BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Panjaitan dkk, 2010:01)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak sekali kategori yang telah disebutkan diatas tersedia pula di kota ini.

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas diberbagai tempat, tidak heran jika manusia selalu membutuhkan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Umum. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan. manusia, karena transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah service to service point to point, service to service point to point

BAB I PENDAHULUAN. total dalam memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri, daerah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Angkutan Shuttle Kota Bandung Tayek Bandung Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, dimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk dari desa ke kota,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Baraya Travel

BAB I PENDAHULUAN. diberikan antara satu penyedia jasa (service provider) dengan pemberi jasa

BAB I PENDAHULUAN. para pembelian hingga purna pembelian (unikom.ac.id). Dewasa ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan lintasan rel. Sementara Bus dan shuttle Travel menggunakan jalanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia bisnis sangat

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis transportasi saat ini semakin meningkat, salah

Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Menurut data dari BPS.go.id, jumlah pertumbuhan penduduk DKI Jakarta dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perpindahan dari satu tempat ketempat lain. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan para kompetitornya dengan menerapkan strategi atau metode pemasaran

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diperlukan. Contoh saja jasa transportasi yang dimana dahulu orang orang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Cipaganti Citra Graha Tbk (Cipaganti Group

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal tersebut dapat terlihat dari usaha usaha manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung sebagai Ibu Kota Jawa Barat dan sebagai kota ketiga terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa tahun terakhir kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis travel atau jasa transportasi khususnya di kota Bandung kini

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, dan Lokasi Perusahaan Gambar 1.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN merupakan jasa transportasi di Kota Bandung yang melayani jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.6 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peranan transportasi di dalam kehidupan merupakan hal yang paling penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. internet dikawasan Asia, khususnya Indonesia. Diskominfo mencatat bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Oleh karena itulah membangun kepercayaan konsumen dan citra perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini, membuat suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. baik transportasi darat, laut maupun udara. Perkembangan ini diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Armada Taksi Gemah Ripah Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi yang memadai, maka pergerakan ekonomi antar wilayah suatu

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini sangat menunjukan perkembangan yang sangat berarti, hal ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. itu, baik secara individual, maupun secara sosial. Transportasi mempermudah. manusia melakukan mobilisasi untuk aktivitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Sebagai kota besar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang akan selalu berusaha untuk terus memenuhi kebutuhannya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Business Assignment

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam mobilisasi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dibutuhkan suatu transportasi yang cepat, nyaman dan aman. Di samping itu

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang lebih baik, mengungsi dari serbuan orang lain dan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh masing masing travel untuk menarik para konsumennya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dalam penyediaan jasa transportasi menjadi sangat tajam dan ketat

BAB I PENDAHULUAN. para pelanggannya. Lovelock & Wirtz (2011:27) mengatakan bahwa sektor jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini industri jasa merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. penghematan energi. Saat ini pemerintah Indonesia dengan segala kebijakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan banyak munculnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dan sosial. Keadaan geogarafis Indonesia yang berbentuk

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi Laut, dan Transportasi Udara, namun transportasi yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan perlu memahami perilaku pembelian pelanggan agar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, pariwisata maupun budaya membutuhkan jasa transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis terutama dalam bidang transportasi menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belangkang Masalah. Dari zaman dulu sampai sekarang manusia mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan masyarakat dapat melakukan segalanya secara cepat. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi pasar, salah satunya dalam jasa, untuk meningkatkan keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. keseharian sampai saat ini masih menjadi andalan, khususnya pemenuhan. dalam peningkatan pelayanan angkutan publik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

HARFI FAHRUDIAWAN NIM: A

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan manusia terutama dalam dunia usaha sekarang ini. Bisnis di era Abad ke- 21 telah berkembang sangat pesat sehingga mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Setiap usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi. Begitu juga dengan transportasi, seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, sarana transportasi muncul menjadi kebutuhan yang tidak lepas dari kehidupan manusia sejak dulu. Hal ini disebabkan karena manusia sebagai makhluk yang mempunyai mobilitas diberbagai tempat. Tidak heran jika manusia selalu membutuhkan sarana transportasi. Sekarang ini dibutuhkan suatu sarana transportasi yang cepat, aman, dan nyaman (Panjaitan dkk, 2010:1). Bagi masyarakat yang ingin pergi ke suatu tempat tertentu tanpa menggunakan transportasi pribadi, maka jasa transportasi umum seperti travel menjadi sarana transportasi umum tepat pilihan masyarakat yang memberikan kenyamanan dan kemudahan. Biro perjalanan atau yang biasa disebut dengan travel oleh masyarakat luas ini adalah jasa pelayanan transportasi antar daerah dengan menggunakan minibus. Travel dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai salah satu transportasi antar daerah yang lebih nyaman dibandingkan dengan transportasi lainnya seperti kereta atau bus, karena penumpang tidak harus berdesakan atau berdiri sepanjang perjalanan layaknya yang biasa terjadi pada transportasi kereta atau bus. Sehingga pilihan menggunakan travel semakin diminati oleh masyarakat. Bisnis travel di kota-kota besar semakin hari semakin marak, sehingga tingkat persaingan antar perusahaan semakin tinggi dan ketat. Keadaan tersebut 1

menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang yang sama membuat masing-masing perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk menggunakan jasa yang ditawarkannya dibandingkan produk kompetitornya. Dengan memahami kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan, maka akan memberikan masukan penting bagi perusahaan untuk merancang strategi pemasaran yang tepat. Kota Bandung merupakan salah satu kota besar dengan tujuan wisata maupun bisnis terutama bagi masyarakat kota Jakarta dan sebaliknya. Terlebih sejak dibukanya Tol Cipularang pada tahun 2006, maka akses antar kota Bandung dan kota Jakarta menjadi sangat terbuka. Hal ini yang membuat perusahaan jasa transportasi khususnya travel shuttle service di kota Bandung semakin berkembang. Bentuk dari jasa yang ditawarkan salah satunya adalah shuttle service atau biasa disebut point to point. Jumlah shuttle service yang telah mendapatkan izin trayek sesuai dengan database perizinan angkutan AJAP (Antar Jemput Antar Provinsi) Direktorat LLAJ adalah sebanyak 647 kendaraan dari 18 perusahaan yang terdaftar pada dasarnya tetap dialokasikan sebagai angkutan AJAP Jakarta-Bandung dengan rincian sebagai berikut : 2

Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Travel Bandung- Jakarta No Nama Perusahaan Domisili 1 PT. VETIGA NADI Jakarta 2 PT. SARANA MARGABHAKTI UTAMA Jakarta 3 PT. BATARA TITIAN KENCANA Jawa Barat 4 PT. CIPAGANTI CITRA GRAHA Jawa Barat 5 PT. 4848 IRAWAN SARPINGI Jawa Barat 6 PT. SINAR JAYA MEGAH LANGGENG Jawa Barat 7 PT. LINTAS MEDIA KARYA Jawa Barat 8 PT. TRANSPORTASI LINTAS INDONESIA Jawa Barat 9 CV. CITRA TIARA TRANSPORT Jawa Barat 10 PT. NUR RACHMADI BERSAMA Jawa Barat 11 CV. PANCA JAYA UTAMA Jawa Barat 12 PT. HERI SURYA PUTRA Jawa Barat 13 PT. PURBAYA PANCASAKTI Jawa Barat 14 PT. DISA PRATAMA MANDIRI Jawa Barat 15 PT. TELE TRANS Jawa Barat 16 PT. MULTIMODA TRAVELATAMA Jawa Barat 17 PT. STAR LINE Jawa Barat 18 PT. DAY TRANS Jawa Barat Sumber: Direktorat LLAJ 2013 Tabel 1.1 menunjukkan daftar perusahaan travel dengan rute Bandung - Jakarta dan sebaliknya, jumlah perusahaan travel yang berdomisili di kota Bandung lebih banyak dibandingkan dengan travel yang berdomisili di kota Jakarta, hal ini 3

menunjukkan bahwa jumlah penumpang lebih banyak berasal dari kota Bandung yang menuju ke kota Jakarta. Untuk memenangkan persaingan yang kompetitif para pelaku usaha dituntut untuk mampu menciptakan keunggulan bersaing atas produk dan layanannya dalam upaya memuaskan pelanggan. Tanpa adanya pelanggan, setiap perusahaan khususnya usaha travel service akan kehilangan pendapatannya yang berakibat pada jatuhnya bisnis tersebut. Maka dapat disimpulkan jika pelanggan merupakan faktor penting bagi suatu perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian pada setiap orang pada dasarnya adalah sama, namun proses pengambilan keputusan tersebut akan diwarnai oleh ciri kepribadian, usia, pendapatan, dan gaya hidupnya. Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian, pembelian, penggunaan beragam produk, dan merek pada setiap periode tertentu (Schiffman dan Kanuk, 2007). Berdasarkan pendapat tersebut istilah keputusan pembelian dapat diartikan sebagai bagian dari perilaku konsumen. Yaitu perilaku konsumen yang bertujuan untuk menentukan proses pengembangan keputusan dalam membeli suatu barang atau jasa dimana individunya terlibat secara langsung dalam mendapatkan dan mempergunakan barang atau jasa yang ditawarkan tersebut. Oleh karena itu kesimpulan terbaik individu untuk melakukan pembelian terbentuk berdasarkan kebutuhan dan keinginannya. Dalam proses keputusan pembelian, ada faktor yang dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen akan suatu jasa. Faktor yang pertama adalah kebijakan penetapan harga. Menurut Kotler dan Keller (2007:84), kebijakan penetapan harga sangat menentukan dalam pemasaran sebuah produk/jasa, karena harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi organisasi atau perusahaan. Kebijakan penetapan harga oleh perusahaan harus disesuaikan dengan situasi lingkungan dan perubahan yang terjadi terutama pada saat persaingan yang semakin ketat. Dalam iklim persaingan yang ketat seperti sekarang ini, perusahaan harus 4

memperhatikan faktor harga, karena besar kecilnya harga yang ditetapkan akan sangat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam bersaing dan juga mampu mempengar uhi konsumen untuk membeli produk/jasanya. Agar lebih kompetitif di pasar, perusahaan dapat mempertimbangkan harga pesaing sebagai pedoman untuk menentukan harga jual produknya. Disamping kebijakan penetapan harga, bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa, kualitas pelayanan atau service quality menjadi faktor pengambilan keputusan yang penting. Service quality seperti yang dikatakan oleh Kotler dan Amstrong (2009:348) dapat didefinisikan sebagai setiap kegiatan atau kinerja yang ditawarkan oleh suatu pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan atau transfer of ownership. Produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan merupakan sebuah tingkatan kemampuan (ability) dari perusahaan dalam memberikan segala yang menjadi harapan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya. Saat ini terdapat beberapa perusahaan yang berusaha dalam bidang bisnis travel service dari Bandung-Jakarta (PP). Salah satunya adalah PT. Cipaganti Citra Graha dengan nama travel Cipaganti Shuttle. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1985 ini berlokasi di Jalan Dr. Djunjunan No 143-149 Bandung. Seiring dengan meningkatnya persaingan di bisnis travel service, banyak upaya yang telah dilakukan oleh Cipaganti Shuttle dalam meningkatkan jumlah pelanggannya. Cara pertama yang dilakukan adalah melalui kebijakan penetapan harga, seperti yang diketahui jika Cipaganti Shuttle menduduki harga tertinggi dibandingkan dengan harga shuttle service sejenis lainnya, tetapi harga tersebut dianggap sebanding dengan armada yang dipakai oleh Cipaganti Shuttle yang merupakan armada terbaru seperti Hyundai H-1 dan Hyundai Starex Mover. Selain itu sekalipun harga Cipaganti Shuttle relatif lebih tinggi dibanding dengan shuttle service sejenis yang lain, namun PT. Cipaganti Citra Graha memiliki kebijakan dalam penjualan tiket seperti : Dengan 5

membeli 10 tiket akan mendapatkan 1 tiket gratis, diskon untuk mahasiswa/pelajar dengan cara menunjukan fotocopy kartu pelajar, dan diskon untuk para manula. Berikut 4 daftar harga shuttle service Bandung-Jakarta (PP) yang paling diminati oleh konsumen : Tabel 1.2 Daftar Harga Shuttle Service Bandung-Jakarta (PP) No Nama Perusahaan Domisili Harga 1 PT. Cipaganti Citra Graha Jawa Barat Rp 105.000,00 2 PT. Day Trans Jawa Barat Rp 100.000,00 3 PT. Batara Titian Kencana Jawa Barat Rp 95.000,00 4 CV. Citra Tiara Transport Jawa Barat Rp 95.000,00 Sumber: PT Cipaganti Citra Graha Pada tabel 1.2 diketahui rincian harga shuttle service Bandung-Jakarta (PP) dari masing-masing 4 besar shuttle service yang paling diminati oleh konsumen. Untuk harga tertinggi yaitu PT. Cipaganti Citra Graha dengan nama travel Cipaganti Shuttle yang menduduki harga Rp 105.000,00, PT. Day Trans dengan nama travel Day Trans menduduki harga Rp 100.000,00, PT. Batara Titian Kencana dengan nama travel Xtrans menduduki harga Rp 95.000,00, dan CV. Citra Tiara Transport dengan nama travel Citi Trans menduduki harga Rp 95.000,00. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan jika harga tiket Cipaganti Shuttle menduduki harga yang paling tinggi dibanding harga shuttle service sejenis lainnya. Cara kedua adalah dengan memberikan kualitas pelayanan yang maksimal, mulai dari proses ticketing yang cepat dan tepat, sikap ramah yang diberikan karyawan, kesabaran karyawan dalam menghadapi keluhan pelanggan, fasilitas ruang tunggu yang memadai, dan kenyamanan supir dalam berkendara sudah dilakukan oleh Cipaganti Shuttle dalam memenuhi kebutuhan pelanggannya. Namun upaya 6

yang dilakukan masih belum sesuai dengan harapan bagi sebagian konsumen, terbukti dari hasil pra-survey yang penulis lakukan terhadap 30 pelanggan tetap pengguna Cipaganti Shuttle dengan rute Bandung-Jakarta PP. Diperoleh beberapa keluhan menyangkut pelayanan yang diberikan oleh Cipaganti Shuttle, terutama dalam hal fasilitas ruang tunggu dan karakteristik pengemudi. Hal tersebut seperti terlihat pada diagram tentang keluhan pelayanan yang dirasakan konsumen dibawah ini : Tabel 1.3 Daftar Keluhan Konsumen Kecepatan Dalam Mendapatkan Tiket Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Keramahan Karyawan Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju 33% 20% 47% 30% 37% 33% Fasilitas Ruang Tunggu Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Karakteristik Pengemudi Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju 43% 27% 30% 47% 20% 33% Sumber : Data primer yang telah diolah 7

Pada tabel 1.3 diketahui beberapa keluhan yang dirasakan oleh konsumen Cipaganti Shuttle menyangkut pelayanan yang diberikan antara lain : Kecepatan dalam mendapatkan tiket, keramahan karyawan, fasilitas di ruang tunggu, dan karakteristik pengemudi. Tidak seluruh keluhan bersifat massive, kecuali fasilitas ruang tunggu dan karakteristik pengemudi. Disisi lain jumlah armada Cipaganti Shuttle dari tahun ke tahun semakin bertambah, dengan penambahan armada diharapkan akan mampu menarik pertambahan jumlah penumpang. Namun hal tersebut tidak sesuai dengan jumlah penumpang Cipaganti Shuttle yang kondisinya mengalami penurunan. Hal tersebut bisa dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 1.4 Jumlah Armada Cipaganti Shuttle Periode Tahun 2011,2012 & 2013 Tahun Jumlah Armada 2011 600 2012 680 2013 980 Sumber : PT. Cipaganti Citra Graha Tabel 1.4 menunjukan jumlah armada Cipaganti Shuttle dari tahun 2011 hingga tahun 2013 terus menerus mengalami kenaikan jumlah unit armada. Pada tahun 2011 jumlah armada Cipaganti Shuttle sebanyak 600 unit, pada tahun 2012 jumlah armada Cipaganti Shuttle sebanyak 680 unit, dan pada tahun 2013 jumlah armada Cipaganti Shuttle sebanyak 980 unit. 8

Tabel 1.5 Jumlah Penumpang Cipaganti Shuttle Periode Tahun 2011,2012 & 2013 Bulan Jumlah Penumpang 2011 2012 2013 Januari 70,134 55,789 74,237 Februari 68,245 52,923 75,312 Maret 72,576 58,811 74,458 April 74,324 59,820 74,875 Mei 75,878 62,037 72,710 Juni 73,215 64,507 60,876 Juli 74,923 67,778 68,125 Agustus 71,247 58,697 70,821 September 69,982 65,169 71,685 Oktober 73,536 63,955 72,721 November 74,165 62,530 74,447 Desember 76,856 61,162 75,898 Total 875.081 733,178 866,165 Sumber : PT Cipaganti Citra Graha Pada tabel 1.5 dapat dilihat jumlah penumpang Cipaganti Shuttle selama periode 2011 hingga 2013 memiliki kecenderungan kearah penurunan. Pada tahun 2012 terjadi penurunan jumlah penumpang Cipaganti Shuttle dari tahun sebelumnya sebanyak 141,903 penumpang. Sementara pada tahun 2013 mengalami kenaikan jumlah penumpang dari tahun 2012, namun kenaikan tersebut tidak cukup signifikan jika dibandingkan penambahan jumlah armada sebanyak 300 unit pada tahun 2013. Hal ini harus diperhatikan oleh perusahaan dengan menganalisis kebijakan penetapan 9

harga yang telah ditetapkan dan keluhan-keluhan pelanggan dari kualitas pelayanana yang telah diberikan. Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah, penulis tertarik melakukan penelitian menyangkut sejauh mana kebijakan penetapan harga dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada Cipaganti Shuttle. Sehubungan dengan hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH KEBIJAKAN PENETAPAN HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN CIPAGANTI SHUTTLE. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan permasalahan yang timbul sebagai pengaruh harga dan kualitas pelayanan terhadap proses keputusan pembelian konsumen sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai kebijakan penetapan harga, kualitas pelayanan dan proses keputusan pembelian konsumen? 2. Bagaimana pengaruh kebijakan penetapan harga terhadap proses keputusan pembelian konsumen? 3. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap proses keputusan pembelian konsumen? 4. Bagaimana pengaruh kebijakan penetapan harga dan kualitas pelayanan terhadap proses keputusan pembelian konsumen? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian 10

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penetapan harga, kualitas pelayanan, dan proses keputusan pembelian konsumen. Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. 1.3.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tanggapan konsumen mengenai pengaruh kebijakan penetapan harga, kualitas pelayanan dan proses keputusan pembelian konsumen. 2. Mengetahui pengaruh kebijakan penetapan harga terhadap proses keputusan pembelian konsumen. 3. Mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap proses keputusan pembelian konsumen. 4. Mengetahui pengaruh kebijakan penetapan harga dan kualitas pelayanan terhadap proses keputusan pembelian konsumen. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna : 1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan penulis pada bidang ilmu pemasaran, khususnya mengenai masalah yang sudah diteliti. 2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, mengetahui sejauh mana pengaruh penetapan harga dan kualitas jasa yang dilakukan perusahaan dan bagaimana pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen sehingga perusahaan dapat mengetahui apakah harga yang digunakan perlu di revisi, dipertahankan, atau perlu dikembangkan. 11

3. Bagi pihak-pihak lain yang membacanya, khususnya bagi mereka yang tertarik pada masalah yang penulis bahas, maka penelitian ini menambah informasi yang cukup berharga. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor PT. Cipaganti Citra Graha yang terletak di Jalan Dr. Djunjunan No. 143-149 Bandung. Penulis melakukan penelitian mulai dari bulan Juni 2014 sampai dengan skripsi ini selesai dilaksanakan. 12