BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi pendidikan formal. Di dalamnya terdapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. siswa memahami materi yang diajarkannya, sangat sesuai dengan kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk membangun manusia dalam. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. ada merupakan bagian dari pendidikan yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. ada rasa ingin tahu, tanpa pertanyaan, dan tanpa ada daya tarik terhadap hasil

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

2015 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN PENGUASAAN MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu aspek penting bagi bangsa. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang harus melakukan kegiatan belajar dengan sungguh sungguh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah untuk atau tempat menimba ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi. aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dimana tempat

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk membekali

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya tidak pernah berhenti untuk belajar baik

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di indonesia merupakan masalah nasional. Meningkatkan mutu. merupakan petunjuk adanya usaha yang dilakukan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. namun guru tersebut tidak mengarahkan siswa untuk merapikan kembali posisi

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendasar untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2014 M/1435 H

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penddikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Sasaran pembelajaran ditunjukan bukan hanya mengembangkan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan pada dasarnya usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. memungkinkan bagi kita untuk mengetahui tentang budaya yang berbeda

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi yang ada untuk pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki rasa

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berfungsi sebagai

Ari Kusyono A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat meningkatkan dan hasil belajar siswa. terbaik dalam menyampaikan materi pelajaran. Agar proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. pada jenjang yang lebih sempurna yaitu keberhasilan guru atau pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan institusi pendidikan formal. Di dalamnya terdapat kerjasama antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang bertujuan untuk menciptakan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada siswa sehingga dapat mengembangkan diri seoptimal mungkin sesuai dengan yang dimilikinya melalui proses belajar mengajar. Belajar sangat penting karena dapat memberikan perubahan terhadap individu, baik aspek pengetahuan, aspek keterampilan maupun aspek sikap. Makin banyak usaha belajar dilakukan makin banyak dan makin baik hasil yang diperoleh. Meningkatkan mutu pendidikan adalah tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan. Salah satunya adalah guru yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan. Guru adalah orang yang berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di zaman pesatnya perkembangan teknologi melalui lingkungan formal dengan menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Dari penjabaran di atas dapat dipertegas bahwa pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Dalam proses belajar, khususnya pembelajaran pendidikan jasmani, akan lebih efektif dan bermakna apabila siswa berpartisipasi aktif. Salah satu ciri

kebermaknaan dalam proses belajar mengajar adalah adanya keterlibatan atau partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. Partisipasi merupakan suatu sikap berperan serta, ikut serta, keterlibatan atau proses belajar bersama, saling memahami, menganalisis, merencanakan dan melakukan tindakan. Peran aktif atau partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran khususnya pendidikan jasmani di SMP Negeri 1 Pematang Siantar masih tergolong kurang. Kenyataan yang terdapat di sekolah sesuai dengan pengalaman peneliti pada waktu PPL bulan September tahun 2011 melihat bahwa guru pendidikan jasmani hanya menggunakan metode komando. Dimana kegiatan guru membuka pelajaran dengan bertanya kepada siswa tentang materi pelajaran yang lalu, kemudian memulai pelajaran baru yang dipelajari. Setelah guru pendidikan jasmani menyampaikan materi secara teori lalu mendemonstrasikan didepan kelas dan melibatkan satu atau dua orang siswa untuk mempraktekkan kembali apa yang sudah dicontohkan guru didepan. Kemudian guru tersebut membariskan siswa dilapangan dalam bentuk empat saf dan setiap barisan saf guru memberikan kesempatan mempraktekkan materi dengan bergantian. Demikian metode itu dilakukan setiap pertemuan sehingga menghasilkan pengajaran yang monoton. Artinya metode yang sama dilakukan secara berulang ulang. Siswa hanya melakukan atau bertindak ketika guru memerintah sehingga siswa tidak terpacu untuk aktif berpikir atau mandiri dalam melakukan sesuatu untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar.

Menurut Sudjana (2009:84) mengatakan observasi dapat digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Dengan kata lain, observasi dapat menilai hasil dan proses belajar. Dari hasil observasi guru pendidikan jasmani kelas VII di SMP Negeri 1 Pematang Siantar pada bulan Februari tahun 2012 juga diketahui bahwa kendala yang dihadapi ketika terjadi proses belajar mengajar pendidikan jasmani adalah kurangnya motivasi siswa secara menyeluruh. Dilihat dari segi penguasaan metode mengajar sangat kurang dan hanya memakai satu metode saja yaitu metode komando. Hal ini diperkuat dari hasil observasi dalam satu kelas yang berjumlah 36 orang pada tanggal 28 Februari 2012, peneliti melihat dari berbagai aspek yang diamati bahwa masih banyak siswa tidak meluangkan waktu dalam mengerjakan tugas pendidikan jasmani (67%), mudah putus asa dalam mempelajari gerakangerakan yang sulit pada materi pendidikan jasmani (78%), bosan belajar praktik pendidikan jasmani (53%), kurang memperhatikan guru saat memberikan contoh gerakan yang sedang dipelajari (62%), kurang aktif bertanya kepada guru apabila tidak mengerti melakukan gerakan dalam materi pendidikan jasmani (59%), kurang memiliki sifat ingin tahu yang tinggi untuk untuk gerakan yang baru bersama teman sekelas (81%), kurang semangat dalam melakukan gerakangerakan yang dicontohkan oleh guru pendidikan jasmani (59%), kurang minat tampil ke depan untuk memberikan contoh gerakan yang sedang dipelajari dalam materi pendidikan jasmani (75%). Dari pernyataan diatas terlihat bahwa dorongan belajar siswa sangat lemah atau rendah.

Harsono (1988:102) menyatakan bahwa Melalui pengulanganpengulangan yang teratur, maka organisasi-organisasi mekanisme neurophysiologis kita akan lebih baik, gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan lama kelamaan akan merupakan gerakan-gerakan yang otomatis dan reflektif. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah motivasi. Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Di dalam kegiatan belajar mengajar, peranan motivasi sangat diperlukan. Dengan adanya motivasi akan dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif serta dapat mengarahkan ketekunan dalam kegiatan belajar. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan sikap yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan serta umpan balik. Lemahnya motivasi atau tidak adanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar, selanjutnya mutu hasil belajar akan rendah. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik. Motivasi berperan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang baik. Pada kenyataannya siswa hanya fokus kepada hasil pembelajaran tanpa membangun pengetahuan awal dari materi pembelajaran yang diajarkan. Hal ini membuat siswa terkadang tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru

atau penguasaan materi pelajaran hanya sedikit terserap oleh siswa. Proses pembelajaran seharusnya sudah mengarah kepada peran aktif siswa yang timbul dari keinginan siswa untuk selalu terlibat didalam proses belajar dan adanya tingkat kesadaran yang tinggi dari siswa atas tujuan belajar yang dicapainya. Hal ini menyangkut kepada psikologi tentang tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu. Pembelajaran akan berhasil bila berdasarkan motivasi pada diri siswa serta penggunaan metode belajar yang tepat. Untuk itu guru juga penting memiliki keterampilan variasi metode pembelajaran pada saat proses belajar mengajar agar siswa semangat dalam belajar. Metode belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang maksimal. Menurut pengamatan penulis, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas maupun di lapangan, penggunaan metode pembelajaran yang hanya bertumpu pada satu jenis metode pembelajaran akan membuat siswa bosan dan tidak merasa penasaran untuk belajar selanjutnya. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap metode-metode pembelajaran yang ada, padahal penguasaan metode-metode pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan professional guru yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tujuan KTSP diberlakukan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini dapat tercapai apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa, dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran.

Metode pembelajaran merupakan suatu cara untuk mengarahkan siswa tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana mempraktekkan dan bagaimana memotivasi diri sendiri. Dalam hal ini, metode pembelajaran termasuk pemilihan metode, materi ajar dan media ajar yang paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menjalankan kegiatan mengajarnya. Ditinjau dari bidang psikologi kepribadian dan tingkah laku siswa, faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik dianggap sebagai sesuatu yang menentukan pelaksanaan dan keberhasilan proses pembelajaran. Tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu, dan perbuatan belajar akan berhasil bila berdasarkan motivasi pada diri siswa. Menurut Hoover (dalam Hamalik, 2008:115) salah satu prinsip motivasi belajar adalah teknik dan prosedur pembelajaran yang bervariasi yaitu efektif untuk memelihara minat siswa. Metode pembelajaran yang dilaksanakan secara bervariasi dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa, sehingga lebih mendorong motivasi belajar. Menurut Husdarta (2000:61) salah satu pengembangan metode variasi mengajar yang dilakukan oleh guru yaitu variasi gaya mengajar. Dalam variasi gaya mengajar digunakan dua gaya mengajar yaitu gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal. Menurut Mosston (1994:76) mengatakan Gaya mengajar komando adalah ketelitian kinerja mereproduksi respon dengan kinerja aba-aba. Ketika perilaku ini tercapai maka tujuan dalam materi akan tercapai. Dan gaya mengajar resiprokal adalah Karakteristik mendefinisikan gaya resiprokal sebagai interaksi sosial,

balasan, menerima dan memberi umpan balik langsung (panduan dengan kriteria tertentu yang disediakan oleh guru). Variasi media juga merupakan penggunaan media yang lebih dari satu media saja. Media yang dipakai dalam penelitian ini adalah media yang menyangkut materi pokok. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) karena penelitian ini menawarkan cara untuk perbaikan pembelajaran, tidak mengganggu proses belajar dan penelitian juga dapat membuktikan teori yang relevan dengan pengajarannya. Peneliti menggunakan metode variasi dua gaya mengajar yaitu gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal dalam materi tolak peluru gaya O brien sebagai bahan ajar guru serta variasi media. Pengembangan variasi tentu saja tidak sembarangan, tetapi ada tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevansi proses belajar mengajar, memberikan kesempatan terhadap berfungsinya motivasi dan mendorong anak untuk belajar. Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) tentang Metode Pembelajaran Pendidikan Jasmani Yang Bervariasi Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Pematang Siantar Tahun Ajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Sesuai dengan judul penelitian dan berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa? Apakah metode pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?

Apakah guru pendidikan jasmani telah melakukan metode pembelajaran yang bervariasi kepada siswa? Apakah gaya mengajar guru mempengaruhi motivasi belajar siswa? Bagaimana pelaksanaan kegiatan metode pembelajaran bervariasi yang meningkatkan motivasi belajar siswa? Apakah ada peningkatan motivasi belajar siswa dengan metode pembelajaran yang bervariasi? C. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan metode pembelajaran pendidikan jasmani yang bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pematang Siantar Tahun Ajaran 2012/2013? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan metode pembelajaran pendidikan jasmani yang bervariasi. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini ada empat. 1. Bagi siswa, diharapkan dengan adanya metode pembelajaran pendidikan jasmani yang bervariasi dapat merangsang siswa agar lebih bersemangat/termotivasi dalam belajar secara aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Sehingga adanya motivasi siswa lebih cepat menangkap materi ajar serta memahami materi sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah ditetapkan.

2. Bagi guru, dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini guru dapat mengetahui metode pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki serta meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, sehingga menjadi masukan bagi guru dan calon guru tentang metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani. 3. Bagi sekolah, sebagai sumbangan peningkatan prestasi pendidikan pada aktivitas belajar yang berlangsung di sekolah tersebut sehingga visi di sekolah tersebut adalah menghasilkan mutu peserta didik yang berkualitas. 4. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti dalam menjalankan tugas sebagai pengajar di masa yang akan datang.