 4 O 20. nh 2 O)] pada tanah liat menyebabkannya mempunyai kemampuan yang kuat untuk mengadsorpsi cairan. Sehingga ketika diaplikasikan pada pemucatan minyak goreng bekas maka tanah liat mampu untuk menyerap sejumlah molekul air dari minyak goreng bekas sehingga kadar air minyak menjadi turun dari semula 0,046% menjadi 0,005% untuk ukuran serbuk 60 mesh. Selain itu saat pori-pori tanah liat menjadi lebih terbuka (akibat pengaruh ukuran serbuk yang semakin kecil) maka interaksi ion H + (dari larutan HCl) dengan 219

gugus silika (SiO 2 ) dan alumina (Al 2 O 3 ) pada tanah liat semakin banyak sehingga akan menaikkan rasio Si/Al. Perbandingan jumlah SiO 2 dan Al 2 O 3 yang tinggi bersifat hidrofilik dan akan menyerap molekul yang tidak polar (Widayat, 2007). Hal ini mengakibatkan tanah liat lebih mampu menyerap asam lemak bebas yang merupakan molekul non polar sehingga menurunkan kadar asam lemak bebas pada minyak goreng bekas dari 7,616 mmol/gram menjadi 3,152 mmol/gram atau mengalami sebesar 58,61% pada ukuran serbuk 60 mesh. Interaksi antara asam klorida dengan pori-pori tanah liat yang semakin baik akan menyebabkan pelarutan sebagian alumina (Al 2 O 3 ) sehingga kandungan silika semakin tinggi yang mengakibatkan terjadinya pembentukan gugus silanol (Si- OH) pada tanah liat aktif. Gugus silanol ini (tepatnya pada atom hidrogen) akan bereaksi dengan senyawa peroksida sehingga peroksida teradsorpsi pada permukaan adsorben membentuk ikatan hidrogen (Yuliana, 2005). Semakin banyak gugus silanol menyebabkan tanah liat lebih mampu menyerap senyawa-senyawa peroksida pada minyak sehingga bilangan peroksida minyak goreng bekas mengalami dari 16,26 meq/kg menjadi 6,42 meq/gr atau mengalami sebesar 60,52% pada penggunaan serbuk tanah liat ukuran 60 mesh. Namun pada ukuran serbuk 100 mesh, data adsorpsi tanah liat semakin kecil diindikasikan dengan % kadar air, bilangan asam dan bilangan peroksida yang semakin kecil. Hal ini disebabkan pada ukuran serbuk 100 mesh dengan ukuran partikel tanah liat semakin kecil, sehingga pada proses aktivasi dengan larutan asam (HCl) mengakibatkan terjadinya dealuminasi. Proses dealuminasi menyebabkan kerusakan lapisan oktahedral yang mengakibatkan runtuhnya kerangka Si-Al pada tanah liat sehingga mempengaruhi daya adsorpsi tanah liat (Nurhayati, 2010). SIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa ukuran serbuk tanah liat dari Tanak Awu berpengaruh terhadap keasaman permukaan dan luas permukaan spesifiknya. Selain itu ukuran serbuk tanah liat aktif juga berpengaruh terhadap daya adsorpsinya dalam pemurnian minyak goreng bekas. Daya adsorpsi optimum diperoleh pada ukuran serbuk tanah liat 60 mesh dengan prosentase kadar air, bilangan asam dan bilangan peroksida berturut-turut adalah 89,13%, 58,61% dan 60,52%. DAFTAR RUJUKAN Dewi, M.T.I. dan Nurul, H. 2012. Peningkatan Mutu Minyak Goreng Curah Menggunakan Adsorben Bentonit Teraktivasi. Jounal of Chemistry Vol 1 No. 2. Surabaya: UNESA. Diantarini, N.P. 2010. Peningkatan Potensi Batu Padas Ladgestone Sebagai Adsorben Ion logam Berat Cr(III) dalam Air Melalui Aktivasi Asam Dan Basa. Jurnal Kimia Edisi 4 Volume 1 hal 91-100. ISSN 1907-9850 Handayani & Yusnimar. 2013. Pengaruh Ukuran Partikel Bentonit dan Suhu Adsorpsi terhadap DayaJerap Bentonit dan Aplikasinya pada Bleaching CPO. Jurnal Teknobiologi, Edisi IV Volume 2 halaman 117 121. ISSN : 2087 5428 Nurhayati, H. 2010. Pemanfaatan Bentonit Teraktivasi Dalam Pengolahan Limbah Cair Tahu. Surakarta: UNS Sulistyowati, T. 2008. Pengaruh Rembesan terhadap Settlement Akibat Pembebanan Statis pada Tanah Lempung Ekspansif yang Distabilisasi dengan Fly Ash. Mataram: Lemlit UNRAM. Yuliana, Indraswati, N., Gunantara, B., dan Veronica. 2005. Penggunaan Adsorben Untuk Mengurangi Kadar Free Fatty Acid, Peroxide Value Dan Warna Minyak Goreng Bekas. UWM : Surabaya. Widayat. 2007. Studi Pengurangan Bilangan Asam, Bilangan Peroksida dan Absorbansi dalam Proses Pemurnian Minyak Goreng Bekas dengan Zeolit Alam Aktif. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan. Vol. 6, No. 1, hal. 7-12, 2007. ISSN 1412-5064. Yustinah dan Hartini, 2011. Adsorbsi Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif dari Sabut Kelapa. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan. Jakarta. 220