BAB V PEMBAHASAN. guru fiqih dalam proses belajar mengajar. Materi dalam proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini disajikan uraian bahasan sesuai dengan hasil penelitian,

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Penguasaan materi pembelajaran guru Fiqih dalam mencipatakan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi guru PAI dalam menumbuhkan minat belajar siswa di SMA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 13. hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, Cet ke-1, 2002,

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Berdasarkan Temuan Terkait Fokus Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses membimbing

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: variabel dapat dikatakan memiliki korelasi sedang.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. perbedaan pada siswa-siswanya. Siswa yang pandai akan terhambat kemajuannya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN. Wildan Nafi i Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran tim pendengar. Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti

BAB V PEMBAHASAN. yang lain agar lebih menarik. Sebagaimana menurut Hamzah guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

BAB V PEMBAHASAN. A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, Semarang, 2005, hal. 2 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja

BAB V. dan pembahasan dari data yang telah ditemukan dilapangan. Tulungagung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI meliputi pada

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Imas Kurniasih, Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran, Kata 2015,

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA (RI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2013/1434 H

BAB VI PENUTUP. pembelajaran PAI berbasis Kurikulum Gontor di MA Al-Mawaddah 1

BAB I PENDAHULUAN. dapat diserap dan dipahami oleh siswa-siswanya. Untuk mencapainya, guru harus

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Fiqih di MTsN Se-Kabupaten Tulungagung. Perpustakaan Sekolah di MTsN Se-Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang: a). deskripsi data, b). temuan penelitian, c). analisis data. di paparkan temuan penelitian sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Upaya meningkatkan kreativitas siswa dengan metode discussion group

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.1. 2 Tatang S, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.14.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio-Visual Terhadap

BAB V PEMBAHASAN. berikutnya adalah mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Masing- masing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB VI PENUTUP. dirumuskan kesimpulan seperti di bawah ini. ditempuh oleh jajaran guru mata pelajaran PAI di SMPN 1 Ngunut

BAB V PEMBAHASAN. hasil tersebut dikaitkan dengan teori yang ada diantaranya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 2015, hlm Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

D033. Mahasiswa FKIP Biologi UMS 2. Magister Kesehatan 3. Doctoral IPB ABSTRAK

2016 EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SOFTWARE CST STUDIO SUITE PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM ANTENA DI SMK NEGERI 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar dipandang masih belum efektif. Indikasi kearah sana

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. menggunakan model Advance Organizer (AO) dibandingkan. 5% yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

SKRIPSI. Oleh : ABDUL MUJIB NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal GeoEco ISSN: Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB V PENUTUP. baik. Perlu diakui bahwa tidak semua manusia dapat tumbuh dan berkembang

BAB V PEMBAHASAN. penelitian yang berjudul Strategi Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN KESAMBEN 06 KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan/mendorong/mengantarkan siswa ke arah aktivitas belajar. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

Arikunto Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta: Rineka Cipta.

ANALISIS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DI KELAS AWAL DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 SD MUHAMMADIYAH 1 MALANG SKRIPSI

KHAIRUL ANWAR* DAN RIZKY CHAIRU RAMADHAN** *Ketua Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. pustakawan, komite sekolah dan lain-lain yang satu sama lain harus saling. meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal pula.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan ingatan (recall), pengetahuan, dan kemamp uan intelektual. Potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya saling berkaitan. Dalam Standar Nasional Pendidikan sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal 1. para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk pemilihan model ini

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

BAB VI PENUTUP. Sebagai akhir pembahasan dari penelitian yang berjudul Upaya Guru. 1. Upaya Guru PAI dalam Perencanaan untuk Meningkatkan Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

BAB I PENDAHULUAN. tenaga pendidik/ tenaga pengajar yang tugas utamanya adalah mengajar. 1

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPA KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan atas temuan terkait dengan fokus penelitian yang pertama: penguasaan materi pembelajaran guru fiqih dalam mencipatakan situasi belajar mengajar yang efektif pada Kelas VII MTs Negeri Tulungagung. Salah satu komponen kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang mengampu mata pelajaran fiqih sebagai seorang profesional adalah penguasaan materi. Penguasaan materi merupakan salah satu keterampilan yang menjadi landasan pokok yang harus dimiliki seorang guru fiqih dalam proses belajar mengajar. Materi dalam proses pembelajaran fiqih merupakan salah satu unsur yang penting. Tanpa adanya materi, proses pembelajaran fiqih tidak akan dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Dengan berpijak pada pandangan ini, maka dapat disajikan pembahasan mengenai temuan yang terkait dengan penguasaan materi pembelajaran guru fiqih dalam mencipatakan situasi belajar mengajar yang efektif pada Kelas VII MTs Negeri Tulungagung seperti dibawah ini: 1. Guru fiqih menerapkan empat langkah yang ditempuh dalam memilih materi pembelajaran yaitu: mengidentifikasi aspek dalam SK dan KD yang menjadi acuan pemilihan materi pembelajaran, mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, memilih materi pembelajaran yang 112

113 relevan dengan SK dan KD yang telah teridentifikasi tadi, memilih sumber materi pelajaran. Ini sesuai dengan pernyataan Dadan F. Ramdhan, langkahlangkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagaiberikut: Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalamstandar kompetensi dan kompetensi dasar : Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasiaspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu pencapaiannya. Identifikasijenis-jenis materi pembelajaran: Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaranjuga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standarkompetensi dankompetensi dasar: Berpijak dari aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yangtelah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih jenis materi yangsesuai dengan aspekaspek yang terdapat dalam standar kompetensi dankompetensi dasar tersebut. 1 2. Cara guru fiqih dalam menyusun materi setiap pokok bahasan dengan berurutan yang diawali dari materi yang sederhana baru kemudian menuju materi yang agak kompleks. Ini sesuai dengan pernyataan Akhmad Sudrajat, Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajarmeliputi : Kronologisatau berurutan yaitu penyusunan materi berdasarkanurutan waktu atau tahapan-tahapan tertentu Kausalatau sebab akibat, yaitu penyusunan materi berdasarkanadanya hubungan sebab dan akibatnya. 1 Dadan F. Ramdhan,Pemilihan Materi Pelajaran, 2010. Dalam file pdf, hal. 1-3.

114 Struktural, artinya materi disusun berdasarkan bagianbagiantertentu, di mana bagian-bagian itu saling berhubungan danmembentuk sebuah struktur pengetahuan. Logisdanpsikologis, logis artinya dapat diterima oleh logika siswa.di awali dari materi yang sederhana menuju materi yang kompleks. Spiral, artinya materi dipusatkan pada topik atau pokok bahasantertentu. Dari topik tersebut kemudian diperluas dan diperdalam. Hirarki belajar, artinya materi disusun berdasarkan urutan atautahapan yang seharusnya dikuasai oleh siswa 3. Guru fiqih dalam menjelaskan materi disertai contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pemahaman siswa terhadap konsep baru dapat ditingkatkan melaluipemberian contoh yang jelas dan nyata yang sedapat mungkin diambil darikehidupan sehari-hari yang sekiranya mudah dicerna atau dipahami oleh siswa tersebut. Pemberian contoh yang dikaitkan dengan proses pengambilan kesimpulan dan dari pengambilan kesimpulan dikembangkan dengan contoh yang lebih dalam akan memberikan penjelasan yang efektif dan efisien. Sehingga memudahkan siswa dalam merangkaikan pikirannya untuk mencapai pemahaman yang mendalam. 2 4. Guru selalu menambah pengetahuan dan wawasan mengenai materi pembelajaran secara up-to-date sejalan dengan perkembangan zaman dan tidak terpaku dengan modul. Seperti yang diungkapkan oleh Abuddin Nata bahwa: karena bidang pengetahuan apapun selalu mengalami perkembangan, maka 2 Dalam file pdf.

115 seorang guru juga harus terus menerus meningkatkan dan mengembangkan ilmu yang diajarkannya. 3 Seperti juga yang diungkapkan oleh Sunhaji bahwa: guru harus memilki pengetahuan yang bulat dan baru mengenai ilmu yang diajarkan. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, maka pengetahuan-pengetahuan lama akan menjadi usang dan tidak relevan lagi dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk senantiasa belajar dan mempelajari ilmu pengetahuan yang diajarkannya, sebab bila tidak diikuti oleh kegiatan penambahan ilmu pengetahuan, maka seorang guru dalam mengajar akan tidak bermanfaat lagi sesuai kemajuan yang senantiasa berubah. 4 5. Guru fiqih memilki wibawa dengan penguasaan materi yang luas dan mendalam sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Seperti yang diungkapkan oleh Abuddin Nata bahwa: seorang guru yang profesional harus menguasai bidang ilmu pengetahuan yang akan diajarkannya dengan baik. Ia benar-benar seorang ahli dalam bidang ilmu yang diajarkannya. 5 Juga diungkapkan oleh Hayanto yang dikutip oleh Zamzamil bahwa: salah satu sifat yang harus dimiliki oleh guru dalam pendidikan adalah harus menguasai materi pelajaran. Seperti juga yang diungkapkan oleh Tohirin bahwa: guru 3 Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 142. 4 Sunhaji, Strategi Pembelajaran, Konsep Dasar, Metode, dan Aplikasi dalam Proses Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2009), hal. 67. 5 Nata, Manajemen..., hal. 142.

116 dalam mengajar harus menguasai sepenuhnya bahan pelajaran yang diajarkan. 6 Seperti yang diungkapkan oleh Suhaenah yang dikutip oleh Hamzah dan Nurdin bahwa: kewibawaan terbagi menjadi dua, yaitu kewibawaan akademik dan kewibawaan yang bersifat personal. Kewibawaan akademik dibangun dari penguasaan guru terhadap materi dan bagaimana cara menyampaikannya. Implikasi dari kewibawaan akademik ini adalah para guru harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, sehingga apa yang disampaikannya muthakir, bermutu, dan dapat dipertanggung jawabkan. Jika kewibawaan akademik telah dimilki oleh guru, maka akan terjadi komunikasi dan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. sedangkan kewibawaan personal terutama dilandasi oleh rasa percaya bahwa apa yang dilakukan oleh guru memang dilakukan dan dirancang secara profesional dan dapat dipertanggung jawabkan. Sebaliknya, kepercayaan dari guru kepada siswanya, bahwa mereka mempunyai niat yang baik dan berkeinginan untuk belajar akan menyebabkan proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif. 7 6 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 173. 7 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal.186.

117 B. Pembahasan atas temuan terkait dengan fokus penelitian yang kedua: penggunaan metode pembelajaran guru fiqih dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif pada Kelas VII MTsN Tulungagung. Dalam sistem pembelajaran, metode mengajar merupakan bagian integral yang tidak bisa dipisahkan. Metode dipilih sebagai jembatan terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan berpijak pada pandangan ini, maka dapat disajikan pembahasan mengenai temuan yang terkait dengan penggunaan metode pembelajaran guru fiqih dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif pada Kelas VII MTsN Tulungagung seperti dibawah ini: 1. Dalam menggunakan metode pembelajaran hal yang menjadi pertimbangan guru yaitu, materi pelajaran, siswa dan kemampun guru sendiri mengenai metode dan tujuan yang ingin dicapai. Seperti yang diungkapkan oleh Tohirin bahwa: metode apa yang digunakan oleh guru harus melihat bahan yang diajarkan. Guru yang baik tidak asal menggunakan metode dalam mengajar, tetapi ia akan menyesuaikan jenis metode dengan bahan yang akan diajarkan. 8 Seperti yang diungkapkan oleh Sunhaji bahwa: tujuan merupakan komponen utama yang terlebih dahulu dirumuskan guru dalam pembelajaran. Dengan demikian, tujuan pembelajaran menuntut dipilihnya metode yang relevan dalam praktik pengajarannya. 8 Tohirin, Psikologi Pembelajaran..., hal. 173.

118 Pemilihan metode perlu mempetimbangkan sifat bahan pengajaran, dan kecakapan guru dalam memilih dan melaksanakan metode mengajar. Peranan siswa sangat sentral dalam sistem pengajaran, oleh karena itu kondisi-kondisi serta kebutuhan siswa menjadi tolok ukur pemilihan unsur pengajaran, termasuk metodenya. Pemilihan serta penggunaan metode mesti mempertimbangkan diri siswa yaitu seberapa jauh siswa dapat diikutsertakan dalam proses pembelajaran. 9 2. Guru menggunakan metode secara bervariasi, dalam satu kali pertemuanbisa menggunakan 2-3 metode pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Tohirin bahwa: dengan metode mengajar yang bervariasi, berarti guru tidak mengajar dengan satu metode saja, tetapi berganti-ganti sesuai dengan tujuan, bahan situasi, dan lain-lain. Dengan metode yang bervariasi akan menimbulkan rasa senang pada siswa, tidak cepat bosan atau jenuh. Siswa pun akan bersemangat untuk belajar, sehingga memungkinkan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih baik. 10 3. Metode yang digunakan guru sudah sesuai dengan kurikulum yang dipakai di MTs Negeri Tulungagung yaitu K13 seperti metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. 9 Sunhaji, Strategi Pembelajaran, Konsep, Dasar, Metode, Dan Aplikasi Dalam Proses Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2009), hal.43-45. 10 Tohirin, Psikologi Pembelajaran..., hal. 178.

119 Adapun metode yang digunakan dalam pembelajaran meliputi ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas. 11 a. Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada anak didik tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Apalagi dalam pendidikan dan pengajaran tradisional seperti di pedesaan yang kekurangan fasilitas. b. Metode tanya jawab adalah cara penyajian dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode ini yang tertua dan paling banyak digunakan dalam proses pendidikan baik dilingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah. c. Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran dimana siswasiswa dihadapkan pada suatu masalah bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. 12 4. Madrasah telah memberikan prasarana seperti masjid yang dapat mendukung guru dalam menggunakan metode demonstrasi. 11 Implementasi Kurikulum 2013 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SD/SMP/SMA/SMK, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan 2013, dalam file PDF. 12 Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 87-89.

120 Seperti yang diungkapkan oleh Sunhaji bahwa: jika guru mengajar di suatu sekolah yang kondisi fasilitasnya lengkap, siap pakai, dan sesuai dengan jenis sekolah serta jenis bidang studi atau mata pelajaran dalam kurikulumnya, maka kondisi yang ideal itu memberi dorongan serta peluang bagi guru peluang bagi guru tersebut untuk secara kreatif serta bervariasi mempertimbangkan, memilih, dan melaksanakan berbagai metode pengajaran dalam rangka mengoptimalkan proses serta hasil belajar siswa. C. Pembahasan atas temuan terkait dengan fokus penelitian yang ketiga: penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam mencipatakan situasi belajar mengajar yang efektif pada Kelas VII MTsN Tulungagung. Dengan berpijak pada pandangan ini, maka dapat disajikan pembahasan mengenai temuan yang terkait dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam mencipatakan situasi belajar mengajar yang efektif pada Kelas VII MTsN Tulungagung seperti dibawah ini: 1. Media yang digunakan guru fiqih disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Seperti yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya bahwa: setiap materi pelajaran memilki kekhasan dan kekompleksan. Media yang

121 akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pembelajaran. 13 2. Madrasah telah menyediakan failitas seperti media LCD dan papan tulis white board. Seperti yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya bahwa: media tertentu bukan didasarkan kepada kesenangan guru atau sekedar selingan hiburan, melainkan harus menjadi bagian integral dalam keseluruhan proses pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran siswa. 14 3. Guru dan siswa mampu mengoperasikan media yang digunakan dalam pembelajaran fiqih Seperti yang diungkapkan oleh Anissatul Mufarokah bahwa: media yang dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan kemampuan yang ada pada guru dan siswa, sesuai dengan pola belajar serta menarik perhatian. 15 4. Media yang digunakan dalam pembelajaran fiqih yaitu media visual seperti gambar dan media audio visual seperti video. Seperti yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya bahwa: dengan mengamati film siswa dapat dapat belajar sendiri, walaupun bahan belajarnya terbatas sesuai naskah yang disusun. 16 Juga seperti yang diungkapkan oleh Abdul Wahab bahwa: gambar dan foto merupakan 13 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hal.227. 14 Sanjaya, Perencanaan..., hal 224. 15 Anissatul Mufarokah, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Juni 2009), hal. 112. 16 Sanjaya, Perencanaan..., hal 203.

122 contoh alat bantu pandang yang berguna untuk membantu siswa memahami konsep tertentu yang ingin dikenalkan oleh guru. 17 Masih menurut Abdul Wahab bahwa: hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah bila dibantu dengan sarana visual, di mana 11% dari yang dipelajari lewat indera pendengaran, sedangkan 83% lewat indera penglihatan. Disamping itu dikemukakan bahwa kita hanya dapat mengingat 20% dari apa yang kita dengar, namun dapat mengingat 50% dari apa yang dilihat dan didengar. 18 hal. 43. 17 Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (UIN: Malang Pres, 2009), 18 Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran..., hal. 43.