BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

dokumen-dokumen yang mirip
Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan data dan pembahasan pada Bab IV, maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS.

WALIKOTA TASIKMALAYA

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH

KATA PENGANTAR. menengah.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR PENGELOLAAN SMP

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

S1 Manajemen. Visi. Misi

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, SARANA PRASARANA, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN KARANGANYAR

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Namun pada kenyataannya pendidikan di Indonesia

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru sebagaimana profesi lainya, tidak lepas dari. kehidupan sosial, ekonomi, dan kehidupan profesinya.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan RKS

IKHTISAR EKSEKUTIF. dan laporan kinerja, maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republi

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

RUBRIK KETERLAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI SD/SMP/SMA/SMK. Nama SD/SMP/SMA/SMK Alamat Sekolah. Kabupaten/Kota. Nama Kepala Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

Kompetensi Kepala Sekolah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan penelitian ini, maka diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) kesimpulan, 2)

BAB V PENUTUP. Islamic School) Kota Pekanbaru, belum sepenuhnya berorientasi pada manajemen

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

rata-rata skor sebesar lebih efektif dibanding MAN Reguler kelompok tersebut termasuk normal dan homogen. Data penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. diuraikan pada bab terdahulu dalam penelitian ini, guna mengungkap dan menjawab

BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut. sebelumnya maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. lama dicanangkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB IV VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah

KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja professional guru berpengaruh terhadap iklim dan mutu sekolah. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa variabel yang paling mempengaruhi terhadap iklim sekolah adalah kinerja kepemimpinan kepala sekolah yang memberikan pengaruh terbesar terhadap pembentukan iklim sekolah yang kondusif dan yang paling kecil pengaruhnya dalam pembentukan iklim sekolah yang kondusif adalah kinerja pengawas di SD RSBI dan SD SPM. Sedangkan komptensi pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja professional guru dan iklim sekolah bersama-sama berpengaruh terhadap mutu sekolah. Kontribusi dari masing-masing variabel tersebut diuraikan dalam rincian sebagai berikut: 1. Pengaruh Kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, dan kinerja professional guru secara bersama sama terhadap iklim sekolah Faktor-faktor kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja profesional guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap iklim sekolah pada seluruh kategori sekolah. Hal Ini berarti jika sekolah ingin 358

melakukan perbaikan iklim maka harus memperhatikan ketiga komponen tersebut. Dari ketiga komponen tersebut yang memiliki peranan pembentukan iklim paling dominan adalah kepala sekolah, sedangkan pengawas memiliki kontribusi paling kecil. Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan variabel solusi yang perlu diperhatikan oleh sekolah jika ingin membentuk iklim sekolah yang kondusif. Karena iklim yang kondusif amat dibutuhkan dalam pembentukan mutu sekolah. 2. Pengaruh kinerja pengawas sekolah terhadap iklim sekolah Kinerja pengawas sekolah memiliki tiga dimensi yaitu pengetahuan, interpersonal dan teknis. Berdasarkan hasil penelitian secara individul kinerja pengawas berpengaruh signifikan (tidak cukup kuat) terhadap iklim sekolah, terutama di sekolah dasar kategori RSBI (tidak signifikan). Ini diakibatkan karena dalam keseharian, pengawas sekolah lebih banyak berkomunikasi dan melakukan pembinaan terhadap kepala sekolah. Pengawas Sekolah dapat dikatakan jarang berkomunikasi dan melakukan pembinaan terhadap guru yang juga merupakan tanggungjawab binaan Pengawas Sekolah. Hal ini mengakibatkan peran pengawas sekolah menjadi kecil terhadap iklim sekolah yang sebenarnya bukan hanya dipengaruhi oleh kepala sekolah, tapi juga oleh guru yang secara langsung bersentuhan dengan proses belajar-mengajar. 359

3. Pengaruh kinerja kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim sekolah Kinerja kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan (kuat) terhadap iklim sekolah pada seluruh kategori sekolah. Dalam penelitian ini terbukti bahwa sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, kepala sekolah mampu mengarahkan iklim sekolah menjadi iklim yang kondusif bagi proses belajar mengajar sekaligus membentuk iklim yang kondusif dalam interaksi antar komponen sekolah. Dimensi nilai-nilai memiliki kontribusi yang besar terhadap kemampuan kepala sekolah untuk membentuk iklim yang baik. Selain itu kemampuan komunikasi yang tinggi dan disertai dengan kemampuan melaksanakan fungsi manajemen secara akuntabel dan transparan akan sangat membantu kepala sekolah untuk membentuk iklim sekolah yang mendukung proses pembelajaran yang bermutu. 4. Pengaruh kinerja profesional guru terhadap iklim sekolah Kinerja profesional guru berpengaruh signifikan (cukup kuat) terhadap iklim sekolah pada seluruh kategori sekolah. Guru merupakan komponen sekolah yang memiliki tingkat interaksi tertinggi di sekolah. Mereka berinteraksi dengan kepala sekolah, staf, siswa, dan juga dengan komponen-komponen sekolah lainnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini terbukti bahwa kinerja profesional guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap iklim sekolah. 360

5. Pengaruh kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja professional guru, dan iklim sekolah secara bersama sama terhadap mutu sekolah Secara bersama-sama, kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja profesional guru, dan iklim sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mutu sekolah. Hal Ini berarti jika sekolah ingin melakukan perbaikan mutu maka harus memperhatikan keempat komponen tersebut. Dari keempat komponen tersebut yang memiliki peranan pembentukan mutu paling dominan adalah kepala sekolah, sedangkan pengawas memiliki kontribusi paling kecil. 6. Pengaruh kinerja pengawas sekolah terhadap mutu sekolah Kinerja pengawas sekolah berpengaruh signifikan (tidak cukup kuat) terhadap mutu sekolah terutama pada sekolah dasar kategori SPM. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pengaruh kinerja pengawas sekolah terhadap mutu sekolah adalah dengan pengaruh tidak langsung melalui kepala sekolah. Sebenarnya pengaruh kinerja pengawas sekolah terhadap mutu sekolah selain melalui kepala sekolah juga melalui guru. Namun demikian, karena interaksi pengawas sekolah lebih banyak terhadap kepala sekolah dan hanya sedikit terhadap guru, maka dalam penelitian ini didapatkan bahwa proporsi terbesar pengaruh secara tidak langsung kinerja pengawas sekolah terhadap mutu sekolah adalah melalui kepala sekolah. 361

7. Pengaruh kinerja kepemimpinan kepala sekolah terhadap mutu sekolah Kinerja kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap mutu sekolah pada seluruh kategori sekolah. Pimpinan dan atasan langsung para guru serta staf adalah kepala sekolah. Artinya kepala sekolah berada pada posisi yang strategis. Dalam posisinya tersebut, kepala sekolah dapat melakukan pembinaan kepada guru dan staf untuk memperbaiki, meningkatkan, dan mengembangkan kemampuan mereka dalam rangka menjamin terwujudnya mutu sekolah. Kinerja kepemimpinan dan pengalaman manajemen sumberdaya manusia yang dimiliki kepala sekolah akan sangat membantu para kepala sekolah dalam membangun manajemen mutu secara berkelanjutan. 8. Pengaruh kinerja profesional guru terhadap mutu sekolah Kinerja profesional guru berpengaruh signifikan (kuat) terhadap mutu sekolah pada ketiga kategori sekolah. Mutu sekolah terdiri dari berbagai komponen, meskipun demikian tujuan utama dari peningkatan mutu sekolah adalah peningkatan mutu peserta didiknya. Komponen sekolah yang memiliki interaksi paling intens dengan peserta didik adalah para guru. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kinerja profesional guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mutu sekolah. Akan tetapi, dimensi perencanaan pembelajaran yang merupakan bagian dari kinerja profesional guru masih perlu ditingkatkan, karena memiliki nilai yang lebih rendah daripada dimensi-dimensi lainnya. 362

9. Pengaruh iklim sekolah terhadap mutu sekolah Iklim sekolah berpengaruh signifikan (kuat) terhadap mutu sekolah pada sekolah dasar kategori RSBI, SSN dan SPM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklim sekolah sebagai medium interaksi antar berbagai komponen sekolah secara signifikan berpengaruh terhadap mutu sekolah. Faktor utama pembentuk iklim yang positif di sekolah adalah kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh komponen sekolah, termasuk pengawas sekolah, kepala sekolah, dan juga guru. Dalam analisis sekolah dengan pengelompokan sekolah atas dasar kategori sekolah dasar RSBI, SSN, dan SPM, di Jakarta, penelitian menemukan bahwa sekolah dasar dengan kategori RSBI menunjukkan hubungan yang paling baik daripada kelompok SSN dan SPM, serta SSN menunjukkan hubungan lebih baik daripada SPM. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa rata-rata skor iklim dan mutu RSBI berada lebih tinggi daripada SSN dan SPM, dan SSN lebih tinggi daripada SPM. Hasil tersebut menguatkan asumsi bahwa kinerja RSBI lebih tinggi daripada SSN dan SPM, SSN lebih tinggi daripada SPM. Analisis penelitian berdasarkan pengelompokan sekolah juga menunjukan bahwa semakin kondusif sekolah semakin tinggi penghargaan terhadap kinerja serta iklim sekolah, dan ini berjalan searah dengan peningkatan mutu sekolah. Temuan penelitian ini juga memperkuat asumsi awal bahwa iklim sekolah berkontribusi positif terhadap peningkatan mutu sekolah. Hal ini ditunjukan oleh rata-rata skor iklim sekolah yang baik diikuti oleh rata-rata skor mutu sekolah yang baik pula. Artinya, iklim sekolah dan budaya sekolah bukan hanya memberi 363

pencitraan kepada sekolah, melainkan juga berkontribusi terhadap tercapainya mutu sekolah. B. IMPLIKASI Sekolah merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdiri atas beberapa komponen sekolah seperti kepala sekolah, guru, siswa, orangtua siswa, komite sekolah, sarana prasarana, dan juga lingkungan sekolah. Komponen dari luar yaitu pengawas bertugas melakukan pembinaan dan mengevaluasi perangkat, metode dan hasil dari kegiataan supervisi yang dilakukan ke arah perbaikan yang terus menerus. Komponen komponen tersebut oleh sekolah dijabarkan menjadi suatu kesatuan sebagai sistem dalam bentuk struktur organisasi sekolah. Visi dan misi sekolah yang baik harus mampu menggambarkan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah secara kompreshensif memenuhi kebutuhan sekolah, sehingga visi dan misi sekolah harus dapat memberi dampak yang positif terhadap warga sekolah dan dapat membangkitkan motivasi serta inovasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh sekolah. Oleh sebab itu, visi misi sekolah hendaknya dibuat oleh seluruh warga sekolah, dengan tujuan yang ingin dicapainya secara jelas, mencakup seluruh kepentingan sekolah dan dapat dipertanggung jawabkan serta dilaksanakan secara berkelanjutan. Dengan demikian, visi dan misi SD kategori RSBI, SSN, SPM di DKI Jakarta harus selalu dievaluasi setiap tahunnya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. 364

Kepala sekolah sebagai penangggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan sekolah hendaknya memiliki komitmen untuk mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) secara konsisten dan memiliki kemampuan dalam membuat program perencanaan pengembangan sekolah. Program sekolah yang baik berorientasi kepada peningkatan mutu sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta tuntutan masyarakat. Sekolah harus memiliki standar mutu dan strategi untuk pencapaian mutu sekolah terhadap program sekolah, dijabarkan dalam perencanaan jangka panjang, menengah dan program jangka pendek, selanjutnya dijadikan sebagai acuan aktifitas oleh seluruh warga sekolah yang telah ditentukan. Namun demikian untuk pencapaian mutu sekolah, kepala sekolah harus memiliki komitmen dan konsisten terhadap ketercapaian program program sekolah dengan melakukan fungsi kontrol (pengawasan) dan evaluasi terhadap pelaksanaan program program tersebut sehingga kendala kendala yang menjadi hambatan dan tantangan dapat teratasi. Iklim Sekolah yang kondusif memberikan dampak yang signifikan terhadap mutu sekolah. Oleh sebab itu, iklim sekolah yang baik hendaknya dapat memberikan rasa aman, nyaman, tentram, dan humanis bagi warga sekolah dalam melaksanakan aktivitasnya, sehingga tujuan sekolah sebagai tempat menanamkan budaya mutu akan terwujud. Masyarakat sebagai stakeholders merupakan bagian dari komponen sekolah yang memiliki daya dukung kuat terhadap mutu sekolah, namun daya dukung masyarakat terhadap sekolah akan kurang baik apabila sekolah tidak dapat mewujudkan harapan dari masyarakat tersebut. Oleh karena hal tersebut, maka 365

program dan perencanaan sekolah hendaknya dapat mengaktualisasikan harapan masyarakat, yakni dengan cara melibatkan masyarakat dalam membuat perencanaan program sekolah dan menjalin komunikasi dua arah serta melibatkan masyarakat dalam pembuatan perencanaan program program sekolah, dan melaksanakan fungsi control dan mengevaluasi terhadap mutu Sekolah yang telah dicapai maupun terhadap program-program sekolah yang belum tercapai. Perencanaan dan program sekolah yang baik adalah perencanaan dan program sekolah yang efektif dan efisisan. Efektif dalam arti program dan perencanaan sekolah dapat mengaktualisasikan seluruh kebutuhan sekolah dan warga sekolah serta merupakan penjabaran dari visi misi sekolah sebagai tujuan yang ingin dicapai. Efisien yaitu pembiayaan yang dianggarkan sesuai dengan peruntukannya. Perencanaan dan program sekolah merupakan acuan seluruh warga sekolah dalam aktifitasnya dan menjadi acuan sekolah dalam mempertanggungjawabkan hasil yang diperoleh kepada pemerintah dan masyarakat. Siswa adalah peserta didik yang dikelola oleh sekolah melalui kegiatan proses belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas. Prestasi akademis maupun non akademis yang diraih oleh siswa sebagai tolak ukur masyarakat terhadap sekolah. Prestasi peserta didik yang dijadikan tolak ukur penilaian oleh masyarakat merupakan sebuah gambaran sebagai hasil dari kinerja yang dilakukan oleh guru melalui proses belajar-mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas. proses belajar-mengajar yang berkualitas bukan hanya ditentukan oleh guru saja melainkan ditunjang oleh sarana prasarana yang lengkap serta adanya kerjasama 366

yang kondusif antara peserta didik dengan guru. Dengan demikian siswa pun dituntut untuk memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab selama mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar. Karena mutu sekolah juga ditentukan oleh kinerja professional guru dan proses belajar mengajar, guru dituntut untuk meningkatkan kapasitas keilmuannya dan harus mampu mengikuti dengan konsisten perkembangan IPTEK setiap saat serta meningkatkan kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan bidang keahliannya. Kurikulum sebagai perangkat pembelajaran yang di dalamnya mengandung standar kinerja lulusan, kinerja dasar dan indikator, bagi sekolah dan guru, untuk dikembangkan, diperkaya dan dikuatkan selanjutnya diimplementasikan melalui kegiatan belajar dan mengajar. Oleh karena itu, sekolah yang bermutu dituntut untuk memiliki standar mutu kurikulum yang terstruktur, jelas dan disesuaikan dengan tuntutan masyarakat sebagai pengguna jasa. Dengan demikian jelaslah bahwa komponen kurikulum merupakan alat bagi masyarakat dalam melakukan penilaian mutu kinerja sekolah, karena kurikulum yang bermutu akan menghasilkan kinerja lulusan yang berkualitas. Menyadari adanya hubungan yang masih rendah antara variabel independen tersebut dengan variabel dependen, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pengelola sekolah dalam upaya meningkatkan mutu sekolah. Untuk optimalisasi pemanfaatan hasil penelitian ini, para pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat maupun pemeritah daerah untuk melakukan sosialisasi tentang implementasi manajemen sekolah bermutu. 367

C. REKOMENDASI Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian di atas, beberapa rekomendasi yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: 1. Sekolah RSBI a. Peningkatan kinerja yang berdampak pada peningkatan kinerja pengawas, khususnya dalam rangka peningkatan kepemimpinan kepala sekolah, peningkatan kinerja profesional guru, pengembangan iklim sekolah dalam rangka peningkatan mutu sekolah. Instansi terkait yaitu dinas pendidikan, LPMP, dan LPPKS untuk bisa memprioritaskan perhatian kepada kinerja pengawas. b. Peningkatan peran serta pengawas dalam pengembangan iklim sekolah sebagai upaya mengembangan karakter warga sekolah harus mendapat perhatian oleh dinas pendidikan dan kelompok kerja pengawas. Kehadiran pengawas di sekolah binaan dalam kecukupan waktu memberi kesempatan warga sekolah dapat berinteraksi dalam suasana kekeluargaan. c. Kepemimpinan kepala sekolah hendaknya mengembangkan budaya dan karakter yang berdampak terciptanya iklim sekolah yang sehat, mendukung proses pembelajaran yang efektif, dan berakhir pada terwujudnya mutu sekolah. 2. Sekolah SSN a. Menyadari pentingnya tugas pokok dan fungsi pengawas, kepala sekolah, dan guru, secara khusus dalam kaitannya dengan pengembangan budaya 368

dan iklim sekolah yang sehat maka Dinas Pendidikan DKI Jakarta, LPMP Jakarta, dan LPPKS memberikan bekal kemampuan kepada pengawas, kepala sekolah, dan guru sesuai tugas pokok mereka dalam rangka mengembangkan budaya dan iklim sekolah. b. Dinas Pendidikan DKI Jakarta, LPMP Jakarta, LPPKS, dan Instansi terkait bersepakat menjadi budaya dan iklim sekolah sebagai wahana pendidikan budaya dan karakter bangsa yang wajib dikembangkan di sekolah dengan pembinaan yang lebih serius. c. Kepala sekolah mengembangkan Tim Mutu dan menetapkan budaya dan iklim sekolah sebagai sasaran mutu prioritas yang segera dilakukan benchmarking. Sebagai realisasinya, setiap RKS dan RKAS terdapat program pengembangan budaya dan iklim sekolah dengan indikator yang jelas dan tegas dari waktu ke waktu. d. Tersedia Tim Mutu dan Budaya dan Iklim Sekolah (TiMBIS) sebagai Tim pengembang, pemantau, dan monev pelaksanaan budaya dan Iklim sekolah di setiap sekolah. Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan dapat mengupayakan maksud tersebut. e. Keberhasilan pembinaan iklim dan mutu sekolah, dapat dilakukan secara berkelanjutan dengan menetapkan fokus-fokus pembinaan dari waktu ke waktu sehingga diperoleh perubahan dan hasil yang efektif,mendorong dan mendukung terwujudnya mutu sekolah. Kegiataan pembinaan bersiklus yang dapat dikembangkan menjadi pembinaan mandiri oleh warga sekolah, siklus ini akan menjadi budaya sekolah. 369

f. Dalam rangka peningkatan dan pengembangan mutu sekolah, budaya dan iklim sekolah, Dinas Pendidikan DKI, LPMP Jakarta, LPPKS, dan Instansi lainnya dapat mengembangkan program kemitraan (sister schools) dengan sistem penjaminan mutu yang memiliki kepastian hasil. Artinya, program kemitraan yang pasti berhasil. Untuk diperlukan analisis dan kesiapan yang mantap dan profesional. 3. Sekolah Kategori SPM Sekolah kategori SPM mengidentifikasi hal-hal sebagai berikut. a. Secara khusus, pengawas, kepala sekolah, dan guru perlu dimantapkan pemahaman dan implementasinya tentang tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Selain itu, para pengawas, kepala sekolah, dan guru harus mampu memahmi dan mengimplementasikan aturan main yang berlaku di DKI Jakarta agar mereka bekerja lebih banyak, lebih baik, dan lebih bekerja keras karena sekolah yang dibina, dipimpin, dan tempat guru-guru bekerja tidak dalam kondisi seperti sekolah SSN dan RSBI. b. Hampir banyak kejadian sekolah dalam kategroi ini (SPM) memiliki banyak masalah sosial yang dihadapi. Dalam kondisi seperti ini pengembangan budaya dan iklim sekolah menjadi sangat berat, namun hasilnya sekecil apapun akan sangat terasa oleh warga sekolah karena mereka membutuhkan budaya, iklim, dan karakter yang mau menerima, mengakui, mengembangkan, dan menjadikan mereka lebih baik sangat dirindukan. Peran pengawas, kepala sekolah, dan guru adalah membuat mereka tidak dimarjinalisasikan oleh masyarakat. Sehubungan dengan hal 370

tersebut, secara khusus kepada Pemerintah DKI dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta dalam kaitannya dengan pengembangan budaya dan iklim sekolah yang sehat maka Dinas Pendidikan DKI Jakarta bersama pihak lain yang peduli pendidikan SD memberikan bekal kemampuan kepada pengawas, kepala sekolah, dan guru sesuai tugas pokok mereka dalam rangka mengembangkan budaya, iklim sekolah, dan karakter bangsa. Kegiatan ini menjadi kegiatan unggulan di sekolah-sekolah. c. Tersedia Tim Mutu dan Budaya dan Iklim Sekolah (TiMBIS) sebagai Tim pengembang, pemantau, dan monev pelaksanaan budaya dan Iklim sekolah di setiap sekolah. Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan dapat mengupayakan maksud tersebut. d. Kepala sekolah mengembangkan Tim Mutu dan menetapkan budaya dan iklim sekolah sebagai sasaran mutu prioritas yang segera dilakukan benchmarking. Sebagai realisasinya, setiap RKS dan RKAS terdapat program pengembangan budaya dan iklim sekolah dengan indikator yang jelas dan tegas dari waktu ke waktu. e. Dalam rangka peningkatan dan pengembangan mutu sekolah, budaya dan iklim sekolah, Dinas Pendidikan DKI, LPMP Jakarta, LPPKS, dan Instansi lainnya dapat mengembangkan program kemitraan (sister schools) dengan sistem penjaminan mutu yang memiliki kepastian hasil. Artinya, program kemitraan yang pasti berhasil. Untuk diperlukan analisis dan kesiapan yang mantap dan profesional. 371