BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya yang telah dijelaskan, sebuah hasil yang menjawab permasalahan dalam suatu perancangan melalui pendekatan tema dan fungsi yang telah dijabarkan dengan hasil akhir berupa gambar perancangan dan gambar konstruksi. Penggunaan konsep infill development dengan beberapa prinsip-prinsip tema high tech arsitektur yang bertujuan memberikan sebuah keselarasan antara bangunan lama (bangunan konservasi) dengan bangunan yang baru. 6.2 Hasil Rancangan Tapak 6.2.1. Pola Tatanan Massa Pola tatanan massa pada Infill development ini adalah menyebar. Dengan pola yang demikian pemanfaatan area menjadi optimal serta view yang di hadirkan juga lebih baik. Tatanan pola ini terbagi 3 zona berdasarkan aktivitasnya, yakni publik, semi publik dan privat. Zona publik ini di letakkan sebagai bangunan penyambut bagi pengunjung serta perletakannya yang mudah dijangkau ataupun di akses. Zona semi publik diletakan pada belakang stasiun serta samping timur terkait dengan parkiran. Zona privat diletakkan pada area sudut stasiun, dimana hal ini terkait dengan sifat dan kebutuhan dari bangunan itu nantinya, yang nantinya tidak dapat diakses oleh sembarang pengunjung kecuali petugas stasiun. 180
Gambar 6.1 Zoning tapak (Sumber: Hasil Rancangan, 2015) Zona publik Zona semi publik Zona privat 6.2.2.Aksesbilitas dan Sirkulasi Stasiun merupakan bangunan publik, jadi mementingkan kenyamanan dan keamanan pengguna. Aksesbilitas dan sirkulasi kedalam tapak terdapat dari pintu bangunan lama stasiun dan bangunan baru stasiun. Adapun aksesibilitas dan sirkulasi pada tapak adalah sebagai berikut: Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi kendaraan pada tapak terdapat 2 pintu yaitu pintu barat dan pintu timur. Pintu barat untuk stasiun bangunan lama dan pintu timur untuk 181
bangunan stasiun baru. Pintu barat diperuntukan untuk pengunjuung tetapi bila kapasitas stasiun lama sudah tidak mencukupi dialihkan pada pintu timur. Gambar 6.2. Jalur sirkulasi kendaraan Parkir pengunjung stasiun baru Parkir pengunjung stasiun lama Sirkulasi pengguna Sirkulasi pengguna pada infill development Stasiun Bojonegoro dibagi menjadi dua yaitu pengunjung ke stasiun yang lama dan pengunjung stasiun yang baru. Sirkulsi pengguna untuk stasiun yang lama menggunakan akses yang sudah ada yaitu terdapat pada depan Stasiun dan 182
sirkulasi pengguna untuk stasiun baru menggunakan akses fly over terkait dengan keamanan dan kenyamanan pengunjung dikarenakan sirkulasi kereta api. Gambar 6.3. Jalur sirkulasi pengguna Gambar 6.4. Sirkulasi pengguna 6.2.3 Vegetasi Beberapa jenis vegetasi yang digunakan pada tapak adalah sebagai berikut: 183
1. Vegetasi pengarah diletakan pada sirkulasi kereta mapun pejalan kaki sehingga lebih memudahkan pengguna dalam mengakses. Vegetasi yang digunaan adalah kiara payung. 2. Vegetasi peneduh yang diletakkan pada area parkir motor bertujuan untuk mengurangi efek panas matahari. Vegetasi yang digunakan adalah pohon mumbai. 3. Vegetasi penghias diletakkan di daerah sirkulasi pengguna, sehingga ketika proses berjalan pengguna merasa nyaman Vegetasi yang digunakan adalah lily paris Gambar 6.5. vegetasi pengarah pada tapak 184
Palem Gambar 6.6. Perletakan vegetasi pengarah Gambar 6.7. Vegetasi peneduh pada tapak Mumbai Gambar 6.8. Peletakan vegetasi peneduh 185
Gambar 6.9. Vegetasi hias pada tapak Lili paris Gambar 6.10. Peletakan vegetasi hias 6.2.4 View View pada infill development Stasiun Bojonegoro mengacu pada konservasi bangunan stasiun yang lama, sehiingga identitas bangunan stasiun yang lama tidak hilang. Orientasi bangunan stasiun yang baru juga mengikuti arah orientasi bangunan stasiun yang lama. 186
Gambar 6.11. View pada tapak Arah bangunan Stasiun baru Stasiun lama Gambar 6.12. Orientasi bangunan lama dan baru 187
6.2.5 Pencahayaan dan Penghawaan 6.2.5.1 Pencahayaan Pencahayaan pada infill development stasiun Bojonegoro ini terbagi menjadi dua yaitu pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami memasukkan secara langsung sinar matahari ke dalam bangunan stasiun baru, dengan menggunakan kaca laminanted glass yang terletak pada jendela dan atap dengan tambahan space frame sesuai dengan konsep high tech. Stasiun lama tetap menggunakan jendela dan atap asli untuk menjaga jati diri bangunan konservasinya tetapi untuk atap bagian belakang menggunakan material kaca laminated glass untuk memasukan cahaya ke dalam bangunan. Jenis kaca laminated glass bersifat mereduksi cahaya matahari yang masuk secara berlebihan. Ruang-ruang yang tidak memungkinkan mendapat cahaya dari cahaya matahari dapat menggunakan bantuan cahaya buatan dengan dibantu solar panel. Cahaya masuk cahaya masuk ` Gambar 6.13. Atap stasiun baru dan atap stasiun lama 188
6.2.5.2 Penghawaan Penghawaan dalam bangunan menggunakan penghawaan alami dan buatan yaitu dengan menggunakan bukaan-bukaan yang banyak serta bantuan AC (air conditioner). Gambar 6.14. Penghawaan pada tapak Gambar 6.15. Penghawaan pada bangunan 6.3 Hasil Rancangan Ruang Konsep infill development stasiun Bojonegoro ini adalah perpaduan antara konsep urban infill dengan high tech arsitektur sebagai acuan membentuk ruang. 189
6.3.1 Stasiun lama Bangunan stasiun lama Bojonegoro merupakan bangunan dengan sifat publik, sesuai dengan dengan sifatnya bangunan ini digunakan untuk naik turunya pengunjung kereta api. Bangunan ini terdiri dari beberapa ruang yaitu ruang pembelian karcis, food court, ruang pengendali sinyal,ruang pengelola, klinik, musholla serta peron. Bangunan memakai material keramik pada ruangan. Gambar 6.16. Denah bangunan stasiun lama 6.3.2 Stasiun Baru lantai 1 Bangunan Stasiun baru lantai 1merupakan bangunan dengan sifat publik sama halnya dengan bangunan stasiun yang lama. Beberapa ruang yang ada di Stasiun baru lantai 1 adalah food court, klinik, musholla, peron sama dengan stasiun yang lama tetapi ada beberapa ruang yang tidak dimiliki oleh stasiun yang 190
lama diantaranya adalah galeri gerbong, ruang menyusui,smoking area, ruang security dan ruang informasi. Bangunan memakai material granit putih mengkilap, escalator untuk menunjukan kesan high tech dan pemakaian keramik bertekstur kasar. Gambar 6.17. Denah bangunan stasiun baru lantai 1 6.3.3 Stasiun Baru lantai 2 Bangunan Stasiun lantai 2 ini merupakan kesinambungan dari bangunan Stasiun lantai 1. Bangunan ini merupakan sirkulasi utama pada bangunan Stasiun yang baru yaitu terdiri dari droop off pengunjung, sirkulasi pengunjung ke lantai 1 yang dibuat menggantung untuk menimbulkan kesan high tech pada bangunan, parkiran mobil, akses pengelola melalui selasar serta sirkulasi pengunjung sepeda motor. Bangunan ini memiliki berbagai ruangan seperti ruang pembelian karcis, ruang tunggu VIP, ruang menyusui, retail, ruang mesin ATM, gudang, rest area serta ornamentasi air jatuh pada bangunan lantai 1. Bangunan lantai 2 Stasiun ini memakai material granit putih yang mengkilap, aspal untuk sirkulasi mobil dan 191
sepeda motor. Pemakain keramik bertekstur kasar pada selasar serta pedestrian dan pemakaian kaca ekspos pada ornamentasi air. Gambar 6.18. Denah bangunan stasiun baru lantai 2 6.3.4 Stasiun Baru lantai 3 Bangunan Stasiun baru lantai 3 merupakan kesinambungan dari bangunan Stasiun lantai 1 dan lantai 2. Bangunan Stasiun baru lantai 3 merupakan bangunan dengan sifat semi privat. Beberapa ruang yang ada di Stasiun baru lantai 1 adalah ruang kepala stasiun, ruang tamu, ruang rapat pengelola, musholla, ruang cctv, ruang pengendali sinyal dan gudang. Bangunan memakai material granit putih mengkilap, untuk menunjukan kesan high tech. 192
Gambar 6.19. Denah bangunan stasiun baru lantai 3 6.3.5 Bengkel Stasiun Bangunan bengkel Stasiun merupakan bangunan penunjang dari Infill development Stasiun Bojonegoro. Bangunan ini berfungsi untuk memperbaiki gerbong kereta yang mengalami kerusakan. Beberapa ruang yang ada pada bengkel adalah ruang pengelola bengkel, ruang tamu, food court, ruang rapat, garasi gerbong kereta dan gudang. Bangunan bengkel memakai material granit bertekstur kasar untuk mempermudah aktifitas yang ada pada bengkel. 193
Gambar 6.20. Denah bengkel stasiun 6.3.6 Bangunan loading dock Bangunan loading dock merupakan bangunan penunjang dari Infill development Stasiun Bojonegoro. Bangunan ini berfungsi untuk pengiriman barang ataupun penerimaan barang. Bangunan ini bersifat semi publik dan bangunan loading dock ini terdiri dari beberapa ruang seperti kantor pengelola dan gudang penyimpanan barang. Bangunan loading dock memakai material granit bertekstur kasar untuk mempermudah aktifitas yang ada pada loading dock terutama pada saat penurunan dan penaikan barang. Gambar 6.21. Denah loading dock 194
6.3.7 Bangunan rumah genset Bangunan rumah genset merupakan bangunan serfis yang bersifat prifat yang tidak semuanya orang bisa masuk ke dalam bangunan ini. Bangunan ini berfungsi untuk kelangsungan infill development Stasiun Bojonegoro karena meliputi ME. Bangunan ini terdiri dari travo dari PLN serta genset. Bangunan rumah genset memakai material granit bertekstur kasar. Gambar 6.22. Denah rumah genset 6.4 Hasil Rancangan Eksterior dan Interior 6.4.1Eksterior Infill development Stasiun Bojonegoro menerapkan tema high tech arsitektur dengan konsep urban infill terkait dengan bangunan cagar budaya. Pola tatanan massa pada Infill development ini adalah menyebar. Dengan pola yang demikian pemanfaatan area menjadi optimal. Bangunan baru menggunakan pola - 195
pola lama dengan sedikit modifikasi seperti halnya bukaan, atap, pola horisontal dengan material yang baru. Gambar 6.23. Perspekstif eksterior mata burung Bangunan Stasiun Lama Bangunan Stasiun Baru 196
Gambar 6.24. Perspekstif eksterior mata manusia Pola horisontal Modifikasi bukaan Modifikasi atap dengan Struktur Gantung 6.4.2 Interior Penguatan konsep dari tema high tech arsitektur diterapkan pula pada interior bangunan, penggunaan material high tech seperti pemberian space frame pada atap, escalator sebagai akses pengunjung, struktur gantung sebagai efek visual. Berikut adalah ruang-ruang yang dibahas antara lain: 197
Pada ruang resepsionis penerapan tema high tech yaitu inside out terlihat dari adanya space frame pada atap dan lantai putih mengkilap sehingga mengannciptakan suasana high tech pada ruangan Gambar 6.25. Perspekstif interior resepsionis Pada ruang food court dan peron penerapan tema high tech yaitu pergerakan terlihat dari adanya perbedaan tinggi rendah level lantai food court dan peron. Pemakaian kaca pada galeri Stasiun mengingatkan kan pengunjung akan zaman dahulu Gambar 6.26. Perspekstif interior food court dan peron stasiun Pada ruang rapat stasiun penerapan tema high tech yaitu transparansi terlihat dari adanya jendela kaca yang memakai material limitid glass yang melihatkan view keluar,pewarnaan yang merata yang menggunakan warna dominan putih serta perpaduan aksen antara aksen vertikal dan horisontal yang diambil pada Stasiun lama 198
. Gambar 6.27. Perspekstif interior ruang rapat Pada ruang peron depan penerapan tema high tech yaitu scientific cultura terlihat dari adanya eskalator yang menghubungkan pada lantai 2 dan pemakaian material granit putih mengkilap yang menciptakan kesan high tech Gambar 6.28. Perspekstif interior peron depan 6.5 Hasil Rancangan Utilitas 6.5.1 Utilitas Plumbing Sumber air bersih utama menggunakan PDAM, dari PDAM air yang dialirkan melalui tandon bawah kemudian disalurkan ke pompa air kemudian tandon air dan di distribusikan ke seluruh bangunan ataupun ruangan yang membutuhkan air bersih.untuk air kotor dari penampungan sementara kemudian pengolah limbah menuju septik tank dengan di bantu pengelohannya dengan air bersih dan terakhir menuju IPAL (Instalasi Pembuangan Air Limbah) 199
Gambar 6.29.Utilitas air bersih Gambar 6.30.Utilitas air kotor 200
Gambar 6.31.Titik hydrant box 6.5.2 Utilitas Listrik Aliran listrik pada bangunan menggunakan PLN untuk sumber utama dan menggunakan genset serta solar panel sebagai cadangan dari sumber listrik utama. Gambar 6.32. Aliran listrik pada kawasan stasiun lama dan baru 201
Gambar 6.33. Aliran listrik pada lantai 2 Gambar 6.34. aliran listrik pada lantai 3 202
6.6 Hasil Kajian Integrasi Landasan dasar nilai-nilai keislaman dalam Infill Development Stasiun Bojonegoro sudah di jelaskan dalam bab-bab sebelunya, dan hal itu diterapkan dalam perancangan desain. Berikut dapat di jelaskan penerapan dasar Al Qur an dalam Perancangan. 6.6.1 Konsep Rancangan Nilai keislaman yang terkait dalam perancangan adalah pentingnya menjaga bangunan konservasi tanpa merusak atau menghancurkannya yang kemudian diaplikasikan melalui infill development, dengan cara penambahan bangunan baru. Stasiun lama maupun stasiun baru dapat disandingkan dengan cara memakai elemen elemen stasiun lama seperti bentuk atap, bentuk ornamentasi yang di pakai pada Stasiun baru. 6.6.2 Konsep massa Konsep tema yaitu high tech arsitektur adalah manusia yang dimuka bumi ini yang dijadikan khalifah oleh Allah SWT, yang harus selalu menjaga dan melestarikan. Nilai keislaman yang dapat diambil dalam Al Quran dijelaskan larangan dan perintah dalam pelestarian. Telah Nampak kerusakan di daratdan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). Qs. Ar-Rum ayat 41, Ayat di atas menjelaskan bahwa selain kewajiban untuk beribadah kepada Allah manusia juga diciptakan Allah sebagai Khalifah di muka bumi ini dengan 203
menjaga apa yang ada di muka bumi yang telah Allah ciptakan. Peranan manusia sebagai khalifah di muka bumi mempunyai peranan penting dalam menjaga apa yang ada di bumi ini (bangunan konservasi) 204