PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN INTERPRETASI CITRA QUICKBIRD

Sudaryanto 1), Melania Swetika Rini 2) *

Oleh: Melania Swetika Rini 1 dan Bambang Syaeful Hadi 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

ANALISIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS STATISTIK LOGISTIK BINER DALAM UPAYA PENGENDALIAN EKSPANSI LAHAN TERBANGUN KOTA YOGYAKARTA

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Banguntapan Tahun 2010 dan Tahun 2016

Sudaryanto dan Melania Swetika Rini*

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan

APLIKASI CITRA LANDSAT UNTUK PEMODELAN PREDIKSI SPASIAL PERKEMBANGAN LAHAN TERBANGUN ( STUDI KASUS : KOTA MUNTILAN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI PEMANFAATAN RUANG DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

Ilham, N., Syaukat Y., & Friyatno S Perkembangan dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Serta Dampak Ekonominya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

Analisis Pola Permukiman Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pulau Batam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

13. Purwadhi Sri Hardiyanti ( 1994 ), Penelitian lingkungan geografis dalam inventarisasi penggunaan lahan dengan teknik penginderaan jauh di

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I PENDAHULUAN. (1989), hingga tahun 2000 diperkirakan dari 24 juta Ha lahan hijau (pertanian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011).

Jaya, I N.S Fotogrametri dan Penafsiran Potret Udara di Bidang Kehutanan. Bogor: Laboratorium Inventarisasi Sumberdaya Hutan.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

THE UTILIZATION OF QUICKBIRD SATELLITE IMAGE TO EVALUATE THE DETAIL PLAN OF YOGYAKARTA CITY SPATIAL (A case in the City Region III)

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS,

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOTIK ISSN:

Sejalan dengan berkembangnya suatu kota atau wilayah dan meningkatnya kebutuhan manusia, infrastruktur jalan sangat diperlukan untuk menunjang proses

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG

Kata Kunci : Perubahan Penggunaan Lahan, Quickbird, Dinamika, Ringroad Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENELITIAN. Oleh: Dyah Respati Suryo Sumunar

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

Lely Glediswandi Barandi Sapta Widartono

BAB II DASAR TEORI - 7 -

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian atau metodologi suatu studi adalah rancang-bangun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan.

BAB III METODE PENELITIAN

Rizqi Agung Wicaksono Zuharnen Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

Keyword: Quickbird image data, the residential area, evaluation

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS NILAI LAHAN KECAMATAN GONDOMANAN KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN APLIKASI SIG DAN PENGINDERAAAN JAUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Laboratorium / Lapangan : Laboratorium SIG dan Komputer KONTRAK KULIAH

JURNAL PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh

ANALISIS HARGA DAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN SEWON DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

Wisnu Widyatmadja Taufik Hery Purwanto

BAB III METODE PENELITIAN. Citra Quickbird untuk menperoleh data variabel penelitian. Digunakan teknik

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL

Pemetaan Estimasi Volume- (Dyah Novita I)

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMILIHAN LOKASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A DI KABUPATEN KLATEN

ANALISIS PERUBAHAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN TEGALREJO DAN KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

Prediksi Spasial Perkembangan Lahan Terbangun Melalui Pemanfaatan Citra Landsat Multitemporal di Kota Bogor

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pasal 3, Undang-undang No. 14 Tahun 1992

Perubahan Penggunaan Tanah Sebelum dan Sesudah Dibangun Jalan Tol Ulujami-Serpong Tahun di Kota Tangerang Selatan

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK PEMETAAN PERMUKIMAN KUMUH DAN TINGKAT PRIORITAS PENANGANAN DI KECAMATAN SEMARANG UTARA

PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH UNTUK KAJIAN DENSIFIKASI RUMAH MUKIM PERKOTAAN. Oleh I Wayan Treman Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNDIKSHA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau

ANALISIS DEVIASI PEMANFAATAN RUANG AKTUAL TERHADAP RENCANA DETIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) KECAMATAN NGAGLIK TAHUN

PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS HASIL METODE PAN SHARPENING UNTUK PEMETAAN RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERKOTAAN PATI

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN GIS UNTUK PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH DI KOTA SURABAYA

SATUN ACARA PERKULIAHAN(SAP)

Evaluasi Indeks Urban Pada Citra Landsat Multitemporal Dalam Ekstraksi Kepadatan Bangunan

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

EVALUASI PERKEMBANGAN LAHAN PERMUKIMAN BERBASIS PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA MAGELANG DAN SEKITARNYA TAHUN 2015

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN KOTA BEKASI. Dyah Wuri Khairina

SIDANG TUGAS AKHIR RG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SKRIPSI. Oleh : MUHAMMAD TAUFIQ

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Adat Kasepuhan

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG

Jurnal Geodesi Undip Januari 2015

PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA Sudaryanto 1), Melania Swetika Rini 2) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui tingkat ketelitian hasil interpretasi foto udara pankromatik hitam putih skala 1:8.900 tahun 1996; (2) mengetahui tingkat ketelitian hasil interpretasi citra Quickbird berwarna skala 1:5.400 tahun 2008 untuk interpretasi penggunaan lahan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik penginderaan jauh khususnya interpretasi visual pada citra Quickbird dan pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Populasi penelitian ini adalah unit-unit penggunaan lahan di wilayah administrasi Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Teknik sampling untuk uji ketelitian adalah proporsional dan purposive sampling, jumlah sampel ditentukan berdasar Formula Anderson. Teknik sampling yang digunakan adalah adalah proportional dan simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi dan interpretasi citra. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah uji ketelitian hasil interpretasi dengan Confusion Matrix Calculation, analisis SIG (overlay). Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) hasil interpretasi foto udara Pnkromatik hitam putih skala 1: 8.900 tahun 1996 adalah 85% dan hasil interpretasi citra Quickbird memiliki ketelitian sebesar 90,02% Kata Kunci: Penggunaan Lahan, Penginderaan Jauh dan SIG PENDAHULUAN Kota-kota di Indonesia kini telah mengalami perkembangan penduduk yang cukup tinggi sebagai akibat dari urbanisasi. Penduduk perkotaan dewasa ini sudah mencapai lebih dari 50% penduduk Indonesia. Pada tahun 2008 merupakan tahun yang bersejarah karena jumlah penduduk kota melampaui jumlah penduduk perdesaan (Doni J. Widiantono dan Ishma Soepriadi, 2008). Fenomena tersebut tentu akan membebani kotakota ke depan, karena semakin banyaknya penduduk yang tinggal di perkotaan maka tuntutan akan kawasan-kawasan hunian baru meningkat. Kawasankawasan hunian tersebut dalam kenyataannya membutuhkan prasarana dan sarana dasar seperti, permukiman, jalan, fasilitas pendidikan, air bersih, sanitasi, persampahan, listrik, dan telekomunikasi dan sebagainya. Pemenuhan sarana dan prasarana di atas memerlukan lahan untuk pembangunan dan pengembangannya. Kebutuhan lahan yang semakin tinggi di kota menyebabkan tekanan atas lahan semakin tinggi. Kebutuhan lahan yang tinggi mengakibatkan terjadinya konversi penggunaan lahan, yakni dari lahan non terbangun menjadi lahan terbangun. * 1) Prodi Pendidikan Geografi, FKIP, UNWIDHA Klaten 2) Prodi Pendidikan Geografi, FKIP, UNWIDHA Klaten 60 Magistra No. 87 Th. XXVI Maret 2014

Perubahan penggunaan lahan di daerah perkotaan dalam perspektif ekologis mengkhawatirkan karena banyak fenomena pemanfaatan lahan yang tidak berwawasan lingkungan. Fenomena tersebut tidak hanya terjadi di kota metropolitan, kota besar, kota sedang tetapi juga di kota kecil. Fenomena perubahan penggunaan lahan merupakan aspek yang niscaya terjadi karena perkembangan kebutuhan dan kehidupan masyarakat, tetapi yang mengkhawatirkan adalah jika perubahan tersebut tak terkendali (unmanage). Wilayah Kecamatan Umbulharjo yang sangat dinamis perkembangan penggunaan lahannya merupakan bagian dari Kota Yogyakarta. Dinamika perubahan penggunaan lahan yang paling nyata adalah dari lahan pertanian ke permukiman, lahan terminal bis antar kota menjadi lahan kosong kemudian rencananya menjadi Pasar Seni, lahan pertanian menjadi lahan terminal baru (Giwangan). Keberadaan lahan terminal Giwangan mendorong perubahan penggunaan lahan di daerah sekitarnya. Untuk mengetahui perubahan pemanfaatan lahan diperlukan serangkaian data yang menggambarkan praktik penggunaan lahan masa lalu dan aktual oleh masyarakat. Rangkaian data tersebut dapat diperoleh secara cepat dan relatif lengkap melalui interpretasi citra penginderaan jauh. Saat ini terdapat citra yang memiliki resolusi sangat tinggi (hyperresolution), diantaranya yang sangat populer adalah Quickbird. Citra ini pada mode pankromatik memiliki resolusi spasial 0,6 m dan 2,4 m pada mode multispektral. Meskipun memiliki resolusi yang tinggi tetapi untuk penerapannya di daerah penelitian belum diketahui secara pasti tingkat ketelitian hasil interpretasinya untuk keperluan pemantauan pemanfaatan penggunaan lahan dan perubahannya. Data penginderaan jauh mampu menampilkan gambaran permukaan bumi secara lengkap, termasuk di dalamnya data penggunaan lahan tetapi kelengkapan data tersebut kurang bermakna karena belum ada interpretasi data sesuai keperluan. Untuk itu diperlukan interpretasi citra, dalam hal tujuan pembuatan peta perubahan penggunaan lahan maka diperlukan interpretasi penggunaan lahan sesuai dengan sistem klasifikasi tertentu. Dalam penelitian ini citra yang digunakan adalah foto udara pankromatik hitam putih tahun 1996 dan citra Quickbird tahun 2008. Alasan penggunaan citra tersebut karena foto udara tersebut merupakan hasil pemotretan terakhir untuk liputan Kota Yogyakarta. Sementara citra Quickbird tahun 2008 digunakan sebagai bentuk upaya untuk mengoptimalisasikan citra yang disediakan untuk publik, yang dapat diunduh melalui situs googleearth, di samping tidak ada update data pada situs penyedia citra cakupan wilayah Kota Yogyakarta. Hasil interpretasi kedua citra tersebut selanjutnya dapat diolah dan dianalisis dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Peta yang dihasilkan dengan memanfaatkan SIG berupa peta digital yang sangat bermanfaat dan leluasa dimodifikasi sesuai dengan perkembangan. Berdasarkan beberapa fakta di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut; (1) Seberapa besar tingkat ketelitian hasil interpretasi foto udara pankromatik hitam putih skala 1:8900 tahun 1996 untuk interpretasi penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Umbulharjo?; (2) Seberapa besar tingkat ketelitian hasil interpretasi citra Quickbird pankromatik berwarna skala 1:5400 hasil perekaman tahun 2008 untuk interpretasi penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Umbulharjo? Magistra No. 87 Th. XXVI Maret 2014 61

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan aplikasi teknik penginderaan jauh khususnya foto udara (interpretasi foto udara) dengan pendekatan photomorphic, citra Quickbird dengan analisis manual dan SIG. Populasi penelitian ini adalah unit-unit penggunaan lahan di wilayah administrasi Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Jumlah populasi berdasarkan hasil interpretasi foto udara dan citra Quickbird masing-masing sebanyak 461 polygon dan 650 polygon. Berdasarkan klasifikasi penggunaan lahan yang dikemukakan oleh Sutanto pada level III, maka setidaknya terdapat 27 klas bentuk penggunaan lahan. Sementara Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan formula 4pq N = 2 (Anderson Lo, 1996) N Keterangan : N=Jumlah Sampel p= Ketelitian yang diharapkan q= Selisih antara 100 dan p E=Kesalahan yang diterima Pengambilan sampel yang akan digunakan untuk keperluan penelitian ini adalah proporsional sampling dan purposive sampling. Sementara Teknik pengumpulan datanya dengan cara dokumentasi, observasi dan interpretasi citra. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah confusion matrix calculation ( untuk menguji ketelitian hasil interpretasi) dan analisis SIG. PEMBAHASAN Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas dapat ditarik sejumlah kesimpulan sebagai berikut: 1. Uji Ketelitian Hasil Interpretasi Berdasarkan uji ketelitian dengan menggunakan Confusion Matrix Calculation diketahui bahwa tingkat ketelitian hasil interpretasi foto udara pankromatik hitam putih skala 1:8900 tahun 1996 adalah 85% dan untuk citra Quickbird berwarna skala 1:5400 tahun 2008 adalah sebesar 90,02%. Sesuai dengan pendapat Anderson dalam Lo (1996) bahwa suatu hasil interpretasi dapat digunakan keperluan analisis jika tingkat ketelitiannya mencapai minimal 85%, hal ini berarti sudah sesuai dengan pedoman. Ketelitian hasil interpretasi pada citra Quickbird lebih tinggi jika dibandingkan dengan foto udara tahun 1996, karena: (1) citra Quickbird lebih baru tahun perekamannya, sehingga lebih mendekati fakta di lapangan; (2) skala citra Quickbird, meskipun telah diperkecil tidak berkurang banyak, sehingga identifikasi objek lebih mudah dan jelas; (3) citra Quickbird kondisinya lebih baik dalam hal fisik maupun kenampakan penampilannya. Dalam penelitian uni uji ketelitian kategorik juga dilakukan untuk mengetahui tingkat ketelitian setiap kategori penggunaan lahan. Karena pada umumnya kesalahan interpretasi terjadi pada penggunaan lahan dalam satu kategori. Hasil uji ketelitian penggunaan lahan untuk foto udara adalah sebagai berikut; permukiman (97,36%), lahan pertanian (80%), lahan transportasi dan industri (100%), lahan rekreasi dan olahraga adalah 92,85, tempat untuk 62 Magistra No. 87 Th. XXVI Maret 2014

ibadah adalah 100% dan lahan lain-lain 90,90%. Sementara untuk citra Quickbird, permukiman sebesar 97,50%, lahan pertanian 85%, lahan transportasi dan industri (masing-masing 100%), rekreasi dan olahraga 95,33%, lahan untuk tempat ibadah 100%, dan lahan lain-lain 90, 87%. 2. Hasil Interpretasi Penggunaan Lahan Terjadi fenomena yang menarik pada lahan permukiman, pada tahun 1996 luas permukiman adalah 361,134 hektar dan tahun 2008 seluas 477,861 hektar, hal ini berarti telah terjadi perluasan lahan permukiman sebanyak 116, 727 hektar (32,32%). Penggunaan lahan untuk jasa, yakni dari 80,514 hektar pada tahun 1996 menjadi 91,760 hektar, mengalami penambahan luas 11,246 hektar (13,97%). Sementara perubahan penggunaan lahan yang bersifat menyempit meliputi, pertanian (sawah dan KC), dan lain-lain (lahan kosong dan lahan sedang dibangun). Lahan yang tidak mengalami perubahan adalah untuk olahraga dan rekreasi yakni Stadion Mandala Krida dan Kebun Binatang Gembira Loka, dan GOR Amongrogo. Rincian masing-masing penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Bentuk dan Luas penggunaan Lahan di Kecamatan Umbulharjo Tahun 1996 dan Tahun 2008 No Bentuk Penggunaan Lahan Luas (ha) Perubahan (ha) 1996 2008 1. Permukiman - - - a. Teratur 71,263 96,901 +25,638 b. Setengah Teratur 70,856 85,773 +14,917 c. Tidak Teratur 219,015 295,187 +76,172 2. Perdagangan - - - a. Pasar - 5,472 + 5,472 b. Pom bensin 0,778 1,415 +0,637 c. Pertokoan 16,176 23,616 +7,440 d. Pusat perbelanjaan 0,433 0,589 +0,156 3. Industri - - - a. Pabrik/perusahaan 14,801 16,769 +1,968 b. Gudang 5,67 7,972 +2,302 4. Transportasi - - - a. Jalan 37,56 40,364 +2,804 b. Stasiun/terminal 1,746 5,915 +4,169 Magistra No. 87 Th. XXVI Maret 2014 63

5. Jasa Kelembagaan - - - a. Perkantoran 27,456 33,217 +5,761 b. Kampus 19,437 23,453 +4,016 c. Sekolah 29,259 29,976 +0,717 d. Rumah sakit 3,082 4,332 + 1,249 Non kelembagaan(perhotelan) 1,530 3,288 +1,758 6. Rekreasi - - - a. Kebun binatang 8,149 8,149 - b. Lapangan Olah raga 1,599 2,102 + 0,503 c. Stadion 6,787 6,787 - d. Gedung Olah raga 1,851 1,851-7. Tempat Ibadah - - - a. Masjid 2,070 3,372 + 1,302 b. Gereja 0,169 0,509 + 0,340 c. Wihara - 0,07 + 0,07 8. Pertanian - - - a. Sawah 228,963 85,113-143,850 b. KC 18,218 9,580-8,638 9 Lain-lain - - - a. Kuburan 9,653 10,425-0,772 b. Lahan Kosong 15,441 7,232-8,209 c. Lahan Sedang dibangun - 2,580 - Jumlah 812,00 812,00 812,00 Sumber: Hasil Interpretasi Foto udara, citra Quicbird dan cek lapangan 64 Magistra No. 87 Th. XXVI Maret 2014

KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas dapat ditarik sejumlah kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan uji ketelitian berdasarkan Confusion Matrix Calculation diketahui bahwa tingkat ketelitian hasil interpretasi foto udara pankromatik hitam putih skala 1:8900 tahun 1996 dan citra Quickbird berwarna skala 1:5400 tahun 2008 untuk interpretasi penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Umbulharjo masing-masing adalah 85% dan 90,02%. Hal ini sesuai dengan pendapat pendapat Anderson dalam Lo (1996) bahwa suatu hasil interpretasi dapat digunakan keperluan analisis jika tingkat ketelitiannya mencapai minimal 85%. Penggunaan lahan di kecamatan Umbulharjo sangat dinamis perubahannya, hal ini di tandai dengan adanya penggunaan lahan yang semula berupa lahan sawah berubah menjadi lahan non sawah. DAFTAR PUSTAKA BPN, 2008. Kota Yogyakarta dalam Angka. Yogyakarta: Penerbit BPN Dep PU, 2009. Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan. Jakarta: Departemen PU Doni J. Widiantono dan Ishma Soepriadi, 2008. Menakar Kinerja Kota Kota Di Indonesia. Bulletin Penata Ruang Nomor 1-4. Eddy Prahasta, 2001. Sistem Informasi Geografis. Bandung: PT Informatika Bandung. Lillesand, Thomas M. and Ralph W. Kiefer, 1994. Remote Sensing and Image Interpretation. Second Edition. New York : John Wiley & Sons. Lo, CP, 1996. Penginderaan Jauh Terapan. Terjemahan Bambang Purbowaseso. Judul Asli: Applied Remote Sensing. Jakarta: UI Press. Mallingreau dan Rosalia, 1992. Land Use/ Land cover Cllassification in Indonesia. Indonesian Jurnal of Geography volume III Nomor 2 1996 halaman 23-29. Muhamad Irdian, 2009. Analisis Akurasi Citra Quickbird Untuk Keperluan Peta Dasar Pendaftaran Tanah. Tesis. Progam Pascasarjana ITB. Nasution, 2004. Metode Research. Cetakan ke-7. Jakarta: Bumi Aksara. Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh untuk Penggunaan Lahan. Diktat Kuliah Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada., 1994a. Penginderaan Jauh Jilid 1. Cetakan ke-3. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV. Jakarta: Rineka Cipta. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Magistra No. 87 Th. XXVI Maret 2014 65