INDUSTRI MARMER DAN ONIX TULUNGAGUNG OLEH: YUDA HADI PRAYOKO NIM

dokumen-dokumen yang mirip
KONDISI EKSISTING INDUSTRI. POTENSI Tulungagung Penghasil marmer terbesar di Indonesia (wikipedia.org) (Disperindag,2009)

Abstrak. Abstract. Keyword: Tulungagung s onix and marble industry, product life cycle, system dynamic

mutualisme begitupun dengan para pelaku industri marmer dan onix di Tulungagung, Jawa Timur. Tentunya dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan pasar dengan penemuan-penemuan barunya dan menetukan harga

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter mengalami

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

MANAJEMEN PEMASARAN : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi memberikan tantangan tersendiri atas diletakkannya ekonomi (economy community) sebagai salah satu

STRATEGI BISNIS USAHA BATIK MADURA (Studi Kasus pada Galeri TRESNA art di Bangkalan Madura) SKRIPSI

PEMODELAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM INOVATIF

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses pemulihan perekonomian Indonesia, sektor Usaha Kecil

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) WORKSHOP DESAIN IKM BATU MULIA DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Bab I Pendahuluan. 1 Ratih Purbasari_

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

BAB l PENDAHULUAN. memiliki daya saing yang relatif baik sehingga dinilai belum mampu

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

Inisiasi V Strategi Produk & Daur Hidup Produk. Selamat berjumpa. Jadwal tutorial yang telah kami kirimkan menunjukkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak krisis moneter. tahun 1998 mengalami percepatan terutama dalam periode

Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membangun jaringan pasar, aspek tersebut adalah : 1. Membangun sistem promosi untuk penetrasi pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan didunia bisnis saat ini sangat pesat. Hampir disemua

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Misi Misi pengembangan Produk Unggulan Daerah Kab.

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta harus tetap fokus pada tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

I. PENDAHULUAN. sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan globalisasi yang disertai pertumbuhan perdagangan domestik dan

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM). Kurang

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sejalan positif dengan kebutuhan masyarakat Indonesia akan perumahan.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini situasi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat.

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SEKACA (SEPATU KAIN PERCA) MEMANFAATKAN BARANG BEKAS MENJADI BARANG LAYAK PAKAI BIDANG KEGIATAN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan manusia terus bertambah dan berkembang. Ini

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode kebutuhan

BAB V PENUTUP. Strategi bisnis APIP S Kerajinan Batik menggunakan aliansi strategis dengan sebagai

BAB 1 Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

STRATEGI BISNIS WARUNG SOTO AYAM CAK SUEP PADA PERUMAHAN DELTA SARI INDAH DI WARU SIDOARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB III DISAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. pada luar negeri. Tuntutan konsumen yang selalu berubah-ubah sesuai perubahan

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

Bab V Analisis dan Pembahasan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. ujung tombak keberhasilan suatu perusahaan, walaupun pada dasarnya semua fungsi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

ABSTRAK. Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Kinerja Pemasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana model bisnis Distro balita

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

II. KERANGKA KAJIAN. a Industri skala mikro / rumah tangga adalah suatu perusahaan manufaktur yang mempekerjakan tenaga kerja 1-4 orang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang

Transkripsi:

INDUSTRI MARMER DAN ONIX TULUNGAGUNG OLEH: YUDA HADI PRAYOKO NIM. 10.11.4594 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011

Abstrak Industri marmer dan onix Tulungagung merupakan salah satu industri kreatif berbasis kerajinan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu ciri khas daerah. Namun permasalahan yang sering terjadi adalah tingkat penjualan produk tertentu yang semakin lama semakin mengalami penurunan karena UKM tidak memahami mendalam mengenai dinamika persaingan produk yang ada. Kajian daur hidup produk diperlukan untuk memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif produk marmer dan onix Tulungagung Tujuannya agar pembuat kebijakan mampu menentukan strategi yang sesuai dengan tahapan daur hidup produk sehingga meningkatkan keuntungan terutama pada tahapan kedewasaan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah sistem dinamis, sebab sistem yang dikaji bersifat dinamis dan interdepensi, dimana akan berpengaruh terhadap lama setiap tahapan daur hidup suatu produk. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui pola daur hidup produk marmer dan onix. Strategi peningkatan kontribusi pembinaan UKM, teknologi dan pemasaran berpengaruh terhadap nilai peningkatkan penjualan terutama tahapan kedewasaan dan mampu memperpanjang tahapan ini. Dengan kata lain ada pengaruh antara konstribusi yang diberikan stakeholder terhadap daur hidup produk.

I. Pendahuluan Dari beberapa sektor industri yang tergolong industri kreatif, industri kerajinan merupakan salah satu industri kreatif yang turut diperhitungkan kontribusinya dalam peningkatan ekonomi kreatif (Departemen Perdagangan,2007). Dilihat secara fungsi, produk industri berbasis kerajinan merupakan kebutuhan tersier saja dengan konsumen tertentu saja sehingga penyerapan produk ke pasar menjadi cukup kesulitan dan kurun waktu yang lama. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk para pemilik UKM kerajinan termasuk UKM marmer dan onix Tulungagung Dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan lainnya yang memiliki kesamaan bidang usaha, UKM marmer dan onix Tulungagung selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas serta memberikan pelayanan yang memuaskan. Beberapa faktor yang mempu menunjang untuk peningkatan kualitas dan perbaikan akan tetapi ada beberapa permasalahn yang dihadapi. Permasalahan sebagian besar terkait dengan faktor internal, yaitu pengembangan ide inovasi dan kreativitas para pengrajin dalam sisi hilirnya dan pemilik UKM sebagai pengelola yang kurang mampu untuk membuat suatu strategi pemasaran yang sesuai untuk produknya.tetapi jika dilihat lebih luas, hal ini berhubungan pula dengan faktor faktor eksternal, meliputi kurangnya pengetahuan teknologi, konstribusi pemerintah perbankan. Usulan-usulan perbaikan untuk memperpanjang tahapan kedewasaan, karena merupakan tahapan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, sangat dibutuhkan terutama terkait dengan kreativitas desain serta variasi teknologi yang memadai karena menjadi ujung tombak untuk industri kreatif. Suatu pembangunan dan integrasi dari masingmasing faktor khususnya peran dan fungsi stakeholder yang terlibat dalam industri ini akan mampu memberikan suatu solusi dan penyelesaian terhadap permasalahan yang terjadi. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan simulasi sistem dinamik. Tujuan dari sistem dinamik tersebut adalah untuk mensimulasikan kemampuan industri marmer dan onix Tulungagung untuk bertahan dan mengetahui gambaran daur hidup produk dengan mengkaitkan integrasi antar variabel pendukungnya, dalam hal ini adalah hubungan antar stakeholder-nya. Dari hasil penelitian maka dapat dilihat variabel apa saja yang paling berpengaruh terhadap daur hidup produk berbasis industri kreatif ini dan dari analisa tersebut dapat dijadikan suatu bahan pertimbangan variabel yang dipilih dan ditingkatkan sehingga akan didapatkan suatu kebijakan untuk meningkatkan eksistensi industri marmer dan onix Tulungagung untuk ke depannya.

II. Pengumpulan dan Pengolahan Data 2.1 Identifikasi Sistem Industri Marmer dan Onix Tulungagung Identifikasi sistem bertujuan untuk mengetahui elemen elemen yang terlibat didalam sistem dan hubungan nyata antar elemen tersebut. Pengidentifikasian elemen- elemen diharapkan dapat digunakan dalam pemodelan sistem, sehingga dapat mencerminkan kondisi real sistem. 2.1.1 Pelaku Sistem Industri Marmer dan Onix Tulungagung Pelaku sistem ada dua jenis yaitu pelaku inti dan pendukung. Pelaku inti merupakan yang berhubungan dengan proses produksi dan distribusi sedangkan pendukung adalah pelaku yang membuat kebijakan diluar sistem industri marmer dan onix seperti koperasi,perbankan dan pemerintah. Fokus penelitian ini terdiri atas kelompok pengrajin, UKM, dan Pemerintah. Penetapan jumlah sampel didasarkan atas rekomendasi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tulungagung kerena kerutinan pelaporan kondisi usaha pelaku industri marmer dan onix Tulungagung. Berikut ini adalah penjelasan masing- masing pelaku industri yang terlibat dalam industri marmer dan onix Tulungagung : 1. Industri Inti a. Pengrajin Pengrajin dalam industri marmer dan onix berperan sebagai pihak yang mengubah bahan baku batu marmer dan onix menjadi sebuah karya seni bernilai tinggi dengan basis kreativitas. b. UKM inti UKM inti merupakan pelaku industri marmer dan onix Tulungagung yang berperan sebagai perantara produk yang dihasilkan pengrajin ke distributor selanjutnya. Tabel 3. 1. Jumlah unit kerja dan Tenaga kerja Desa UNIT TENAGA KERJA Besole 80 4800 Gamping 56 3360 Tanggung Gunung 20 1200 Wates 35 2100 Pelem 16 960 ( BPS,2011)

2. Industri pendukung Industri pendukung merupakan industri mendukung proses produksi industri inti dalam hal penyediaan bahan baku. Industri penyedia bahan baku batu marmer Industri penyedia bahan baku olahan marmer Industri aksesoris pelengkap 3. Pemerintah Pemerintah merupakan institusi yang banyak berperan dalam perumusan kebijakan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan dan perkembangan sentra. Instansi pemerintahan yang banyak berhubungan dengan sentra industri marmer dan onix Tulungagung, 4. Institusi pendukung Institusi ini merupakan institusi selain pemerintahan yang memiliki kontribusi terhadap keberlangsungan dan perkembangan sentra industri marmer dan onix Tulungagung. Berikut ini adalah jenis institusi pendukung dalam sentra yaitu perbankan dan pihak preguruan tinggi 2.1.2 Identifikasi Variabel Setelah mengetahui dan melakukan pengkajian dan identifikasi elemen dalam sistem maka dilakukan langkah selanjutnya yaitu mengidentifikasi variabel. Sehingga parameter yang dijadikan sebagaimana parameter keberlanjutan daur hidup produk industri kreatif yaitu : 1. Jumlah penjualan Ketika terdapat indikasi bahwa nilai penjualan mengalami penurunan berarti kemampuan untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai dengan pasar yang semakin menurun pula. 2. Laba bersih UKM (profit margin) Laba bersih merupakan salah satu parameter yang menentukan produk pada tahapan apa dalam daur hidup karena indikasi penurunan daur hidup produk yaitu ketika tingkat profit margin mulai mengalami penurunan drastis dan bernilai negatif.

3. Investasi Investasi dalam hal ini dikelompokkan menjadi dua yaitu investasi awal dan investasi ulang karena adanya pengaruh laba bersih UKM. Investasi dalam hal ini terkait dengan pengadaan materi teknologi, pemasaran dan pembelian bahan untuk produksi. 4. Pengeluaran untuk promosi Parameter ini untuk melihat kesesuaian dengan tingkat investasi pemasaran yang ada dan adanya pengaruh promosi terhadap tingkat penjualan produk. 5. Market share Market share adalah prosentase kemampuan UKM untuk memenuhi kebutuhan pasar. Market share ini menjadi parameter daur hidup produk karena semakin tinggi market share berarti semakin tinggi tingkat penjualan sehingga akan semakin meningkatkan laba bersih bagi pihak UKM. III. Penyusunan Stock / Product Dan Flow Maps Beberapa sub model yang digunakan dianggap mampu merepesentasikan setiap indikator dari daur hidup produk industri kreatif ini adalah sebagai berikut: 1. Sub model penjualan 2. Sub model fasilitas 3. Sub model produktivitas 4. Sub model pendapatan dan biaya 5. Sub model perubahan tingkat harga 6. Sub model perubahan tingkat upah 7. Sub model perubahan market share 8. Sub model kontribusi pemerintah 1. Sub model Penjualan Penjualan merupakan salah satu parameter yang diukur dalam daur hidup produk marmer dan onix. Jumlah produk yang terjual dipengaruhi oleh besarnya market share, pengaruh tingkatan harga, keunikan corak, desain dan motif, dan kemampuan promosi UKM.

2. Sub model Fasilitas fasilitas menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan daur hidup produk karena ketika ada fasilitas dalam atau teknologi dalam suatu industri mempunyai kualitas dan kuantitas yang akan menunjang proses produksi. Nilai fasilitas produksi dipengaruhi oleh besarnya investasi UKM untuk penambahan teknologi serta kontribusi pemerintah terhadap pemberian bantuan teknologi. 3. Sub model produktivitas Produktivitas pada sub model ini identifikasikan sebagai pengaruh dari pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah. Produktivitas disini sebenarnya terkait dengan pengetahuan tentang penggunaan teknologi, efisiensi penggunaan bahan baku, atau segala sesuai yang berhubungan dengan pembinaan yang mampu meningkatkan kemampuan produksi. 4. Sub model pendapatan dan biaya Pada sub model terdapat beberapa variabel yang terkait dengan pendapatan UKM yaitu dari tingkatan harga dan jumlah produk yang dijual. Sedangkan laba bersih didapatkan dari selisih biaya produksi dan pendapatan UKM marmer dan onix Tulungagung. 5. Sub model perubahan tingkat harga Perubahan tingkat harga dipengaruhi oleh ketidaksesuaian antara kekurangan produksi dan permintan. Ketika tingkat permintaan meningkat tetapi produksi tidak memenuhi maka akan terjadi peningkatan harga dan sebaliknya. Pada sub model perubahan tingkat harga ini terdapat delay dimana harga tidak berubah secara spontan tetapi ada faktor yang mempengaruhinya. 6. Sub model perubahan tingkat upah Perubahan tingkat upah ini merupakan indikator yang melekat pada pendapatan pengrajin marmer dan onix Tulungagung. Nilai peningkatan upah ini disesuaikan berdasarkan jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh pengrajin

7. Sub model perubahan market share Variabel yang diukur dalam sub model ini adalah perubahan nilai market share. Market share dipengaruhi oleh faktor kemampuan peningkatan market share oleh UKM dan faktor pengaruh pertumbuhan pasar dalam hal ini adalah perubahan trend. Dimana kedua faktor dipengaruhi oleh keinginan konsumen atau pasar. 8. Sub model kontribusi pemerintah Penilaian kontribusi pemerintah sesuai disimulasikan dalam 18 tahun mendatang. Sedangkan unit check dilakukan untuk memastikan kesetaraan satuan pada saat melakukan formulasi. IV. KESIMPULAN Hasil dari perbaikan terhadap peningkatan penjualan dan mampu memperpanjang tahapan kedewasaan: Pembinaan 1bulan sekali mampu menunjang kreativitas untuk modifikasi produk pengrajin dan meningkatkan penjualan hampir 120% dan memperpanjang tahapan kedewasaan 2 tahun lebih lama daripada existing. teknologi akan mampu meningkatkan inovasi sesuai jika diterapakan pada pertumbuhan kedewasaan. ini mampu meningkatkan penjualan 12% dan memperpanjang tahapan kedewasaan 1 tahun daripada existing. tidak terlalu terlihat efeknya terhadap gambaran daur hidup produk karena tidak mempengaruhi langsung. Akan tetapi juga meningkatkan penjualan 34% pada tahapan kedewasaan dengan adanya investasi yang sesuai seperti teknologi dan pamasaran. pemasaran dengan promosi dilakukan secara kontinu tidak hanya tahap perkenalan saja, tapi mampu meningkatkan penjualan 36 % dan memperpanjang tahapan kedewasaan 1 tahun. Modifikasi pasar dengn memasuki segmen baru dan dengan menetapkan program tertentu untuk mampu menarik konsumen baru.

IV. REFERENSI Badan Pusat Statistik. 2011. Kecamatan Campur Darat dalam Angka 2011. Tulungagung. Data tahunan Badan Pusat Statistik. Tabucanon, Mario. 2010. Simulation of A Product Life Cycle. Asian Institute of Technology. Bangkok Djaselan. 2011. Perumusan Strategi Pengembangan Industri Kerajinan Marmer Tulungagung dengan Menggunakan Model Manajemen Strategis. Tulungagung.