PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR (SD) PERLU DIPRIORITASKAN. Oleh: Suryanto Staf Pengajar Prodi Ikora PKR, FIK, UNY

dokumen-dokumen yang mirip
PROMOSI KESEHATAN (TEORI SEBAB AKIBAT) Kel tiga sembilan orang

5. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

MENINGKATKAN KESEHATAN ANAK DAN SADAR LINGKUNGAN MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN. Nurhayati Simatupang *

Perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi 2 yakni (Notoatmodjo, 2003):

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 TRIWARNO KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN

BAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan seseorang hidup secara produktif dan harmonis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku sehat. untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi kesehatan mereka (Taylor,

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Aditya Nugraha, 2014

KONSEP SEHAT SAKIT. Disampaikan Pada Perkuliahan Konsep Dasar Keperawatan II Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM Semester Ganjil 2010/2011

II. KAJIAN PUSTAKA. diterbitkan oleh Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1994 dalam Rahmat (1998),

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI

Pendidikan Kesehatan. Indah PrasetyawatiTri Purnama Sari FIK/UNY 2012

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 dijelaskan bahwa pengertian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan merupakan suatu informasi yang diketahui oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

PENDIDIKAN KESEHATAN. Oleh Erwin Setyo K, M.Kes PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintia Dewi,2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang sehat mempunyai aktivitas masing-masing sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDIDIKAN KESEHATAN & ILMU PERILAKU PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

PEDOMAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup individu, kebiasaan sehat dan perilaku merupakan apa yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Konsep Sehat. Oleh : Suyatno, Ir. MKes. Contact: Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: /

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

BAB I PENDAHULUAN. mendasarnya yaitu karena ilmu matematika dapat membantu manusia untuk memahami dan

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. World Health Organization (WHO, 1948) mendefinisikan

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi tua merupakan proses yang alami dalam kehidupan manusia dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakekat Guru Penjas orkes Pendidikan Jasmani. pendidikan di sekolah karena seringkali dijadikan sebagai figur teladan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM KESEHATAN KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu hal sangat dibutuhkan dalam kehidupan

UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH)

Prilaku Kesehatan Ada Dua Aspek utama; 1. Aspek Fisik 2. Aspek Non Fisik Aspek Fisik misalnya sarana kesehatan dan pengobat penyakit. Aspek non Fisik

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

1.2 Rumusan Masalah 1) Apakah yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan masyarakat? 2) Bagaimana upaya peningkatan kesehatan lingkungan masyarakat?

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk pembangunan di sektor kesehatan, seperti tercapainya

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan yang diselenggarakan melalui sekolah diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Della Alvialli Suwanto, 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB I PENDAHULUAN. Sakit merupakan kondisi yang tidak menyenangkan mengganggu aktifitas

Paket 7 PERAN PSIKOLOGI DALAM MENGEVALUASI ETIOLOGI SUATU PENYAKIT

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa. Masalah psikososial membutuhkan kemampuan penyesuaian dan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DI KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Sehat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan bangsa yang signifikan tidak terlepas dari Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan masyarakatnya. Kondisi masyarakat yang sehat dan cerdas akan. tantangan global di masa kini dan di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DR. Nana Mulyana selaku Kepala Bidang Advokasi dan. Kemitraan Kementerian Kesehatan hasil Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa adanya. memenuhi kebutuhan hidupnya serta merasa nyaman bersama orang lain

PENDIDIKAN MELALUI EDUTAINMENT FILM

I P M LE L MENT N A T S A I S I PENDID I IK I AN

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

Upaya penerapan PHBS di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai aktivitas sehari-hari selalu dijalani oleh setiap manusia, baik dari

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tahun

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

WALIKOTA TASIKMALAYA,

Administrasi dan Kebijakan Upaya Kesehatan Perorangan. Amal Sjaaf Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI

Transkripsi:

PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR (SD) PERLU DIPRIORITASKAN Oleh: Suryanto Staf Pengajar Prodi Ikora PKR, FIK, UNY Pendahuluan Kesehatan merupakan bagian penting dalam kehidupan, karena sehat merupakan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai harganya. Seseorang yang serba kecukupan dalam hidupnya tetapi bila kondisi badan/fisik tidak sehat atau sakit-sakitan, maka dalam hidupnya seperti tidak ada artinya. Oleh sebab itu, masalah kesehatan perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini, baik melalui pendidikan formal, informal, maupun non formal. Tetapi bila melalui pendidikan formal masalah yang dihadapi adalah waktu pertemuan yang sangat terbatas, misalnya pendidikan kesehatan di SD pada semester ganjil, untuk siswa Kelas I, 6 jam pertemuan, Kelas II, 6 jam pertemuan, Kelas III, 6 jam pertemuan, Kelas IV, 8 jam pertemuan, Kelas V, 12 jam pertemuan, dan Kelas VI, 8 jam pertemuan (KKG Penjasor, 2011-2012: 1-20). Dalam menyampaikan materi pendidikan kesehatan, guru sebaiknya tidak hanya memberi informasi kepada siswa tetapi guru harus mempraktikkan menggunakan alat peraga. Di samping itu seorang guru harus dapat memberi contoh cara-cara berperilaku kesehatan, karena siswa SD sebagian besar masih senang menirukan apa yang dilakukan oleh gurunya. 1

Pengertian Kesehatan Batasan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) batasan kesehatan yang paling baru memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Pada batasan yang terdahulu kesehatan hanya mencakup tiga aspek, yaitu: fisik, mental, dan sosial, tetapi menurut Undang-Undang No. 23/1992 kesehatan mencakup empat aspek, yaitu: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi (Soekidjo Notoatmodjo, 2007: 3). Hal ini berarti kesehatan seseorang juga diukur dari produktivitas dalam arti mempunyai pekerjaan atau penghasilan secara ekonomi. Bagi mereka yang belum memasuki usia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja (pensiun) atau usia lanjut (usila), berlaku produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan, misalnya sekolah atau kuliah bagi anak dan remaja, dan kegiatan pelayanan sosial bagi usila. Adapun ke empat indikator dari masingmasing aspek tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit. 2. Kesehatan mental mencakup 3 komponen, yaitu: pikiran, emosional, dan spiritual. 2

3. Kesehatan sosial terwujut apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain secara baik. 4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat dari produktivitas seseorang dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong kehidupannya atau keluarganya secara finansial. Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah uasaha yang diberikan berupa bimbingan atau tuntunan kepada seseorang atau anak didik tentang kesehatan, yang meliputi seluruh aspek pribadi (fisik, mental, dan sosial) agar dapat berubah dan berkembang secara harmonis (Mu rifah dan Hardianto Wibowo, 1992: 5). Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah upaya pendidikan yang bertalian dengan kesehatan, apakah berlangsung di sekolah atau di luar sekolah. Dengan kata lain pendidikan kesehatan adalah segala bentuk upaya sengaja dan terencana yang mencakup kombinasi metode untuk memfasilitasi perilaku untuk beradaptasi yang kondusif bagi kesehatan (Rusli Lutan dkk, 2000: 16). Tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan menurut Mu rifah dan Hardianto Wibowo (1992: 5-6) adalah sebagai berikut: 1. Tujuan pendidikan kesehatan terdiri atas: a. Meningkatkan pengetahuan anak didik tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur 3

b. Menanamkan dan membina nilai dan sikap mental yang poisitif terhadap prinsip hidup sehat. c. Menanamkan dan membina kebiasaan hidup sehat sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan. d. Meningkatkan keterampilan anak didik dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan. 2. Manfaat pendidikan kesehatan Manfaat pendidikan kesehatan adalah siswa berperilaku hidup sehat, dan dapat ikut bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri maupun lingkungannya. Memiliki daya tangkal terhadap hal-hal yang buruk, termasuk kebiasaan merokok dan penyalahgunaan minuman keras, narkotika, obat dan zat berbahaya, serta ikut aktif dalam usaha-usaha kesehatan. Pendidikan Kesehatan di Sekolah Dasar Pendidikan kesehatan di SD perlu diprioritaskan, karena jenjang pendidikan dasar merupan fondasi yang banyak menentukan perkembangan bahkan karier seseorang di masa mendatang. Dalam konteks membangun fundasi kebiasaan hidup aktif dan positif, maka pendidikan kesehatan perlu diselenggarakan sebaik-baiknya di jenjang pendidikan dasar (Rusli Lutan dkk. 2000: 8). Dengan demikian pendidikan kesehatan yang dilaksanakan di SD tidak hanya menghafal jenis-jenis penyakit, penyebab dan cara mengobatinya. Namun yang terpenting adalah membekali siswa untuk melakukan tindakan dengan tepat untuk kesejahteraan hidupnya. 4

Memperhatikan uraian di atas betapa pentingnya kesehatan bagi siswa SD, karena siswa SD merupakan penentu keberhasilan/kesejahteraan bangsa di masa mendatang. Apabila siswa banyak yang kesehatannya terganggu, maka siswa dalam melakukan berbagai aktivitas (terutama dalam belajar) banyak mengalami hambatan, sehingga hasilnya tidak optimal. Agar hal tersebut tidak terjadi, sa;lah satu cara untuk membantu siswa supaya dalam keadaan sehat baik fisik, mental dan sosial, maka siswa dibiasakan berperilaku kesehatan. Menurut Skiner yang dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo (2007: 136) perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan. Menurut Becker yang dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo (2007: 137) perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Perilaku hidup sehat Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain: a. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang di sini da;lam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh(tidak kurang, tetapi juga tidak lebih). b. Olahraga teratur. 5

c. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit. d. Tidak minum minuman keras dan narkoba. e. Istirahat yang cukup. f. Mengendalikan stress. g. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan. 2. Perilaku sakit (illness behaviour). Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan sebagainya. 3. Perilaku peran sakit Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran yang mencakup hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation). Perilaku ini meliputi: a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan. b. Mengenal/mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/penyembuhan penyakit yang layak. c. Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan kesehatan, dan sebagainya) dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokter/petugas kesehatan, tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya). 6

Penutup Faktor penentu keberhasilan suatu bangsa adalah ditentukan oleh generasi penerus bangsa yang berkualitas. Generasi penerus bangsa yang berkualitas dapat membantu program-program yang dicanangkan oleh pemerintah. Salah satu cara untuk membentuk generasi tersebut ialah membentuk generasi muda yang sehat dan dimulai sejak usia dini terutama siswa SD, yaitu melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan diberikan sejak dari SD diharapkan siswa memiliki perilaku kesehatan, sehingga pendidikan kesehatan di SD perlu diprioritaskan. Daftar Pustaka KKG Penjasor. (2011-2012). Program Semester dan Matrik Hubungan. Magelang: SD N. Sutopati 4, Kajoran. Mu rifah dan Hardianto Wibowo. (1992). Pendidikan Kesehatan. Jakarta. Depdikbud Rusli Lutan, dkk. (2000). Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas. Soekidjo Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta. 7