I. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 2014 # 1

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Januari - Juni 2015 # 1

04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT

LOKASI DAN ALOKASI BLM PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS ALOKASI BLM (Rp. x Juta) SUMATERA BARAT

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

Lampiran I.13 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

1

Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

SURVEI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI PROPINSI SUMATERA BARAT] Kuliah Kerja Nyata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

ALOKASI PUPUK UREA UNTUK KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2015 Satuan: Ton

Dihasilkan : 23-Feb-2013

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

Dihasilkan : 23-Feb

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

PRODUKSI PADI PALAWIJA 2014 (ANGKA SEMENTARA 2014)

RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

Dihasilkan : 23-Feb-2013

Dicetak : 19-Sep-2013

Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI

I. KEBERADAAN OPT PADI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di kenal sebagai negara zamrud khatulistiwa. Negara ini mempunyai potensi sumber

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (ANGKA SEMENTARA 2013)

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT:

MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : LONG HUBUNG KAB/KOTA : MAHAKAM HULU, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2013

Keragaan Data Iklim, Organisme Pengganggu Tanaman dan Bencana Alam

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

A. PRODUKSI PADI PALAWIJA 2015 (ASEM 2015)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

LAYANAN KURIR DAN LEAD TIME CABANG PEKANBARU

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI SUMATERA BARAT

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM II)

SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung

PERKEMBANGAN PEMULIAAN SAYURAN TAHAN CEKAMAN BIOTIK. Balitsa

BALITSA & WUR the Netherlands,

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 T E N T A N G

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

KABUPATEN PESISIR SELATAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGELOMPOKAN KABUPATEN DAN KOTA DI SUMATERA BARAT BERDASARKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS GEROMBOL BERHIERARKI.

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : /D5/TP/V1/2017

BAB I PENDAHULUAN I - 1

TINGKAT PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) TANAMAN MANGGIS DI KELOMPOK TANI TUNAS HARAPAN KELURAHAN LIMAU MANIS, KECAMATAN PAUH, KOTA PADANG

VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

RENCANA KERJA DINAS PERTANIAN TAHUN 2015

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BONTANG SELATAN KAB/KOTA : BONTANG, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BALIKPAPAN UTARA KAB/KOTA : BALIKPAPAN, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT II 2014 KECAMATAN : KAMPAR KIRI HULU KAB/KOTA : KAMPAR, PROVINSI : RIAU

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT II 2014 KECAMATAN : RAMBAH HILIR KAB/KOTA : ROKAN HULU, PROVINSI : RIAU

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kita kenal dengan istilah Beras (Purnomo & Purnamawati, 2007).

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang berbeda dan lain-lain. Perbedaan dari latar belakang etnis yang berbeda

I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah )

*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : MUARA MUNTAI KAB/KOTA : KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : MELAK KAB/KOTA : KUTAI BARAT, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) baik hama maupun penyakit setiap tahun selalu muncul. Gangguan tersebut belum dapat dikendalikan secara optimal sehingga masih menimbulkan kerugian hasil. Salah satu yang berpengaruh terhadap pola musim/cuaca lokal yang sangat erat kaitannya dengan perkembangan OPT adalah perubahan dan fenomena iklim global. Perlu pengelolaan yang sedemikian rupa dalam upaya meminimalkan resiko berproduksi, antara lain dengan meramalkan serangan OPT dan kejadian bencana alam. Dalam sistem perlindungan tanaman, salah satu subsistemnya yaitu peramalan OPT dan bencana alam. Peramalan ini berdasarkan dari data dan fakta yang tersedia serta upaya pengendalian sebelumnya. Peramalan ini perlu dikomunikasikan kepada berbagai pihak dan instansi terkait, sehingga resiko akibat serangan OPT dapat diminimalkan. Untuk periode Juli - Desember 214 yang akan datang telah dilaksanakan peramalan OPT dan kejadian bencana alam (banjir dan kekeringan) pada tanaman pangan dan hortikultura di Sumatera Barat dengan cakupan seluruh Wilayah Pengamatan (identik dengan Wilayah Administratif Kecamatan). Diharapkan dengan adanya peramalan ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan langkah-langkah operasional menghadapi musim tanam berikutnya diberbagai level (kecamatan, kabupaten, dan propinsi). Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 1

II. PERAMALAN SERANGAN OPT PADI 2.1 Peramalan Luas Serangan OPT Utama Padi Berdasarkan analisis data serangan dan informasi pendukung lainnya, luas serangan OPT utama padi di Sumatera Barat dapat diramalkan dan hasil ramalan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Peramalan Luas Serangan OPT Utama Padi di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 Kabupaten / Kota Tikus Ramalan Luas Serangan OPT (Ha) Wereng Coklat Penggerek Batang Blas Tungro A g a m 285.3 21.35.85 14.5 1.37 Pasaman 8.22 18.58 2.7 5.62 7.53 Pasaman Barat 11.95 14.85 1.18 4.46 8.1 Lima Puluh Kota 125.45..36 4.8 1.1 Pd. Pariaman 31.63.6.36.13.33 Pesisir Selatan 44.21.12 53.14 17.75 8.92 Sijunjung 11.39 6.15.12 45.56.66 Dharmasraya 28.1.24 1.43 46.27.33 Tanah Datar 65.51.6 1.72 2.76 2.69 Solok 24.7 3.23 2.75 21.93 16.42 Solok Selatan.55..36.26.33 Ko. Padang 6.9.18 4.9.39 4.24 Ko. Bukittinggi 14.88..12.13. Ko. Payakumbuh 17.23...15. Ko. Pariaman 3.17..12. 1.17 Ko. Sawahlunto.82..12 2.6.22 Ko. Pd. Panjang 11.57...13. Ko. Solok.11. 2.25 9.63.11 Sumatera Barat 69.7 64.82 72.48 176.35 53.52 Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 2

Tikus (Rattus argentiventer) sebagai hama yang diramalkan menimbulkan resiko terbesar pada tanaman padi periode Juli sampai Desember 214. Serangan tikus diramalkan akan menyerang pada seluruh wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Serangan tikus diramalkan mencapai 69.7 ha, dengan kriteria ringan sampai berat. Serangan dengan kriteria berat terkonsentrasi di Kabupaten Agam, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Dharmasraya dan Tanah Datar. Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.) diramalkan akan menyerang pada 23 wilayah pengamatan di Sumatera Barat seluas 64.82 ha dengan kriteria ringan sampai berat. Serangan dengan kriteria berat terkonsentrasi di Kabupaten Agam, Pasaman dan Pasaman Barat. Pada wilayah pengamatan yang terserang hama wereng coklat tersebut berpeluang besar untuk terserang penyakit virus kerdil rumput yang disebabkan oleh Rice grassy stunt virus/rgsv dan penyakit virus kerdil hampa yang disebabkan oleh Rice ragged stunt virus/rrsv. Serangan penggerek batang yang disebabkan oleh Scirpophaga sp. WLK. diramalkan terjadi pada sebagian wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Luas serangan penggerek batang diramalkan seluas 72.48 ha dengan kriteria ringan sampai berat. Serangan dengan kriteria berat terkonsentrasi hanya di Kabupaten Pesisir Selatan. Penyakit blas (Pyricularia grisea) yang menyerang tanaman padi diramalkan terjadi hampir seluruh wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Serangan penyakit blas diramalkan mencapai 176.35 ha dengan kriteria ringan sampai berat. Serangan penyakit ini dengan kriteria berat terkonsentrasi di Kabupaten Agam, Pasaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Sijunjung, Dharmasraya, Tanah Datar, Solok, Solok Selatan dan Kota Sawahlunto. Peramalan serangan penyakit tungro yang disebabkan oleh Rice tungro bacillium virus/rtbv dan Rice tungro spherical virus/rtsv terjadi pada sebagian besar wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Luas serangan penyakit tungro diramalkan seluas 53.52 ha dengan kriteria ringan sampai berat. Serangan dengan kriteria berat hanya terkonsentrasi di Kabupaten Solok. Lebih jelasnya, peramalan luas serangan OPT utama padi di Sumatera Barat periode Januari sampai Juni 214 dapat dilihat pada Lampiran 1. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 3

2.2 Peramalan Kehilangan Hasil Akibat Serangan OPT Pada Tanaman Padi Peramalan kehilangan hasil akibat serangan OPT pada tanaman padi berdasarkan hasil analisis peramalan serangan OPT utama padi di Sumatera Barat periode Juli - Desember 214. Peramalan kehilangan hasil pada tanaman padi akibat terjadinya serangan OPT seperti tikus, wereng coklat, penggerek batang padi, blas dan tungro. Kehilangan hasil akibat serangan tikus diramalkan mencapai 1.654.42 ton yang setara dengan Rp. 7.444.89.,-. Kehilangan hasil akibat serangan wereng coklat diramalkan sebesar 213.82 ton yang setara dengan Rp. 962.19.,-. Hama penggerek batang diramalkan akan menyebabkan kehilangan hasil sebesar 194. ton yang setara dengan Rp. 873..,-. Ramalan kehilangan hasil akibat penyakit blast mencapai 561.47 ton yang setara dengan Rp. 2.526.615.,-. Penyakit tungro yang diramalkan akan menyebabkan kehilangan hasil sebesar 96.86 ton setara dengan Rp. 435.87.,-. Total kehilangan hasil akibat serangan komplek OPT utama padi mencapai 2.72.57 ton yang setara dengan Rp. 12.242.565.,-. Tabel 2. Peramalan Kehilangan Hasil Akibat Serangan OPT Pada Tanaman Padi di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 No. OPT Kriteria Luas Serangan (Ha) Kehilangan Hasil (Ton) Kehilangan Hasil (Rp) 1. Tikus Ringan Berat Jumlah 15.14 125.96 459.6 77.45 195.21 1.381.76 1.654.42 348.525.,- 878.445.,- 6.217.92.,- 7.444.89.,- 2. Wereng Coklat Ringan Berat Jumlah 1.94 2.62 42.26 2.98 53.44 157.4 213.82 13.41.,- 24.48.,- 78.3.,- 962.19.,- 3. Penggerek Batang Ringan Berat Jumlah 13.29 8.39 5.8 6.54 14.73 172.73 194. 29.43.,- 66.285.,- 777.285.,- 873..,- 4. Blast Ringan Berat 13.19 6. 157.16 7.7 12.4 49.52 31.815.,- 55.8.,- 2.27.34.,- Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 4

No. OPT Kriteria Jumlah Luas Serangan (Ha) Kehilangan Hasil (Ton) 561.47 Kehilangan Hasil (Rp) 2.526.615.,- 5. Tungro Ringan Berat 22.38 2.72 1.42 2.64 49.32 26.9 92.88.,- 221.94.,- 121.5.,- Jumlah 96.86 435.87.,- Total 2.72.57 12.242.565.,- Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 5

III. PERAMALAN SERANGAN OPT PALAWIJA 3.1. Peramalan Luas Serangan OPT Utama Palawija Berdasarkan hasil analisa data serangan dan informasi Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sumatera Barat dapat diramalkan serangan OPT Utama tanaman Kacang Tanah, Jagung dan Kedelai di Sumatera Barat sebagai berikut : Tabel 3. Peramalan Luas Serangan OPT Utama Kacang Tanah Di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 Kabupaten/Kota Penggulung Daun Ramalan Luas Serangan (Ha) Ulat Tikus Grayak Penggerek Polong Agam 2.75.75.75 Pasaman 1.2 1.25.5 Pasaman Barat.75.65 1.25 Lima Puluh Kota.25.8 Pesisir Selatan.8.15 1.5 1.25 Sijunjung.2.5.75 Tanah Datar 1.65.5.75 1.15 Solok Selatan,25.5,25 Kota Payakumbuh,25.25.2.15 Kota Pariaman.5.1 Sumatera Barat 8.6 2.8 5.5 5.65 Hama penggulung daun diramalkan sebagai hama yang menimbulkan resiko pada tanaman kacang tanah periode Juli sampai dengan Desember 214. Diramalkan hama penggulung daun akan menyerang sebagian wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Serangan hama penggulung daun diramalkan mencapai 8.6 Ha, dengan kriteria ringan sampai sedang. Serangan dengan kriteria sedang terkonsentrasi pada Kabupaten Agam, Pasaman, Lima Puluh Kota dan Tanah Datar. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 6

Tikus diramalkan akan menyerang tanaman kacang tanah menimbulkan kerusakan selama periode Juli sampai dengan Desember 214. Serangan tikus diramalkan mencapai 2.8 Ha, dengan kriteria serangan ringan hingga sedang. Diramalkan tikus menyerang sebagian wilayah pengamatan di Sumatera Barat, serangan tikus terkonsentrasi pada Kabupaten Pasaman Barat, Pasaman, Pesisir Selatan dan Tanah Datar. Ulat grayak diramalkan sebagai hama yang dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman kacang tanah periode Juli hingga Desember 214. Diramalkan hama ulat grayak menyerang beberapa daerah di Sumatera Barat. Serangan hama ulat grayak diramalkan mencapai 5.5 Ha dengan kriteria ringan hingga sedang. Serangan dengan kriteria ringan terjadi pada Kabupaten Agam, Pasaman, Pasaman Barat, Sijunjung, dan Solok Selatan serta Kota Payakumbuh. Hama penggerek polong kacang tanah diramalkan juga akan menyerang sebagian besar wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Luas serangan hama penggerek polong diramalkan mencapai 5.65 Ha terjadi pada Kabupaten Agam, Pasaman Barat, Sijunjung, Pesisir Selatan dan Kabupaten Tanah Datar. Secara rinci peramalan serangan OPT utama tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 4. Peramalan Luas Serangan OPT Utama Jagung Di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 Kabupaten/Kota B u l a i Ramalan Luas Serangan (Ha) Penggerek Batang Ulat Grayak Tikus Penggerek Tongkol Agam 1.25.2.15 2.35 Pasaman.28 Pasaman Barat 1.25 1.25 2.5 Lima Puluh Kota 1.75.75.26 2.56 Padang Pariaman.5.15 Pesisir Selatan 1.75 25.75.25 1.75 Sijunjung,25 2.15.25.15 Tanah Datar.25.5.25 Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 7

Kabupaten/Kota Ramalan Luas Serangan (Ha) Penggerek Ulat Penggerek B u l a i Tikus Batang Grayak Tongkol.1 1.15 Sumatera Barat 7.1 31.25.4 1.29 9.71 Serangan penyakit Bulai diramalkan akan menyerang tanaman jagung pada wilayah pengamatan dan penyebar pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, dengan kriteria serangan dari ringan hingga sedang. Penyakit Bulai diramalkan sebagai penyakit yang menimbulkan resiko terbesar pada tanaman jagung periode Juli sampai dengan Desember 214. Luas serangan penyakit Bulai diramalkan mencapai 7.1 Ha, kriteria serangan sedang diramalkan pada Kabupaten Agam, Pasaman Barat, Pasaman, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Sijunjung dan Solok. Hama wereng batang jagung diramalkan menyerang tanaman jagung terjadi pada wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Luas serangan wereng batang jagung diramalkan 31.25 Ha dengan kriteria ringan. Penyebaran serangan wereng batang jagung pada tanaman jagung diramalkan pada wilayah pengamatan Pancung Soal dan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan, Pasaman Barat, Padang Pariaman, Lima Puluh Kota dan Tanah Datar. Hama penggerek batang diramalkan menyerang tanaman jagung terjadi pada wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Luas serangan penggerek batang diramalkan,4 Ha dengan kriteria ringan. Penyebaran serangan penggerek batang pada tanaman jagung diramalkan pada wilayah pengamatan Pancung Soal dan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 8

Ulat grayak diramalkan menyerang tanaman jagung pada wilayah pengamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung dengan kriteria serangan ringan. Luas serangan ulat grayak diramalkan 1.29 Ha. Tikus diramalkan juga merupakan hama yang menimbulkan kerusakan yang besar pada tanaman jagung periode Juli hingga Desember 214. Hama tikus diramalkan menyerang beberapa wilayah pengamatan di Sumatera Barat dengan kriteria ringan sampai sedang. Luas serangan tikus diramalkan periode Juli hingga Desember 214 adalah 9.71 Ha yang terkonsentrasi pada Kabupaten Agam, Pasaman Barat, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Sijunjung, Tanah Datar dan Solok. Penggerek tongkol pada tanaman jagung diramalkan terjadi pada beberapa wilayah pengamatan dengan kriteria serangan ringan. Luas serangan penggerek tongkol diramalkan 1.4 Ha yang terkonsentrasi pada Kabupaten Pasaman Barat, Lima Puluh Kota dan Padang Pariaman. Secara rinci peramalan serangan OPT utama tanaman jagung dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 5. Peramalan Luas Serangan OPT Utama Tanaman Kedelai Di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 Kabupaten/Kota Ramalan Luas Serangan (Ha) Penggulung Penggerek Ulat Grayak Daun Polong Tikus Agam 1.27 1.53.7 Pasaman.17.99.26 Pasaman Barat 1.33 1.41.9 1.76 Pesisir Selatan.29 1.15 1.36.75 Sijunjung.17.18.52 1.3 Dharmasraya.21.53 Sumatera Barat 1.41 2.85 1,88 1,44 Ramalan luas serangan ulat grayak tanaman kedelai di Sumatera Barat adalah 2,85 Ha yang terdapat pada wilayah pengamatan Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan dan Sijunjung dengan kriteria serangan ringan. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 9

Penggulung daun diramalkan sebagai hama yang menimbulkan resiko besar pada tanaman kedelai periode Juli sampai dengan Desember 214. Diramalkan hama penggulung daun menyerang pada beberapa wilayah pengamatan seperti Kabupaten Agam, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Sijunjung dan Dharmasraya dengan kriteria serangan ringan hingga sedang. Luas serangan hama penggulung daun pada tanaman kedelai diramalkan 1.41 Ha, sedangkan kriteria serangan sedang terkonsentrasi pada Kabupaten Pasaman Barat. Serangan hama tikus diramalkan terjadi pada tanaman kedelai beberapa wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Penyebaran serangan hama tikus diramalkan terjadi Kabupaten Agam, Pasaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Sijunjung dan Dharmasraya dengan kriteria serangan ringan. Serangan hama tikus periode Juli sampai dengan Desember 214 pada tanaman kedelai diramalkan seluas 1.44 Ha. Penggerek polong pada tanaman kedelai periode Juli sampai dengan Desember 214 diramalkan terjadi pada wilayah pengamatan di Sumatera Barat. Penggerek polong pada kedelai diramalkan terkonsentrasi pada Kabupaten Agam, Pasaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Sijunjung dan Dharmasraya dengan kriteria serangan ringan. Penggerek polong pada kedelai diramalkan luas serangan 1.88 Ha. Secara jelas serangan OPT utama pada tanaman kedelai dapat dilihat pada Lampiran 4. 3.2. Peramalan Kehilangan Hasil dan Kerugian Pada Tanaman Palawija Dari peramalan serangan OPT utama tanaman kacang tanah periode Juli sampai dengan Desember 214 akan dapat diramalkan kehilangan hasil oleh Ulat Grayak, Penggulung Daun, Penggerek Polong dan Tikus. Diramalkan terjadi kehilangan hasil oleh serangan Ulat Grayak sebesar 4.4 ton yang setara dengan Rp. 79.2.,- Kehilangan akibat serangan hama Penggulung Daun diramalkan sebesar 6.88 ton yang setara dengan Rp. 123.84.,- Hama Tikus diramalkan menyebabkan kehilangan 2.24 ton setara dengan Rp. 4.32.,- Hama Penggerek Polong diramalkan penyebab kehilangan hasil sebesar 4.52 ton yang setara dengan Rp. 81.36.,- Total kehilangan hasil oleh OPT kompleks tersebut di atas adalah 14,432 ton yang setara dengan Rp. 259.776.,- Lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 1

Tabel 6. Peramalan Luas Serangan Dan Kehilangan Hasil Akibat Serangan OPT Utama Kacang Tanah Di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 No OPT Kriteria 1 Ulat Grayak Ringan 2 Penggulung Daun Ringan sedang 3 Penggerek Polong Ringan 4 T i k u s Ringan Total Ringan Luas Serangan (Ha) 3.75 1.75 5.1 3.5 3.75 2.9 1.5 1.3 14.1 9.45 Kehilangan Hasil Ton Rp. 3 54..2 1.4 25.2. 4.8 73.44. 2.8 5.4. 3 54.. 2.32 41.76. 1.2 21.6. 1.4 18.72. 11.28 23.4. 7.56 136.8. Peramalan serangan OPT utama tanaman jagung periode Juli sampai dengan Desember 214 dapat diramalkan kehilangan hasil akibat serangan penyakit Bulai sebesar 68.16 ton setara dengan Rp. 224.928.,- kehilangan hasil akibat serangan wereng batang jagung dapat diramalkan 3 ton setara dengan Rp. 99..,- kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang dapat diramalkan 3.84 ton setara dengan Rp. 12.672.,- kemudian akibat serangan Ulat Grayak dapat diramalkan kehilangan sebesar 12.384 ton setara dengan Rp. 4.867.2,- Hama Tikus akibat serangan menyebabkan kehilangan hasil 93,12 ton setara dengan Rp. 37.296.,- Disamping itu dapat diramalkan akibat serangan Penggerek Tongkol tanaman jagung sebesar 13.44 ton setara dengan Rp. 44.352.,- Jadi total kehilangan akibat serangan OPT utama tanaman jagung yang kompleks adalah 19,944 ton setara dengan Rp. 63.115.2,- Dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Peramalan Luas Serangan Dan Kehilangan Hasil Akibat Serangan OPT Utama Jagung Di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 No OPT Kriteria 1 Wereng Jagung Ringan Luas Serangan (Ha) 25.15 6.1 Kehilangan Hasil Ton Rp. 241.44 796.752. 58.56 193.248. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 11

2 Bulai Ringan 5.1 2. 48.96 19.2 158.716.8 63.36. 3 Penggerek Batang Ringan.4 3.84 12.672. 4 Ulat Grayak Ringan.8.49 7.68 4.74 25.344. 15.523.2 5 Tikus Ringan 9.71 93.216 37.612.8 6 Penggerek Tongkol Ringan 1.4 13.44 44.352. Akibat serangan OPT utama tanaman kedelai pada periode Juli sampai dengan Desember 214 dapat diramalkan sebagai berikut: Ulat Grayak sebesar 1.71 ton setara dengan Rp. 13.68.,- kemudian kehilangan hasil yang diakibatkan oleh hama Penggulung Daun sebesar.846 ton setara dengan Rp. 6.76.,- Akibat serangan hama tikus dapat diramalkan kehilangan hasil sebesar.864 ton setara dengan Rp. 6.912.,- dan serangan akibat hama Penggerek Polong dapat diramalkan kehilangan hasil adalah 1.128 ton setara dengan Rp. 9.24.,- Total kehilangan hasil akibat serangan OPT utama tanaman Kedelai adalah 4,548 ton setara dengan Rp. 36.384.,- Lebih rinci pada tabel 8. Tabel 8. Peramalan Luas Serangan Dan Kehilangan Hasil Akibat Serangan OPT Utama Kedelai Di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 No OPT Kriteria 1 Ulat Grayak Ringan 2 Penggulung Daun Ringan 3 Tikus Ringan 4 Penggerek Polong Ringan Total Ringan Luas Serangan (Ha) 1.51 1.34 1.5.36 1.8.36 1.5.83 4.69 2.89 Kehilangan Hasil Ton Rp 2.11 16.88..84 6.432..63 5.4..216 1.728..648 5.184..216 1.728..63 5.4..498 3.984. 2.814 22.512. 1.734 13.872. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 12

IV. PERAMALAN SERANGAN OPT SAYURAN 4.1. Tanaman Cabe Serangan OPT utama diramalkan akan terjadi pada wilayah sentra produksi tanaman cabe di Sumatera Barat yakni serangan penyakit virus kuning, kerapak / antraknosa (Colletotrichum capsici), lalat buah (Bactrocera spp), tungau (Polyphagotarsonemus latus) dan trips (Thrips parvispinus). a. Penyakit virus kuning dan kerapak diramalkan sebagai OPT yang menimbulkan resiko kehilangan hasil terbesar pada tanaman cabe periode Juli - Desember 214. Penyakit virus kuning diramalkan akan menyerang pada 6 wilayah dari 65 wilayah penghasil cabe di Sumatera Barat dengan kriteria umum ringan sampai berat. b. kan penyakit kerapak masih akan menyerang pada 49 wilayah pengamatan penghasil cabe dengan kriteria ringan sampai sedang. c. Lalat buah diramalkan akan menyerang pada 26 wilayah pengamatan penghasil cabe dengan kriteria serangan ringan. d. Tungau diramalkan akan menyerang pada 7 wilayah pengamatan dengan kriteria serangan ringan. e. Trips diramalkan akan menyerang pada 2 wilayah pengamatan juga dengan kriteria ringan. Lebih rinci ada pada Lampiran 5. 4.2. Tanaman Bawang Merah Serangan penyakit mati pucuk (Phytophtora porri) diramalkan akan terjadi di Kabupaten Solok, busuk daun (Peronospora destructor) diramalkan akan terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok. Serangan ulat daun (Spodoptera exigua) diramalkan akan terjadi di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Serangan bercak ungu (Alternaria porii) diramalkan akan terjadi di Kabupaten Solok sedangkan layu Fusarium (Fusarium oxysporum) diramalkan akan terjadi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Pesisir Selatan. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 13

a. Penyakit mati pucuk diramalkan akan menyerang 4 wilayah pengamatan dengan kriteria ringan sampai sedang di Kabupaten Solok. b. Penyakit busuk daun diramalkan akan menyerang 4 wilayah pengamatan dengan kriteria ringan yaitu di Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok. c. Ulat daun bawang diramalkan akan menyerang 6 wilayah pengamatan dengan kriteria ringan yaitu 2 wilayah pengamatan di Kabupaten Tanah Datar dan 4 wilayah pengamatan di Kabupaten Solok. d. Penyakit bercak ungu diramalkan akan menyerang pertanaman bawang merah 3 wilayah pengamatan di Kabupaten Solok dengan kriteria ringan sampai sedang. e. Penyakit layu Fusarium diramalkan akan menyerang 3 wilayah pengamatan di Kabupaten Agam dengan kriteria ringan sampai sedang dan 2 wilayah pengamatan di Kabupaten Pesisir Selatan dengan kriteria sedang. Secara rinci tertera pada Lampiran 6. 4.3. Tanaman Kentang Pada sentra produksi tanaman kentang di Kabupaten Agam dan Solok diramalkan akan terjadi serangan penyakit busuk daun (Phytophthora infestans), penyakit layu bakteri dan pengorok daun (Liriomyza chinensis). a. Penyakit busuk daun diramalkan akan menyerang tanaman kentang pada 5 wilayah pengamatan penghasil kentang dengan kriteria ringan sampai sedang. b. Penyakit layu bakteri diramalkan akan menyerang pertanaman kentang di Kabupaten Solok yaitu di Lembang Jaya dan Lembah Gumanti dengan kriteria serangan sedang. Di Kabupaten Agam diramalkan akan menyerang di Sungai Puar dengan kriteria ringan. c. Pengorok daun diramalkan akan menyerang pertanaman kentang di Kabupaten Agam yaitu di Sungai Puar dengan kriteria serangan ringan. Secara rinci tertera pada Lampiran 7. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 14

4.4. Tanaman Tomat Pada daerah produksi tanaman tomat di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Solok, dan Kota Padang Panjang diramalkan akan terjadi serangan penyakit virus kuning, busuk daun (Phytophthora infestans) dan ulat buah. a. Serangan penyakit virus kuning diramalkan akan menyerang dengan kriteria ringan di wilayah pengamatan Banuhampu dan Candung di Kabupaten Agam, X Koto Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang. b. Penyakit busuk daun diramalkan akan menyerang pertanaman tomat dengan kriteria ringan pada 2 wilayah pengamatan yaitu Banuhampu dan Candung Kabupaten Agam. Di X Koto Kabupaten Tanah Datar, Lembang Jaya, dan Lembah Gumanti Kabupaten Solok diperkirakan terserang dengan kriteria sedang. kan di Danau Kembar Kabupaten Solok diperkirakan terserang berat. c. Penyakit ulat buah diramalkan akan menyerang pertanaman tomat dengan kriteria ringan pada wilayah pengamatan Candung Kabupaten Agam dan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. Lebih rinci ada pada Lampiran 8. 4.5. Tanaman Kubis Pada sentra produksi tanaman kubis di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Solok, dan Kota Padang Panjang diramalkan akan terjadi serangan ulat daun (Plutella xylostella), ulat krop (Crocidolomia binotalis), busuk hitam dan cendawan akar gada (Plasmodiophora brassicae). a. Ulat crop diramalkan akan menyerang tanaman kubis di seluruh wilayah penghasil kubis dengan kriteria serangan ringan di Kabupaten Agam sedangkan ulat daun diramalkan akan menyerang hampir seluruh wilayah penghasil kubis kecuali Baso. b. Penyakit busuk hitam akan menyerang pertanaman kubis di Kec. Candung dan Sungai Puar Kabupaten Agam, X Koto Kabupaten Tanah Datar dan Lembah Gumanti Kabupaten Solok dengan kriteria ringan. kan di Danau Kembar Kabupaten Solok serangan kriteria sedang. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 15

c. Penyakit akar gada akan menyerang pertanaman kubis di Kec. Banuhampu dan Sungai Puar Kabupaten Agam, X Koto Kabupaten Tanah Datar dengan kriteria ringan. kan di Lembang Jaya, Danau Kembar dan Lembah Gumanti Kabupaten Solok serangan kriteria sedang. Lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran 9. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 16

V. PERAMALAN KEJADIAN BENCANA ALAM 5.1. Banjir Kejadian bencana alam seperti banjir untuk komoditi pangan diramalkan terjadi pada daerah - daerah dataran rendah sampai tinggi. Daerah dataran rendah ( - 25 m dpl) berpeluang terjadi banjir antara lain di Kabupaten Agam : Tanjung Mutiara, Lubuk Basung (Nopember, Desember), Kabupaten Pasaman Barat : Kinali, Luhak Nan Duo, Sasak Ranah Pasisie, Ranah Batahan, Sungai Beremas, Pasaman, Talamau, Gunung Tuleh (Oktober, Nopember), Kabupaten Padang Pariaman : Batang Anai, Lubuk Alung, Sungai Limau Batang Gasan, VII Koto Padang Sago (Nopember, Desember), Kabupaten Pesisir Selatan : Koto XI Tarusan, Bayang Utara, IV Jurai, Batang Kapas, Sutera, Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Pancung Soal, Basa IV Balai dan Lunang Silaut (Oktober, Nopember, Desember), Kabupaten Sijunjung : IV Nagari, Lubuk Tarok, Tanjung Gadang (Oktober, Nopember, Desember), Kabupaten Dharmasraya : Sitiung, Koto Baru, Pulau Punjung (Oktober, Nopember, Desember), Kota Pariaman : Pariaman Utara (Oktober, Nopember, Desember). Banjir juga berpeluang terjadi pada daerah sedang (> 25-65 m dpl) yaitu di Kabupaten Agam : Palembayan (Nopember, Desember), Kabupaten Pasaman : Rao dan Bonjol (Nopember, Desember), Kabupaten Limapuluh Kota : Akabiluru, Harau, Luak, Lareh Sago Halaban, Suliki, Payakumbuh (Oktober, Nopemberr), Kabupaten Solok : X koto Singkarak, IX Koto Sungai Lasi, Bukit Sundi, Kubung, Junjung Sirih (Oktober, Nopember, Desember), Kota Solok : Lubuk Sikarah (Oktober, Nopember, Desember), Kota Sawahlunto : Talawi (Oktober, Nopember, Desember), Kota Payakumbuh : Payakumbuh Utara, Payakumbuh Barat (Oktober, Nopember). Adapun peluang banjir pada daerah dataran tinggi (> 65 m dpl) yaitu di Kabupaten Agam : Baso (Nopember dan Desember), Kabupaten Solok : Pantai Cermin (Oktober, Nopember, Desember). 5.2. Kekeringan Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 17

Peramalan kejadian bencana alam seperti kekeringan untuk komoditi pangan diramalkan terjadi juga pada daerah dataran rendah s/d tinggi. Untuk daerah dataran rendah ( - 25 m dpl) di Kabupaten Pesisir Selatan : Koto XI Tarusan, IV Jurai, Sutera, Batang Kapas (Juli, Agustus), Kabupaten Sijunjung : IV Nagari, Sijunjung, Sumpur Kudus, Lubuk Tarok dan Koto VII (Juli, Agustus), Kabupaten Dharmasraya : Pulau Punjung, Koto Baru (Juli, Agustus). Untuk daerah dataran sedang (> 25-65 m dpl) antara lain di Kabupaten Pasaman : Rao, Panti, Bonjol, Lubuk Sikaping (Juli, Agustus), Kabupaten Limapuluh Kota : Bukit Barisan, Luak, Lareh Sago Halaban, Suliki, Mungka, Akabiluru, Kapur Sembilan, Payakumbuh (Juli, Agustus), Kabupaten Tanah Datar : Pariangan, Rambatan, Lima Kaum, Padang Ganting, Tanjung Ameh (Juli, Agustus), Kabupaten Solok : Bukit Sundi, Kubung, X Koto Singkarak, Bukit Sundi (Juli, Agustus), Kota Solok : Lubuk Sikarah (Juli, Agustus), Kota Sawahlunto : Talawi (Juli, Agustus). Adapun peluang kekeringan yang terjadi pada daerah dataran tinggi (> 65 m dpl) yaitu di Kabupaten Agam : Baso, IV Angkat, Matur (Juli, Agustus), Kabupaten Tanah Datar : Lintau Buo, Lintau Buo Utara (Juli, Agustus), Kabupaten Solok : X Koto Diateh (Juli, Agustus). Peramalan ini dibuat berdasarkan peluang curah hujan yang akan terjadi dan kejadian runtun waktu di wilayah pengamatan bersangkutan. Bencana alam banjir dan kekeringan pada tanaman pangan ini diramalkan terjadi pada 53 wilayah pengamatan di 12 kabupaten/kota (banjir) dan 41 wilayah pengamatan di 1 kabupaten/kota (kekeringan). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran 1. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 18

VI. PENGENDALIAN OPT Langkah pengendalian serangan OPT tetap berpedoman pada kebijakan pemerintah dalam perlindungan tanaman dengan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT merupakan suatu teknologi pengendalian hama yang memanfaatkan berbagai cabang ilmu dalam satu kesatuan yang serasi yang saling memperkuat satu sama lain. Prinsip utama pada konsep PHT adalah budidaya tanaman sehat, pelestarian dan pendayagunaan musuh alami, pengamatan berkala dan petani yang mampu mengambil keputusan sendiri dalam tindakan pengendalian (ahli PHT). Oleh karena itu usaha pengendalian OPT seharusnya dilakukan tidak terlepas dari kaitannya dan keterpaduannya dengan usaha-usaha produksi tanaman lainnya seperti penentuan varietas, penggunaan bibit unggul, pemupukan, pengairan, pemasaran dan teknis budidaya tanaman lainnya. Teknologi yang digunakan dalam pengendalian OPT mengacu pada pemanfaatan sumber daya alam sebagai sarana pengendalian untuk peningkatan ketahanan serta keseimbangan agroekosistem, yang salah satunya dengan pemanfaatan agens hayati dan ramuan nabati. Disamping itu penambahan bahan organik kedalam tanah dapat juga meningkatkan ketahanan dan kesuburan dari tanaman itu sendiri. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 19

VII. ANTISIPASI BENCANA ALAM Untuk mengurangi / meminimalkan dampak bencana alam seperti kejadian banjir dan kekeringan serta bencana alam lainnya terhadap tanaman pangan, maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi antara lain: 7.1. Daerah Banjir a. Pengaturan waktu tanam dengan metoda pembuatan pola tanam yang lokal spesifik yang dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga pada waktu diramalkan terjadi banjir tanaman sudah panen atau berada pada kondisi relatif tahan terhadap kelebihan air. b. Pemilihan varietas yang relatif tahan terhadap kelebihan air. c. Penyediaan dan perawatan embung/sumur-sumur atau dibuat pengairan sebagai penampung air pada saat curah hujan tinggi sehingga dapat menjadi cadangan air. d. Melakukan pemeliharaan dan perbaikan sarana pengairan seperti sanitasi saluran air/tanggul sehingga dampak negatifnya tidak menimbulkan kerugian. e. Membimbing petani untuk tidak memaksakan diri menanam tanaman yang tidak tahan terhadap cekaman kelebihan air dilahan yang rawan banjir/ petani mau melakukan pola dan strategi tanam yang sesuai dengan kondisi air berlebih. f. Meningkatkan pengamatan dan kewaspadaan terhadap OPT yang meningkat serangannya pada musim hujan. g. Mengirimkan laporan baik secara telepon (laporan sementara) dan laporan tertulis secara teratur, cepat dan akurat tentang perkembangan bencana alam yang merusak tanaman pangan. 7.2. Daerah Kekeringan a. Terhadap daerah yang terlanjur tanam diupayakan kemudahan mendapatkan sarana penanggulangan kekeringan antara lain dengan pompanisasi (bila sumber air tersedia) dipinggir areal pertanaman. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 2

b. Pengaturan waktu tanam dengan metoda pembuatan pola tanam yang bersifat lokal spesifik yang dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga pada waktu diramalkan terjadi kekeringan tanaman sudah panen atau berada pada kondisi relatif tahan terhadap cekaman kekurangan air. c. Pemilihan varietas yang relatif tahan terhadap cekaman kekurangan air. d. Penyediaan dan perawatan embung/sumur-sumur atau dibuat pengairan yang hemat seperti pengaturan pengairan yang ada. e. Penggantian tanaman padi dengan tanaman yang tidak banyak membutuhkan air seperti jagung, kacang hijau dll. f. Membimbing petani untuk tidak memaksakan diri menanam tanaman yang tidak tahan terhadap cekaman kekurangan air di lahan yang rawan kekeringan/petani mau melakukan pola dan strategi tanam yang sesuai dengan kondisi kering. g. Meningkatkan pengamatan dan kewaspadaan terhadap OPT yang meningkat serangannya pada musim kering. Seperti kutu-kutuan dan thrips pada tanaman palawija dan lain-lain. h. Diperlukan terobosan baru tentang analisis peramalan iklim tingkat kabupaten/kota yang bersifat lokal spesifik yang dapat dilakukan berbentuk Sekolah Lapang Iklim, dan khusus untuk daerah-daerah rawan kekeringan termasuk daerah yang telah mengikuti SLI, perlu kiranya diadakan Demonstrasi Plot Antisipasi Kekeringan yang direncanakan dan dilaksanakan di wilayah pengamatan dalam propinsi Sumatera Barat yang dapat di danai dari APBN maupun APBD baik tingkat propinsi maupun kabupaten/kota, yang berarti petani sebagai bagian pengguna ikut memutuskan penetapan pemilihan varietas/jenis komoditi dan saat tanam dari tanaman yang dibudidayakan petani bersamaan dengan pembuat kebijakan sehingga kerugian yang terjadi dari kejadian bencana alam dapat dikurangi, dihindari dan atau diminimalkan. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 21

VIII. PENUTUP Kegiatan yang diarahkan untuk mendeteksi dan memprediksi serangan OPT utama yaitu peramalan serangan OPT utama tanaman pangan dan hortikultura pada ruang dan waktu tertentu. Peramalan bencana alam untuk memprediksi bulan kejadian bencana alam (banjir dan kekeringan). Dengan adanya peramalan ini diharapkan bisa diantisipasi dengan gerakan pengendalian OPT dan penyesuaian jenis tanaman dan waktu tanam agar resiko kehilangan hasil akibat serangan OPT dan bencana alam dapat ditekan serendah mungkin. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 214 # 22