HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN MOTIVASI MEMBERI MAKANAN BERGIZI DI DESA PANAONGAN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2015 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN PENGALAMAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMBERIKAN IMUNISASI DPT 2 DI DESA PAYUDAN DUNG-DANG KECAMATAN GULUK- GULUK KABUPATEN SUMENEP TAHUN

Nisa khoiriah INTISARI

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 1-2 TAHUN

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

DAFTAR PUSTAKA. Annisa, M. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persalinan. (online) avaible;

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER DENGAN PENANGANAN GIZI BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEMUH 01 KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL

PENDAHULUAN. Kondisi kehidupan dan tingkat kesejahteraan nelayan di Sumatera Utara

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA SAMBIROTO NGAWI

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN KUNJUNGAN K4 DI DESA KALIMO OK KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER II TENTANG FE DENGAN KEPATUHAN MINUM TABLET Fe DI DESA MOJOKARANG KECAMATAN DLANGGU MOJOKERTO

Mitha Destyowati ABSTRAK

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN MOTIVASI KELUARGA DALAM PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UJUNG BATU RIAU

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

ABSTRAK GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

Woro Rahmanishati* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN MOTIVASI MEMBERI MAKANAN BERGIZI DI DESA PANAONGAN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2015 Eva Nurhidayati, Program Studi Diploma Kebidanan FIK Universitas Wiraraja, e-mail ;vhava_06@yahoo.com ABSTRAK Target Nasional menetapkan bahwa target cakupan balita yang naik timbangannya di banding yang ditimbang yaitu sebesar 80% namun pada kenyataanya cakupan balita yang naik timbangannya di banding yang ditimbang di Desa Panongan yaitu 56,91% dari target 80% pada tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu dalam memberikan makanan bergizi. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik dan desain penelitian yang di gunakan adalah cross secsional, populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita dengan jumlah 298 orang dan di ambil sampel 171 orang. Dengan menggunakan tehnik stratified proposional random sampling, variabel independen pengetahuan ibu, variabel dependent motivasi ibu dalam memberikan makanan bergizi, pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner dan menggunakan uji spearman dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah (49,8%) yaitu 85 orang mempunyai pengetahuan kurang dan hampir setengah (49,8%) yaitu 85 orang mempunyai motivasi lemah. Hasil analisis uji spearman menunjukkan nilai (ρ)=0,000 dan (α)=0,05 dengan demikian ρ < α sehingga Hо ditolak berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi ibu dalam memberikan makanan bergizi. Di harapkan kepada petugas kesehatan agar meningkatkan penyuluhan kepada ibu sehingga pengetahuan ibu meningkat dan motivasi ibu yang mempunyai anak balita semakin tinggi memberikan makanan bergizi untuk meningkatkan tumbuh kembang yang baik bagi balitanya. Kata kunci : pengetahuan, motivasi, makanan bergizi PENDAHULUAN Pembangunan Nasional dilaksanakan pada segala bidang, yang tidak kalah pentingnya adalah pada bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Undang-undang kesehatan No.25 tahun 1992) (Depkes, 2008). Pembangunan kesehatan tersebut di lakukan oleh seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah (Departemen KesehatanRI,2004). Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam MDGs adalah status gizi balita. Dan berdasarkan hasil PSG tahun 2014, Jawa Timur sudah berhasil mencapai angka di bawah target MDGs (15,5%) dan Renstra (15,1%) yakni sebesar 12,6% (Berat Badan Kurang 10,3% dan Berat Badan Sangat Kurang 2,3%). Target MDGs 70% pada tahun 2013, status gizi balita dapat diukur berdasarkan umur, Berat Badan balita (BB), Tinggi Badan balita (TB). Ketiga variabel ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu : Berat Badan balita menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan balita menurut Umur (TB/U) dan Berat Badan balita menurut Tinggi Badan balita (BB/TB). Sejak tahun Tahun 2010 hingga tahun 2012, jumlah kasus gizi buruk di Jawa Timur terus meningkat, yaitu dari tahun 2010 sebesar 7.760 kasus meningkat menjadi 8.410 pada tahun 2011 dan meningkat lagi menjadi 11.056 pada tahun 2012. Hasil cakupan gizi di Kabupaten Sumenep tahun 2014 gizi buruk 8,5%, gizi kurang 20,9%, gizi baik 67,8%, lebih gizi 2,8%.Diantaranya 40% di sebabkan faktor kesalahan pemberian asupan, kemiskinan 28% dan penyakit bawaan 25%. Untuk mengatasi kasus kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga khususnya para ibu harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema makan dan lebih 135

136 Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi anaknya (iyoiye, 2009). Tabel 1.Sumber data Desa Panaongan berdasarkan Data hasil pencapaian Gizi di Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Tahun 2014. No Bulan Jumlah Balita Jumlah Balita Jumlah Balita BB Naik Pencapaian ditimbang(d) (N) N/D % 1 Januari 298 90 47 52,2% 2 Februari 298 284 216 76,0% 3 Maret 298 291 154 52,9% 4 April 298 293 96 32,7% 5 Mei 298 288 181 62,8% 6 Juni 298 291 188 64,6% 7 July 298 291 189 64,9% 8 Agustus 298 274 141 51,5% 9 September 298 278 168 60,4% 10 Oktober 298 279 153 54,8% 11 November 298 277 161 58,1% 12 Desember 298 263 137 52,0% Rata-rata 298 3.199 1.831 56,91% Sumber : Desa Panaongan Tahun 2014 Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Dari data di atas dapat kita ketahui bahwa Proposional Random Sampling. Dalam cakupan balita yang naik timbangannya tiap penelitian ini variabel dependennya adalah bulan masih kurang memenuhi target. Target motivasi ibu tentang makanan bergizi dan cakupan balita yang naik timbangannya di variabel Independent pengetahuan ibu tentang banding yang ditimbang menurut Dinas makanan bergizi. Lokasi penelitian adalah di Kesehatan Sumenep adalah 80%. Namun wilayah kerja Desa Panaongan Kecamatan kenyataannya di Puskesmas Pembantu Pasongsongan Kabupaten Sumenep Tahun Panaongan persentase jumlah balita yang naik timbangannya di banding balita yang di timbang rata-rata perbulan masih 56,91%. Jadi masalah 2014 dengan jumlah sampel 171 orang. Sedangkan uji statistik yang digunakan adalah ujispearman dengan menggunakan SPSS 20. yang diangkat dalam penelitian ini adalah rendahnya cakupan balita yang naik HASIL PENELITIAN timbanganya di banding jumlah balita yang di 1. Pengetahuan Ibu balita timbang sebesar 56,91% di banding target 80% Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan di Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Pengetahuan ibu tentang makanan Kabupaten Sumenep Tahun 2014. bergizi di Desa Panaongan Tahun 2015 METODE PENELTIAN Berdasarkan tujuan penelitian, maka desain penelitian yang digunakan adalah Analitic correlational. Sedangkan dilihat dari waktu penelitian, desain penelitian yang akan digunakan adalah cross secsional dimana variabel-variabel yang diamati dan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan pada waktu tertentu Pada penelitian ini populasinya adalah semua ibu yang mempunyai balita di Wilayah KerjaDesa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep pada tahun 2014 yaitu sebanyak 298 orang. Dalam penelitian ini besar sampel yang diambil sebagian ibu yang BB balita naik di timbang di Pustu Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, yaitu 171 orang. Untuk menjadi representative, maka peneliti menggunakan teknik Stratified No Pengetahuan ibu Frekuensi Presentase (%) 1 Baik 50 29,2 2 Cukup 36 21,1 3 Kurang 85 49,7 Jumlah 171 100 Sumber data primer penelitian tahun 2015 2. Motivasi ibu balita Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Motivasi ibu tentang makanan bergizi di Desa Panaongan Tahun 2015 No Motivasi ibu Frekuensi Presentase (%) 1 Motivasi kuat 36 21,1 2 Motivasi sedang 50 29,2 3 Motivasi lemah 85 49,7 Jumlah 171 100 Sumber data primer penelitian tahun 2015

Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika 137 3. Analisa Hubungan Antara Ibu Balita Dengan Motivasi Memberi Makanan Bergizi Tabel 4. Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan makanan bergizi Di Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Tahun 2015 Motivasi Ibu Jumlah Pengetahuan Ibu Motivasi Kuat Motivasi Sedang Motivasi Lemah N % N % N % N % Baik 36 72 14 28 0 0 50 100 Cukup 0 0 36 100 0 0 36 100 Kurang 0 0 0 0 85 100 85 100 Jumlah 63 36,9 50 29,2 85 49,8 171 100 α = 0,05 Asymp.sign (ρ) = 0,000 Sumber data primer penelitian tahun 2015 Pengetahuan Baik sebagian besar ( 72%) yaitu 36 responden Di Desa Panaongan mempunyai motivasi yang kuat untuk memberi makanan bergizi pada balita, dan dari 36 responden yang mempunyai pengetahuan cukup seluruhnya (100%) yaitu 36 responden di Desa Panaongan mempunyai motivasi sedang untuk memberi makanan bergizi pada balita, dan dari 85 responden yang mempunyai pengetahuan kurang Seluruhnya (100%) yaitu 85 responden Di Panaongan mempunyai motivasi yang lemah untuk memberi makanan bergizi pada balita. Dari tabel tersebut, kemudian di analisis dengan uji Spearman. Didapatkan bahwa nilai sig 0,000 dengan derajat kemaknaan 0.05 sehingga kurang dari α (ρ<α). Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima yang artinya ada hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu dalam memberikan makanan bergizi di Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep tahun 2015. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Ibu Dalam Memberi Makanan Bergizi Berdasarkan Hasil Penelitian Yang dilakukan di Desa Panaongan, diketahui dari tabel diatas menyatakana bahwa dari 171 responden hampir setengahnya (49,7%) yaitu 85 orang mempunyai pengetahuan kurang. Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif, merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang atau overt behaviour ( Notoadmodjo, 2003 : 35) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dibedakan menjadi dua yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi umur, pendidikan, pekerjaan (Notoatmodjo, 2005). a. Umur Ibu menunjukkan pada semua kelompok umur ibu dominan mempunyai pengetahuan yang kurang, dimana pada kelompok umur 26-28 tahun mempunyai persentase yang tinggi. Kematangan usia akan berpengaruh pada proses berfikir dan memotivasi untuk melakukan pemberian makanan bergizi. Pada usia tersebut seseorang mampu menerima informasi dengan baik, sehingga ibu yang mempunyai usia produktif akan lebih berpikir secara rasional dan matang tentang pentingnya pemberian makanan bergizi. b. Pendidikan Ibu menunjukkan pada semua kelompok pendidikan ibu dominan mempunyai pengetahuan yang kurang, dimana pada kelompok SMA mempunyai persentase yang tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu dan di dukung oleh usia yang produktif maka semakin mudah pula menerima informasi, selain itu keluarga dapat mencari informasi dari media massa ataupun dari media elektronik, sehingga peengetahuaan keluarga meningkat dan mengetahui pentingnya pemberian makanan bergizi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2005) bahwa pendi dikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat.akan tetapi perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula karena pendidikan bisa dilakukan diluar sekolah atau pendidikan non formal. c. Pekerjaan Ibu

138 Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika menunjukkan pada semua kelompok pekerjaan ibu dominan mempunyai pengetahuan yang kurang, dimana pada kelompok petani mempunyai persentase yang tinggi. Menurut Kabir (2005) perempuan yang bekerja lebih memanfaatkan pelayanan kesehatan dibandingkan ibu rumah tangga dan ibu yang tidak bekerja, seseorang yang memeliki pekerjaan dengan informasi yang lebih luas terdapat kecenderungan mempunyai pengetahuan lebih baik, dan pengalaman yang lebih luas, sehingga informasi yang didapat lebih banyak mengenai keuntungan dan kerugian melakukan pemberian makanan bergizi, hal tersebut sangat mempengaruhi ibu dalam melakukan pemberian makanan bergizi. Di lapangan didapatkan bahwa pengetahuan ibu yang rendah menyebabkan kurangnya informasi tentang pentingnya memberikan makanan bergizi pada balitanya, sehingga ibu memiliki perilaku yang tidak terlalu memperdulikan dalam melakukan pencegahan penyakit. Dengan demikian, pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu lengkap atau tidaknya tersampainya informasi tentang makanan bergizi, karena seiring dengan tingginya pengetahuan ibu maka ibu tersebut akan mendapatkan informasi kesehatan yang lebih lengkap khususnya tentang kesehatan balita. Pemberian informasi kesehatan yang lengkap oleh tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan masukan bagi ibu untuk menambah wawasan ibu tentang pentingnya kesehatan balita. 2. Motivasi Ibu Dalam Memberi Makanan Bergizi Berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Panaongan, diketahui dari tabel diatas didaptakan bahwa hampir setengahnya (49,7%) yai tu 85 orang mempunyai motivasi lemah. Motivasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motivasi tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah- laku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). Menurut Wexley & Yukl (As ad, 2001) Motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Morgan (Soemanto, 2004) Mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior). McDonald (Soemanto, 2004) Mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003). Soemanto (2003) Secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan sejumlah proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela ( volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ibu adalah sebagai berikut : a. Umur Ibu menunjukkan pada semua kelompok umur ibu dominan mempunyai motivasi lemah, dimana pada kelompok umur 26-28 tahun mempunyai persentase yang tinggi bermotivasi lemah. Kematangan usia akan berpengaruh pada proses berfikir dan memotivasi untuk melakukan pemberian makanan bergizi. Pada usia tersebut seseorang mampu menerima informasi dengan baik, sehingga ibu yang mempunyai usia produktif akan lebih berpikir secara rasional dan matang tentang pentingnya pemberian makanan bergizi. b. Pendidikan Ibu

Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika 139 menunjukkan pada semua kelompok pendidikan ibu dominan mempunyai motivasi lemah, dimana pada kelompok SMA mempunyai persentase yang tinggi bermotivasi lemah. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu dan di dukung oleh usia yang produktif maka semakin mudah pula menerima informasi, selain itu keluarga dapat mencari informasi dari media massa ataupun dari media elektronik, sehingga peengetahuaan keluarga meningkat dan mengetahui pentingnya pemberian makanan bergizi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2005) bahwa pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat.akan tetapi perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula karena pendidikan bisa dilakukan diluar sekolah atau pendidikan non formal. c. Pekerjaan Ibu menunjukkan pada semua kelompok pekerjaan ibu dominan mempunyai motivasi lemah, dimana pada kelompok petani mempunyai persentase yang tinggi. Menurut Kabir (2005) perempuan yang bekerja lebih memanfaatkan pelayanan kesehatan dibandingkan ibu rumah tangga dan ibu yang tidak bekerja, seseorang yang memeliki pekerjaan dengan informasi yang lebih luas terdapat kecenderungan mempunyai pengetahuan lebih baik, dan pengalaman yang lebih luas, sehingga informasi yang didapat lebih banyak mengenai keuntungan dan kerugian melakukan pemberian makanan bergizi, hal tersebut sangat mempengaruhi ibu dalam melakukan pemberian makanan bergizi. Pada kenyataannya, dilapangan masih banyak ibu yang tidak memberikan makanan bergizi pada balitanya karena kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat makanan bergizi sehingga dapat mengganggu kesehatan balita. 3. Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Makanan Bergizi Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa, dari 50 responden yang mempunyai pengetahuan Baik sebagian besar ( 72%) yaitu 36 responden Di Desa Panaongan mempunyai motivasi yang kuat untuk memberi makanan bergizi pada balita, dan dari 36 responden yang mempunyai pengetahuan cukup Seluruhnya (100%) yaitu 36 responden di Desa Panaongan mempunyai motivasi sedang untuk memberi makanan bergizi pada balita, dan dari 85 responden yang mempunyai pengetahuan kurang Seluruhnya (100%) yaitu 85 responden Di Panaongan mempunyai motivasi yang lemah untuk memberi makanan bergizi pada balita. Hasil uji Spearman. Didapatkan bahwa nilai sig 0,000 dengan derajat kemaknaan 0.05 sehingga kurang dari α (ρ<α). Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima yang artinya ada hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu dalam memberikan makanan bergizi di Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Menurut penelitian Hafrida (2004), terdapat kecendrungan pola asuh dengan status gizi. Semakin baik pola asuh anak maka proporsi gizi baik pada anak juga akan semakin besar. Dengan kata lain, jika pola asuh anak di dalam keluarga semakin baik tentunya tingkat konsumsi pangan anak juga akan semakin baik dan akhirnya akan mempengaruhi keadaan gizi anak. Ketika keluarga dalam hal ini suami tidak mendukung ibu untuk memberikan makanan bergizi pada balitanya, maka ibu cenderung untuk tidak memberikan makanan bergizi dengan baik pada balitanya. Dalam hal ini keluarga tidak peduli ketika ada efek samping saat tidak memberi makanan berigizi, seperti: BB tidak naik dan badan kurus karena kurangnya makanan bergizi. Sehingga ibu tidak memberikan makanan bergizi pada balita yang menimbulkan efek tersebut. Hal ini terlihat kebanyakan ibu tidak memberikan makanan bergizi menimbulkan BB tidak naik dan badan kurus. Untuk mengatasi hal tersebut diatas yaitu dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai makanan bergizi melalui penyuluhan dan pemberian konseling makanan bergizi terutama mengenai manfaat makanan bergizi, melakukan koordinasi dengan kader dan masyarakat untuk menyusun jadwal posyandu yang tepat sehingga tidak memungkinkan adanya perubahan jadwal posyandu DAFTAR PUSTAKA Aziz Alimul (2007). Metode Penelitian Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika. Arikunto (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

140 Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika Depkes RI. (2004). Penilaian Gizi. http:// www.depkes RI.go.id. diakses pada tanggal 25 Maret 2015. Manuaba I.B.G (2010), Ilmu Kebidanan untuk pendidikan bidan, Jakarta, Penerbit, Buku Kedokteran, EGC Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Peneitian Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Notoatmodj0 (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Notoadmodjo, Soekidjo (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan, jakarta, penerbit Rineka Cipta Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, (2003) Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Bagi Dosen Diploma II Kebidanan, Buku 2 Agustus Antenatal Pusdinkes, Jakarta. Prawirohardjo, Sarwono. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan. Bina Pustaka, Jakarta. Prawirohardjo, Sarwono. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo, Sarwono. (2009). Buku Acuan Nasional ilmu kebidanan. Bina Pustaka, Jakarta. Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan. Bina Pustaka, Jakarta. Sulistyawati, Ari (2009). Asuhan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika