II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Lukman (2005) Recirculation Aquaculture System merupakan

REDUKSI AMONIA PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN PENGUNAAN FILTER YANG BERBEDA. Fitri Norjanna *, Eko Efendi, Qadar Hasani ABSTRAK

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

I. PENDAHULUAN. Gurami ( Osphronemus gouramy ) adalah salah satu ikan air tawar bernilai

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. perikanan. Bagi biota air, air berfungsi sebagai media baik internal maupun

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan (akuakultur) saat ini telah berkembang tetapi

TINJAUAN PUSTAKA. tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian

KUALITAS AIR DAN KELANGSUNGAN HIDUP UDANG KETAK (Harpiosquilla raphidea) YANG DIPELIHARA PADA WADAH MENGGUNAKAN SUBSTRAT DAN TANPA SUBSTRAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam sistem budidaya dapat dipengaruhi oleh kualitas air, salah

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

Gambar 4. Kelangsungan Hidup Nilem tiap Perlakuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyak disukai konsumen karena rasanya yang lezat dan gurih, sedangkan oleh para

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

Penggunaan arang tempurung kelapa guna meningkatkan kualitas air pada pemeliharaan benih ikan baung (hemibagrus nemurus cv) dalam resirkulasi tertutup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Udang vannamei merupakan salah satu jenis udang yang potensial untuk

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

Pendahuluan. Pada umumnya budidaya dilakukan di kolam tanah, dan sebagian di kolam semen.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan lele

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

Kualitas Air Media Pemeliharaan Benih Udang Windu (Penaeus monodon Fabricius) dengan Sistem Budidaya yang Berbeda

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah (ground water), dan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Fowler (1934) diacu oleh Murtejo (2010), susunan taksonomi

Kata Kunci: arang aktif, tempurung kelapa, kayu meranti, COD.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Fisika Kimia Air dan Sedimen

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

Kata kunci: lele sangkuriang, biofilter, kijing air tawar, pertumbuhan, kelangsungan hidup, amonia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Orechromis niloticus) DI KOLAM AIR DERAS

BAB I PENDAHULUAN. tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Dan Pembagian Limbah Secara Umum. kesehatan, kelangsungan hidup manusia atau makhluk hidup lainnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu

MANAJEMEN KUALITAS AIR

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT. Keywords : Biofilter, Cherax quadricarinatus, Glochidia

I. PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas budidaya. Air yang digunakan untuk keperluan budidaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air juga dibutuhkan. keberlangsungan kehidupan makhluk hidup.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan penduduk dikarenakan tempat tinggal mereka telah tercemar. Salah satu

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

Transkripsi:

5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Resirkulasi Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang sudah digunakan dengan cara memutar air secara terus-menerus melalui perantara sebuah filter atau ke dalam wadah (Fauzzia et al., 2013), sehingga sistem ini bersifat hemat air (Sidik, 2002; Djokosetiyanto et al., 2006; Prayogo et al.,2012), oleh karena itu sistem ini merupakan salah satu alternatif model budidaya yang memanfaatkan air secara berulang dan berguna untuk menjaga kualitas air (Djokosetiyanto et al., 2006). Recirculation Aquaculture System merupakan teknik budidaya yang menggunakan teknik akuakultur dengan kepadatan tinggi di dalam ruang tertutup (indoor), serta kondisi lingkungan yang terkontrol sehingga mampu meningkatkan produksi ikan pada lahan dan air yang terbatas (Lukman, 2005). Sistem resirkulasi ada dua jenis yakni sistem sirkulasi tertutup yang mendaur ulang 100% air dan sistem sirkulasi semi tertutup yang mendaur ulang sebagian air sehingga masih membutuhkan penambahan air dari luar (Sidik, 2002). Sistem kerja dari resirkulasi adalah air dari media pemeliharaan dialirkan melalui pipa pengeluaran air. Sistem resirkulasi mampu mempertahankan kondisi kualitas air pada kisaran optimal. Pengolahan limbah pada sistem resirkulasi dapat dilakukan

6 dengaan filtrasi fisik (Silaban et al., 2012; Prayogo et al.,2012; Fauzzia et al., 2013), filtrasi biologi (Prayogo et al.,2012; Fauzzia et al., 2013) dan filtrasi kimia (Silaban et al., 2012; Prayogo et al., 2012; Fauzzia et al., 2013) Teknologi ini memiliki efesiensi yang tinggi pada lahan sempit dan ketersediaan air (Nurcahyono et al., 2007; Djawad et al., 2009; Ika dan Rifa i, 2012; Prayogo et al., 2012). Amonia yang dihasilkan dari sisa pakan dan metabolisme ikan dapat mengakibatkan penumpukan bahan organik yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air (Putra dan Pamukas, 2011; Prayogo et al., 2012). Untuk mempertahankan kualitas air agar tetap layak bagi organisme akuatik salah satu cara dengan sistem resirkulasi. Sistem resirkulasi mampu menurunkan tingkat konsentrasi amonia, hingga dalam kisaran 31-43% (Djokosetiyanto et al., 2006; Putra dan Pamukas, 2011). Penggunaan sistem resirkulasi diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi, karena pemanfatan air lebih ramah lingkungan untuk pertumbuhan ikan (Zonnefeld et al., 1991). 2.2 Filter Air Filter adalah alat yang digunakan untuk menyaring air dengan tujuan memperbaiki kualitas air agar bisa digunakan kembali (Darmayanti et al., 2011). Filter berfungsi mekanis untuk menjernihkan air dan berfungsi biologis untuk menetralisasi senyawa amonia yang toksik menjadi senyawa nitrat yang kurang toksik dalam suatu proses yang disebut nitrifikasi (Widayat et al., 2010). Filter dapat melakukan fungsinya dengan tiga cara yaitu menyerap, berikatan, dan pertukaran ion. Serapan merupakan proses tertangkapnya suatu partikel ke dalam

7 stuktur media akibat dari pori-pori yang dimilikinya. Suatu partikel menempel pada suatu permukaan yang disebabkan adanya perbedaan muatan lemah di antara dua benda, dinamakan dengan proses adsorpsi. Sedangkan pertukaran ion adalah proses dimana ion-ion yang terjerap pada suatu permukaan filter dengan ion-ion lain yang berada dalam air (Silaban et al., 2012). Salah satu filter yang dapat digunakan seperti zeolit (Silaban et al., 2012), arang (Ristiana et al., 2009), dan pecahan karang (Diyah et al., 2012). Menurut Kuncoro (2004) filter berfungsi untuk menyaring kotoran, baik secara biologi, kimia maupun fisika. Sistem filtrasi yang biasa digunakkan terdiri dari filter mekanik, kimia, biologi dan pecahan karang (gravel). 2.2.1 Zeolit Zeolit adalah batuan yang bersifat mikroporus, mineral aluminosilikat yang biasa digunakan sebagai adsorben (Silaban et al., 2012). Zeolit berasal dari kata Yunani (Zeo), yang berarti mendidih dan (lithos) berarti batu. Zeolit banyak digunakan sebagai media pertukaran ion dalam proses pemurnian air baik untuk kebutuhan rumah tangga, maupun industri. Zeolit dapat berfungsi sebagai menyerap dan menukar senyawa kimia yang meracuni air seperti N 2, NH 3 (amonia), H 2 S, COD, BOD dan CO 2, meningkatkan O 2, menjaga stabilitas kondisi air dan menurunkan tingkat pencemaran yang timbul dari kotoran dan sisa pakan yang membusuk (Nurcahyono et al, 2007). Zeolit berfungsi untuk menetralisir air dengan menyerap zat zat yang dapat mengotori air dan menyebabkan toksin pada organisme yang dipelihara. Zeolit bekerja dengan memanfaatkan kemampuan pertukaran ion. Penggunaan zeolit sebagai penyerap amonia sangat efektif, karena

8 zeolit tidak berpengaruh terhadap suhu, ph, dan desinfektan sehingga dapat menetralkan racun hasil metabolisme (Silaban et al., 2012). 2.2.2 Arang Arang merupakan suatu materi padat yang berpori dan arang dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif. Adapun cara kerja arang memisahkan kandungan amonia dengan menyerap zat racun yang ada dalam air. Zat racun tersebut akan terperangkap pada pori-pori arang sehingga zat racun akan berkurang, namun kemampuan menyerap arang antara satu sama lain tidak sama (Ristiana et al., 2009). Karbon aktif memilki bermacam bentuk seperti granule, bulat, ataupun bubuk. Jenis arang dari tempurung yang biasa digunakan sebagai pengikat senyawa-senyawa organik dalam air. Kemampuan daya serap dari arang disesuaikan dengan ketebalannya karena semakin tebal media yang digunakan semakin bagus hasil yang didapat (Mifbakhuddin, 2010). Penyisihan kadar deterjen menggunakan arang tempurung kelapa lebih efektif dibandingkan arang kayu, hal ini disebabkan arang tempurung kelapa lebih baik dalam menyerap senyawa-senyawa yang terkandung dalam deterjen (Darmayanti et al., 2011). Arang tempurung kelapa memiliki pori-pori jauh lebih besar dibandingkan arang kayu hingga mampu menurunkan kadar senyawa dalam deterjen hingga 90,2% (Alamsyah dan Alia, 2013).

9 2.2.3 Pecahan Karang Batu karang memiliki pori-pori yang banyak dan berbentuk lubang-lubang sehingga cocok sebagai tempat berkoloninya bakteri pengurai. Kelebihan pecahan batu karang yakni bahannya mudah didapatkan dan harganya murah. Batu karang yang digunakan memiliki ukuran rata-rata 2-3 cm (Kuncoro, 2004). Pecahan-pecahan batu karang berfungsi sebagai sebagai penyaring kotoran yang berukuran cukup besar (suspensi) dari pada pori-pori pecahan karang itu sendiri sehingga dihasilkan air dengan kualitas yang lebih baik setelah melalui filter pecahan karang. Pemilihan pecahan karang sebagai filter dikarenakan penggunaan yang belum maksimal dalam dunia perikanan budidaya dan diharapkan bakteri-bakteri menguntungkan dapat hidup dan berkembang pada pecahan batu karang (Diyah et al., 2012) 2.3 Faktor yang mempengaruhi amonia Amonia berasal dari sisa pakan dan sisa proses metabolisme. Amonia di dalam air terdapat dalam dua bentuk, yakni (NH 4 +) dan (NH 3 ). Keberadaan amonia dalam air mempengaruhi pertumbuhan ikan karena dapat mereduksi masukan oksigen yang disebabkan oleh rusaknya insang. Amonia juga dapat terserap ke dalam bahan-bahan tersuspensi dan koloid sehingga mengendap di dasar perairan (Effendi, 2003). Pembentukan senyawa-senyawa beracun terjadi akibat adanya akumulasi bahan organik dan anorganik di perairan (Djokosetiyanto et al., 2006). Amonia keberadaanya dipengaruhi berbagai faktor yaitu sumber amonia, tanaman air, konsentrasi oksigen terlarut dan suhu (Widayat et al., 2010). Amonia di perairan

10 berasal dari sisa feses, metabolisme, dan sisa pakan yang mengendap di dasar kolam budidaya (Widayat et al., 2010; Rully, 2011). Selain itu penyebab meningkatnya amonia diperairan yakni tidak berfungsinya filter dengan baik, serta pergantian air kolam yang tidak rutin (Djokosetiyanto et al., 2006). Amonia di perairan yang terukur berupa amonia total (NH + 4 dan NH 3 ) (Effendi, 2003). Pada ph rendah sebagian besar amonia akan terionisasi, sementara semakin tinggi ph menyebabkan amonia semakin meningkat, karena senyawa amonium yang terbentuk tidak terionisasi dan akan bersifat toksik pada ikan (Widayat et al., 2010). Toksik di air akan meningkat jika terjadi penuruan kadar oksigen terlarut, ph, suhu (Febriwahyudi et al., 2012). Umumnya amonia akan mengalami perombakan menjadi nitrit dan nitrat yang disebut dengan proses nitrifikasi, (Sidik, 2002; Effendi, 2003; Widayat et al., 2010). Proses nitrifikasi digolongkan dalam dua tahap (Effendi, 2003; Djokosetiyanto et al., 2006; Widayat et al., 2010). Tahap pertama nitrifikasi yakni oksidasi amonia menjadi nitrit dibantu oleh bakteri Nitrosomonas dengan reaksinya sebagai berikut: 2NH 3 + 3O 2 Nitrosomonas 2NO 2 - + 2H + + 2HO 2 sedangkan tahap dua yakni oksidasi nitrit menjadi nitrat dibantu oleh bakteri Nitrobacter dengan reaksinya sebagai berikut: 2NO 2 - + O 2 Nitrobacter 2NO 3 - Senyawa nitrat hasil akhir dari proses nitrifikasi dimanfaatkan oleh organisme dan tumbuhan air dalam proses biosintesis yang akan menghasilkan nitrogen organik (Djokosetiyanto et al., 2006; Widayat et al., 2010).

11 Proses nitrifikasi tidak hanya memerlukan bakteri namun diperlukan juga oksigen yang cukup. Dalam proses nitrifikasi sangat dipengaruhi oleh parameter suhu, oksigen terlarut, dan ph, dimana suhu tinggi dapat mempengaruhi proses nitrifikasi (Widayat et al - C. Apa bila kondisi suhu rendah pertumbuhan bakteri berkurang sehingga proses nitirfikasi lambat mengakibatkan konsetrasi amonia tinggi (Effendi, 2003; Widayat et al., 2010). Selain dengan proses nitrifikasi, pengaruh padat tebar ikan juga dapat mengurangi amonia. Pada padat tebar yang tinggi menyebabkan kompetensi pakan dan oksigen menjadi meningkat dan dapat mempercepat penurunan kualitas air, akibat adanya akumulasi sisa metabolisme dan sisa pakan, yang berpengaruh terhadap pertumbuhan (Zonnefeld et al., 1991).