BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT III TENTANG HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI AKADEMI KEBIDANAN MEDISTRA LUBUK PAKAM TAHUN 2008

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. smpai 28 hari. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada

DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H.Adam Malik Medan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NEONATUS BERESIKO TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2. Respon terpimpin ( guided respons). Hal ini berarti dapat melakukan sesuatu. indikator pada praktek tingkat kedua.

LEMBAR KUESIONER PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI KELURAHAN ASUHAN PEMATANGSIANTAR

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB 1 PENDAHULUAN. baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

BAB II. Tinjauan Pustaka. manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui panca

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi. lingkungan (Notoadmodjo, 2007,hlm.139).

MAKALAH TERMOREGULASI PADA BAYI BARU LAHIR (PERLINDUNGAN TERMAL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo : 2003 : 127).

PENGARUH MANDI RENDAM PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEJADIAN HIPOTERMI DI RS DR. R SOEDJATI PURWODADI

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan di negara-negara sedang berkembang (Unicef-WHO, 2004). BBLR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

Membantu Bayi Bernapas. Buku Kerja Peserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

NEONATUS BERESIKO TINGGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8

KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A

Membantu Bayi Bernapas Lembar Balik Fasilitator

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap Ibu Primigravida Terhadap Tanda-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur

PENGARUH PENERAPAN METODE KANGURU TERHADAP PENINGKATAN SUHU BAYI BARU LAHIR (Di BPS. Kasih Ibu Ny. Soenarlin Jatirogo Tuban)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

KEDARURATAN LINGKUNGAN

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C.

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram.

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

Pemeriksaan Fisis Neonatus

Cara Mencuci Tangan yang Benar

BAB IV THERMOREGULASI A. PENDAHULUAN

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

Suhu tubuh: Keseimbangan antara panas yg diproduksi tubuh dgn panas yg hilang dr tubuh. Jenis2 suhu tubuh: 1. Suhu inti: suhu jar.

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

SURAT PERNYATAAN KASEDIAAN MENJADI RESPONDEN. Maka saya mengharapkan kesediaan ibu menjadi responden dalam penelitian ini

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil pengindraan atau hasil tahu, setelah orang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri (Wahit,

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB II TINJAUAN TEORI

USER MANUAL M Last ref Nov 2015

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

Obat Penyakit Diabetes dan Berbagai Komplikasi Neuropati

BAB II LANDASAN TEORI

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL TERHADAP BAYI NY. R DI RB SAYANG IBU DI 38 B BANJAREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2007

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

MAKALAH MEMANDIKAN DAN PERAWATAN TALI PUSAT

Pusat Hiperked dan KK

IV-138 DAFTAR ISTILAH

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Lingkungan Kerja. Dosen Pengampu : Ratih Setyaningrum,MT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA hal : 1) Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Penginderaan tersebut akan menghasilkan pengetahuan yang dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) Pengetahuan adalah keseluruhan penilaian, gagasan, ide, konsep dan ceramahan yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk kehidupannya (Ilmu pengetahuan). Pengetahuan seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Menurut Sunaryo (2004), secara garis besarnya pengetahuan dibagi 6 tingkat yaitu : a. Tahu (Know) Tahu diartikan hanya sebagai Re Call (memanggil atau ingat kembali) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu, dan untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan- pertanyaan. b. Memahami (Comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

c. Aplikasi (Aplication) Diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. d. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antar komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui, indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. e. Sintesis (Sintesis) Menunjukkan suatu pengetahuan atau kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan bentuk yang baru, dengan kata lain adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang telah ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2003). 2. Macam macam pengetahuan menurut polanya a. Tahu bahwa Pengetahuan bahwa adalah pengetahuan tentang informasi tertentu, bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa inti atau itu memang demikian adanya bahwa apa yang dikatakan memang benar.

b. Tahu bagaimana Pengetahuan ini menyangkut bagaimana melakukan sesuatu, ini yang dikenal sebagai Know How, pengetahuan ini berkaitan dengan keterampilan atau lebih tepat keahlian dan kemahiran teknik melakukan sesuatu. c. Tahu akan / mengenal Biasanya jenis ini berkaitan dengan Pengetahuan Bahwa hanya saja tahu mengapa jauh lebih mendalam diri serius dari pada tahu bahwa karena mengapa berkaitan dengan penjelasan (Notoadmojo, 2003). B. Hipotermi Hipotermi pada neonatus adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suhu tubuh yang disebabkan oleh berbagai keadaan terutama karena tingginya konsumsi oksigen dan penurunan suhu ruangan. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal sangat penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan bayi baru lahir terutama bagi bayi prematur. Pengaturan suhu tubuh tergantung pada faktor penghasil panas dan pengeluarannya, sedang produksi panas sangat tergantung pada oksidasi biologis dan aktifitas metabolisme dari sel-sel tubuh waktu istirahat (Lubis, 2007). Suhu normal adalah suhu tubuh yang menjamin kebutuhan oksigen bayi secara individual (dapat terpenuhi dengan suhu bayi stabil dengan suhu aksila antara 36,5 0 C 37,5 0 C (Affandi, 2007). Hipotermi dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai, lemak subkutan yang sedikit, belum matangnya sistem

saraf yang mengatur suhu tubuh, luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding dengan berat badan sehingga mudah kehilangan panas (Surasmi, 2006). Untuk mengukur hipotermi diperlukan termometer ukuran rendah yang dapat mengukur suhu hingga 25 0 C. Hipotermi dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan mengakibatkan terjadinya hipoksemia dan berlanjut dengan kematian (Saifuddin, 2006). Menurut diagnosis banding pada suhu tubuh hipotermi ada dua yakni : hipotermi sedang 32 0 C 36,4 0 C dan suhu tubuh kurang dari 32 0 C disebut hipotermi berat (Subekti, 2008). 1. Mekanisme Terjadinya Hipotermi Hipotermi pada bayi baru lahir timbul karena adanya penurunan suhu tubuh yang dapat terjadi melalui cara hipoksemin yaitu kadar O 2 dalam darah. a. Evaporasi Adalah kehilangan panas karena penguapan cairan ketuban yang melekat pada permukaan tubuh bayi yang tidak segera dikeringkan. Contoh : air ketuban pada tubuh bayi baru lahir tidak cepat dikeringkan serta bayi segera dimandikan. b. Konduksi Adalah kehilangan panas karena panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin seperti : meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakan di atas benda tersebut.

c. Konveksi Kehilangan panas tubuh yang terjadi pada saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Kehilangan panas juga terjadi jika konveksi aliran udara dan kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan. d. Radiasi Kehilangan panas tubuh yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi karena benda tersebut akan menyerap radiasi panas tubuh bayi (Saifuddin, 2002). Banyak faktor resiko dari hipotermi, antara lain bayi baru lahir tidak segera dikeringkan, terlalu cepat dimandikan, setelah dikeringkan tidak segera diberi pakaian, tidak segera didekap pada tubuh ibu, bayi baru lahir dipisahkan dari ibunya, tidak segera disusui ibunya, berat badan bayi baru lahir rendah, bayi tidak segera dibungkus dan bayi sakit (Departemen Kesehatan RI, 1998). 2. Gejala Hipotermi Hipotermi memiliki gejala sebagai berikut : a. Bayi tidak mau menetek. b. Bayi tampak lesu atau mengantuk saja. c. Tubuh bayi teraba dingin. d. Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema). e. Bayi menggigil. f. Suhu (aksila) bayi turun dibawah 36 0 C.

g. Kulit pucat. (Sarwono, 2001). 3. Tanda Hipotermi Hipotermi sedang (stres dingin) : a. Aktifitas berkurang, letargis. b. Tangisan lemah. c. Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata). d. Kemampuan mengisap lemah. e. Kaki teraba dingin. Hipotermi lanjut : a. Bibir dan kuku kebiruan. b. Ujung kaki dan tangan berwarna merah terang. c. Pernapasan lambat dan tak teratur. d. Bagian tubuh lainnya pucat. e. Bunyi jantung lambat. f. Kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada punggung kaki dan tangan (Sarwono, 2001). 4. Penyebab Hipotermi Hipotermi dapat disebabkan oleh : a. Kehilangan panas yang berlebihan seperti lingkungan atau cuaca dingin basah atau bayi telanjang. b. Luas permukaan tubuh pada bayi baru lahir relatif besar sehingga penguapannya bertambah.

c. Kurangnya metabolisme untuk menghasilkan panas tubuhnya masih rendah. d. Otot bayi masih lemah (Manuaba, 1998). 5. Pencegahan Hipotermi a. Keringkan bayi dengan seksama. Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera lahir untuk mencegah kehilangan panas disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada tubuh bayi. Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang telah disiapkan di atas perut ibu. b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat, serta segera mengganti handuk atau kain yang dibasahi oleh cairan ketuban. c. Selimuti bagian kepala Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup. d. Tempatkan bayi pada ruangan yang panas Suhu ruangan atau kamar hendaknya dengan suhu 28 0 C 30 0 C untuk mengurangi kehilangan panas karena radiasi. e. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya. Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir. Pemberian ASI lebih baik ketimbang glukosa karena ASI dapat mempertahankan kadar gula darah. f. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.

Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian) sebelum melakukan penimbangan terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering (Affandi, 2007). 6. Penanganan Hipotermi a. Mengeringkan tubuh bayi dengan cepat mulai dari kepala dan seluruh tubuh. b. Tubuh bayi segera dibungkus dengan selimut, topi atau tutup kepala, kaos tangan dan kaki. c. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga bayi agar tetap hangat dan bayi harus berada di dalam suatu pakaian atau yang disebut sebagai metode kanguru. d. Bila tubuh bayi masih dingin, segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu. e. Periksa suhu bayi setiap jam. f. Pemberian ASI sedini dan sesering mungkin. g. Jika bayi tidak dapat menyusui, berikan perasan ASI dengan menggunakan metode pemberian alternatif (dipompa). (Saifuddin, 2002). C. Ibu 1. Ibu adalah seorang perempuan yang telah melahirkan anak dan menyayanginya. 2. Suatu sebutan untuk wanita yang sudah bersuami.

3. Panggilan yang lazim kepada wanita yang sudah bersuami (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991). D. Neonatus Adalah bayi baru lahir berusia 0 4 minggu (Maimunah, 2004).