MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA ARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011 REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI JAKARTA, 28 FEBRUARI 2011
Yth. Wakil Menteri Perindustrian Yth. Gubernur DKI Jakarta atau yang mewakili Yth. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian Yth. Pejabat Eselon I dari Kementerian/Lembaga terkait atau yang mewakili Yth. Kepala Dinas Provinsi yang menangani bidang industri Yth. Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang menangani bidang industri Yth. Perwakilan dari KADIN dan pimpinan Asosiasi Industri Yth. Pimpinan BUMN dan Perusahaan Industri Yth. Para Nara Sumber dan undangan yang berbahagia. Assalamu alaikum Wr. Wb., Selamat Pagi, dan Salam Sejahtera untuk kita semua Pertama-tama marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul bersama dalam keadaan sehat wal afiat untuk melaksanakan acara pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Tahun 2011. Tema rapat kerja ini yaitu Reindustrialisasi Dalam Rangka Mendukung Transformasi Ekonomi. Saudara-saudara sekalian, 2
Pertumbuhan sektor industri sepanjang tahun 2010 lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh pertumbuhan produksi industri manufaktur non-migas selama tahun 2010 yang mampu tumbuh di atas 5% yaitu 5,1%. Pertumbuhan ini tidak saja jauh lebih tinggi dari pertumbuhan tahun 2009 yang hanya sebesar 2,6% tetapi juga melampaui target pertumbuhan pemerintah sebesar 4,65%. Begitu juga dengan pertumbuhan ekspor sektor industri manufaktur secara keseluruhan, yang selama tahun 2010 mencapai 33,47%. Angka ini juga tidak saja lebih tinggi dari pertumbuhan sektor industri tahun 2009 yang mengalami penurunan sebesar 16,93%, tetapi lebih tinggi dari pertumbuhan ekspor sektor industri tahun 2008 yang hanya sebesar 15,15%. Dengan nilai ekspor sebesar USD 98,01 miliar selama periode Januari Desember 2010, maka nilai ekspor sektor industri pada tahun 2010 lalu merupakan nilai ekspor tertinggi yang pernah dicapai Indonesia. Tahun 2011 merupakan tahun kedua pelaksanaan RPJMN 2010-2014, juga merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2010-2014 yang seyogyanya merupakan kelanjutan pelaksanaan Program dan Kegiatan Kementerian Perindustrian yang telah berjalan pada tahun 2010 ini. Akan tetapi seiring dengan adanya Restrukturisasi Organisasi Kementerian Perindustrian dan juga implementasi Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang secara efektif akan dilakukan pada tahun 2011, maka 3
saya meminta kepada Saudara-Saudara dapat berkoordinasi untuk menciptakan sinergi program sekaligus sebagai ajang silaturahmi dengan saudara-saudara. Saudara-saudara sekalian, Kita patut syukuri bahwasanya kita memiliki produk hukum yang mengikat sebagai dasar upaya kita untuk mewujudkan industri nasional yang tangguh melalui revitalisasi industri yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No.28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kebijakan industri ini memberi arahan bagi pelaku industri yang memiliki kegiatan usaha di sektor industri baik pengusaha maupun institusi lainnya dan pedoman operasional bagi kita sebagai aparatur pemerintah dalam rangka pelaksanaan program pengembangan industri agar pengembangan industri ke depan pada jangka menengah dan jangka panjang akan lebih fokus arahnya dan mengikat kepada seluruh unsur pemangku kepentingan. Sebagai konsekuensi terbitnya Perpres tersebut, kita telah menetapkan Peta Panduan Pengembangan 35 Klaster Industri Prioritas, Peta Panduan Pengembangan Industri Unggulan pada 18 Provinsi dan Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Kompetensi Inti Industri pada 5 Kabupaten / Kota. 4
Sesuai dengan Inpres No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, Kementerian Perindustrian ditugaskan untuk melakukan Revitalisasi Industri Pupuk, Revitalisasi Industri Gula, Pengembangan Klaster Industri Pertanian Berbasis Oleokimia dan Pengembangan Klaster Industri Berbasis Migas Kondensat, serta Fasilitasi Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus. Saudara-saudara sekalian, Guna lebih meningkatkan daya saing industri nasional, maka Kementerian Perindustrian akan memfokuskan program peningkatan daya saing industri yang secara bertahap menurut kelompok industri. Pada tahun 2010-2014 Kementerian Perindustrian akan memfokuskan 6 kelompok industri yang mempunyai peluang yang baik untuk dikembangkan yaitu: (1) Industri Padat Karya, (2) Industri Kecil Menengah, (3) Industri Barang Modal, (4) Industri Berbasis Sumber Daya Alam, (5) Industri Pertumbuhan Tinggi, dan (6) Industri Prioritas Khusus. Dalam mendorong peningkatan daya saing industri nasional, pemerintah akan menggunakan 4 instrumen pendukung yaitu APBN, insentif fiskal, penyediaan infrastruktur kawasan industri, dan dukungan administratif, disamping juga mengundang peran 5
swasta dalam pembangunan dengan skema Public Private Partnership (PPP). 1. Industri padat karya merupakan salah satu prioritas karena menyediakan lapangan usaha dan menyerap tenaga kerja secara signifikan. Industri yang termasuk ke dalam industri padat karya meliputi industri Tekstil dan Produk Tekstil, industri alas kaki, dan industri furniture. Untuk pengembangan industri padat karya, pemerintah akan melaksanakan program restrukturisasi permesinan pada industri tekstil dan produk tekstil serta alas kaki, pemberian insentif fiskal, seperti fasilitas tax allowance, BMDTP termasuk pemberlakuan bea keluar untuk pengamanan bahan baku di dalam negeri, serta pemberlakuan tata niaga impor untuk pengamanan industri dalam negeri. 2. Industri Kecil dan Menengah (IKM) mempunyai kedudukan strategis dalam perekonomian nasional. IKM berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja yang banyak, membuka peluang usaha secara luas dengan produk yang sangat bervariasi dan beragam, serta mampu mengolah sumber daya lokal baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor. Untuk meningkatkan daya saing IKM pemerintah akan menumbuhkan IKM melalui modernisasi peralatan, peningkatan kemampuan SDM melalui pendidikan dan pelatihan, promosi serta fasilitasi kredit usaha rakyat (KUR). 6
3. Industri barang modal di Indonesia perlu dikembangkan mengingat ketergantungan yang tinggi terhadap impor barang modal karena industri barang modal dalam negeri belum berkembang sesuai dengan kebutuhan sektor-sektor ekonomi sehingga banyak menghabiskan devisa negara. Impor barang modal dalam kurun waktu 3 tahun terakhir tumbuh rata-rata 32,25 % per tahun dan sebagai gambaran pada tahun 2009 impor barang modal mencapai sebesar US$ 18,31 milyar. Industri yang termasuk ke dalam industri barang modal meliputi industri permesinan, dan industri perkapalan. Untuk mendorong tumbuhnya industri barang modal dalam negeri, pemerintah akan memberikan fasilitas dan insentif berupa tax allowance, pembebasan bea masuk, tax holiday, serta dukungan kemudahan kredit perbankan. 4. Industri berbasis sumber daya alam perlu diprioritaskan secara nasional mengingat besarnya kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Industri tersebut meliputi industri makanan dan minuman, CPO, kakao, karet, rumput laut, baja dan aluminium hulu. Untuk mendorong tumbuhnya industri berbasis Sumber Daya Alam, pemerintah akan mengupayakan memberikan fasilitas dan insentif berupa tax allowance, tax holiday, fasilitasi pembangunan infrastruktur, dan mengenakan bea keluar untuk CPO dan kakao. 5. Industri dengan tingkat pertumbuhan tinggi yang akan didorong pengembangannya adalah industri kendaraan bermotor, 7
elektronika dan telematika. Untuk meningkatkan daya saing industri pertumbuhan tinggi seperti industri kendaraan bermotor, pemerintah akan mendorong tumbuhnya industri komponen dalam negeri, memfasilitasi pengembangan desain kendaraan bermotor buatan Indonesia, memfasilitasi pengembangan kendaraan dan peralatan yang hemat energi dan ramah lingkungan serta harga terjangkau. Selain itu pemerintah akan memfasilitasi pemberian insentif fiskal, pembebasan PPnBM dan pembebasan bea masuk barang modal, bahan baku dan komponen yang dibutuhkan untuk industri dalam negeri. 6. Industri yang dikelompokkan menjadi prioritas khusus merupakan pelaksanaan instruksi presiden yang meliputi industri gula, industri pupuk, dan industri petrokimia. Dalam pengembangan industri prioritas khusus, pemerintah akan melaksanakan revitalisasi pabrik-pabrik yang sudah ada dan mendorong pembangunan pabrik-pabrik baru serta memfasilitasi jaminan penyediaan gas dan bahan baku yang bersumber dari dalam negeri maupun impor, memberikan subsidi bunga untuk industri-industri yang melakukan modernisasi permesinan. Saudara-saudara sekalian, Dalam rangka mendorong percepatan transformasi ekonomi Indonesia, saat ini Kementerian Koordinator Bidang 8
Perekonomian bersama sama dengan seluruh Kementerian dibidang perekonomian sedang menyusun Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia dengan sasaran berupa pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif dan berkelanjutan. Untuk mencapai target sasaran tersebut, saat ini telah ditetapkan enam koridor ekonomi prioritas sebagai pusat pusat pertumbuhan di setiap pulau dengan pengembangan klaster industri berbasis sumber daya unggulan (komoditi dan atau sektor). (1) Koridor Sumatera akan dijadikan sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional. Industri yang akan dikembangkan adalah : Industri hilir kelapa sawit dan Karet di Sei Mangkei, Sumatera Utara dan Dumai, Riau. Industri hilir karet di Jambi. Industri Perkapalan di Karimun, Kepulauan Riau. Industri Hilir karet dan Batubara di Tanjung Api-Api dan Muara Enim, Sumatera Selatan. Industri Petrokimia di Banten. (2) Koridor Jawa akan dijadikan pendorong industri dan jasa nasional. Industri yang akan dikembangkan antara lain: Industri Tekstil di Majalengka, Jawa Barat dan Semarang, Jawa Tengah Industri Otomotif dan Permesinan di Jakarta - Cikampek 9
Industri makanan dan minuman di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Industri elektronika dan telematika di Jakarta Bandung, Solo, Kudus, Salatiga (Jawa Tengah), Surabaya, Jawa Timur. Industri Perkapalan di Lamongan, Jawa Timur Industri Petrokimia di Tuban, Jawa Timur Industri Baja di Propinsi Banten Industri semen di Propinsi Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur (3) Koridor Kalimantan akan dijadikan Pusat pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional. Industri yang akan dikembangkan antara lain: Industri Baja di Batu licin, Kalimantan selatan Industri aluminium hulu di Mempawah, Kalbar. Industri hilir kelapa sawit di Maloy, Kalimantan Timur Industri berbasis migas dan kondensat di Bontang, Kalimantan Timur. Industri batubara di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. (4) Koridor Sulawesi-Maluku Utara akan dijadikan pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan dan perikanan nasional. Industri yang akan dikembangkan antara lain: Industri Nikel di Soroako (Sulawesi Selatan), Kolaka (Sulawesi Tenggara) dan Halmahera (Maluku Utara). 10
Industri Perikanan di Makassar. (5) Koridor Bali Nusa Tenggara akan dijadikan pintu gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional. Industri yang akan dikembangkan antara lain: Industri Pariwisata di Bali-NTB. Industri Perikanan di Lombok (NTB) dan Kupang (NTT). (6) Koridor Papua akan dijadikan pengolahan sumber daya alam yang melimpah dan SDM yang sejahtera. Industri yang akan dikembangkan antara lain : Industri Petrokimia berbasis Migas Kondensat di Tangguh, Papua. Industri Tembaga di Timika, Papua. Disamping itu, pertumbuhan tinggi yang inklusif dapat dicapai dengan pengintegrasian ekonomi melalui pembangunan konektivitas nasional yang diharapkan akan menghubungkan pusat pusat pertumbuhan tersebut sehingga memaksimalkan pertumbuhan ekonomi melalui keterpaduan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal. Untuk itu Kementerian Perindustrian memerlukan dukungan dukungan dari seluruh sektor terkait sesuai dengan bidang dan kewenangannya masing masing. Saudara-saudara sekalian, Sesuai arahan bapak Presiden beberapa waktu yang lalu kita perlu juga untuk menyusun program pro-rakyat untuk 11
mengurangi kemiskinan melalui mekanisme ekonomi maupun fasilitasi dan bantuan pemerintah. Ada 6 (enam) program baru yang diusulkan yaitu : 1) Program Rumah Sangat Murah. 2) Program Kendaraan Angkutan Umum Murah. 3) Program Air Bersih Untuk Rakyat. 4) Program Listrik Murah & Hemat. 5) Program Peningkatan Kehidupan Nelayan. 6) Program Peningkatan Kehidupan Masyarakat Pinggir Perkotaan. Kementerian perindustrian ditetapkan sebagai leading sector untuk melaksanakan program kendaraan angkutan umum murah dan mendukung program Listrik Murah & Hemat dimana leading sector-nya adalah Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral. Saat ini sedang disusun rencana aksi untuk pengembangan industri tersebut. Saudara-saudara sekalian, APBN sebagai salah satu instrumen pengembangan industri perlu diutilisasi secara maksimal dalam rangka meningkatkan daya saing industri. Dengan diimplementasikannya sistem anggaran berbasis kinerja yang berorientasi pada pencapaian output dan outcome, diharapkan DIPA tahun 2011 dapat digunakan secara efisien dan efektif untuk menjalankan kegiatan-kegiatan prioritas dan Kebijakan Industri Nasional. 12
Untuk itu, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) harus bertanggungjawab terhadap sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra dan Renja satuan kerjanya serta Renstra dan Renja unit di atasnya, yang harus segera dituangkan kedalam rencana pelaksanaan kegiatan selama 1 tahun. Sejalan dengan kebijakan penghematan anggaran dalam rangka meningkatkan kualitas belanja K/L, Kementerian Perindustrian terus berupaya melakukan langkah-langkah efisiensi anggaran melalui pembatasan perjalanan dinas, pembatasan penyelenggaraan rapat-rapat di luar kantor, pembatasan belanja operasional dan penghematan belanja non operasional lainnya. Hasil penghematan tersebut diharapkan dapat digunakan untuk membiayai kegiatan prioritas nasional dan prioritas baru yang termasuk kedalam new initiative. Saudara-saudara sekalian, Rapat Kerja Kementerian Perindustrian ini diharapkan dapat menjadi wahana koordinasi dan mensinergikan programprogram Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait dalam rangka pelaksanaan rencana aksi yang tertuang baik dalam Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2010-2014, Rencana Aksi Pengembangan 6 (enam) kelompok Industri Prioritas, Peta Panduan Industri 13
Unggulan Provinsi, dan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), serta Program Pro-Rakyat. Seluruh rencana aksi pengembangan industri tersebut pada prinsipnya merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam rangka reindustrialisasi, mengingat industrialisasi merupakan mesin utama untuk mendorong terjadinya transformasi ekonomi. Dengan demikian dapat dihasilkan program yang dapat diimplementasikan secara nyata dan berkesinambungan sehingga visi Indonesia sebagai negara industri maju baru dapat diwujudkan. Untuk itu, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Tahun 2011 saya nyatakan secara resmi dibuka. Akhir kata, kepada para peserta Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Tahun 2011, saya ucapkan selamat bekerja, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melindungi dan memudahkan segala urusan kita. Wassalamu alaikum Wr.Wb. MENTERI PERINDUSTRIAN M.S. HIDAYAT 14