5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH

DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI

KATA PENGANTAR. keterampilan para petani dan petugas melalui sekolah lapangan serta pelatihan pemandu (PL I, PL II, PL III).

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan April 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2012 KATA PENGANTAR

NOTA DINAS banjir OPT banjir kekeringan OPT banjir kekeringan OPT

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

I. KEBERADAAN OPT PADI

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 KATA PENGANTAR

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

Katalog BPS

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling. atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 (dalam rupiah)

1

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : LONG HUBUNG KAB/KOTA : MAHAKAM HULU, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (dalam rupiah)

KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN

Dihasilkan : 23-Feb-2013

Dicetak : 19-Sep-2013

VIII. MEKANISME/PROSEDUR, PELAPORAN, PENGAWASAN PESTISIDA

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017

Dihasilkan : 23-Feb-2013

Dihasilkan : 23-Feb

MODAL DASAR PD.BPR/PD.PK HASIL KONSOLIDISASI ATAU MERGER

EVALUASI PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) PROVINSI JAWA BARAT

Kontribusi Parameter Iklim Untuk Peringatan Dini Serangan Wereng Batang Coklat (WBC)

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Januari - Juni 2015 # 1

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG

Tabel 24.1 Status Kualitas Air Sungai di Provinsi Jawa barat Tahun Frekuensi Sampling. 1 Sungai Ciliwung 6 5 memenuhi-cemar ringan

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) SEREALIA

Lampiran 1. Lampiran 3 Peraturan Menteri Pertanian No. 5/ Permentan/OT. 140/1/2007

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Divisi ton beras dari petani nasional khususnya petani di wilayah Jawa

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BONTANG SELATAN KAB/KOTA : BONTANG, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan di daerah setempat. Penyediaan lapangan kerja berhubungan erat dengan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS TINGKAT SERANGAN WERENG BATANG COKLAT

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BALIKPAPAN UTARA KAB/KOTA : BALIKPAPAN, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi.

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

EKSISTENSI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI PADA TINGKAT PETANI DI SULAWESI TENGAH

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

Tabel 45. Pencairan Dana Bantuan Hibah Gubernur Tahun TOTAL ANGGARAN (Rp) PENCAIRAN % NO KEGIATAN LOKASI. Laporan Tahunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 Tahun 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENGGUNAAN DAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN 2010

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kita kenal dengan istilah Beras (Purnomo & Purnamawati, 2007).

global warming, periode iklim dapat dihitung berdasarakan perubahan setiap 30 tahun sekali.

Perkembangan Jumlah Pegawai Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun Dinas Kehutanan Propinsi

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : MUARA MUNTAI KAB/KOTA : KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

Jumlah penduduk Jawa Barat berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 43 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,91 persen per tahun

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk

SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT PUSAT DATA DAN ANALISA PEMBANGUNAN (PUSDALISBANG) DAFTAR ISI DAFTAR ISI

a. Kepala Balai ; b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha; c. Kepala Seksi Proteksi Tanaman Pangan; d. Kepala Seksi Proteksi Hortikultura; e. Kelompok Jabatan

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : TABALAR KAB/KOTA : BERAU, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BATU SOPANG KAB/KOTA : PASER, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat

By : DR. Ir. H. DADANG MOHAMMAD, MSCE PLT. KEPALA BPPT JABAR

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

diterangkan oleh variabel lain di luar model. Adjusted R-squared yang bernilai 79,8%

BAB I. PENDAHULUAN. tanggal 28 Juni 1975 tentang Pelaksanaan Perbaikan Statistik. Pertanian. tanggal 17 Desember 1984 tentang Keseragaman Metode untuk

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang.

I. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 2014 # 1

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT II 2014 KECAMATAN : RAMBAH HILIR KAB/KOTA : ROKAN HULU, PROVINSI : RIAU

Nomor : 638/SM.510/J.3.7/08/ Agustus 2014 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Permintaan Calon Peserta Diklat

We Take Care of Your Risk with The Best Possible Solution MEKANISME PENGAJUAN KLAIM ASURANSI USAHA TANI PADI (AUTP)

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT II 2014 KECAMATAN : KAMPAR KIRI HULU KAB/KOTA : KAMPAR, PROVINSI : RIAU

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER KOTA BEKASI TAHUN 2013

ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN OPT TANAMAN PADI MT.2012/2013 (Oktober - Maret) DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

Tabel 16. Data Produksi Benih Yang Dihasilkan Oleh UPTD/Balai Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Transkripsi:

5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu Tanaman (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang Coklat, Tungro, Ulat Grayak, BLB, Walangsangit, Ganjur, dan Blast. Eksplosi serangan OPT tersebut biasanya dipicu oleh oleh faktor cuaca, seperti kondisi curah hujan yang tinggi dan kelembaban tinggi saat pertanaman berada pada fase generatif (pertumbuhan cepat), akan sangat mendorong perkembangan berbagai OPT utama tanaman pangan, sehingga dapat menyebabkan luas dan tingkat serangan yang tinggi. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja pengendalian 9 jenis OPT utama padi, luas serangan tahun 2011 dibanding tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 20. Perkembangan OPT Utama/Penting di Jawa Barat Tahun 2011 No Jenis OPT Luas Serangan (Ha) Puso 2011 2010 2011 (Ha) 1 Tikus (Rattus rattus argentiventer) 46,321 41.930 833 2 Penggerek Batang (Scirpophaga sp.) 30,466 37.288 10 3 Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) 60,165 6.416-4 Walang Sangit (Leptocorisa oratorius) 5,023 3.909-5 Ulat Grayak (Spodoptera sp) 409 410-6 Ganjur (Orseolia oryzae) 633 979-7 Tungro (Virus) 1,654 2.765-8 Blas (Pyricularia oryzae) 4,664 3.639-9 Bakteri Hawar Daun/BLB 35.189 37.437 (Xanthomonas campestris) 843 JUMLAH 184,523 134.773 843 Sumber : BPTPH Provinsi Jawa Barat Pada MH 2010/2011 dan MK 2011, luas serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menurun sebesar 26,96 % dibanding tahun 2010. Serangan OPT yang meningkat terutama pada Penggerek Batang (Scirpophaga sp.), Ganjur (Orseolia

oryzae) dan Tungro (Virus) dan sedangkan serangan OPT lainnya mengalami penurunan. Tabel 21. Perbandingan Kumulatif Luas Serangan 9 Jenis OPT Utama Padi di Jawa Barat pada MH. 2010/2011 dan MH 2009/2010 NO URAIAN/ INTESITAS 1 Total Luas Serangan LUAS SERANGAN OPT MH 2010/2011 % Thd Luas Luas (Ha) Tanam LUAS SERANGAN OPT MH 2009/2010 Luas % Thd Luas (Ha) Tanam 86.132 7,90 62.900 5,97 a. Ringan 81.658 7,49 57.676 5,47 b. Sedang 2.973 0,27 3.249 0,31 c. Berat 596 0,05 1.038 0,10 d. Puso 905 0,08 938 0,09 2 Tingkat Gangguan (Berat + Puso) Sumber : BPTPH Provinsi Jawa Barat. 2011 1.501 0,14 1.976 0,19 Perbandingan luas serangan OPT Musim Hujan (MH) 2010/2011 terhadap presentase luas tanam mengalami peningkatan sebesar 0,85% dari MH. 2009/2010. Sedangkan perbandingan luas serangan OPT Musim Kemarau (MK) 2011 terhadap presentase luas tanam mengalami penurunan sebesar 4,06% dari MK. 2010 terutama luas serangan dengan kategori ringan, sedang, berat dan puso sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 22. Perbandingan Kumulatif Luas Serangan 9 Jenis OPT Utama Padi di Jawa Barat Pada MK. 2011 dan MK 2010 LUAS SERANGAN OPT LUAS SERANGAN OPT NO URAIAN/INTESITAS MK. 2011 MK.2010 Luas (Ha) % Thd Luas Luas % Thd Luas Tanam (Ha) Tanam 1 Total Luas Serangan 71.672 8,63 121.623 12,69 a. Ringan 68.780 8,28 104.524 10,9 e. Sedang 2.072 0,25 8.219 0,86 f. Berat 61 0,01 4.461 0,47 g. Puso 759 0,09 4.419 0,46 2 Tingkat Gangguan (Berat + Puso) 820 0,10 8.880 0,93 Sumber : BPTPH Provinsi Jawa Barat

Luas gangguan OPT tahun 2011 menurun drastis dibandingkan dengan tahun 2010 terhadap ketersediaan bahan pangan, terutama padi, tetapi masih cukup aman dikarenakan luas tanam tahun 2011 menurun seluas 2,14 % dari tahun 2010. Menurunnya gangguan OPT tersebut antara lain dikarenakan : adanya pengawalan pertanaman secara ketat dengan melaksanakan pengamanan secara intensif yang dilaksanakan oleh petugas lapangan (POPT, penyuluh, mantri tani dan petani); serta adanya gerakan pengendalian SPOT STOP dengan prinsip pengendalian OPT secara terpadu (PHT). Adapun dampak bencana alam (kebanjiran, kekeringan dan longsor) terhadap luas tanam padi dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 23. Gangguan Dampak Perubahan Iklim (Kebanjiran, Kekeringan dan Longsor) Terhadap Tanaman Pangan Tahun 2011 No Bencana Alam 2010 2011 1 Kebanjiran a. Terkena 21.059 18.829 b. Puso 5.430 3.689 2 Kekeringan a. Terkena 2.058 49.944 b. Puso 172 12.783 3 Longsor a. Terkena 1.440 77 b. Puso 830 73 Sumber : BPTPH Provinsi Jawa Barat, 2011 Dampak perubahan iklim tahun 2011 secara keseluruhan terjadi kenaikan yang cukup tinggi dibanding tahun 2010 luas terkena sebesar 180,37 % sedangkan luas puso mengalami kenaikan yang cukup tinggi sebesar 157,23 %. Dampak perubahan iklim yang mengalami penurunan terutama yang diakibatkan banjir mencapai 10,59% untuk luas terkena sedangkan untuk yang puso mencapai 32,06%. Longsor mencapai 94,65% untuk luas terkena sedangkan untuk yang puso mencapai 91,20%. Yang mengalami kenaikan sangat tinggi diakibatkan

kekeringan mencapai 2.326,82% untuk luas terkena sedangkan untuk yang puso mencapai 7.331,98%. Dari tabel tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa gangguan OPT tahun 2011 mengalami penurunan sedangkan dampak perubahan iklim mengalami kenaikan yang cukup tinggi diikuti dengan luas tanam tahun 2011 terjadi penurunan. Dengan demikian pengaman produksi pangan khususnya beras cukup terkendali. Untuk mengantisipasi pengendalian organisme OPT utama tanaman padi ke depan, hal-hal yang harus dilakukan antara lain : a. Melaksanakan pengamatan yang intensif di lokasi tanaman terancam b. Pengawalan lapangan melalui pemantauan intensif oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten, petugas lapangan dan petani. Apabila terdapat sumber serangan lakukan langkah pengendalian secara dini. c. Penyebarluasan dan pemasyarakatan rekomendasi pengendalian OPT dengan memanfaatkan sarana secara optimal sampai ketingkat kelompok tani. d. Meningkatkan motivasi petani dan petugas terkait dalam pengendalian OPT e. Melaksanakan bimbingan teknis secara intensif, antara lain melalui gerakan pengendalian OPT pada daerah sumber serangan. f. Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait maupun stake holder. Dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman di Jawa Barat, secara operasional menjadi tugas pokok dan fungsi Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. Institusi ini didukung oleh sarana-prasarana yang relatif memadai, khususnya tenaga fungsional Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan yang tersebar di 26 kabupaten/kota, Laboratorium Kimia Agro di Lembang Bandung, Laboratorium Lapangan, dan Brigade Proteksi Tanaman (BPT) sebagai pusat gerakkan dan fasilitasi pengendalian OPT di lapangan, yaitu sebanyak 5 BPT di 5 wilayah kerja. Dengan kelengkapan ini, maka langkah antisipasi dapat lebih dioptimalkan. Bahkan

dengan dukungan Laboratorium Kimia Agro, analisis unsur kimia, kandungan pestisida, pupuk dan lain-lain dapat diketahui. Untuk Wilayah Kerja Brigade Proteksi Tanaman dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 24. Wilayah Kerja BPT Jawa Barat Tahun 2011 No BPT KEDUDUKAN WILAYAH KERJA 1 II (Bogor) Kabupaten Cianjur Kab. Bogor, Kota Bogor, Kab. Sukabumi, Kota Sukabumi, Kota Depok, Kab. Cianjur 2 III (Cirebon) Kab. Indramayu (Loh Bener) Kab.Cirebon, Kota Cirebon, Kab. Kuningan, Kab. Majalengka, Kabupaten Indramayu 3 IV (Purwakarta) Kab. Subang (Sukasari) Kab. Subang, Kab. Purwakarta, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang 4 V Kab. Bandung Kabupaten Bandung, Kota Bandung, (Bandung) (Buahbatu) Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut 5 VI (Ciamis) Kabupaten Ciamis Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar Sumber : BPTPH Provinsi Jawa Barat, 2010