PEDOMAN KELOMPOK DISKUSI FOKUS



dokumen-dokumen yang mirip
Written by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32

K U E S I O N E R PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA MANAJER

MATERI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Nunuk Jarwati SD Negeri Sirapan 01 Madiun

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

-- PEMBANGUNAN KOPERASI -- SUATU METODE PERINTISAN DAN PENGORGANISASIAN KOPERASI PERTANIAN DI NEGARA BERKEMBANG Folke Dubell

BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

KOMUNIKASI LISAN DALAM KELOMPOK Oleh Ido Priyono Hadi Materi kuliah Program Studi Manajemen Perhotelan UK Petra 2000/2001. Rapat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 1

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA

Biografi. Jadwal Penilaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari

...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

Rissalwan H. Lubis Direktur Eksekutif LKPS

Tips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

I. PENDAHULUAN. ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran pada. banyak menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif yang

Yesus Memakai Metode-metode yang Baik

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

Lampiran 1. Surat Etik Penelitian

Untuk penulisan skripsi/tesis, minimal harus duduk dulu mencari dan membaca buku sekurangnya 50 jam di perpustakaan.

D. FOCUS GROUP INTERVIEW/ DISCUSSION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tindakan. Komunikasi dalam bentuk ujaran mungkin wujudnya berupa kalimat

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberhasilan sebuah proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

PERTEMUAN 18 PRESENTASI ILMIAH

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA SASTRA DAN BUDAYA JAWA MELALUI PAIR CHECK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

Pencarian Bilangan Pecahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana

LAMPIRAN 1. Blue Print Kuisioner. Dukungan Sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA MENURUT GORDON

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

MENULIS ITU BERCERITA!

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bagaimana Membentuk Pola Pikir yang Baru

I. PENDAHULUAN. karena pembelajarannya mengandung unsur-unsur ilmiah yang menekankan

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

PELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita

Hipotesis Penelitian

2014 PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

MANAJEMEN KELAS RAHMA WIDYANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

PROFIL PETANI KELAPA SAWIT FOLA SWADAYA DI DESA SENAMA NENEK KECAMATAN TAPUNG HULU KABUPATEN KAMPAR

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa

KEEFEKTIFAN TEKNIK BRAINSTORMING DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SUNGGUMINASA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dan metode dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran kemampuan bertanya

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki kemampuan berbahasa.

Saudara Membutuhkan Berita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan suatu keaktifan pribadi manusia yang. mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan.

LANGKAH-LANGKAH PTK. Johar Maknun. Bandung, Desember 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

FORMULA RAHASIA BERFIKIR POSITIF

BAB 4 KEBUTUHAN KOMUNIKATIF PEMELAJAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nama : ARI WULANDARI NIM : Pokjar : Gantiwarno

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka temukan dalam kehidupan ialah hal yang sangat. menemukan berbagai pertanyaan mengenai masalah-masalah matematika.

WORLDWIDE BROTHERHOOD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tambahan DAFTAR PERIKSA PERKEMBANGAN DIRI SENDIRI

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

I. PENDAHULUAN. penting. Pentingnya pendidikan anak sejak usia dini juga didasarkan pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. oleh subjek penelitian secara holistik, dan mendeskripsikannya dalam bentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Transkripsi:

PEDOMAN KELOMPOK DISKUSI FOKUS ~4 I I) I DR. BARBARA L. MARTIN-SCHILLER GRAFIKA 1111K QOMARIA

KATA PENGANTAR Penyusunan alat media untuk pertanian merupakan suatu usaha yang memerlukan studi atau perielitian sebelumnya. Untuk mencapai sukses dalam bidang pertanian, penyuluh harus jelas mengenal hakekat petani. Misalnya, mungkin petani tidak mau menerapkan suatu teknologi baru karena ia kekurangan modal, atau karena ia merasa risikonya terlalu hbsar. Bila penyuluh tidak mengerti hal ini, maka nasehat penyuluhan tidak se;uai dengan kebutuhan petani. Lalu, mungkin gagal dalam usaha peningkatan produksi pertanian. Penelitian ar.au studi pendahuluan merupakan suatu usaha yang sama pentiignya dengan teknologi serta komunikasinya yang akan disampaikan. Untuk melaksanakan studi mengenai pendapat dan hakekat petani, disini disampaikan metode kelompok diskusi fokus. Metode tersebue merupakan suatu pendekatan yang cukup murah dan mudah untuk mencapai kebutuhan untuk mendapatkan keterangan mengenai hakekat petani. Diharap metode dapat menolong dalam bidang informasi untuk petani. Dr. James Mangan Malang, 1990

1 KELO14POK DISKUSI FOKUS Kelompok diskusi fokus adalah suatu pertemuan dengan peserta rang diunriang oleh peneliti dtngan maksud mengumpulkan informasi mengenai hal-hal tertentu -- yaitu dengan fokus atau titik perhatian -- melalui pembicaraan terarah..11 _eqapa nema kk d s os 1. Dengan kelompok diskusi fokus, kita bisa mendapat banyak informasi dari beberapa orang dalam waktu singkat, dibanding dengan menggunakan kuesioner. 2. Koment.ar dari satu peserta bisa mendorong ingatan peserta lainnya. 3. Il-hal dimana tidak terdapat mufakat - dimana ada perbedaan pendapatan atau pengalaman antr'a peserta -- menjaui kelihatan daii bisa dipelajari ebih mendalam. 4. Kesalahan atau kesalah-ingatan (mengenai kejadian atau keaciaan desa -- sebaiknya pendapat atau pengalaman peserta fokus group tidak dianggap atau dicap "ealah") da i salah satu peserta bisa dibetulkan oleh peserta lain. 5. Hal-hal yang tidak diduga atau terpikirkan sebelumnya oleh peneliti mungkin akan mmjn1ul dalam pembicaraan.

6. Pertemuan kelompok diskusi fokus, kalau diselenggarakan dengan baik, diharapkan akan merupakan peristiwa yang santai dan menggembirakan bagi semua peserta. Hal ini akan membantu melancarkan penelitian yang lain di desa itu. 7. Juga kelompok diskusi fokus dapat dilaksanakan oleh beberapa orang terampil/terlatih tanpa pembiayaan atau persiapan yang terlalu memberatkan pelaksananya. 1.2 Mengrapa memakai metode yang lain Tidak semua jenis informasi dapat dikumpulkan dengan baik melalui kelompok diskusi fokus. Dan walaupun kita sudah mendapat Keterangan mengenai suatu hal dari satu atau dua kelompok diskusi fokus, kita barangkali ingin mengecek informasi itu. Misalnya kita pergi ke tegalan atau sawah untuk melihat dengan mata kepala sendiri cara menggarap tanah atau pola tumpangsari. Kalau kita ingin bertanya mengenai hal-hal yang dianggap pribadi, misalnya luas tanah atau kebiasaan mengambil kredit atau meminjam uang, kita mesti mengadakan wawancara dirumah orang yang bersangkutan, tanpa dihadiri orang-orang di luar keluarga itu. Metode wawancara juga lebih cocck kalau kita ingin tahu secara terinci mengenai, misalnya pola tanam.

Kalau kita memerlukan angka-angka tepat mengenai jumlah orang yang, misalnya menanam salah satu jenis jagung, atau bisa membaca dan menulis, kita barangl(ali akan memakai metode kuesioner, dengan responden yang dipilih secara acak. Ini adalah suatu metode yang memerlukan baik banyak waktu dan tenaga, maupun keahlian khusus. Tetapi untuk mengumpulkan data kualitatif yang dapat membantu para pengambil keputusan di Departemen Pertanian untuk merencanakfan program konuni kasi pertanian yang efektif, tidak ada cara yang lebih baik dari pada kelompok diskusi fokus yang disiapkan secara matang dan dilaksanakan oleh tenaga yang teramp i. Semoga pedoman ini akan meinbantu orang yang ingin mempersiapkan dan melaksanakan kelompok diskusi fokus. Dianjurkan supaya instansi yang ingin memakai kelompok diskusi fokus untuk menelusuri kemungkinan untuk inovasi pertanian menghutbungi lembaga-lembaga (perguruan tinggi atau lembaga swadaya masyarakat) yang telah berpengalaman di daerah pedesaan yang ingin diteliti. Keterangan lanjut mengenai kelompok diskusi fokus dapat dibaca dari Focus Groups ; APrctical Guide for Applied Research oleh R.A. Krueger yang diterbitkan oleh Westview Press, pada tahun 1988. /I

CIRI-CIRI KELOMPOK DISKUSI FOKUS TUJUAN ANGGOTA KELOMPOK SIFAT PEMBAHASAN LINGKUNGAN PEMBAHASAN : UNTUK BELAJAR BUKAN MENGAJAR : HOMOGEN DAN TERBATAS :TERARAH : BEBAS DAN RAMA.

444 tab, ukaribelaar,.. ~m hj~~~r1!~l ~naa Iitim

TUJUAN KELOMPOK DISKUSI FOKUS * Mengumpulkan Informasi yang dapat membantu para pengambil keputusan untuk menyusun dan memperbaiki program inovasi pertanian. * Mendengarkan dan belajar darl anggota kelompok diskusl lokus supaya dapat mengumpulkan inlormasi lersebul,

Wndula tt ia,.a l ei hai., -~~*.... i II a L [. -* - /I I..... 1)- I-\, 1- I. ji

KEANGGOTAAN KELOMPOK DISKUSI FOKUS * Diusahakan supaya anggota kelompok homogen untuk mempermudah pembahasan di dalam suasana bebas dan ramah. Apabila ada perbedaan status, pekerjaan, pendidikan atau umur yang besar di dalam kelompok mungkin sekall perbedaan itu akan mengganggu kelancaran pembahasan. Dengan alasan yang sama sebaiknya untuk lelaki dan untuk wanita diselenggarakan kelompok sendiri-sendiri. * Usahakanlah supaya jumlah anggota kelompok tidak melebihi 15 orang.

wau saya haji itu k I IPA, karang miau tahu ~penplamn bert-,

SIFAT PEMBAHASAN KELOMPOK DISKUSI FOKUS Pemimpin kelompok diskusi fokus harus berusaha supaya pembahasan tetap terarah pada topik yang ingin ditelusuri. Usaha ini akan memerlukan banyak persiapan supaya pemimpin tersebut dapat mengajukan pertanyaan yang tepat. Juga pemimpin tersebut harus lincah dalam mengarahkan pembahasan tanpa membuat peserta kelompok tersinggung.

flergarkan dan hargai Ah penidapat crang lain

SIFAT PEMBAHASAN KELOMPOK DISKUSI FOKUS * Lingkungan pembahasan harus membuat peserta supaya merasa bebas berpendapat. * Peserta kelompok hhrus merasa bahwa jawabannya tidak akan diperiksa atau dinilai. * Peserta kelompok harus merasa bahwa pengalaman usulan dan ide-idenya akan dihargai oleh orang lain. * Harus diusahakan supaya suasana pembicaraan didalam kelompok diskusi terasa akrab dan tidak formal.

(laftar angjo- 0p ii alda t~~uwj4 dl

LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN KELOMPOK DISKUSI FOKUS * MerinQJ, inenjelaskan dan membahas tujuan yang ingin dicapai. * Menyusun per!anyaan-pertanyaan awal. * Menentukan anggota kelompok. * Menyusun jadwal dan anggaran, * Mempersiaplan pedoman bagi pelaksana.

c~ti'"'i I top

MERINCI, MENJELASKAN DAN MEMBAHAS TUJUAN YANG INGIN DICAPAI " Tujuan kelompok diskusi fokus harus jelas. Apa yang ingin diketahui dari pembahasan di dalam kelompok diskusi tokus. " Sebaiknya tujuan (dan rencana) kelompok diskusi fokus dibahas dengan instansi yang akan memanfaatkan hasilnya. * Juga perlu dibahas dengan ahli-ahli yang bersangkutan. Ini akan membantu pelaksanaan kelompok disku3i fokus untuk menyusun pertanyaan yang terarah. * Sebaiknya tujuan dirinci dan dibahas sampai matang sebelum menyusun pertanyaan awal.

kita fpseekariar (iytwigadakan fokust groupm 17

MENYUSUN PERTANYAAN-PERTANYAAN AWAL " Mulai dengan mencatat pertanyaan yang Ingin ditelusuri. * Pilih pertanyaan yang dapat merangsang partisipasi dalam pembicaraan. " Susun pertanyaan di dalam urutan yang logis. " Terjemahkan pertanyaan tersebut ke dalam bahasa daerah. (Hampir tidak mungkin melaksanakan kelompok diskusi fokus dengan petani di dalam suasana yang bebas dan akrab tanpa memakai bahasa daerah setemputl).. " Susun pertanyaan dalam bentuk kalimat sederhana. Hindarilah istilah teknis I (Jangan lupa bahwa tujuan pembahasan adalah mendengarkan dan belajar dari kelompok sasaran dan pencapaian tujuan ini akan terhalang jika pemimpin mamakai istilah dan bahasa yang asing bagi peserta kelompok diskusi fokus).

kelorplok 1)ria kelompok watnia I.WAS v. A~

MENENTUKAN ANGGOTA KELOMPOK Pilih anggota kelompok diskusi yang mewakili kelompok sasaran yang ingin dipelajari. (Misalnya, jika ingin menelusuri kemungkinan bahwa petani sedang dapat dirangsang untuk menanam jumlah jenis unggul pilihlah petani sedang untuk kelompok diskusi fokus dan hindari kehadiran petani besar dan kecil). Pilih anggota kelompok yang homogen. Jika perlu, adakan lebih dari satu kelompok diskusi fokus. (Misalnya, satu untuk pamong desa dan petani besar, satu untuk petani sedang, dan satu untuk petani kecil dan buruh tani). Dapat dipertimbangkan juga untuk mengadakan kelompok diskusi fokus khusus bagi petani wanita, yang homogen. Sebaiknya dilaksanakan oleh peneliti wanita. Jangan lupa, sebaiknya jumlah peserta di dalam kelompok diskusi foklls tidak melebihi 15 orang.

FW14 VFRI -W 'Vr7i ell NOREEN

MEMPERSIAPKAN PEDOMAN BAGI PELAKSANA * Pedoman itu harus menjelaskan peranan pemimpin dan notulen di dalam kelompok diskusi fokus. * Pedoman itu harus menjelaskan cara seleksl anggota kelompok dan mengatur lingkungan kelompok diskusi fokus. * Pedoman itu harus menjelaskan cara merekam, mengolah, menganalisa dan melaporkari hasil kelompok diskusi fokus. Jika hasilnya tidak direkam dan/atau dicatat dengan baik nanti akan sulit membuat analisa yang balk dan bermanfaat.

seu.tidak usah hinuaj/i Vol ke ga~ng lain! ka in-... 10. be 11 6-.

CARA MEMIMPIN KELOMPOK DISKUSI FOKUS * Pelaksana harus tahu betul pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan dan cara mengarahkan pembahasan supaya tujuan kelompok diskusi fokus dapat dicapai. Tidak perlu mengikuti urutan daftar pertanyaan : pemimpin biasanya mulai dengan pertanyaan pertama pada daftar pertanyaan, tetapi tidak perlu mengikuti urutan daftar terus-menerus. Sebaiknya pembicaraannya berjalan secara lancar, tidak terputus-putus. Untuk mencapai tujuan ini, selama diskusi, pernimpin sebaiknya memilih setiap pertanyaan berdasarkan pembicaraan yang mendahuluinya, supaya -- sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Sebelum kelompok diskusi ditutup, pemimpin perlu melihat kembali daftar pertanyaan, supaya tidak ada yang terlupakan. Berusaha supaya waktu untuk membahasan tidak diambil oleh satu atau dua orang saja. Jika ada orang yang mengambil terlalu banyak waktu, perlu kita potong pembicaraanya dengan cara yang halus dan minta pendapat orang lain mengenai hal itu, atau mengajukan pertanyaan baru kepada orang lain. * Berusaha supaya semua peserta diajak bicara. Perhatikan siapa yang belum bicara dan langsung minta ide atau komentar dari mereka.

Berusaha supaya peserta saling bertanya dan memberi komentar dnn pertanyaan atau jawaban menyusul atas halhal yang diucapkan peserta yang lain; yaitu, supaya terjadi diskusi, bukan hanya tanya-jawab. Maka pemimpin diharapkan untuk mengambil peranan sebagai fasilitator yang merangsang orang lain untuk bicara dan bukan sebagai pembicara utama. Sering di dalam kelompok dis,-usi fokus ada orang yang menganggap diri sebagai ahli. Sebaiknya pemimpin diskusi berusaha supaya tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan - mengenai keadaan di desa, atau masalah pertanian yang dihadapi -- seolah-olah dengan cap resmi.