BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP INFILL DEVELOPMENT STASIUN BOJONEGORO. Konsep dasar yang digunakan dalam Infill Development Stasiun

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu:

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

Transformasi pada objek

Perancangan Kepanjen Education Park

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Pengembangan tempat pelelangan ikan dan prasarana samudera dalam

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

Structure As Aesthetics of sport

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Berdasarkan dari tema yang di angkat yaitu Green Architecture maka

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Untuk memudahkan dan mengarahkan spesifikasi perancangan bangunan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

5.1 Konsep macam dan besaran ruang

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya yang telah dijelaskan, sebuah hasil yang menjawab permasalahan dalam suatu perancangan melalui pendekatan tema dan fungsi yang telah dijabarkan dengan hasil akhir berupa gambar perancangan dan gambar konstruksi. Penggunaan konsep infill development dengan beberapa prinsip-prinsip tema high tech arsitektur yang bertujuan memberikan sebuah keselarasan antara bangunan lama (bangunan konservasi) dengan bangunan yang baru. 6.2 Hasil Rancangan Tapak 6.2.1. Pola Tatanan Massa Pola tatanan massa pada Infill development ini adalah menyebar. Dengan pola yang demikian pemanfaatan area menjadi optimal serta view yang di hadirkan juga lebih baik. Tatanan pola ini terbagi 3 zona berdasarkan aktivitasnya, yakni publik, semi publik dan privat. Zona publik ini di letakkan sebagai bangunan penyambut bagi pengunjung serta perletakannya yang mudah dijangkau ataupun di akses. Zona semi publik diletakan pada belakang stasiun serta samping timur terkait dengan parkiran. Zona privat diletakkan pada area sudut stasiun, dimana hal ini terkait dengan sifat dan kebutuhan dari bangunan itu nantinya, yang nantinya tidak dapat diakses oleh sembarang pengunjung kecuali petugas stasiun. 180

Gambar 6.1 Zoning tapak (Sumber: Hasil Rancangan, 2015) Zona publik Zona semi publik Zona privat 6.2.2.Aksesbilitas dan Sirkulasi Stasiun merupakan bangunan publik, jadi mementingkan kenyamanan dan keamanan pengguna. Aksesbilitas dan sirkulasi kedalam tapak terdapat dari pintu bangunan lama stasiun dan bangunan baru stasiun. Adapun aksesibilitas dan sirkulasi pada tapak adalah sebagai berikut: Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi kendaraan pada tapak terdapat 2 pintu yaitu pintu barat dan pintu timur. Pintu barat untuk stasiun bangunan lama dan pintu timur untuk 181

bangunan stasiun baru. Pintu barat diperuntukan untuk pengunjuung tetapi bila kapasitas stasiun lama sudah tidak mencukupi dialihkan pada pintu timur. Gambar 6.2. Jalur sirkulasi kendaraan Parkir pengunjung stasiun baru Parkir pengunjung stasiun lama Sirkulasi pengguna Sirkulasi pengguna pada infill development Stasiun Bojonegoro dibagi menjadi dua yaitu pengunjung ke stasiun yang lama dan pengunjung stasiun yang baru. Sirkulsi pengguna untuk stasiun yang lama menggunakan akses yang sudah ada yaitu terdapat pada depan Stasiun dan 182

sirkulasi pengguna untuk stasiun baru menggunakan akses fly over terkait dengan keamanan dan kenyamanan pengunjung dikarenakan sirkulasi kereta api. Gambar 6.3. Jalur sirkulasi pengguna Gambar 6.4. Sirkulasi pengguna 6.2.3 Vegetasi Beberapa jenis vegetasi yang digunakan pada tapak adalah sebagai berikut: 183

1. Vegetasi pengarah diletakan pada sirkulasi kereta mapun pejalan kaki sehingga lebih memudahkan pengguna dalam mengakses. Vegetasi yang digunaan adalah kiara payung. 2. Vegetasi peneduh yang diletakkan pada area parkir motor bertujuan untuk mengurangi efek panas matahari. Vegetasi yang digunakan adalah pohon mumbai. 3. Vegetasi penghias diletakkan di daerah sirkulasi pengguna, sehingga ketika proses berjalan pengguna merasa nyaman Vegetasi yang digunakan adalah lily paris Gambar 6.5. vegetasi pengarah pada tapak 184

Palem Gambar 6.6. Perletakan vegetasi pengarah Gambar 6.7. Vegetasi peneduh pada tapak Mumbai Gambar 6.8. Peletakan vegetasi peneduh 185

Gambar 6.9. Vegetasi hias pada tapak Lili paris Gambar 6.10. Peletakan vegetasi hias 6.2.4 View View pada infill development Stasiun Bojonegoro mengacu pada konservasi bangunan stasiun yang lama, sehiingga identitas bangunan stasiun yang lama tidak hilang. Orientasi bangunan stasiun yang baru juga mengikuti arah orientasi bangunan stasiun yang lama. 186

Gambar 6.11. View pada tapak Arah bangunan Stasiun baru Stasiun lama Gambar 6.12. Orientasi bangunan lama dan baru 187

6.2.5 Pencahayaan dan Penghawaan 6.2.5.1 Pencahayaan Pencahayaan pada infill development stasiun Bojonegoro ini terbagi menjadi dua yaitu pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami memasukkan secara langsung sinar matahari ke dalam bangunan stasiun baru, dengan menggunakan kaca laminanted glass yang terletak pada jendela dan atap dengan tambahan space frame sesuai dengan konsep high tech. Stasiun lama tetap menggunakan jendela dan atap asli untuk menjaga jati diri bangunan konservasinya tetapi untuk atap bagian belakang menggunakan material kaca laminated glass untuk memasukan cahaya ke dalam bangunan. Jenis kaca laminated glass bersifat mereduksi cahaya matahari yang masuk secara berlebihan. Ruang-ruang yang tidak memungkinkan mendapat cahaya dari cahaya matahari dapat menggunakan bantuan cahaya buatan dengan dibantu solar panel. Cahaya masuk cahaya masuk ` Gambar 6.13. Atap stasiun baru dan atap stasiun lama 188

6.2.5.2 Penghawaan Penghawaan dalam bangunan menggunakan penghawaan alami dan buatan yaitu dengan menggunakan bukaan-bukaan yang banyak serta bantuan AC (air conditioner). Gambar 6.14. Penghawaan pada tapak Gambar 6.15. Penghawaan pada bangunan 6.3 Hasil Rancangan Ruang Konsep infill development stasiun Bojonegoro ini adalah perpaduan antara konsep urban infill dengan high tech arsitektur sebagai acuan membentuk ruang. 189

6.3.1 Stasiun lama Bangunan stasiun lama Bojonegoro merupakan bangunan dengan sifat publik, sesuai dengan dengan sifatnya bangunan ini digunakan untuk naik turunya pengunjung kereta api. Bangunan ini terdiri dari beberapa ruang yaitu ruang pembelian karcis, food court, ruang pengendali sinyal,ruang pengelola, klinik, musholla serta peron. Bangunan memakai material keramik pada ruangan. Gambar 6.16. Denah bangunan stasiun lama 6.3.2 Stasiun Baru lantai 1 Bangunan Stasiun baru lantai 1merupakan bangunan dengan sifat publik sama halnya dengan bangunan stasiun yang lama. Beberapa ruang yang ada di Stasiun baru lantai 1 adalah food court, klinik, musholla, peron sama dengan stasiun yang lama tetapi ada beberapa ruang yang tidak dimiliki oleh stasiun yang 190

lama diantaranya adalah galeri gerbong, ruang menyusui,smoking area, ruang security dan ruang informasi. Bangunan memakai material granit putih mengkilap, escalator untuk menunjukan kesan high tech dan pemakaian keramik bertekstur kasar. Gambar 6.17. Denah bangunan stasiun baru lantai 1 6.3.3 Stasiun Baru lantai 2 Bangunan Stasiun lantai 2 ini merupakan kesinambungan dari bangunan Stasiun lantai 1. Bangunan ini merupakan sirkulasi utama pada bangunan Stasiun yang baru yaitu terdiri dari droop off pengunjung, sirkulasi pengunjung ke lantai 1 yang dibuat menggantung untuk menimbulkan kesan high tech pada bangunan, parkiran mobil, akses pengelola melalui selasar serta sirkulasi pengunjung sepeda motor. Bangunan ini memiliki berbagai ruangan seperti ruang pembelian karcis, ruang tunggu VIP, ruang menyusui, retail, ruang mesin ATM, gudang, rest area serta ornamentasi air jatuh pada bangunan lantai 1. Bangunan lantai 2 Stasiun ini memakai material granit putih yang mengkilap, aspal untuk sirkulasi mobil dan 191

sepeda motor. Pemakain keramik bertekstur kasar pada selasar serta pedestrian dan pemakaian kaca ekspos pada ornamentasi air. Gambar 6.18. Denah bangunan stasiun baru lantai 2 6.3.4 Stasiun Baru lantai 3 Bangunan Stasiun baru lantai 3 merupakan kesinambungan dari bangunan Stasiun lantai 1 dan lantai 2. Bangunan Stasiun baru lantai 3 merupakan bangunan dengan sifat semi privat. Beberapa ruang yang ada di Stasiun baru lantai 1 adalah ruang kepala stasiun, ruang tamu, ruang rapat pengelola, musholla, ruang cctv, ruang pengendali sinyal dan gudang. Bangunan memakai material granit putih mengkilap, untuk menunjukan kesan high tech. 192

Gambar 6.19. Denah bangunan stasiun baru lantai 3 6.3.5 Bengkel Stasiun Bangunan bengkel Stasiun merupakan bangunan penunjang dari Infill development Stasiun Bojonegoro. Bangunan ini berfungsi untuk memperbaiki gerbong kereta yang mengalami kerusakan. Beberapa ruang yang ada pada bengkel adalah ruang pengelola bengkel, ruang tamu, food court, ruang rapat, garasi gerbong kereta dan gudang. Bangunan bengkel memakai material granit bertekstur kasar untuk mempermudah aktifitas yang ada pada bengkel. 193

Gambar 6.20. Denah bengkel stasiun 6.3.6 Bangunan loading dock Bangunan loading dock merupakan bangunan penunjang dari Infill development Stasiun Bojonegoro. Bangunan ini berfungsi untuk pengiriman barang ataupun penerimaan barang. Bangunan ini bersifat semi publik dan bangunan loading dock ini terdiri dari beberapa ruang seperti kantor pengelola dan gudang penyimpanan barang. Bangunan loading dock memakai material granit bertekstur kasar untuk mempermudah aktifitas yang ada pada loading dock terutama pada saat penurunan dan penaikan barang. Gambar 6.21. Denah loading dock 194

6.3.7 Bangunan rumah genset Bangunan rumah genset merupakan bangunan serfis yang bersifat prifat yang tidak semuanya orang bisa masuk ke dalam bangunan ini. Bangunan ini berfungsi untuk kelangsungan infill development Stasiun Bojonegoro karena meliputi ME. Bangunan ini terdiri dari travo dari PLN serta genset. Bangunan rumah genset memakai material granit bertekstur kasar. Gambar 6.22. Denah rumah genset 6.4 Hasil Rancangan Eksterior dan Interior 6.4.1Eksterior Infill development Stasiun Bojonegoro menerapkan tema high tech arsitektur dengan konsep urban infill terkait dengan bangunan cagar budaya. Pola tatanan massa pada Infill development ini adalah menyebar. Dengan pola yang demikian pemanfaatan area menjadi optimal. Bangunan baru menggunakan pola - 195

pola lama dengan sedikit modifikasi seperti halnya bukaan, atap, pola horisontal dengan material yang baru. Gambar 6.23. Perspekstif eksterior mata burung Bangunan Stasiun Lama Bangunan Stasiun Baru 196

Gambar 6.24. Perspekstif eksterior mata manusia Pola horisontal Modifikasi bukaan Modifikasi atap dengan Struktur Gantung 6.4.2 Interior Penguatan konsep dari tema high tech arsitektur diterapkan pula pada interior bangunan, penggunaan material high tech seperti pemberian space frame pada atap, escalator sebagai akses pengunjung, struktur gantung sebagai efek visual. Berikut adalah ruang-ruang yang dibahas antara lain: 197

Pada ruang resepsionis penerapan tema high tech yaitu inside out terlihat dari adanya space frame pada atap dan lantai putih mengkilap sehingga mengannciptakan suasana high tech pada ruangan Gambar 6.25. Perspekstif interior resepsionis Pada ruang food court dan peron penerapan tema high tech yaitu pergerakan terlihat dari adanya perbedaan tinggi rendah level lantai food court dan peron. Pemakaian kaca pada galeri Stasiun mengingatkan kan pengunjung akan zaman dahulu Gambar 6.26. Perspekstif interior food court dan peron stasiun Pada ruang rapat stasiun penerapan tema high tech yaitu transparansi terlihat dari adanya jendela kaca yang memakai material limitid glass yang melihatkan view keluar,pewarnaan yang merata yang menggunakan warna dominan putih serta perpaduan aksen antara aksen vertikal dan horisontal yang diambil pada Stasiun lama 198

. Gambar 6.27. Perspekstif interior ruang rapat Pada ruang peron depan penerapan tema high tech yaitu scientific cultura terlihat dari adanya eskalator yang menghubungkan pada lantai 2 dan pemakaian material granit putih mengkilap yang menciptakan kesan high tech Gambar 6.28. Perspekstif interior peron depan 6.5 Hasil Rancangan Utilitas 6.5.1 Utilitas Plumbing Sumber air bersih utama menggunakan PDAM, dari PDAM air yang dialirkan melalui tandon bawah kemudian disalurkan ke pompa air kemudian tandon air dan di distribusikan ke seluruh bangunan ataupun ruangan yang membutuhkan air bersih.untuk air kotor dari penampungan sementara kemudian pengolah limbah menuju septik tank dengan di bantu pengelohannya dengan air bersih dan terakhir menuju IPAL (Instalasi Pembuangan Air Limbah) 199

Gambar 6.29.Utilitas air bersih Gambar 6.30.Utilitas air kotor 200

Gambar 6.31.Titik hydrant box 6.5.2 Utilitas Listrik Aliran listrik pada bangunan menggunakan PLN untuk sumber utama dan menggunakan genset serta solar panel sebagai cadangan dari sumber listrik utama. Gambar 6.32. Aliran listrik pada kawasan stasiun lama dan baru 201

Gambar 6.33. Aliran listrik pada lantai 2 Gambar 6.34. aliran listrik pada lantai 3 202

6.6 Hasil Kajian Integrasi Landasan dasar nilai-nilai keislaman dalam Infill Development Stasiun Bojonegoro sudah di jelaskan dalam bab-bab sebelunya, dan hal itu diterapkan dalam perancangan desain. Berikut dapat di jelaskan penerapan dasar Al Qur an dalam Perancangan. 6.6.1 Konsep Rancangan Nilai keislaman yang terkait dalam perancangan adalah pentingnya menjaga bangunan konservasi tanpa merusak atau menghancurkannya yang kemudian diaplikasikan melalui infill development, dengan cara penambahan bangunan baru. Stasiun lama maupun stasiun baru dapat disandingkan dengan cara memakai elemen elemen stasiun lama seperti bentuk atap, bentuk ornamentasi yang di pakai pada Stasiun baru. 6.6.2 Konsep massa Konsep tema yaitu high tech arsitektur adalah manusia yang dimuka bumi ini yang dijadikan khalifah oleh Allah SWT, yang harus selalu menjaga dan melestarikan. Nilai keislaman yang dapat diambil dalam Al Quran dijelaskan larangan dan perintah dalam pelestarian. Telah Nampak kerusakan di daratdan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). Qs. Ar-Rum ayat 41, Ayat di atas menjelaskan bahwa selain kewajiban untuk beribadah kepada Allah manusia juga diciptakan Allah sebagai Khalifah di muka bumi ini dengan 203

menjaga apa yang ada di muka bumi yang telah Allah ciptakan. Peranan manusia sebagai khalifah di muka bumi mempunyai peranan penting dalam menjaga apa yang ada di bumi ini (bangunan konservasi) 204