IV. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN KAMPANYE BANGGA UNTUK MENGUBAH POLA PENGELOLAAN TERNAK MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG KONSERVASI HARIMAU SUMATERA DI JANTHO ACEH BESAR

PENERAPAN KAMPANYE BANGGA UNTUK MENGUBAH POLA PENGELOLAAN TERNAK MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG KONSERVASI HARIMAU SUMATERA DI JANTHO ACEH BESAR

BAB IV METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kampanye Bangga

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diharapkan adanya pemahaman terhadap perubahan struktur agraria, faktor-faktor

TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

Panduan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

BAB III METODOLOGI Ruang Lingkup Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

Panduan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

METODOLOGI. Batasan Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. pada daerah inilah sentra pendirian pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN

VIII. ANALISIS HIRARKI PROSES (AHP)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup

F. ANALISA KRITIKAL. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Kecamatan Labuan, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

D. Analisis Ancaman. 4.0 Peringkat Ancaman 4.1 Lingkup, Intensitas, dan Ketakberbalikan 4.2 Rantai Faktor

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR 1-1

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Peneliti menggunakan pendekatan Psikologi Indigenous (Indigenous

Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI. 9 Moral hazard adalah tindakan yang muncul karena individu atau lembaga tidak mengambil konsekuensi dan

PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

Tujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

M E M U T U S K A N :

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS

METODE KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

Perjanjian Kerjasama Tentang Pengembangan dan Pemasaran Produk Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon.

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

IV. METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. a. Forum Informal; b. Studi Banding; c. Focus Group Discussion (FGD); d.

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan

3. METODOLOGI ' ' ' ' ' Tg. Gosong. Dongkalang ' ' ' ' '

3 METODE Jalur Interpretasi

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

Gambar 1 Lokasi penelitian.

KERANGKA ACUAN PENGKAJIAN UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA WAWO WAE DALAM PENGELOLAAN KAWASAN CA WATU ATA, NGADA TGL 25 NOP S/D 20 DES 2002

BAB III PENDEKATAN LAPANG

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Bangunjiwo, Tirtonirmolo, Tamantirto dan Ngetisharjo dan Kecamatan

Mengadu demi Memperbaiki:

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa

III. METODOLOGI KAJIAN

Gambar 2 Tahapan Studi

3.1. Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Transkripsi:

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh Besar. 2. Tahap Implementasi, yang dilaksanakan pada bulan Februari 2007 Februari 2008 di 13 Desa di Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Nanggroe Aceh Darussalam. 3. Tahap Pengolahan/Analisis Data dan Penulisan Tesis, yang dilaksanakan pada bulan Maret 2008 Juli 2008 di Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 4.2. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Buku Pegangan Ukuran Keberhasilan (Nick Salafsky dan Richard Margoluis, 1998), Software SurveyPro, GPS (Global Positioning System), Binokuler, Kamera, Tape recorder, Handycam, LCD/ In focus, Sticky Wall. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi cetak seperti poster, pin, kalender, lembar fakta, lembar dakwah, buku tulis, album lagu konservasi, kantong belanja, baju kaos, kostum serta alat peraga berupa puzzle dan 1 set perlengkapan panggung boneka. 4.3. Metode 4.3.1. Penentuan Lokasi dan Responden Metode penentuan lokasi Kampanye Bangga dilakukan secara sengaja (Purposive sampling). Kampanye Bangga hanya dilaksanakan di kawasan yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi. Oleh karena itu penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Nanggroe Aceh Darussalam. Adapun kriteria atau syarat yang digunakan untuk menentukan lokasi adalah: 1) Wilayah tersebut berdekatan dengan hutan Jantho yang diketahui menjadi habitat harimau sumatera;

37 2) Masyarakat di lokasi tersebut mayoritas adalah petani dan peternak yang memiliki pola pengelolaan ternak tradisional sehingga menimbulkan konflik dengan harimau sumatera; 3) Masyarakat di lokasi tersebut memiliki ketergantungan terhadap hutan Jantho, baik untuk memenuhi kebutuhan air untuk pertanian ataupun rumah tangga; 4) Total populasi penduduk di lokasi tersebut tidak lebih dari 200 ribu jiwa (Satu tahun Kampanye Bangga tidak efektif dilakukan pada populasi > 200 ribu jiwa). Penentuan responden dilakukan secara acak (simple random sampling). Total penduduk di Kecamatan Jantho adalah 9010 jiwa, dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat interval 5% maka jumlah total responden di Jantho adalah 183 jiwa. Karakteristik responden adalah masyarakat yang umumnya berprofesi sebagai petani dan peternak yang memiliki pola pengelolaan ternak tradisional serta memiliki ketergantungan terhadap hutan Jantho sebagai sumber air bersih bagi kebutuhan pertanian dan rumah tangga dengan tingkat pendidikan rata-rata tamat SD. Metode penentuan responden untuk pertemuan diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion) dipilih berdasarkan isu ancaman langsung yang telah diidentifikasikan dalam pertemuan stakeholder pertama. Penentuan responden untuk diskusi kelompok terfokus dilakukan setelah pertemuan stakeholder pertama. Setelah pertemuan stakeholder diidentifikasikan 3 prioritas ancaman maka responden yang dipilih untuk diskusi terfokus adalah orang-orang yang memiliki kapasitas untuk memberikan informasi lebih banyak tentang isu ancaman langsung. Misalnya dalam pertemuan stakeholder diidentifikasikan bahwa 3 prioritas ancaman adalah penebangan, perburuan, dan pembukaan lahan maka responden untuk diskusi terfokus adalah penebang, pemburu, dan petani pembuka lahan.

38 4.3.2. Data dan Informasi Pengumpulan informasi ini bertujuan untuk membantu peneliti mengenal kawasan target secara lebih lengkap sehingga membantu dalam merancang program Kampanye Bangga. Data dan informasi awal yang dikumpulkan adalah data keanekaragaman hayati, data mengenai ancaman-ancaman di kawasan konservasi, data demografi, data sosial budaya masyarakat, situasi politik, serta informasi tentang para stakeholder yang ada di kawasan target. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari pustaka, instansi pemerintahan seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Kehutanan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Data primer diperoleh dari berbagai survei langsung yang dilaksanakan oleh Yayasan Mapayah Aceh. Data dan informasi mengenai pengetahuan dan sikap masyarakat diperoleh melalui Survei Pra Kampanye dan Survei Pasca Kampanye menggunakan lembar kuesioner. Melalui survei ini dikumpulkan juga informasi mengenai tingkat pendidikan, preferensi media dan saluran lomunikasi terpercaya di masyarakat target, pengetahuan, dan sikap masyarakat. Informasi ini akan membantu dalam memilih dan merancang materi serta saluran komunikasi yang digunakan selama tahapan pelaksanaan Kampanye Bangga. Informasi mengenai pola pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat target juga diperoleh dari hasil wawancara langsung (formal dan informal) dengan anggota masyarakat dan para tokoh-tokoh masyarakat di lokasi target. 4.3.3. Prosedur Kerja Kampanye Bangga Prosedur kerja Kampanye Bangga mengadopsi manajemen adaptif proyekproyek konservasi yang terdiri dari tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan; dan tahapan evaluasi (Salafsky 1998). Ketiga tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: I. Tahapan Perencanaan Tujuan dari tahapan ini adalah untuk merancang program Kampanye Bangga. Tahapan ini meliputi: 1) Studi Pustaka dan Analisa Kawasan

39 Tujuan dari studi pustaka dan analisa kawasan adalah untuk memahami dengan lebih baik mengenai kawasan target dan berbagai hal yang berlangsung di kawasan target. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang keanekaragaman hayati, ancaman-ancaman di kawasan konservasi, demografi, sosial budaya masyarakat, situasi politik, serta informasi tentang para stakeholder yang ada di kawasan target. Disamping itu dalam tahapan ini juga dilakukan analisa terhadap para stakeholder. Para stakeholder yang diidentifikasi adalah orang-orang yang memiliki kepentingan terhadap kawasan target. Dalam mengidentifikasi stakeholder, peneliti dapat meminta informasi dari lembaga lain yang sudah pernah melakukan kegiatan di kawasan target. Analisa dibuat berdasarkan isu yang dibawa oleh stakeholder, motif stakeholder, kontribusi yang dapat diberikan oleh stakeholder untuk kegiatan Kampanye Bangga serta konsekuensi yang ditimbulkan jika stakeholder terlibat kegiatan Kampanye Bangga. Tidak semua peserta atau individu atau wakil kelompok masyarakat yang ada di dalam matriks ini akan dilibatkan terutama jika kepentingannya dan sumbangannya sudah dapat diwakili oleh peserta lain. Hasil dari tahapan ini adalah gambaran umum tentang lokasi dan masyarakat target serta sebuah matriks analisa stakeholder (Salafsky 1998). 2). Pertemuan Stakeholder Pertama Tujuan dari pertemuan stakeholder pertama adalah untuk mengembangkan sebuah Model Konseptual, membuat peringkat ancaman, mendapatkan kandidat maskot dan slogan bagi kegiatan Kampanye Bangga. Pertemuan ini difasilitasi oleh seorang Manajer Kampanye. Manajer kampanye meminta kepada para stakeholder mengidentifikasikan faktor langsung, faktor tidak langsung; dan faktor kontribusi. Setelah semua faktor diidentifikasikan maka manajer kampanye memfasilitasi para pemangku kepentingan untuk melakukan pemeringkatan terhadap faktor langsung (Pemeringkatan Matriks). Hasil dari pertemuan stakeholder pertama adalah model konseptual awal, tiga prioritas ancaman; serta kandidat maskot dan slogan (Salafsky 1998).

40 3). Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion) Tujuan dari pelaksanaan diskusi kelompok terfokus adalah untuk mendiskusikan prioritas ancaman langsung yang telah diidentifikasikan dalam pertemuan stakeholder pertama. Kelompok dalam diskusi terfokus ini akan membantu manajer kampanye memahami sikap dan pendapat populasi sasaran tentang ancaman-ancaman langsung di kawasan mereka. Responden untuk diskusi kelompok terfokus ditetapkan berdasarkan isu ancaman langsung. Pelaksanaan diskusi terfokus dapat dilihat dalam Tabel 5. Tabel 4 Pelaksanaan Diskusi Kelompok Terfokus Topik Diskusi Frekuensi 1 Prioritas ancaman ke 1 1 kali 2 Prioritas ancaman ke 2 1 kali 3 Prioritas ancaman ke 3 2 kali Sebelum diskusi dilaksanakan manajer kampanye merancang pertanyaanpertanyaannya. Hasil dari pelaksanaan diskusi kelompok terfokus adalah transkripsi diskusi kelompok terfokus yang mencatat pendapat responden, ide responden, pengalaman responden, persamaan dan perbedaan pengalaman antar responden, dan konsensus (Salafsky 1998). 4). Survei Pra Kampanye Survei yang dilakukan dalam Kampanye Bangga adalah Survei KAP (Knowledge, Attitude, Practice) yaitu survei yang bertujuan mengetahuan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat sasaran. Hal yang harus dilakukan sebelum melaksanakan Survei Pra Kampanye adalah: a. Menetapkan karakteristik populasi sasaran Kampanye Bangga. b. Menetapkan tujuan survei. c. Mempersiapkan pertanyaan survei. d. Pertanyaan survei dipersiapkan menggunakan informasi yang diperoleh dari studi pustaka, pertemuan stakeholder pertama, dan diskusi kelompok terfokus. e. Melakukan pre uji atas pertanyaan survei yang telah dipersiapkan. f. Menetapkan sampling (contoh) dari populasi sasaran.

41 g. Metode pemilihan responden adalah metode simple random sampling dengan menggunakan derajat kepercayaan 95%, dan interval kepercayaan 5 %. h. Memilih pewawancara dan melakukan wawancara. i. Menetapkan kelompok kontrol. Hasil dari survei pra kampanye adalah informasi kuantitatif mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat sebelum pelaksanaan Kampanye Bangga serta pilihan maskot dan slogan (Salafsky 2008). 5). Pertemuan Stakeholder Kedua Tujuan pertemuan stakeholder kedua adalah merevisi Model Konseptual Awal dan membantu manajer kampanye untuk mengidentifikasikan sasaran kampanye yang fokusnya kepada perubahan pengetahuan dan kesadaran yang dapat mempengaruhi ancaman kuncinya. Para stakeholder dalam pertemuan stakeholder pertama diundang kembali dalam pertemuan stakeholder kedua. Manajer kampanye menyampaikan kepada para stakeholder semua informasi yang diperoleh dari diskusi kelompok terfokus dan survei pra kampanye. Informasi ini digunakan untuk merevisi Model Konseptual Awal untuk membantu merancang kegiatan. Hasil dari pertemuan ini adalah Model Konseptual Final dan rumusan tentang sasaran dan kegiatan Kampanye Bangga (Salafsky 2008). 6). Menetapkan Sasaran SMART Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengembangkan sasaran SMART (specific, measurable, action-oriented, realistic, measurable and timebound) yaitu sasaran yang spesifik, terukur, berorientasi pada aksi, realistis dan terikat waktu. Sasaran yang dibuat adalah sasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat target. Hasil dari tahapan ini adalah sasaran-sasaran SMART kegiatan Kampanye Bangga (Salafsky 1998).

42 7). Mengembangkan kegiatan dalam Kampanye Bangga. Tujuan dari tahapan ini adalah memilih bentuk-bentuk kegiatan yang sesuai, terkait langsung dengan pencapaian sasaran yang spesifik, dan dapat diselesaikan dengan sumber daya yang tersedia. Hasilnya adalah kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1 tahun Kampanye Bangga (Salafsky 1998). 8). Menyusun Rencana Kerja Tujuan dari tahapan ini adalah menyusun keseluruhan informasi yang diperoleh dalam tahapan perencanaan yang dimulai dari studi pustaka sampai dengan pengembangan kegiatan Kampanye Bangga. Hasil dari tahapan ini adalah dokumen lengkap yang menjadi dasar pelaksanaan Kampanye Bangga selama 1 tahun (Rare 2006). II. Tahap Pelaksanaan Kampanye Bangga Tahapan pelaksanaan kegiatan-kegiatan Kampanye Bangga yang sudah dirancang dalam dokumen rencana kerja, juga pelaksanaan survei pasca kampanye untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan program Kampanye Bangga. Dalam tahap ini juga mengidentifikasi indikator-indikator yang menunjukkan perubahan perilaku masyarakat terkait pola pengelolan ternak dan partisipasi perlindungan hutan. Rencana kerja membantu manajer kampanye melaksanakan kampanye secara sistematis dan strategis. III.Tahap Pengolahan/Analisis Data dan Penulisan Tesis Mengolah dan menganalisis data yang dikumpulkan di akhir periode Kampanye Bangga sebagai bahan kajian untuk melihat peranan Kampanye Bangga, serta penulisan tesis. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistika deskriptif. Analisis efektivitas dilakukan dengan melihat nilai rata-rata peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah Kampanye Bangga. Pengukuran pengetahuan dan sikap dilakukan melalui survei pra dan pasca kampanye. Lembar kuesioner yang digunakan pada saat survei pra kampanye sama dengan lembar kuesioner pada saat survei pasca kampanye. Analisis perubahan perilaku

43 dilihat dengan membandingkan pola perilaku sebelum dan sesudah pelaksanaan Kampanye Bangga. 4.3.4. Metode Analisis Hasil Penelitian ini menggunakan metode analisis statistika deskriptif. Analisis efektivitas dilakukan dengan melihat nilai rata-rata peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah Kampanye Bangga. Pengukuran pengetahuan dan sikap dilakukan melalui survei pra dan pasca kampanye melalui lembar kuesioner dengan menggunakan program analisis data SurveyPro. Lembar kuesioner yang digunakan pada saat survei pra kampanye sama dengan lembar kuesioner pada saat survei pasca kampanye. Analisis perubahan perilaku dilihat dengan membandingkan pola perilaku sebelum dan sesudah pelaksanaan Kampanye Bangga.