Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN Volume 6 Nomor 2. Desember 2016 e ISSN Halaman :

dokumen-dokumen yang mirip
RASIO DIMENSI UTAMA DAN STABILITAS STATIS KAPAL PURSE SEINE TRADISIONAL DI KABUPATEN PINRANG

TATA MUATAN DAN VARIASI MUSIM PENANGKAPAN PENGARUHNYA TERHADAP STABILITAS PURSESEINER BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN

ALBACORE ISSN Volume I, No 1, Februari 2017 Hal

Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

STABILITAS BEBERAPA KAPAL TUNA LONGLINE DI INDONESIA

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LEMPASING PROVINSI LAMPUNG

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka belitung

Desain dan parameter hidrostatis kasko kapal fiberglass tipe pukat cincin 30 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka Belitung

5 PEMBAHASAN 5.1 Dimensi Utama

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

3 METODOLOGI. Serang. Kdy. TangerangJakarta Utara TangerangJakarta Barat Bekasi Jakarta Timur. Lebak. SAMUDERA HINDIA Garut

Studi pengaruh bentuk kasko pada tahanan kapal pukat cincin di Tumumpa, Bitung, dan Molibagu (Provinsi Sulawesi Utara)

Study on hydrodynamics of fiberglass purse seiners made in several shipyards in North Sulawesi

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ALBACORE ISSN Volume I, No 3, Oktober 2017 Diterima: 11 September 2017 Hal Disetujui: 19 September 2017

HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance

Diterima: 7 Januari 2009; Disetujui: 20 November 2009

KARAKTERISTIK ARMADA PENANGKAPAN DOGOL DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA KARANGANTU KOTA SERANG-BANTEN

3 METODOLOGI. Gambar 9 Peta lokasi penelitian.

STABILITAS KAPAL PURSE SEINE MODIFIKASI DI KABUPATEN BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN HERY SUTRAWAN NURDIN

KAJIAN TEKNIS DAN KARAKTERISTIK KAPAL LONGLINE DI PERAIRAN PALABUHAN RATU

PENGARUH FREE SURFACE TERHADAP STABILITAS KAPAL PENGANGKUT IKAN HIDUP. Oleh: Yopi Novita 1*

KAJIAN STABILITAS KAPAL IKAN MUROAMI DI KEPULAUAN SERIBU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PGZ

Marine Fisheries ISSN: Vol. 2, No. 2, November 2011 Hal:

2 KAPAL POLE AND LINE

5 PEMBAHASAN 5.1 Desain Perahu Katamaran General arrangement (GA)

KAJIAN STABILITAS KAPAL IKAN MUROAMI PADA TIGA KONDISI MUATAN KAPAL DI KEPULAUAN SERIBU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PGZ (LANJUTAN)

ALBACORE ISSN Volume I, No 2, Juni 2017 Hal BENTUK LINGGI HALUAN KAPAL PENANGKAP IKAN (KURANG DARI 30 GT)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap dimensi utamanya, kapal rawai ini memiliki niiai resistensi yang cukup besar, kecepatan yang dihasilkan oleh

KAJIAN STABILITAS EMPAT TIPE KASKO KAPAL POLE AND LINE STABILITY ANALYSIS OF FOUR TYPES OF POLE AND LINER

Simulasi pengaruh trim terhadap stabilitas kapal pukat cincin

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Peta lokasi penelitian

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT

Marine Fisheries ISSN: Vol. 2, No. 1, Mei 2011 Hal: 65 73

4 HASIL PENELITIAN. Tabel 6 Spesifikasi teknis Kapal PSP 01

2 DESAIN KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN

PENGEMBANGAN DESAIN KAPAL PANCING TONDA DENGAN MATERIAL FIBERGLASS DI KABUPATEN BUTON SULAWESI TENGGARA

KAJIAN STABILITAS STATIS KAPAL YANG MENGOPERASIKAN ALAT TANGKAP DENGAN CARA DIAM/STATIS (STATIC GEAR) Oleh : SUKRISNO C

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal

Abstract. Keywords : stability, long line, righting arm, and draught 1. PENDAHULUAN

KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

UJI TAHANAN GERAK MODEL PERAHU KATIR PALABUHANRATU GALIH ARIEF SAKSONO SKRIPSI

Dl DAERAH KABUPATEN CIREBON

Studi tentang olengan bebas dan tahanan total kapal model uji di Laboratorium Kepelautan

Karakteristik Desain Kapal Perikanan Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat, Bangka Belitung

6 KESELAMATAN OPERASIONAL KAPAL POLE AND LINE PADA GELOMBANG BEAM SEAS

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

STABILITAS STATIS KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONGLINE 40 GT

Kajian penggunaan daya mesin penggerak KM Coelacanth di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara

KUALITAS STABILITAS KAPAL PAYANG PALABUHANRATU BERDASARKAN DISTRIBUSI MUATAN. Quality of Payang Boat and Stability

DESAIN DAN STUDI KONSTRUKSI KAPAL PURSE SEINE BERMATERIAL KAYU DIPELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

Aulia Azhar Wahab, dkk :Rolling Kapal Pancng Tonda di Kabupaten Sinjai...

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Kapal Perikanan

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

GROSS TONAGE (GT) HUBUNGANNYA DENGAN TENAGA PENGGERAK (HP) PADA KAPAL PUKAT CINCIN (PURSE SEINER) DI KABUPATEN TAKALAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASPEK KESELAMATAN DITINJAU DARI STABILITAS KAPAL DAN REGULASI PADA KAPAL POLE AND LINE DI BITUNG, SULAWESI UTARA YULI PURWANTO

DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP CUMI-CUMI KM. CAHAYA ALAM TIGA DI GALANGAN KAPAL PT. PROSKUNEO KADARUSMAN MUARA BARU, JAKARTA UTARA

Kesesuaian ukuran soma pajeko dan kapalnya di Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow

ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI

PERAN TITIK BERAT MUATAN CAIR DAN PENGARUHNYA TERHADAP ROLLING MOTION KAPAL MODEL BERBENTUK ROUND BOTTOM HANEINA RAMANENDRA

ANALISA KINERJA HULL FORM METODE FORMDATA KAPAL IKAN TRADISIONAL 28 GT KM. SIDO SEJATI

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) GT SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

PENGARUH SIRIP PEREDAM TERHADAP STABILITAS KAPAL PENGANGKUT IKAN HIDUP. Departemen PSP FPIK IPB 2. BPPT

ALBACORE ISSN Volume I, No 1, Februari 2017 Hal

UJI TAHANAN GERAK MODEL PERAHU KATIR PALABUHANRATU GALIH ARIEF SAKSONO SKRIPSI

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

SKRIPSII FAKULTAS INSTITUT 2008

Design of purse seine-type steel vessels in PT. Crystal Cahaya Totabuan, North Sulawesi

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL

DISAIN KAPAL PENANGKAP IKAN 10 GT BERBAHAN FIBERGLASS UNTUK WILAYAH PERAIRAN KECAMATAN PANIMBANG KABUPATEN PANDEGLANG

RASIO ANTARA PANJANG BILGE KEEL DENGAN LENGTH OF WATERLINE DALAM MEREDAM GERAKAN ROLLING KAPAL MODEL PRINGGO KUSUMA DWI NOORYADI PUTRA

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG MADURA (Kasus pada Salah Satu Kapal Payang di Pamekasan) RIZKI MULYA SARI

KAPAL GILL NET Dl IWDRAMAYU

KONSTRUKSI KAPAL GILLNET (KM. KARUNIA NUSANTARA) DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN PIDIE ACEH DAVID DAMAYANA

DESAIN ULANG KAPAL PERINTIS 200 DWT UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA KAPAL

4 STABILITAS STATIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN

KERAGAMAN JENIS KAPAL PERIKANAN DI KABUPATEN TAKALAR. The Variety of Fishing Boat in Takalar Regency

Kajian ukuran utama perahu katir (pumpboat) pada perikanan tuna hand line di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara

KARAKTERISTIK PALKA KAPAL CANTRANG DI PPN BRONDONG AUDIE ERINCASARI

STABILITAS STATIS PERAHU FIBERGLASS BANTUAN LPPM IPB DI DESA CIKAHURIPAN KECAMATAN CISOLOK, SUKABUMI REZA TAWADA

DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL BOUKE AMI (KM VARIA KARUNIA) DI GALANGAN KAPAL PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA DIDI JANUARDY

ANALISIS TEKNIS STABILITAS KAPAL LCT 200 GT

Kajian Kecepatan Dan Kestabilan Pada Beberapa Bentuk Kapal Pukat Cincin (Small Purse-Seiner) Di Sulawesi Utara

III. METODE PENELITIAN

KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ

Transkripsi:

Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN 2089 3469 Volume 6 Nomor 2. Desember 2016 e ISSN 2540 9484 Halaman : 125 136 Desain Kapal Purse Seine Modifikasi di Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan (Design of Purse Seine Fishing Vessel Modification at Bulukumba South Sulawesi Province) 1) Yopi Novita, 1) Budhi Hascaryo Iskandar, 1) Mohammad Imron, 2 * ) Hery Sutrawan Nurdin 1) Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor Jln. Lingkar Kampus, Darmaga, Bogor, Jawa Barat 2) Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jln. Raya Jakarta Serang Km. 4, Pakupatan, Serang, Banten * ) Korespondensi: herysutrawannurdin@gmail.com ABSTRAK Kabupaten Bulukumba cukup dikenal oleh masyarakat internasional sebagai daerah pembuatan perahu phinisi. Pembangunan kapal di Kabupaten Bulukumba masih menggunakan sistem galangan tradisional. Keterampilan yang digunakan diperoleh melalui pengalaman secara turun temurun. Salah satu permasalahan yang sering terjadi adalah keterbatasan modal investasi sehingga pada beberapa pembangunan kapal para pengrajin terpaksa melakukan modifikasi kapal seperti modifikasi kapal kargo menjadi kapal ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan karakter desain kapal purse seine modifikasi terhadap kapal kargo dan kapal purse seine yang ada di Bulukumba. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran, pengamatan dan wawancara secara langsung. Metode perhitungan dan penggambaran kapal menggunakan metode yang sesuai dengan kaidah naval architecture. Analisis data dilakukan secara numerik, deskriptif dan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan rasio dimensi utama kapal purse seine modifikasi cenderung memiliki nilai yang sama dengan kapal kargo Bulukumba dimana nilainya lebih kecil dibandingkan kapal purse seine Bulukumba. Kapal purse seine modifikasi memiliki freeboard yang cukup tinggi. Kasko kapal purse seine modifikasi memiliki bentuk round bottom, sehingga dapat mengurangi nilai tahanan pada kapal. Karakter koefisien bentuk kapal purse seine modifikasi cenderung memiliki nilai yang sama dengan kapal kargo Bulukumba dimana nilainya lebih kecil dibanding kapal purse seine Bulukumba. Kata kunci: Bulukumba, desain, kapal purse seine, modifikasi, phinisi ABSTRACT Bulukumba regency is well known by international community as the areas of phinisi shipbuilding. Shipbuilding procces in Bulukumba Regency made a traditional dockyard system. The skills used the experience from generation to generation. Limited investment was one of the problems, so that the construction of the ship in Bulukumba the craftsman forced to modification the cargo ship to be the fishing vessel. The aim of the research is comparing the design character of the purse seiner modification toward cargo ship and purse seiner in Bulukumba. This research done with make a measurement, observation Desain kapal purse seine modifikasi.. 125

and direct interview. Calculation and ship drawing methods used the naval architecture method. Data analyzed a numeric, comparative and descriptive set. Result of the study showed a principal dimension of purse seiner modification tend to have the same value with cargo ship in Bulukumba. Value of principal dimension of purse seiner modification is smaller than purse seiner in Bulukumba. Freeboard of purse seiner modification is high. The hull of purse seiner modification have a round bottom type, so it can reduce resistance value. Character of coefficient of fineness purse seiner modification tend to have the same value with cargo ship. The coefiicient of fineness value of purse seiner modification smaller than of purse seiner in Bulukumba. Keywords: Bulukumba, design, modification, purse seine fishing vessel, phinisi PENDAHULUAN Kabupaten Bulukumba merupakan daerah pengrajin atau pembuat perahu phinisi yang telah banyak dikenal oleh masyarakat internasional. Pembangunan kapal niaga, kapal pariwisata maupun kapal penangkap ikan dibuat dengan menggunakan desain kapal phinisi. Desain kapal phinisi ditandai dengan bentuk haluan yang menjulang tinggi. Beberapa waktu lalu, banyak pemilik kapal niaga yang mengalami kebangkrutan. Kondisi tersebut berdampak pada penyelesaian kapal niaga yang telah mereka pesan di galangan setempat. Pada akhirnya, kapal-kapal yang belum selesai pembangunannya terpaksa dijual. Kapal tersebut kemudian diubah fungsi oleh galangan setempat menjadi kapal penangkap ikan yang mengoperasikan alat tangkap purse seine. Hal ini disebabkan karena aktivitas penangkapan masih memiliki prospek pengembangan yang lebih baik. Berdasarkan fungsi kapal, antara kapal niaga dan kapal penangkap ikan memiliki fungsi yang berbeda. Pada kapal niaga, yang dibutuhkan adalah ruang atau area yang luas untuk menyimpan barang-barang yang akan dibawanya dan umumnya jenis barang yang seragam. Adapun kapal penangkap ikan, membutuhkan ruang dan area yang bukan hanya untuk menyimpan barang akan tetapi area untuk tempat bekerjanya para ABK. Jenis barang yang disimpanpun beragam, yaitu hasil tangkapan, es, alat tangkap dan kebutuhan ABK selama melakukan operasi penangkapan. Perubahan fungsi ini dikhawatirkan akan mengakibatkan terpengaruhnya kelaiklautan dan kelaikoperasian dari kapal tersebut sebagai kapal penangkap ikan. Hal ini didukung oleh Wahyono (2011) yang menjelaskan bahwa seringkali dijumpai di lapangan jenis kapal yang dibangun untuk pengoperasian jenis alat tangkap tertentu dalam pelaksanaannya digunakan untuk pengoperasian alat tangkap lain ataupun penggunaan yang multi guna sehingga dapat berpengaruh terhadap kelayakan operasionalnya bahkan kelaiklautannya. Berdasarkan pemaparan di atas, maka kajian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis perubahan desain kapal purse seine hasil modifikasi kapal kargo dengan membandingkan karakter desain kapal purse seine modifikasi terhadap kapal purse seine dan kapal kargo di Bulukumba 126 Novita et al.

METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan cara melakukan pengukuran terhadap dimensi utama kapal yang terdiri dari data panjang (L OA dan L PP ), lebar (B) dan tinggi (D) kapal serta kelengkungan badan kapal. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran dan tali pendulum. Tali pendulum berfungsi untuk menentukan posisi tegak saat pengukuran. Kapal yang dijadikan target kajian adalah kapal purse seine hasil modifikasi dari kapal niaga (kapal kargo) yang selanjutnya disebut sebagai kapal purse seine modifikasi, kapal kargo dan kapal purse seine yang terdapat di Kabupaten Bulukumba. Kapal target ditentukan berdasarkan hasil purposive sampling dengan pertimbangan ukuran yang cenderung sama pada masing-masing kapal sampel. Pengolahan data dilakukan dengan terlebih dahulu membuat gambar lines plan berdasarkan data dimensi utama dan kelengkungan badan kapal dari masingmasing kapal dengan mengacu pada teori naval architecture (Fyson 1985). Berdasarkan gambar lines plan, untuk selanjutnya dilakukan perhitungan parameter hidrostatik dari ketiga kapal sampel tersebut. Nilai parameter hidrostatik ketiga kapal sampel dianalisis secara komparatif numerik. HASIL DAN PEMBAHASAN Dimensi Utama Kapal Dimensi utama pada masing-masing kapal penelitian dapat dilihat pada Tabel 1, dimana pada ukuran panjang (L) yang hampir sama pada ketiga kapal yang diteliti (24 25 m) namun memiliki perbedaan ukuran lebar (B), dalam (D), draft (d) dan freeboard yang cukup signifikan. Hal ini dapat disebabkan terkait dengan tujuan pembangunan pada masing-masing kapal yang berbeda. Ukuran utama kapal menjadi pertimbangan terkait peruntukan kapal yang akan dibangun dikarenakan nilai ukuran utama akan menentukan kapasitas dan kesanggupan sebuah kapal (Utomo 2010). Tabel 1. Dimensi utama kapal yang diteliti Ukuran (m) Kapal purse seine modifikasi Kapal Kargo Bulukumba Kapal purse seine Bulukumba Panjang (LOA) 24,0 25,0 24,0 Lebar (B) 5,3 6,0 2,6 Tinggi/dalam (D) 2,5 2,7 1,8 Draft (d) 2,0 2,2 1,5 Freeboard 0,5 0,5 0,3 Nilai freeboard kapal purse seine modifikasi cenderung memiliki nilai yang sama dengan kapal kargo dimana nilai freeboard-nya lebih besar dibanding kapal purse seine Bulukumba. Nilai freeboard kapal purse seine modifikasi yang cenderung lebih tinggi, dimungkinkan oleh desain awalnya sebagai kapal kargo, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Utomo (2010) bahwa nilai freeboard yang besar umumnya dimiliki oleh jenis kapal penumpang dan kapal kargo. Terkait juga sistem tata muatan kapal kargo yang umumnya menggunakan deck sebagai Desain kapal purse seine modifikasi.. 127

tempat penyimpanan barang sehingga freeboard yang lebih tinggi dibutuhkan untuk mengurangi tingkat kebasahan lantai deck. Hardjono (2010) menyatakan bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi nilai peluang terjadinya kebasahan pada deck (deck wetness) adalah tinggi freeboard. Semakin rendah freeboard, maka peluang air masuk ke dek kapal semakin besar. Namun pengoperasian kapal purse seine modifikasi sebagai kapal penangkap ikan, freeboard yang masih tergolong tinggi dapat menambah nilai tegangan jaring pada saat hauling serta akan mempengaruhi stabilitas kapal (sudut oleng) akibat gaya tegangan jaring. Freeboard kapal purse seine umumnya dibuat sedekat mungkin dengan permukaan air (rendah) agar memudahkan dalam mengoperasikan alat tangkap terutama saat aktivitas hauling (Mulyanto et al. 2010). Salah satu faktor yang menentukan kualitas dari sebuah kapal yaitu rasio dimensi utama kapal karena dapat menunjukkan karakteristik sebuah kapal. Perbandingan dimensi utama pada kapal yang diteliti ditunjukan pada Tabel 2. Nilai rasio dimensi utama kapal purse seine modifikasi memiliki nilai yang sama dengan kapal kargo, dimana nilainya lebih kecil dari kapal purse seine Bulukumba. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tujuan awal pembangunan kapal purse seine modifikasi sebagai kapal kargo. Jenis kapal kargo pada umumnya cenderung memiliki nilai rasio dimensi utama yang lebih kecil (Utomo 2010). Tabel 2. Rasio dimensi utama kapal yang diteliti Kapal penelitian : L/B L/D B/D Kapal purse seine modifikasi 4,5 9,6 2,1 Kapal kargo Bulukumba 4,5 9,6 2,1 Kapal purse seine Bulukumba 5,22 13,33 2,56 Nilai kapal acuan : Kapal Indonesia (encircling gear) a 2,60 9,30 4,55 17,43 0,56 5,00 Kapal Jepang (purse seine) b 4,30 4,50 10,0 11,0 2,10 2,15 Sumber : a Iskandar & Pujiati (1995) ; b Ayodhyoa (1972) Nilai rasio dimensi L/B kapal purse seine modifikasi yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai L/B kapal purse seine Bulukumba mengindikasikan nilai tahanan pada kapal lebih besar sehingga akan mempengaruhi kecepatan kapal. Hal ini sesuai dengan penelitian Susanto et al. (2011) yang menyatakan bahwa nilai L/B yang lebih kecil dapat mengurangi kecepatan kapal yang diakibatkan oleh nilai tahanan yang semakin besar. Nilai L/B kapal purse seine modifikasi yang lebih kecil dibanding kapal purse seine Bulukumba kemungkinan disebabkan oleh desain awal kapal tersebut sebagai kapal kargo. Jenis kapal kargo umumnya tidak terlalu membutuhkan kecepatan tinggi, berbeda halnya dengan jenis kapal purse seine yang membutuhkan kecepatan tinggi pada saat pengoperasiannya. Ronald et al. (2011) menyatakan jenis kapal kargo dengan muatan barang campuran umumnya hanya membutuhkan kecepatan sedang atau moderat. Nilai rasio dimensi L/D kapal purse seine modifikasi yang lebih kecil dibanding kapal purse seine Bulukumba mengindikasikan kapal tersebut memiliki kekuatan memanjang yang lebih baik. Pangalilla (2011) menyatakan bahwa 128 Novita et al.

perbandingan L/D yang lebih kecil dapat memberi kekuatan memanjang pada kapal yang lebih baik pada saat berhadapan dengan gaya-gaya dari luar. Desain awal kapal purse seine modifikasi sebagai kapal kargo, kemungkinan mempengaruhi nilai L/D kapal dimana jenis kapal kargo umumnya membutuhkan kekuatan memanjang karena sering melintasi alur pelayaran dengan gelombang besar. Kapal yang memiliki rute pelayaran melewati perairan dengan gelombang besar umumnya memiliki syarat nilai L/D yang lebih kecil (Wibawa 2010). Nilai rasio B/D kapal purse seine modifikasi yang lebih besar dibanding kapal purse seine Bulukumba menunjukkan bahwa kapal tersebut memiliki kekuatan mendorong yang baik namun stabilitas akan berkurang. Hal itu tentunya dapat mempengaruhi kemampuan kapal pada saat mengoperasikan alat tangkap purse seine pada salah satu sisi kapal. Nilai rasio dimensi utama kapal purse seine modifikasi telah berada pada rentang nilai acuan yang digunakan untuk kapal kelompok encircling gear di Indonesia, namun nilai L/D kapal tersebut belum berada pada rentang nilai acuan untuk kapal purse seine di Jepang. Nilai L/D kapal purse seine modifikasi yang lebih kecil dari nilai acuan untuk kapal purse seine di Jepang, kemungkinan disebabkan oleh nilai D pada kapal purse seine modifikasi yang cukup tinggi. Nilai D yang cukup tinggi dapat menyebabkan nilai L/D dan B/D kapal akan mengecil (Kantu et al. 2013). Kondisi ini mengindikasikan bahwa pengrajin kapal di Bulukumba tidak melakukan perubahan dimensi ukuran utama khususnya ukuran dalam (D) kapal pada saat melakukan modifikasi kapal kargo menjadi kapal purse seine, sehingga berakibat pada tingginya ukuran freeboard kapal. General Arrangement General arrangement bertujuan untuk memberikan rancangan kapal secara umum serta kelengkapan kapal yang diproyeksikan dalam gambar dua dimensi dengan dua sudut pandang yaitu tampak atas dan tampak samping. Gambar general arrangement kapal yang diteliti dapat dilihat pada Gambar 1, 2 dan 3. Secara umum kapal purse seine modifikasi memiliki general arrangement yang sama dengan kapal purse seine Bulukumba maupun kapal kargo Bulukumba yang terdiri dari ruang-ruang di bawah deck dan ruang-ruang di atas deck. Kapal yang dibangun di Kabupaten Bulukumba umumnya berupa jenis kapal layar phinisi, dengan ciri khas terdapat dua tiang layar dan bentuk linggi haluan yang menjulang tinggi seperti yang terlihat pada general arrangement kapal kargo Bulukumba. Namun pemasangan tiang layar pada kapal phinisi saat ini dilakukan sesuai dengan peruntukan kapal. Salman (2006) menjelaskan bahwa pada umumnya kapal phinisi memiliki dua buah tiang layar dan delapan buah layar, namun saat ini penggunaan tiang layar hanya bersifat hiasan yang disebabkan kapal phinisi saat ini telah menggunakan mesin inboard sebagai tenaga penggerak kapal. Proses modifikasi kapal kargo sebagai kapal purse seine dapat dilakukan dengan tidak menggunakan tiang layar pada kapal karena dapat menggangu pengoperasian alat tangkap. Hal ini terkait dengan aktivitas penangkapan pada kapal ikan purse seine yang hampir keseluruhannya berada di deck bagian haluan. Pada kapal purse seine modifikasi yang diteliti, bangunan di atas kapal (ruang kemudi dan ruang akomodasi ABK) ditempatkan mulai dari deck bagian tengah sampai bagian buritan kapal. Hal ini dilakukan guna memberikan kenyamanan dan efektifitas dalam melakukan aktifitas penangkapan Desain kapal purse seine modifikasi.. 129

di bagian haluan kapal sampai tengah kapal. Palka hasil tangkapan kapal purse seine modifikasi ditempatkan di bawah lantai deck pada bagian midship hingga haluan agar memudahkan nelayan melakukan penyimpanan hasil tangkapan setelah hauling. Ukuran D kapal purse seine modifikasi yang tinggi dapat menambah volume ruang-ruang di bawah lantai deck seperti palka hasil tangkapan dan ruang mesin. Volume palka hasil tangkapan yang lebih besar memungkinkan kapal purse seine modifikasi mengangkut hasil tangkapan yang lebih banyak, mengingat alat tangkap purse seine merupakan salah satu alat tangkap yang produktif. Pujo et al. (2012) menjelaskan semakin besar dimensi kapal maka kemampuan kapal tersebut untuk membawa jaring dan alat bantu penangkapan ikan lainnya serta hasil tangkapan akan semakin besar, dengan demikian jarak jangkauan daerah penangkapan ikan akan semakin luas. Volume ruang mesin pada kapal purse seine modifikasi yang lebih besar dapat memberi kemudahan dan kenyamanan pada nelayan karena memiliki ruang gerak yang lebih luas di bawah lantai deck saat melakukan pengecekan atau perbaikan mesin. Gambar 1. General arrangement kapal purse seine modifikasi Bulukumba 130 Novita et al.

Gambar 2. General arrangement kapal kargo Bulukumba Gambar 3. General arrangement kapal purse seine Bulukumba Desain kapal purse seine modifikasi.. 131

Lines Plan Lines plan kapal yang diteliti dapat dilihat pada Gambar 4, 5 dan 6 yang terdiri dari tiga buah gambar teknik dua dimensi yaitu body plan, profile plan dan half breadth plan. Gambar body plan kapal menunjukkan bentuk kasko kapal secara melintang mulai dari haluan hingga buritan kapal. Bentuk kasko kapal dapat menentukan kapasitas muat, stabilitas, olah gerak dan tahanan kapal. Nilai tahanan kapal merupakan salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mendesain bentuk kasko kapal karena dapat mempengaruhi power dan speed kapal. Manopo et al. (2012) menyatakan bahwa bentuk kasko merupakan faktor dominan yang dapat mempengaruhi nilai tahanan kapal sehingga akan berdampak pada kecepatan dan efisiensi penggunaan bahan bakar. Dalam penelitian Rouf & Novita (2006) mengemukakan lima model kasko kapal yang umum dimiliki oleh kapal-kapal ikan di Indonesia yaitu round bottom, flat bottom, U-bottom, akatsuki bottom dan hard chin bottom. Berdasarkan gambar body plan kapal yang diteliti, dapat dilihat seluruh kapal memiliki bentuk kasko yang sama yaitu round bottom. Bentuk kasko round bottom pada kapal purse seine modifikasi dapat meningkatkan kecepatan kapal dan kemampuan bermanuver saat melingkari gerombolan ikan yang disebabkan minimnya nilai tahanan gerak pada kapal. Penelitian Novita & Iskandar (2008) mengemukakan bahwa nilai tahanan gerak pada kasko model round bottom lebih kecil dibanding dengan kasko model round flat bottom, U-bottom maupun akatsuki. Gambar 4. Lines plan kapal purse seine modifikasi 132 Novita et al.

Gambar 5. Lines plan kapal kargo Bulukumba Gambar 6. Lines plan kapal purse seine Bulukumba Desain kapal purse seine modifikasi.. 133

Pada gambar profile plan dan half breadth plan menunjukkan bagian haluan berada lebih tinggi dari midship dan berbentuk V atau lancip sehingga memudahkan kapal membelah ombak saat berlayar. Lantai deck kapal purse seine Bulukumba didesain lebih rendah pada midship untuk memudahkan nelayan pada saat hauling. Ayodhyoa (1972) menjelaskan bahwa untuk mencegah agar gelombang tidak naik ke atas deck serta untuk menambah laju kapal diusahakan agar bagian haluan lebih tinggi dari midship dan buritan, dimana midship dibuat lebih dekat terhadap permukaan air untuk memudahkan proses penarikan jaring dan pengangkatan hasil tangkapan ke atas kapal. Koefisien Bentuk Kapal Nilai koefisien bentuk kapal penelitian yang disajikan pada Tabel 3 menunjukkan bahwa kapal purse seine modifikasi memiliki nilai yang tidak berbeda jauh dari nilai koefisien bentuk kapal kargo dimana nilainya cenderung lebih kecil dari kapal purse seine Bulukumba. Nilai koefisien Cb, Cp, Cm, dan Cvp kapal purse seine modifikasi yang lebih kecil, menunjukkan bahwa kapal tersebut memiliki bentuk yang lebih ramping dibanding kapal purse seine Bulukumba sehingga dapat menambah kecepatan kapal. Pangalila (2011) menyatakan bahwa kapal dengan nilai koefisien Cb, Cp, Cm dan Cvp yang lebih kecil akan terlihat lebih ramping dan dapat meningkatkan kecepatan pada kapal. Nilai Cw kapal purse seine modifikasi lebih besar dibanding kapal purse seine Bulukumba menunjukkan bahwa kapal tersebut memiliki stabilitas yang baik. Kapal dengan nilai Cw yang besar menunjukkan bahwa kapal semakin mendekati bentuk kotak sehingga hal ini dapat meningkatkan stabilitas kapal (Pangalila 2011). Tabel 3. Koefisien bentuk kapal yang diteliti Koefisien Kapal purse seine modifikasi Kapal penelitian Kapal kargo Bulukumba Kapal purse seine Bulukumba Nilai kapal acuan Kapal Indonesia (encircling gear) a Kapal Jepang (purse seine) b Cb 0,62 0,60 0,80 0,56 0,67 0,57 0,68 Cp 0,71 0,64 0,88 0,60 0,79 0,67 0,75 Cm 0,87 0,93 0,91 0,84 0,96 0,91 0,95 Cvp 0,73 0,74 0,98 0,71 0,76 - Cw 0,85 0,81 0,81 0,78 0,88 - Sumber : a Iskandar & Pujiati (1995) ; b Ayodhyoa (1972) Nilai koefisien bentuk kapal purse seine modifikasi telah berada pada rentang nilai acuan koefisien bentuk kapal di Indonesia dan Jepang, kecuali nilai Cm yang cenderung lebih kecil dari rentang nilai kapal-kapal purse seine di Jepang. Nilai Cm pada kapal purse seine modifikasi yang cenderung lebih kecil, menunjukkan pada bagian tengah kapal (midship) memiliki bentuk yang lebih ramping. 134 Novita et al.

KESIMPULAN Rasio dimensi utama kapal purse seine modifikasi lebih kecil dibanding kapal purse seine Bulukumba. Hal ini kemungkinan disebabkan pada saat dilakukan modifikasi para pengrajin kapal tidak melakukan perubahan dimensi utama kapal khususnya nilai D pada kapal. Kapal purse seine modifikasi memiliki nilai koefisien bentuk yang cenderung sama dengan kapal kargo. Nilai koefisien bentuk kapal purse seine modifikasi lebih kecil dari kapal purse seine Bulukumba, sehingga memiliki bentuk yang lebih ramping. Karakter desain kapal purse seine modifikasi Bulukumba cenderung sama dengan kapal kargo Bulukumba. Modifikasi yang dilakukan terhadap kapal kargo yang beralih fungsi menjadi kapal purse seine hanyalah dengan menghilangkan tiang pada kapal purse seine modifikasi dan penambahan palka di bawah dek kapal. DAFTAR PUSTAKA Ayodhyoa AU. 1972. Suatu Pengenalan Kapal Ikan. Bogor: Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Fyson J. 1985. Design of Small Fishing Vessels. England: Fishing News Book Ltd - Farnham-Surrey. Hardjono S. 2010. Kajian Tinggi Haluan Kapal Pelayaran Dalam Negeri Tipe General Cargo. Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 4(2): 123 134. Iskandar BH, Pujiati S. 1995. Keragaan teknis kapal perikanan di beberapa wilayah Indonesia [Laporan Penelitian]. Bogor: Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Kantu L, Kalangi PNI, Polii JF. 2013. Desain dan Parameter Hidrostatis Kasko Kapal Fiberglass Tipe Pukat Cincin 30 GT di Galangan Kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(3): 81 86. Novita Y, Iskandar BH. 2008. Hubungan Antara Bentuk Kasko Model Kapal Ikan Dengan Tahanan Gerak. Bulletin PSP 17(3): 315 324. Manopo AR, Masengi KWA, Pamikiran RDC. 2012. Studi Bentuk Kasko Pada Tahanan Kapal Pukat Cincin di Tumumpa, Bitung dan Molibagu (Provinsi Sulawesi Utara). Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(2): 63 68. Mulyanto RB, Wahyono A, Kertorahardjo RSP. 2010. Kapal Perikanan (Pengukuran dan Perhitungan). (Editor: Suwardiyono). Semarang: BPPI, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pangalila FPT. 2011. Stabilitas Statis Kapal Pole and Line KM. Aldeis di pelabuhan Perikanan Aertembaga Bitung Sulawesi Utara. Perikanan dan Kelautan Tropis 7(1): 21 26. Desain kapal purse seine modifikasi.. 135

Pujo I, Jarmiko S, Susilo F. 2012. Analisis Investasi Kapal Ikan Tradisional Purseseiner 30 GT. Kapal 9(2): 58 67. Ronald MH, Hasanuddin, Aryawan WD, Kurniawati HA, Yulianto T. 2011. Analisa CFD kapal passenger-logistic carrier dengan variasi hull form. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana X ITS. Surabaya 27 28 Juli 2011. Surabaya: Program Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh November. Hal 185-190. Rouf A, Novita Y. 2006. Studi Tentang Bentuk Kasko Kapal Ikan di Beberapa Daerah di Indonesia. Torani 16(4): 240 249. Susanto A, Iskandar BH, Imron M. 2011. Evaluasi Desain dan Stabilitas Kapal Penangkap Ikan di Palabuhanratu (Studi Kasus Kapal PSP 01). Marine Fisheries 2(2): 213 221. Salman D. 2006. Jagad Maritim. Makassar: Inninawa. Utomo B. 2010. Pengaruh Ukuran Utama Kapal Terhadap Displacement Kapal. Teknik 31(1): 84 89. Wahyono A. 2011. Kapal Perikanan (Membangun Kapal Kayu). Semarang: BPPI, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Wibawa A. 2010. Analisa defenisi kapal purse seine 109 GT KM. Surya Redjeki. http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal/article/view/3770. html. [diakses 5 Desember 2013]. 136 Novita et al.