BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Menggunakan ADC 16-bit DST-R8C

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB III PERANCANGAN ALAT

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

BAB II LANDASAN TEORI

Transmisi Suara dan Pengendalian Penyuara melalui Jala-Jala berbasis IC LM1893

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

Pengantar Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler Tipe Atmega 644p

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

ADC (Analog to Digital Converter)

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang

8. Mengirimkan stop sequence

Sistem Tertanam. Pengantar Atmega328 dan Arduino Uno. Dennis Christie - Universitas Gunadarma

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

OP-01 UNIVERSAL OP AMP

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Aplikasi Pengiriman Data Serial Tanpa Kabel

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

BAB III MIKROKONTROLER

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

Praktikum Mikrokontroler. untuk D4 Lanjut Jenjang. Disiapkan oleh: Hary Oktavianto

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Untai Hard Clipping Aktif

Published By Stefanikha

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB III PERANCANGAN ALAT

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

BAB III PERANCANGAN ALAT

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1

BAB II LANDASAN TEORI

(b) Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data. (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

Penguat Inverting dan Non Inverting

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

Konsep dan Cara Kerja Port I/O

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Smartphone Android Sony Xperia Mini st15i

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

$'&$QDORJWR'LJLWDO&RQYHUWLRQ

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

SERPIH-SERPIH (IC) INTERFACE DASAR PADA PC (URAIAN SINGKAT) By ATIT PERTIWI PROGRAMMABLE PERIPHERAL INTERFACE (PPI) 8255

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN ARUS BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun pembuatan modem akustik untuk komunikasi bawah air memang sudah banyak dikembangkan di universitas-universitas di Indonesia dan Dunia. Studi di ITS Surabaya telah diperkenalkan penggunaan protokol komunikasi bawah laut di Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi (Sukirman, Agoes, Arifianto, 2010) [3]. Studi tersebut fokus pada teknik transmisi multicarrier OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplex). Namun, penelitian tersebut akan memakan waktu melebihi tenggang waktu pendek yang diberikan jika dilakukan untuk tugas akhir kali ini. Studi di universitas luar negeri juga pernah dilakukan di Cornell University USA dalam studinya digunakan tiga buah kanal untuk mentrasmisikan data dengan kecepatan 625bps untuk setiap kanalnya (Greg, Arseney,2010) [2]. Berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya, pada tugas akhir kali dibuat sebuah modulator dan demodulator mengunakan sebuah single carrier untuk mengtransmisikan data berkecepatan 4800 bps (bitrate standard). Band audio yang dipilih yaitu 15-20KHz. Dengan modulasi ASK akan didapat upper band dan lower band. Jika menggunakan carrier 15KHz, maka lower band akan menabrak band audio musik. Sedangkan jika menggunakan carrier dengan frekuensi 20KHz, band yang dapat digunakan adalah lower band-nya. Karena upper band-nya akan teredam pada sistem penguat mengingat rata-rata frekuensi cutoff penguat yang digunakan berada pada 20KHz. Frekuensi pembawa 20KHz memang memiliki lower band yang bagus. Namun, mengingat rata-rata frekuensi cutoff penguat yang digunakan berada pada 20KHz. Maka dipilih frekuensi pembawa 19KHz agar tidak terlalu berada di ujung frekuensi cutoff sistem penguat. Dengan menggunakan frekuensi pembawa tunggal 19KHz, maka data dengan kecepatan 4800bps dapat dibawa. Sehingga lebar band frekuensi yang digunakan adalah 14.2KHz sampai 19KHz. Band sinyal 14.2-19KHz masih menyinggung band audio musik. Namun, karena tempat penelitian dan pengukuran yang digunakan jauh dari keramaian (labolatorium), maka interferensi pada band audio musikpun dapat diminimalisir. Sehingga band frekuensi ini masih dapat digunakan untuk penelitian. 4

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Komunikasi Serial Ada beberapa jenis/mode pada komunikasi serial. Namun, komunikasi serial yang paling sederhana adalah dengan mengirimkan data 8-bit dengan clock data tersebut. Ada dua metode pengiriman data yaitu secara sinkron dan asinkron. Metode sinkron membutuhkan lebih dari satu line data. Satu line digunakan sebagai pengirim data sedangkan line lainnya digunakan sebagai pengirim clock. Sedangkan metode asinkron hanya membutuhkan satu line saja. Pengiriman clock digabung dengan data yang akan dikirim. Clock pada data asinkron dikirim melalui frame yaitu pada start bit dan stop bit. Sehingga keseluruhan bit yang dikirim untuk mengirimkan satu byte data adalah 10bit. Metode komunikasi serial asinkron memang hanya membutuhkan satu jalur dalam pengiriman datanya. Namun, sebagai gantinya 2-bit framing yang harus digunakan akan menambah lebar pulsa untuk satu byte-nya. Sehingga total untuk mengirimkan satu byte adalah 10bit yaitu satu start bit, 8-bit data dan satu stop bit. Dengan demikian jika kita mengirimkan data dengan kecepatan 4800bps data yang dikirim adalah 480Byte per second bukan 600Byte per second. Gambar 1 Contoh Bentuk Frame Data Serial Seperti pada Gambar 1 untuk memulai data kita tampilkan start bit sebagai acuan. Kemudian diikuti 8-bit data di belakangnya dan diakhiri dengan stop bit. Dengan melihat pada awal start bit kita bisa menentukan lebar frame data di belakangnya. 5

2.2.2 DAC DAC (Digital to Analog Converter) merupakan perangkat yang mengkonversikan data digital ke bentuk sinyal level (analog) secara rail to rail atau step to step. Gambar 2 Fungsi Pin IC AD7302 DAC tipe AD7302 mengubah data digital paralel 8-bit ke dalam level sinyal dengan referensi internal 2.5 Volt. Data digital 8-bit memungkinkan variasi level sinyal sebanyak 256. Untuk mempermudah akses, maka DAC diset pada mode otomatis yaitu dengan cara memberi logic 0 pada pin LDAC atau memberikan ground pada pin 13. Adapun setingan pada DAC adalah seperti di bawah ini dengan referensi pada Gambar 2. Pin 1-8 merupakan input data digital paralel 8-bit yang terhubung ke output mikrokontroler. Pin 11 logic 0 untuk menggunakan DAC kanal A. Pin 19 digunakan sebagai output analog DAC. Pin 16 tidak terhubung karena sudah digunakan referensi internal 2.5 V. Pin 14 berlogik 1 agar tidak clear. Pin 13 berlogik 0 untuk mengaktifkan automatic mode. Pin 12 berlogik 0 agar DAC selalu siap menerima input. Pin 10 merupakan perintah write agar nilai DAC mengikuti perubahan nilai sampling. Pin 9 berlogik 0 agar chip DAC selalu aktif (selalu terpilih). 6

2.2.3 Band Suara Untuk mengtransmisikan data di dalam air, dibutuhkan sinyal dengan band frekuensi suara. Sinyal yang bisa ditransmisikan di dalam air yaitu 10Hz sampai 1MHz (Wikipedia, 2012) [4]. Sinyal dengan frekuensi di bawah 10 Hz hanya dapat ditransmisikan di perairan yang benar-benar tenang seperti laut dalam. Sedangkan sinyal dengan frekuensi di atas 1MHz akan terserap dengan cepat oleh air. Selain frekuensi penyerapan gelombang juga diakibatkan oleh kadar garam dan ph air. Semakin tinggi kadar garam dan ph perairan, maka penyerapan terhadap gelombangnya juga meningkat. Kemampuan sebuah speaker yang biasa digunakan pada amplifier berkisar antara 20-20000Hz. Untuk itu band frekuensi umum yang digunakan untuk komunikasi bawah air menggunakan band suara. Walaupun demikian pada beberapa penguat suara memiliki frekuensi cutoff pada frekuensi 20KHz. Dengan demikian pemilihan frekuensi pembawa lebih baik jika lebih kecil dari 20KHz agar penguatan yang didapat maksimal. 2.2.4 Fitur ATMEGA164A ATMEGA16 memiliki sejumlah fitur yang dapat membantu dalam pengolahan modulasi dan demodulasi data secara digital. Diantaranya adalah fungsi USART (Universal Serials Asynchronous Receiver and Transmitter) yang sudah ter-buildin dan siap digunakan. Dengan keberadaan USART selain mempermudah pembuatan program komunikasi serial mikrokontroler dengan sumber juga dapat mengurangi cycle per instruction yang dibutuhkan. Sehingga program yang dibuat dapat berjalan dengan cepat. Adapun letak dari USART itu sendiri berada di portd seperti pada Gambar 3. Sehingga jika kita menggunakan USART, portd tidak bisa digunakan sebagai I/O data yang lain karena telah teralih fungsikan sebagai port komunikasi serial. Selain USART yang ter-buildin, mikrokontroler ATMEGA juga memiliki fitur ADC (Analog to Digital Converter) yang ter-buildin. ADC ini bisa digunakan sebagai penerima modulasi analog untuk kemudian diproses secara digital. Adapun letak ADC tergabung dengan porta. Dengan demikian ketika kita menggunakan ADC, maka porta tidak bisa digunakan lagi sebagai port I/O data yang lain. 7

Gambar 3 Arsitektur ATMEGA164 Series Pemrosesan sinyal secara digital pada mikrokontroler membutuhkan proses data yang cepat. Oleh karena itu dengan menggunakan ATMEGA164A dan clock 20MHz dapat membantu menangani proses panjang filter. Selain itu, 32 register yang dimiliki sangat membantu jika digunakan sebagai variabel agar pemrosesan lebih cepat. Hal ini dikarenakan proses pada register lebih cepat dari pada proses pada SRAM. 2.2.5 OP-AMP (Operational Amplifier) Opamp merupakan rangkaian penguat yang dikemas menjadi IC (Integrated Circuit). Secara umum perangkat IC OP-Amp terdiri dari lima kaki utama yaitu pin tegangan positif, pin tegangan negatif, pin inverter, pin non-inverter dan pin output. Lebih jelasnya terlihat pada Gambar 4. Gambar 4 Simbol Sebuah OP-AMP 8

Untuk membuat sebuah penguat dengan opamp, maka kita membutuhkan paling tidak dua buah resistor sebagai komponen pasifnya. Ada dua jenis penguat dengan menggunakan opamp yaitu penguat inverting dan non-inverting. Penguat inverting inputnya dimasukan ke pin inverting. Sedangkan penguat non-inverting inputnya dimasukan ke pin non-inverting. Gambar 5 Konfigurasi Penguat Opamp Inverting Gambar 6 Konfigurasi Penguat Opamp Non-Inverting 9

Adapun untuk menghitung penguatan tegangan opamp inverting yang merujuk pada Gambar 5 dapat kita tulis sebagai berikut. (1) A = Hasil penguatan Tegangan (hasilnya negatif kerena menunjukan fasa outputnya terbalik) R1 = Nilai resistor 1 R2 = Nilai resistor 2 Sedangkan untuk menghitung penguatan tegangan opamp non-inverting yang merujuk pada Gambar 6 dapat kita tulis sebagai berikut. A = Hasil penguatan Tegangan R1 = Nilai resistor 1 R2 = Nilai resistor 2 (2) 10