BAB V METODE-METODE KEILMUAN

dokumen-dokumen yang mirip
SARANA BERPIKIR ILMIAH

SARANA BERPIKIR ILMIAH ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH IX METODE ILMIAH PROGRAM STUDI AGRIBISNIS, UNIVERSITAS JEMBER 2017

Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA

EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB 6 ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH & PENELITIAN. Agung Suharyanto,M.Si PSIKOLOGI - UMA 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Logika. B. Tujuan Penulisan

ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) NANIK DWI NURHAYATI, S. SI, M.SI Telp = (271) ; Blog =nanikdn.staff.uns.ac.

SARANA BERFIKIR ILMIAH

SARANA BERFIKIR ILMIAH

BAB I HAKEKAT IPA. Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam ang ada. fisika biologi

ILMU DAN MATEMATIKA. Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains.

FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA

BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN

SARANA BERFIKIR ILMIAH.

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO

Filsafat Ilmu dan Logika. Matematika dan Statistika

Buka Untuk melihat materi yang menyangkut matematika dan fisika

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU

: SRI ESTI TRISNO SAMI

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA

MAKALAH FILSAFAT ILMU. Penalaran Induktif dan Penalaran Deduktif. Patricia M D Mantiri Pend. Teknik Informatika. Tema: Disusun oleh:

Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BERPIKIR (PENALARAN) DEDUKTIF

FILSAFAT DAN LOGIKA. Topik 13 SARANA BERPIKIR DEDUKSI DAN INDUSKI

METODE PENELITIAN. Penelitian dan Ilmu Pengetahuan. MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

DASAR-DASAR LOGIKA. Ruang Lingkup Logika. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat

PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I

BAB I PENDAHULUAN. dari proses berpikir. Berpikir merupakan suatu proses mempertimbangkan,

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

Pendahuluan Syarat agar dapat melakukan penelitian ilmiah dengan baik : 1. Paham konsep dasar ilmu pengetahuan (IP) 2. Menguasai metodologi penelitian

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PROF. DR. NURFINA AZNAM NUGROHO, SU., APT

BAB 2 PROSES PENELITIAN ILMIAH

SARANA BERFIKIR ILMIAH

SARANA BERFIKIR ILMIAH

PROSES BERPIKIR ILMIAH

BAGIAN I ARTI PENTING LOGIKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Penalaran Matematis. a. Pengertian Penalaran Matematis

janganlah kamu mengikuti sesuatu tanpa ilmu, sebab pendengaran, penglihatan dan hati /akal akan dimintai pertanggung jawabannya (Q.

Maind map rangkuamn ke 2

DASAR-DASAR METPEN. Filsafatilmu Logikailmiah Sejarahdanperkembanganilmupengetahuan. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

SARANA BERFIKIR ILMIAH

Logika Matematika. Rukmono Budi Utomo March 14, Prodi S3 Matematika FMIPA-ITB

RESUME TENTANG LOGIKA HUKUM

PERTEMUAN II PENGENALAN LOGIKA

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.

I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SARANA BERFIKIR ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol

OBJEK MATERIAL DAN FORMAL FILSAFAT ILMU

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

Struktur Ilmu Pengetahuan Modern & Cara Memperoleh Pengetahuan Ilmiah: Penalaran (Scientific Reasoning) Kamis, 21 Mei 2015

PERTEMUAN 7 HIPOTESIS PENELITIAN

SARANA BERFIKIR ILMIAH

Sarana Berfikir Ilmiah. Sarana. Berfikir Ilmiah. Afid Burhanuddin. Pohon Filsafat. Afid Burhanuddin 1

ILMU ALAMIAH DASAR. Isti Yunita, M. Sc FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

Hubungan Ilmu Pengetahuan dengan Penelitian Disusun oleh: Ida Yustina, Prof. Dr.

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oleh: Pipin Piniman (Program Pasca Sarjana Universitas Galuh)

METODE, PROSES, SIKAP DAN IMPLIKASI ILMIAH. Topik ke-3

PENGENALAN LOGIKA MATEMATIKA

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis

PERTEMUAN 2 PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

TEORI TEORI AKUNTANSI AKUNTANSI

FILSAFAT ILMU. Drs. Dede Kosasih, M.Si.

METODE PENELITIAN. Pengantar: Pengetahuan, Ilmu dan Kebenaran. Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc.

FILSAFAT METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIK. Salah satu tujuan pelajaran matematika adalah agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN Sesi 01. Arief Soeleman, M.Kom

I. PENDAHULUAN. rendahnya daya serap siswa, kesalahan pemahaman dan rendahnya. kemampuan siswa dalam menerapkan konsep-konsep baik dalam kehidupan

BAB II KAJIAN TEORITIS. mengajar yang melibatkan guru dan siswa. Upaya ini juga mengandung tujuan agar

Bentuk dasar pengetahuan ada dua: 1. Bentuk pengetahuan mengetahui demi mengetahui saja, dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

METODE RISET (TMK602)

Logika Matematika. Rukmono Budi Utomo Pengampu: Prof. Dr. Taufiq Hidayat. March 16, 2016

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM PENDEKATAN ILMIAH

TKS Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan.

PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF

ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif

TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU

SARANA BERFIKIR ILMIAH

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

Dasar Dasar Logika. Oleh: Novy Setya Yunas. Pertemuan 1 dan 2

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI)

9/14/2011. Dosen : Prof. Dr. Abdul Hakim, Drs. MSi FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG. Karakteristik Berpikir Filsafat

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah secara

Transkripsi:

BAB V METODE-METODE KEILMUAN Untuk hidupnya, binatang hanya mempunyai satu tujuan yang terlintas dalam otaknya yaitu pemenuhan kebutuhan untuk makan. Manusia dalam sejarah perkembangannya yang paling primitifpun juga mengenal pemenuhan kebutuhan untuk hidupnya, tetapi sejalan dengan itu telah dikenal dan ditemukan herhagai peralatan yang terbuat dari hatu, tulang helulang hewan yang digunakan untuk kemudahan memenuhi kebutuhan hidupnya. Yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya adalah karena kemampuannya berfikir. Jadi berfikir adalah ciri utama manusia. Dengan berfikir manusia sudah menggunakan metode memperoleh pengetahuan yang dapat dipakai untuk mengubah alam menjadi hermanfaat untuk kehidupannya. Berfikir adalah proses bekerjanya akal. Sejalan dengan itu pengetahuan-pengetahuan baru yang disebut ilmu diperoleh melalui metode ilmiah. 1. Metode ilmiah Secara etimologis metode berarti meta (Y): sesudah dan hodos: jalan/langkah. Jadi metode adalah langkah yang diambil untuk mendapatkan ilmu. Metode juga berarti prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Metode keilmuan adalah pemahaman umum tentang cara, langkah atau prosedur yang digunakan dalam limu. Metode ilmiah adalah suatu prosedur, cara kerja, pola dan pikiran untuk mendapatkan atau mengembangkan pengetahuan baru menurut struktur ilmu, yang mecakup berbagai kegiatan pikiran, pola kerja, cara teknis dan tahapan. llmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah. Karena itu ilmu juga dapat dikatakan merupakan suatu metode khusus yang telah dikembangkan secara terus-menerus untk meningkatkan kesejahteraan manusia melalui pengamatannya terhadap realitas dunia dan isinya. Langkah itu sesuai dengan ciri ilmu yaitu harus diperoleh menurut tatacara yang teratur, sistematis, berpola dan dilakukan hertahap. Sementara itu yang disebut dengan metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Metodologi ini di dalam filsafat disebut dengan epistemologi, membahas bagaimana mendapatkan pengetahuan baru (Yuyun, 1994) Dengan demikian maka berkembanglah metode ilmiah yang menggabungkan herbagai cara berpikir. Metode ilmiah sangat penting dalam mengembangkan limu pengetahuan_.karena ilmu pengetahuan terkelompokkan dalam ilmu-ilmu kealaman dan humaniora dimana obyek material dan formalnya berbeda, maka akibatnya adalah terdapat 2 metodologi yang berbeda dalam melihat obyek tersebut. Oleh karenanya perlu diktetahui ciri-ciri dasar hubungan obyek dan metode pada masing-masing ilmu. ilmu dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta. Ito Universitas Gadjah Mada 1

berarti bahwa obyek harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar. Metode ilmiah menga-lami perkembangannya sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri. Terpecahnya menjadi banyak cahang ilmu itu karena juga metode yang digunakannya berbeda-beda untuk menghadapi fakta yang ada. Perkembangan ilmu pada suatu jaman tidak saja akan berdampak pada perkembangan ilmu-ilmu dengan tingkat kemajuannya tetapi juga sckaligus masalah-masa-lah yang dihadapi. Ada 2 kelompok bidang keilmuan menurut metodologinya yaitu bidang ilmu ke alaman misalnya ilmu fisika, kimia, biologi dll dan bidang ilmu sosial-humanistik seperti sosiologi, antroplogi sosial budaya, ilmu hukum, psikologi dan lainnya. Karena metode menyangkut obyek, maka hubungan metode-obyek ini harus diketahui cirinya masing-masing. Ciri 1.Ilmu ke alaman harus mempunyai obyek yang dapat ditangkap atau dicatat oleh indera. Contoh fakta berat, luas, panjang, besar, kecil clan lain lain harus dapat dicatat, oleh suatu instrumen sebagai alat bantu dalam ujud eksperimen. Ciri 2.Mempunyai sifat deterministik artinya bahwa adanya suatu aksi akan ada respon terhadapnya yang spesifik karena itu maka harus dapat diuji dan diulangi. Sementara itu ilmu sosial-humanistik atau ilmu tentang tingkah laku mempunyai ciri normatif-teleofogis. Yang ditemukan adalah arti, nilai dan tujuan. Beberapa model metode ilmiah. Pada dasarnya hanya ada dua metode utama dalam ilmu pengetahuan yaitu aposteriori ilmuilmu empiris yang sering diberi nama cara kerja induktif, dan apriori ilmu-ilmu pasti yang biasanya disebut dengan cara kerja deduktif (Sutarjo, 1983). 1. Metode deduktif Batasan dari metode deduktif ini adalah penalaran dengan kesimpulan yang wilayahnya lebih sempit daripada wilayah premis nya. Dasar bagi penjabaran secara deduktif pengalaman manusia adalah silogisme. Metode ini dimulai dari Plato dan Aristoteles. Pada waktu itu cara berpikir ini merupakan yang paling sistematis pada zaman Yunani dan Romawi kuno. letapi dalam metode ini cara bertikirnya sama sekali tanpa hubungan dengan pengamatan dan pengalaman nyata. Cara bertikir ini dimulai dari setuju pada suatu kesimpulan dan baru dimulai usaha umtuk mengumplkan fakta yang mendukung kesimpulan tersebut. 2. Metode induktif Batasan dari metode induktif ini adalah penalaran dengan kesimpulan yang wilayahnya lebih luas daripada wilayah premisnya. Pelopor dari pemikiran ini adalah Francis Bacon (abad 17) dan karena itu masa iw disebut masa Baconian. Dalam pemikiran Bacon ini logika dimanfa-atkan sebagai hipotesis dan bukan sebagai bukti atas kebenaran, dimana mereka berpegang kepada bukti empiris sebagai tes kebenaran. Universitas Gadjah Mada 2

3. Metode induktif-deduktif Dipelopori. oleh Charles Darwin yang menggabungkan metode deduktif dengan induktif. Metode berfikir ini merupakan kegiatan beranting antara induksi dari Bacon dan deduksi dari Aristoteles. Dimulai dari men;:unakan metode induksi dalam menghubungkan antara pengamatan dengan hipotesis. Kemudian secara deduktif hipotesis ini dihubungkan dengan pengetahuan yang ada untuk kecocokan dari implikasinya. Hipotesis ini kemudian diuji melatui serangkaian data yang dikumpulkan untuk mengetahui syah tidaknya hipotesis tersebut secara empiris. Penggabungan kedua metode itu oleh Tyndall dikenal sebagai proses logico-hypothetico-veriti-kasi. Langkahlangkah pemikiran yang demikian adalah sebagai berikut: (Yuyun, 1994) a. Perumusan masalah yang merupakan pertanyaan yang jelas batas-batasnya dan dapat diidentifikasi mengenai suatu obyek empiris. b. Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hipotesis. Kerangka berfikir inl disusun secara rasional dengan memperhatikan premis yang telah teruji kebenarannya. c. Perumusan hipotesis : perumusan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. d. Pengujian hipotesis yaitu pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan. Disini ditunjukkan ada tidaknya fakta yang mendukung. e. Penarikan kesimpulan adalah penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. Hipotesis yang diterima dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah karena telah memenuhi persyaratan keilmuan. 4. Metode tinier ilmu sosial humanistik disebut pula dengan ilmu tingkah laku. Obyek dari ilmu ini adalah semua aspek tingkah laku manusia. Aspek tingkah laku manusia merupakan hasil ekspresi roh manusia yang dalam ujudnya tampak sebagai bahasa, permainan, syair dan lainnya. Gejalanya dapat diamati sebagai fakta empiris, tetapi sekaligus termuat juga arti, nilai dan tujuan. Ciri-ciri ilmu sosial humanistik adalah normatif-teleologis. Metode yang digunakan adalah metode linier yang mempunyai 3 tahapan yaitu persepsi (penangkapan data melalui indera), konsepsi (pengolahan danpenyusunan data) dan prediksi (merupakan penyimpulan sekaligus ramalan ). Universitas Gadjah Mada 3

Langkah-langkah diatas walaupun harus dianggap sebagai patokan utama di dalam mendapatkan kebenaran, tetapi dalam petaksanaannya dapat terjadi variasi dan hubungan antara langkah satu dengan yang lain itu tidak terikat secara statis melainkan secara dinamis. 2. Sarana berfikir ilmiah Secara garis besar ada 2 macam berpikir yaitu berpikir alamiah dan berpikir ilmiah. Berpikir alamiah adalah pola berpikir berdasarkan kebiasaan sehari-hari, jadi tidak memertukan pengkajian-pengkajian. Berpikir ilmiah adalah kegiatan berpikir yang memeriukan sarana tertentu, dikerjakan secara runtut, melalui pengamatan yang cermat. Sarana tertentu tersebut adalah sarana berpikir ilmiah, yang memungkinkan manusia melakukan pengamatan secara cermat, runtut dan terukur. Sarana berpikir ilmiah itu pada dasarnya adalah suatu alat yang membantu kegtatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Sarana ilmiah ini mempunyai ciri-ciri khas yang harus dikuasai yang sebenarnya merupakan fungsi-fungsi dalam kegiatan ilmiah secara menyeluruh. Ada 4 macam sarana berpikir ilmiah yaitu a) Logika b) Bahasa dan c) matematika dan d) statistika. a) Logika Dalam pengertian sehari-hari logika diartikan sebagai 'menurut akal'. Tetapi di dalam suatu sarana berpikir ilmiah, logika berarti suatu metoda atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penataran atau penarikan kesimpulan. Penalaran adalah suatu bentuk pemikiran yang dimulai dad mengemukakan konsep (pengertian) kemudian diikuti dengan proposisi (pernyataan) dan terakhir adalah reasoning (nalar, alasan), dimana ketiga bentuk pemikiran ini harus dipahami bersama-sama. Pengetahuan diperoleh karena adanya suatu penalaran yaitu proses berpikir logis dan analitis. Proses berpikir ini dilakukan dengan cara tertentu agar pengetahuan yang diperoleh itu mempunyai dasar kebenaran. Kebenaran ini berasal dari penarikan kesimpulan. Agar penarikan kesimpulan ini valid (sahib), maka proses penarikan kesimpulan tersebut harus dilakukan menurut cara tertentu tersebut. b) Bahasa (ilmiah) Bahasa merupakan bentuk pikiran atau perasaan manusia yang digunakan sebagai alat komunikasi. Bahasa pada dasarnya terdiri dari kata-kata atau istilah dan sintaksis. Kata atau istilah merupakan simbul dari sesuatu, dapat benda, kejadian, proses. Sintaksis adalah cara untuk menyusun kata-kata atau istilah menjadi suatu kalimat. Kalimat dibedakan dalam kalimat bermakna dan kalimat tidak bermakna. Kalimat bermakna dibedakan menjadi kalimat berita dan bukan kalimat berita. Kalimat berita dapat dinilai benar atau salah. Kalimat bukan berita dibedakan dalam kalimat perintah, kalimat seru, kalimat tanya dan kalimat harapan. Dengan bahasa manusia akan mengkomunikasikan Universitas Gadjah Mada 4

tiga hat yaitu buah pikiran, perasaan dan sikap atau bahasa mempunyai fungssi simbolik (dalam komunikasi ilmiah), emotif (dalam komnukisasi estetik) dan efektif (dalammenentukan sikap). Dalam komunikasi ilmiah proses komunikasi itu bebas dari unsur emotif. Bahasa ilmiah adalah kalimat berita yang merupakan suatu pernyataanpernyataan atau pendapat. Dapat dipahami bahwa kalau manusia menguasai bahasa, mereka akan menguasai pengetahuan. Manusia bahkan disebut sebagai Animal symbolicum atau makhluk yang mempergunakan simbol karena dalam berpikir manusia selalu menggunakan simbol-simbol. c) Matematika Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari suatu pernyataan. Lambang-lambang matematika bersifat 'artifisial' yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya. Tanpa hal itu matematika hanya merupakan rumus-rumus yang tidak mempunyai arti. Karena bersifat artifisial maka bahasa ini tidak bersifat emotif dan afektif. Baik matematika dan logika Iebih mementingkan bentuk logisnya. Contoh: jika dua hal yang sama, yang saw diketahui sama dengan hal ketiga, maka yang lain pun pasti sama, simbolnya dapat ditulis ((A = B) (B = C)) (A = C). Dengan contoh tersebut maka matematika sebagai bahasa mempunyai sifat yang jelas,spesifik dan informatif dengan tidak menimbulkan konotasi yang bersifat emosional. d) Statistika Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan fakta, pengolahan, analisis, penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta dan analisis yang dilakukan Sebagai dasar filsafat, berfilsafat harus dilandasi dengan logika, baik logika deduktif maupun logika induktif. Ilmu harus didukung oleh penalaran logiis dan sistematis, yang merupakan salah saw syarat sifat ilmiah. Di dalam logika deduktif disebut juga dengan logika formal atau simbolik yang dibicarakan hanya bentuknya saja. Oleh karena itu untuk penarikan kesimpulan logika deduktif berpaling pada matematika. Kesimpulan yang ditarik adalah benar sekiranya premis-premis yang dipergunakannya adalah benar dan prosedur penarikan kesimpulannya adalah sah. Logika induktif adalah cara penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat 'mungkin' atau 'boleh jadi'. Jadi penarikan kesimpulan yang berasal dari premis-premisnya yang benar dan prosedur penarikan kesimpulannya adalah sah, kesimpulannya belum tentu benar. Karena hal yang demikian maka diperlukan sejumlah pengamatan sehingga sampai pada suatu kesimpulan yang bersifat umum. Tentu hal ini tidak mungkin dilakukan karena akan terlalu banyak menyita waktu, tenaga dan pikiran. Dalam hal yang demikian, Universitas Gadjah Mada 5

statistika akan memberikan jalan keluar. Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, karena semakin besar pengamatan yang dilakukan, semakin memberikan ketelitian yang akurat. Universitas Gadjah Mada 6