BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

HUBUNGAN KEMAMPUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN CITRA TUBUH PADA LANSIA DI DESA BEJI KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB 1 : PENDAHULUAN. perilaku hidup bersih dan sehat. Pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. berusia diatas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

GAMBARAN PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG TAHUN 2015

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Panti Sosial Tresna Werdha ILOMATA Kota Gorontalo adalah Unit

I. PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak semua manusia, baik kaya, msikin, tua, maupun muda.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan. Jika

Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan aset berharga, tidak hanya bagi individu tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB III KONDISI OBJEKTIF PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR LUBUKLINGGAU. A. Latar Belakang Sejarah Berdirinya

BAB I P E N D A H U L U A N

Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009(2) menyebutkan. (promotif), pencegahan penyakit(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan khususnya pembangunan dalam bidang kependudukan, keluarga

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penitipan orang tua ke panti jompo menjadi alternatif pilihan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap

BAB I PENDAHULUAN. upaya memperbaiki taraf hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. (Sumber:

BAB 1 PENDAHULUAN. semua spesies" (Weiss 1965, dan Shack dalam Hadywinoto dan Tony 1999). Dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN

I. PENDAHULUAN. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial

Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol. 2 No PERSONAL HYGIENE PADA ANAK SD NEGERI MERJOSARI 3

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa. (United Nation, 2002). Populasi lansia di dunia mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

para1). BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (DepKes RI, 2009).

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Populution ageing telah menjadi isu demografi yang sangat penting pada

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan anak usia sekolah dimulai dari rentang usia 6-12 tahun. Anak

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan yang dapat. mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini ataupun nanti,dengan kematian seseorang akan berpisah dengan apa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Persentase penduduk lansia di dunia, Asia dan Indonesia tahun

KARYA TULIS ILMIAH PERSEPSI KELUARGA TENTANG PERAWATAN PERSONAL HYGIENE PADA LANSIA. Di Dusun Dare Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo

BABI PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah populasi penduduk usia lanjut (lansia) Pertambahan populasi lansia yang pesat akan mendatangkan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia didunia sebesar 400 juta berada di Asia (Data Informasi &

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kakimantan Tengah, Kalimantan selatan, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlalunya waktu dan dapat meningkatkan resiko terserang penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi global lansia saat ini yaitu setengah dari jumlah lansia di dunia yakni

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 9% orang dewasa yang berusia 18 tahun ke atas pada tahun DM

Transkripsi:

1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka perlu dilakukan suatu tindakan yang berupa kegiatan untuk usaha kesehatan masyarakat yaitu pendidikan/penyuluhan kesehatan dengan tujuan dapat diterima oleh masyarakat dan diaplikasikan dalam kehidupan seharihari agar masyarakat lebih paham dan mengerti bagaimana cara memelihara kesehatan mereka. Menurut Momon dalam teori Blum, menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia adalah perilaku manusia itu sendiri (Abdulrahman,2013). Kesehatan merupakan aset yang paling berharga di dunia. Ungkapan tersebut terucap ketika orang sudah tidak sehat lagi atau dengan kata lain orang tersebut sudah jatuh sakit. Sehat tidaknya seseorang sangat tergantung pada perilaku kehidupan sehari-hari orang tersebut. Personal hygiene (kebersihan perorangan) salah satu upaya mengatasi masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena personal hygiene mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan (Isro in & Andarmoyo, 2012). Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk. Adanya masalah pada personal hygiene akan berdampak pada kesehatan seseorang. Saat seseorang sakit, salah satu 1

2 penyebabnya mungkin adalah personal hygiene yang kurang. Ini harus menjadi perhatian kita bersama, sebab personal hygiene merupakan faktor penting dalam mempertahankan derajat kesehatan individu. Sebagai contoh, adanya perubahan pada kulit dapat menimbulkan berbagai gangguan fisik dan psikologis. Gangguan fisik yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan konsep diri. Sedangkan gangguan psikologis dapat terjadi karena kondisi tersebut mungkin mengurangi keindahan penampilan dan reaksi emosional. Personal hygiene itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Selain itu, ada juga faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap personal hygiene di antaranya: citra tubuh, kebudayaan, praktik sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan. Salah satu ciri kependudukan abad 21 adalah meningkatnya pertumbuhan penduduk lansia yang sangat cepat. Menurut WHO, pada tahun 2025 Indonesia akan mengalami peningkatan lansia sebesar 41,4%, yang merupakan peningkatan tertinggi di dunia. Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa jumlah warga Indonesia akan mencapai kurang lebih 60 juta jiwa pada tahun 2025, seterusnya meletakkan Indonesia pada tempat ke-4 setelah China, India, dan Amerika Serikat untuk jumlah penduduk lansia terbanyak. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 menjadi sebesar 11, 34% (Maryam,dkk. 2008). Angka harapan hidup Provinsi Gorontalo tahun 2010, yaitu 70,6%. Pelaporan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tahun 2011 jumlah lansia yang

3 terdaftar 194.490 orang dari jumlah penduduk Provinsi Gorontalo (dalam Buato,2013). Meningkatnya jumlah penduduk lansia yang cepat turut mengundang permasalahan terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Masalah kesehatan lansia merupakan masalah utama yang harus mendapat perhatian. Masalah lansia bukanlah masalah kesehatan semata, bahkan lebih merupakan sosial ekonomi, karena itu perlu pendekatan multidisiplin mengingat berbagai isu yang berhubungan dengan lansia (Bustan. 2007) seperti: a. Perlu menyiapkan sarana pelayanan bagi lansia. b. Perlu adanya lembaga yang dapat mengayomi para lansia untuk dapat bekerja. c. Diperlukan jaminan penunjang biaya kesehatan untuk lansia. d. Pemikiran untuk kondisi sosial keluarga yang dapat mendukung kehidupan lansia seperti pengadaan nursing home atau rumah jompo. Barbagai upaya telah dilaksanakan instansi pemerintah, para profesional kesehatan, serta bekerja sama dengan pihak swasta dan masyarakat untuk mendukung kesejahteraan penduduk lansia. Salah satu upaya pemerintah dalam mensejahterakan penduduk lansia khususnya di Provinsi Gorontalo yaitu menyediakan Panti Sosial Tresna Werdha sebagai tempat tinggal lansia. Saat ini di Provinsi Gorontalo hanya memiliki dua Panti Sosial tresna werdha yaitu Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata yang berada di Kota Gorontalo dan Panti Sosial Tresna Werdha Beringin berada di Kabupaten Gorontalo. Panti werdha adalah tempat singgah atau tempat penampungan bagi lansia. Apabila kondisi kesehatan, status ekonomi atau kondisi lainnya tidak memungkinkan untuk melanjutkan hidup di rumah masing-masing dan apabila mereka tidak mempunyai anak yang dapat atau sanggup merawat mereka sebaiknya para lansia diharapkan tinggal di tempat yang dirancang khusus untuk lansia.

4 Di dalam konsepsi pembangunan kesejahteraan sosial pelayanan lansia terlantar didalam panti merupakan alternative terakhir, alternative utama adalah Pelayanan dalam lingkungan keluarga. Dorongan terhadap pentingnya pelayanan lansia dalam lingkungan keluarga lebih diutamakan karena para lansia adalah orang yang patut dihargai dan dihormati, sesuai dengan nilai-nilai sosial budaya yang telah dimiliki Bangsa Indonesia. Namun demikian ternyata perkembangan zaman sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi dan komunikasi telah membawa berbagai perubahan dalam tatanan sistim nilai budaya masyarakat. Meningkatnya angka usia harapan hidup masyarakat Gorontalo menjadi 60 Tahun keatas menyebabkan terjadinya perubahan struktur penduduk dimana penduduk lansia semakin banyak jumlahnya. Kondisi demikian ditambah dengan faktor kemiskinan, kesibukan ekonomi, sebagian anggota masyarakat serta perubahan sistim tata nilai, mengakibatkan sebagian lansia menjadi terlantar baik karena kemiskinan maupun karena perubahan tata nilai dalam lingkungan keluarga, sehingga tidak sedikit lansia yang tersisih dan tidak di hormati dan tidak lagi menjadi panutan. Populasi lansia terlantar tersebut pada umumnya disebabkan oleh faktor kemiskinan dan pada umumnya terlantar dalam lingkungan keluarga. Lansia ( usia lanjut) adalah manusia berumur di atas usia 60 tahun dan masih hidup (Widjayanti, 2007). Lansia merupakan kelompok usia, dimana untuk melakukan segala sesuatu temasuk melakukan personal hygiene atau (kebersihan perseorangan) menurun karena dipengaruhi oleh faktor usia. Di lihat dari segi fisik, kelompok lansia sangat mengharapkan perhatian khusus dari keluarga untuk membantu dan memotivasi mereka menerapkan personal hygiene

5 dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, lansia merupakan kelompok umur yang rentan terhadap penyakit dimana pada kelompok ini, sistem kekebalan tubuh sudah menurun sehingga lansia mudah terserang penyakit. Karena itu, penerapan personal hygiene sangat penting bagi lansia. Sebab, bila tidak menerapkan atau menjaga personal hygiene dengan baik akan muncul masalah kesehatan pada diri lansia itu sendiri. Hal-hal yang muncul bila lansia kurang menjaga personal hygienenya diantaranya penyakit kulit. Penampilan tidak rapi dan bau badan tidak sedap, serta kuku yang panjang dan kotor dapat menjadi sarang kuman penyebab penyakit saluran pencernaan, pada gigi dan mulut akan menyebabkan karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi, dan bau mulut, pada rambut terdapat ketombe/kutu. (dalam Wahyuni, 2012). Untuk itu, personal hygiene menjadi penting bagi lansia. karena personal hygiene yang baik merupakan langkah awal mewujudkan derajat kesehatan. Selain itu, akan meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme yang ada dimana-mana, dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit (dalam Listiyani, 2013), personal hygiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh terserang berbagai penyakit. Berdasarkan penelitian oleh Etty Rekawati pada tahun 2002 tentang gambaran kemampuan (Pengetahuan, Sikap dan Praktek) lansia dalam pemenuhan perawatan diri di Panti tresna wredha Budi Mulia Jakarta Timur. Dalam hasil penelitiannya didapatkan data bahwa pengetahuan lansia mengenai kebersihan diri dengan kriteria sangat baik sebesar 72,22 %, kriteria baik sebesar 13,89 % dan kriteria cukup sebesar 8,33 %. Sikap lansia terhadap perawatan kebersihan diri sebesar 58,33 % bersikap baik, 30,56% bersikap cukup dan lansia yang bersikap acuh atau kurang terhadap perawatan kebersihan diri sebesar 11,11 %. Sedangkan data lansia yang melakukan praktek kebersihan diri dengan kriteria sangat baik sebesar 19,44 %, lansia yang melakukan praktek kebersihan diri dengan kriteria baik sebesar 27,78

6 %, lansia yang melakukan perawatan diri dengan kriteria cukup sebesar 41,67 % dan lansia yang masih kurang dalam melakukan praktek terhadap kebersihan dirinya yaitu sebesar 11,11%. Observasi awal di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata. Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata adalah Panti yang melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial kepada para lansia terlantar. Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata memiliki kapasitas daya tampung berjumlah 120 orang. Tapi saat ini, hanya tersedia untuk 35 orang dimana laki-laki sebanyak 6 orang dan perempuan sebanyak 29 orang. Tapi untuk saat ini, jumlah sementara hanya 30 orang. Karena, 5 orang dikembalikan pada sanak keluarganya karena sakit. Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata memiliki tempat tinggal yang terdiri dari 6 wisma. Selain itu juga, pihak Yayasan setiap bulan memberikan pelayanan kesehatan berupa Posyandu lansia yang dibantu oleh tenaga-tenaga kesehatan dari Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo. Namun, saat ini berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Yayasan Panti sosial tresna werdha Ilomata, Puskesmas Wongkaditi tidak melakukan Posyandu lansia lagi. Saat ini, hanya ada seorang perawat yang setiap bulan mengunjungi dan memberikan pelayanan kesehatan pada lansia. Petugas-petugas Panti sosial tresna werdha juga selalu berperan aktif dalam memberikan pelayanan. Walaupun demikian, lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata masih saja memiliki masalah dalam kesehatan. Berdasarkan observasi awal di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata tahun 2013, pada kelompok umur 61-70 tahun lebih banyak mempunyai masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan personal hygine yaitu dari 30

7 orang lansia, ada 13 orang mempunyai masalah kesehatan berupa penyakit diare, gatal-gatal pada kulit, sakit gigi, dan gusi akibat dari personal hygiene yang tidak baik, di lihat dari perannya petugas Panti sudah memberikan motivasi pada lansia untuk tetap menjaga dan peduli dengan personal hygienenya dengan membagikan pakaian, dan peralatan mandi. Tapi masih ada sebagian lansia tidak peduli akan hal itu. Di lihat dari segi kesehatan, personal hygiene sangat penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan khususnya bagi lansia. Demikian halnya dengan observasi awal di Panti Sosial Tresna Werdha Beringin. Panti Sosial Tresna Werdha Beringin merupakan satu-satunya panti werdha di wilayah hukum Kabupaten Gorontalo bahkan menjadi satu-satunya Panti Werdha Swasta di Provinsi Gorontalo sampai sekarang. Panti Sosial Tresna Werdha Beringin memiliki kapasitas daya tampung berjumlah 25 orang tapi saat ini hanya berjumlah 14 orang. Karena ada beberapa orang lansia yang sudah meninggal dan ada juga yang sudah dijemput oleh keluarganya. Lansia yang tinggal di Panti sosial tresna werdha Beringin juga memiliki masalah kesehatan terutama yang berhubungan dengan personal hygiene berupa gatal-gatal pada kulit. Berdasarkan observasi awal di Panti Sosial Tresna Werdha Beringin tahun 2013. Pada kelompok umur 60-85 tahun lebih banyak mempunyai masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan personal hygine yaitu dari 14 orang lansia, ada 5 orang mempunyai masalah kesehatan berupa penyakit gatal-gatal pada kulit, sakit gigi, dan gusi akibat dari personal hygiene yang tidak baik. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan lansia, personal hygiene merupakan salah satu faktor dasar karena individu yang mempunyai

8 personal hygiene yang baik mempunyai resiko yang lebih rendah untuk mendapatkan penyakit. Berdasarkan permasalahan dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh Apakah ada perbedaan personal hygiene pada lansia di Panti sosial tresna werdha Ilomata dan Beringin Provinsi Gorontalo?. 1.2. Identifikasi Masalah 1. Meningkatnya jumlah penduduk lansia yang cepat khususnya di Provinsi Gorontalo dengan jumlah lansia 194.490 orang dari jumlah penduduk yang ada di Provinsi Gorontalo. 2. Banyak penyakit yang timbul pada lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Iomata dan Beringin khususnya yang berhubungan dengan personal hygiene antara lain: penyakit kulit, sakit gigi dan gusi. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada perbedaan personal hygiene pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata dan Beringin Provinsi Gorontalo? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur perbedaan personal hygiene pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata dan Beringin Provinsi Gorontalo.

9 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengukur personal hygiene di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata 2. Untuk mengukur personal hygiene di Panti Sosial Tresna Werdha Beringin 3. Untuk menganalisis perbedaan personal hygiene pada lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata dan Beringin 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Pendidikan Sebagai tambahan ilmu pengetahuan untuk Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo secara umum dan khusus jurusan Kesehatan Masyarakat bahwa personal hygiene sangat penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada lansia. 2. Bagi Peneliti Merupakan proses awal untuk mengetahui personal hygiene pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata dan Beringin. 3. Bagi Yayasan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak Yayasan Panti sosial tresna werdha Ilomata dan Beringin supaya dapat memberikan penyuluhan kepada lansia tentang bagaimana cara personal hygiene yang baik guna meningkatkan kesadaran dan kemampuan lansia dalam mengurus diri terutama berhubungan dengan personal hygiene dalam menjalani kehidupan yang lebih sehat.

10 4. Bagi Responden Dapat memotivasi para lansia untuk menerapkan personal hygiene di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata dan Beringin.