Sensitifitas dan Spesifisitas Petanda Tumor CA 125 sebagai Prediksi Keganasan Ovarium

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

PROFIL PENDERITA KANKER GINEKOLOGI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2015 SAMPAI JULI Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA

Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari Desember 2015

HUBUNGAN INDEKS RESIKO KEGANASAN DENGAN JENIS HISTOPATOLOGI TUMOR EPITEL GANAS OVARIUM DI RSHAM TAHUN OLEH : HARTATI PANJAITAN

ABSTRAK PERBEDAAN KADAR CANCER ANTIGEN 125 DAN HUMAN EPIDIDIMIS PROTEIN 4 PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL TIPE I DAN TIPE II

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010

Ovarian Cysts: A Review

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011

AKURASI ULTRASONOGRAFI TRANSABDOMINAL DALAM MENILAI MALIGNITAS TUMOR OVARIUM

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KADAR CA-125 DENGAN JENIS HISTOPATOLOGI TUMOR EPITEL GANAS OVARIUM DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

Gambaran Karakteristik Penderita Rawat Inap Karsinoma Serviks di RSUD Karawang Periode 1 Januari Desember 2011

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: APRILIA PRAFITA SARI ROITONA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERBEDAAN RERATA KADAR VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) PADA KANKER OVARIUM EPITELIAL DERAJAT DIFERENSIASI BAIK DENGAN SEDANG-BURUK

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2010 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

ABSTRAK. Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini

HUBUNGAN USIA REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSUP. PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

Karakteristik penderita kanker serviks di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari Desember 2015

Prevalensi Kanker Serviks Berdasarkan Paritas di RSUP. Dr. M. Djamil Padang Periode Januari Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR.

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

DIAGNOSTIK C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS AKUT SKOR ALVARADO 5-6

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

HUBUNGAN ANTARA USIA PERTAMA KALI BERHUBUNGAN SEKSUAL DENGAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI

Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 3, September 2015

ABSTRAK. UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN TUBEX-TF DAN WIDAL TERHADAP BAKU EMAS KULTUR Salmonella typhi PADA PENDERITA TERSANGKA DEMAM TIFOID

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS STADIUM LANJUT DI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2011

ABSTRACT. CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY DECEMBER 2010

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal

BAB 4 HASIL PENELITIAN

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

KARAKTERISTIK GAMBARAN HISTOPATOLOGI PENDERITA KANKER PAYUDARA BERDASARKAN UMUR DI KOTA MEDAN PERIODE

HUBUNGAN RASIO PROTEIN KREATININ URIN SEWAKTU DENGAN PROGhIOSIS KE3ERHASILAN TERAPI HIPERTENSI PADA PREEKLAMPSIA

Jurnal Kesehatan Masyarakat

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur,

Gambaran kadar HSAP pada Karsinoma serviks

BAB I PENDAHULUAN. mencapai derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KANKER SERVIKS UTERI DENGAN FAKTOR RISIKO MENIKAH USIA MUDA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

F. ANFASHA E. PRIMASTARI F. RUNTULALO G.A. IRDAM G. PRIYONUGROHO W. HASTININGSIH J.M.S. ADJIE* C. WAWOLUMAYA**

IKHTISAR PUSTAKA TUMOR OVARIUM: PREDIKSI KEGANASAN PRABEDAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Virus Epstein-Barr (EBV) adalah virus yang. menginfeksi lebih dari 90% populasi di dunia, baik yang

Oleh: Esti Widiasari S

KARYA TULIS ILMIAH PERBANDINGAN TINGKAT KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR DAN ADEKUASI HASIL APUSAN PAP SMEAR

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

GAMBARAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

ABSTRAK GAMBARAN PAP SMEAR ABNORMAL DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2015

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU April 2014 HUBUNGAN TUMOR MARKER CA-125 DENGAN SIFAT DAN TIPE SEL TUMOR OVARIUM DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X. Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 3

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

VALIDITAS RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT PADA APENDISITIS KOMPLIKATA DI RSUP SANGLAH DENPASAR

POLA PERDARAHAN PERVAGINAM BERDASARKAN HASIL D & C. TAHUN 2007 DI RSU PROF. Dr. RD. KANDOU MANADO Widjaja Indrachan, Max Rarung, Joel Laihad

MODIFIKASI INDEKS RISIKO KEGANASAN SEBAGAI MODALITAS DIAGNOSTIK PREOPERATIF UNTUK MEMPREDIKSI KEGANASAN TUMOR OVARIUM : SUATU UJI DIAGNOSTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan metode

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

Profil tumor solid pada pasien rawat inap di Bagian KSM Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013-Desember 2014

ABSTRAK. Pembimbing II : Penny S M., dr., Sp.PK., M.Kes

Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian Mengenai Penelitian Osteopontin Sebagai Penanda Ganas Tumor Ovarium Universitas Sumatera Utara

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU SADARI PADA KADER POSYANDU KECAMATAN DELANGGU

PERBEDAAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DARAH PADA PASIEN APENDISITIS AKUT DENGAN APENDISITIS PERFORASI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Transkripsi:

Sensitifitas dan Spesifisitas Petanda Tumor CA 125 sebagai Prediksi Keganasan Ovarium Max Rarung Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Rumah Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado Abstract The objective of this research is to evaluate how far the relationship between CA 125 level as tumor marker and ovaria malignancy, sensitifity dan specificity are. Setting of the research is at the Obstetric and Gynecology Department R.D. Kandou Hospital, Teling Hospital, Pancaran Kasih Hospital, and Kotamobagu Hospital. All are hospitals in North Sulawesi Province. The research design is observational study with analytic approach. Subjects are 4 patients with ovarian tumor who meet the inclusion criteria, hospitalized between February 24 and May 24. From 4 analized samples, 8 (2%) with elevated CA 125 and were proved histopatologically as ovarian cancer. According to ROC curve analysis the best cross section is 51,44 U/ml with 1% sensitivity and 9,6% specificity and 92,5% accuracy. The conclusion of this research is CA 125 may be used as one of the ovarian malignancy predictors. Keywords: CA 125 tumor marker, ovarian malignancy, histopathology examination, sensitivity and specificity. Pendahuluan Salah satu dari kanker ginekologik adalah kanker ovarium yang merupakan keganasan organ viseral dan paling mematikan serta dianggap sebagai silent killer wanita saat ini. 1-3 Kanker ovarium umumnya baru menimbulkan keluhan apabila telah menyebar ke rongga peritoneum, atau organ visera lainnya. Pada tingkat ini penyakit telah mencapai stadium lanjut sehingga tindakan pembedahan dan terapi adjuvan seringkali tidak menolong. 3-6 Kurangnya gejala awal maupun sensitifitas skrining serta teknik deteksi dini kanker ovarium yang sulit merupakan alasan mengapa umumnya saat ditemukan telah berada pada stadium lanjut. Upaya pengenalan dini kanker ovarium stadium awal berdasarkan pemeriksaan fisik saja tidak cukup sehingga perlu dilengkapi dengan pemeriksaan penunjang seperi serum petanda tumor, USG (Transvaginal Doppler Ultrasound), atau CT-scan. Salah satu petanda tumor untuk memprediksi adanya keganasan pada ovarium adalah pemeriksaan kadar serum CA 125. 1,7-1 Bahan dan Cara Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan analitik pada penderita tumor ovarium yang dirawat di bagian Obstetri dan Ginekologi RS R.D. Kandou, RS Teling, RS Pancaran Kasih, dan RSU Kotamobagu, yang merupakan RS di wilayah Propinsi Sulawesi Utara, mulai bulan Februari 24 sampai Mei 24. 9

JKM. Vol.8 No.1 Juli 28: 9-14 Kriteria inklusi: semua penderita dengan diagnosis tumor ovarium. Kriteria eksklusi: penderita yang pernah dioperasi sebelumnya dengan tumor ovarium atau menderita keganasan ginekologik lain seperi karsinoma vulva, karsinoma serviks, karsinoma endometrium, sarkoma uterus, koriokarsinoma. Instrumen penelitian menggunakan instrumen dan reagen Abbott/Axsym metode MEIA dari Laboratorium Prodia dan pemeriksaan histopatologi di bagian Patologi Anatomi FK UNSRAT Manado. Analisis Data X + - X + r : S x r : koefisien korelasi. n +. n - n(n-1) X + : rata-rata kadar petanda tumor CA 125 yang menderita tumor ovarium ganas. X - : rata-rata kadar petanda tumor CA 125 yang menderita tumor ovarium jinak. S x : standar deviasi kadar serum n + : banyaknya penderita tumor ovarium ganas n - : banyaknya penderita tumor ovarium jinak n : n + - n - Perhitungan sensitivitas dan spesifisitas Kadar Pemeriksaan PA Jumlah Serum + : - + a b a + b - c d c + d Jumlah a + c b + d n Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Distribusi Penderita menurut Umur Umur (th) Jinak Ganas Jumlah <2 2-29 3-39 4-49 >=5 2 6 7 12 5 1 4 3 3(7,5%) 6(15%) 11(27,5%) 15(37,5%) 5(12,5%) Jumlah 32 8 4(1%) 1

Sensitifitas dan Spesifisitas Petanda Tumor CA 125 sebagai Prediksi Keganasan Ovarium (Max Rarung) Tabel 2. Distribusi Penderita menurut Paritas Paritas Jinak Ganas Jumlah 1 2 >=3 7 9 1 6 4 1 3 11(27,5%) 1(25%) 13(32,5%) 6(15%) Jumlah 32 8 4(1%) Tabel 3. Hubungan Kadar CA 125 dengan Pemeriksaan Histopotologi Kadar Histopatologi CA 125 Ganas Jinak Jmlh >35 U/ml <=35 U/ml 8 5 27 13 27 Jumlah 8 32 4 Tabel 4. Beberapa Titik Potong kadar CA 125 Titik potong Sensitivitas Spesifisitas 24,16 27,93 38,9 48,3 51,44 54,31 65,18 1% 1% 1% 1% 1% 87,5% 75,% 78,1% 81,2% 84,4% 87,5% 9,6% 9,6% 93,7% Tabel 5. Distribusi Penderita Berdasarkan Kategori Kadar CA 125 dengan Titik Potong 51,44 U/ml dari Hasil Pemeriksaan Histopatologi. Kadar Histopatologi CA 125 Ganas Jinak Jmlh >51,44 U/ml <=51,44 U/ml 8 3 29 11 29 Jumlah 8 32 4 Pada tabel 3 didapatkan 13 penderita CA 125 >35 U/ml dan 8 penderita yang terbukti secara histopatologik merupakan keganasan ovarium dan 5 penderita tumor jinak. Sedangkan CA 125 <35 U/ml didapatkan 27 penderita semuanya tumor jinak. Tabel 4 menunjukkan analisis kurva ROC (Receiver Operating Curve) dan didapatkan beberapa titik potong (cut off point) sebagai alternatif 11

JKM. Vol.8 No.1 Juli 28: 9-14 penentuan prediksi keganasan tumor ovarium. Didapatkan titik potong kadar CA 125 terbaik adalah 51,44 U/ml sebab memiliki sensitifitas dan spesifisitas tertinggi, yaitu 1% dan 9,6% serta akurasi 92,5%, NPP 72,7%, serta NPN 1%. Dari 4 sampel yang dianalisis, didapatkan 11 penderita CA 125 >51,44 U/ml, dan 8 penderita yang terbukti secara histopatologi merupakan keganasan ovarium dan 3 penderita tumor jinak, sedangkan pada CA 125 <=51,44 U/ml didapatkan 29 penderita semuanya tumor jinak. Pembahasan Pada penelitian ini ternyata tumor ovarium terbanyak pada umur 4-49 tahun yaitu 15 (37,5%) penderita dengan 3 penderita dinyatakan keganasan, kemudian umur 3-39 tahun terdapat 11 (27,5%) penderita dengan 4 penderita dinyatakan keganasan ovarium, umur 2-29 tahun 6 penderita (15%), umur >= 5 tahun 5 penderita (12,5%), dan terendah umur <2 tahun 3 penderita (7,5%). Menurut Nasution dkk, pada kelompok usia 4-44 tahun angka kejadian kanker ovarium adalah 15,7/1. wanita, sesudah usia 5 tahun angka ini menjadi 2 kali lebih besar yaitu 35/1. wanita. Angka paling tinggi yang pernah dilaporkan yaitu antara usia 75-79 tahun sekitar 54 kasus setiap 1. wanita 5. Menurut The American College of Obstetricians and Gynecologist insiden tertinggi ditemukan pada wanita yang belum pernah hamil dan paritas rendah, sedangkan pada wanita yang mempunyai anak 3 atau lebih, resiko terjadinya kanker ovarium menurun menjadi 5%. 7-9 Klasifikasi pasien berdasarkan kategori kadar CA 125 dengan nilai titik potong 35 U/ml dan hasil pemeriksaan histopatologi diperoleh hasil 13 penderita tumor ovarium yang mengalami peningkatan CA 125 > 35 U/ml, terdapat 8 penderita mengalami keganasan ovarium dan 5 penderita tidak terbukti adanya keganasan ovarium. Sedangkan CA 125 <35 U/ml terdapat 27 penderita yang semuanya tidak terbukti mengalami keganasan ovarium. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh nilai sensitifitas 1% (8/8), spesifisitas 84,4%(27/32), akurasi 87,5%, Nilai Prediksi Positif 61,5% (8/13), dan Nilai Prediksi Negatif 1% (27/27). 1-13 Menurut Garret et al., kadar CA 125 berkorelasi dengan stadium penyakit, 9% kadar CA 125 meningkat pada stadium II, III, IV tetapi hanya 5% pada stadium I. Itulah sebabnya kanker ini dikenal sebagai penyakit yang tumbuh diam-diam namun mematikan (silent killer) dengan prognosis rata-rata harapan hidup lima tahun (5 Years Survival Rate) adalah sekitar 6-1% pada stadium IA dan IB, 6% pada stadium IC dan II, dan 1-2% pada stadium III dan IV. 11 Olson mengkombinasikan CA 125 dengan CA 72-4 mendapatkan bila cut-off value masing-masing 33 dan 2,3 U/ml, maka pada cystadenocarcinoma jenis serosum spesifitas kedua petanda kanker adalah 64,3%, sedangkan sensitivitas masing-masing 93,3% dan 75,6%. 4 Bila cut-off value masing-masing 37 dan 2 U/ml maka kanker ovarium jenis musinosum, spesifitas kedua petanda tumor adalah 47,6%, sedangkan sensitivitasnya adalah 66,7% dan 87,4%. Ini menunjukkan bahwa CA 72-4 secara signifikan mempunyai kemampuan deteksi besar pada kanker ovarium jenis musinosum, sedangkan CA 125 efisien 12

Sensitifitas dan Spesifisitas Petanda Tumor CA 125 sebagai Prediksi Keganasan Ovarium (Max Rarung) terhadap cystadenocarcinoma jenis serosum. 1-12 Piver mengkombinasikan TAG- 72, CA-15-3 dan CA-125 dan menemukan sensitivitas untuk mendeteksi keganasan sebesar 81% dan spesifisitas 1% pada perempuan di atas umur 5 tahun. Peneliti lain dengan kombinasi yang sama dapat meningkatkan spesifisitas CA-125 menjadi 99,9% yang dikatakan positif bila kadar CA-125 >5 U/ml, CA-15-3 >3 U/ml dan TAG-72 >1 U/ml. 1 Tingkat spesifisitas CA 125 bila digabungkan dengan USG meningkat sampai dengan 99,8% dan akan mencapai 1% bila digabungkan lagi dengan pemeriksaan vagina. Ultrasonografi transvaginal umumnya bermanfaat untuk mengevaluasi pasienpasien dengan massa pelvis dengan diameter 1 cm atau kurang. Oleh karena USG Transvaginal dapat mengetahui ukuran, lokasi dan konsistensi bagian dalam dari tumor pelvis, maka alat ini menjadi pilihan untuk mendeteksi tumor rongga pelvis. 13 Berdasarkan analisis kurva ROC (Receiving Operating Curve) diperoleh titik potong alternatif terbaik dari CA 125 adalah 51,44 U/ml sebab memiliki sensitifitas dan spesifisitas tertinggi, yaitu 1% dan 9,6%, serta akurasi 92,5%, NPP 72,7%, dan NPN 1%. Olson menemukan spesifisitas CA 125 35 U/ml pada wanita di bawah umur 5 tahun kurang dari 25% berkaitan dengan keganasan, sedangkan pada wanita berumur di atas 5 tahun spesifisitas meningkat mencapai 8%. 4 Karena rendahnya spesifisitas CA 125, Garret & Berkowitz mencoba menanggulangi dengan meningkatkan nilai batas dari 35 U/ml menjadi 65 U/ml ternyata terjadi peningkatan spesifistas 25% menjadi 6%. 11 Simpulan Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang sangat bermakna antara kadar CA 125 dengan tingkat keganasan ovarium berdasarkan pemeriksaan histopatologi dengan r =,596. Berdasarkan analisis kurva ROC diperoleh titik potong terbaik adalah 51,44 U/ml. Titik potong ini memiliki sensitifitas 1%, spesifisitas 9,6% dan akurasi 92,5%. Bila digunakan titik potong 35 U/ml diperoleh sensitifitas 1%, spesifisitas 84,4%, dan akurasi 87,5%. Jadi yang lebih akurat terhadap keganasan ovarium adalah CA 125 dengan titik potong 51,44 U/ml (dibulatkan 52 U/ml). Saran Sebagai penunjang diagnosis setelah anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan Ultrasonografi, tumor marker CA 125 dapat digunakan sebagai prediksi keganasan tumor ovarium. Berdasarkan penelitian ini, dianjurkan kadar CA 125 >51,44 U/ml dibulatkan 52 U/ml. Walaupun tumor ovarium ukurannya kecil tetap lebih dicurigai kemungkinan keganasan maka sebelum dilakukan laparotomi VC dapat dilakukan pemeriksaan marker CA 125 untuk memperkuat kecurigaan keganasan. Jadi tumor marker CA 125 dapat dianjurkan untuk deteksi dini dan sebagai penunjang diagnosis keganasan ovarium, dengan akurasi lebih kuat bila menggunakan batas kadar CA 125 >= 51,44 U/ml (dibulatkan 52 U/ml). Daftar Pustaka 13

JKM. Vol.8 No.1 Juli 28: 9-14 1. Retnowardani A., Penanda Tumor dan Perannya dalam Diagnosis dan Penanganan Tumor Ganas, Medika, 199; 6:478-84. 2. Septianan V., Tumor Marker CA 125 Sebagai Pendeteksi Kanker Ovarium, Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UKM, Eleman Bandung, 24, hal 1-11. 3. The American College of Obstetricians and Gynecologist, The Role of the Generalist Obstetrician Gynecologist in the Early Detection of Ovarian Cancer, ACOG Committee Opinion, no 28, Obstet Gynecol 22; 1: 1413-1436. 4. Olson H., Symptoms of Ovarian Cancer, Obstet Gynecol 21; 98: 212-17. 5. Nasution S., John S., Prediksi Keganasan Ovarium Pra-Bedah, Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Universitas Sumatra Utara USU Medan, 21, hal 4-9; 26-36. 6. Schildkraut JM., et al, Age at Natural Menopause and the Risk of Epithelial Ovarian Cancer, Obstet Gynecol 21; 98 : 85-9. 7. Berek JS., Christina Y., Kanker Ovarium, Essensial Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2, Hipokrates, Jakarta, 1995, Bab 55, Hal 653-665. 8. Schutter MJ., Diagnostic Value of Pelvic Examination, Ultrasound, and Serum CA 125 in Postmenopausal Women with a Pelvic Mass, Cancer 1994; 74 : 1398-146. 9. Gershenson DM., Copeland LJ., Epithelial Ovarian Cancer, In Text Book of Gynecology, 2 nd Edition, W B Saunders Company, 2, page 1333-1365. 1. Piver MS., Epidemiologic Perspective of Ovarian Cancer, Sciarra, Gynecologic and Obstetrics, Philadelphia: Lippincott- Raven Publisher, 23. Chapter 27 Vol 4, Page 1-1. 11. Garret Ap., Berkowitz RR., Natural History and Detection of Ovarian Carcinoma, Sciarra, Gynecologic and Obstetrics, Philadelphia: Lippincott- Raven Publisher, 23. Chapter 28 Vol 4, Page 1-13. 12. Renata Y., Serum Tumor Marker pada Kanker Ovarium, Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UKM, Elemen Bandung, 24; hal 1-15. 13. Cunningham FG et al., Neoplastic Disease, William Obstetrics, 21 st Edition, McGraw Hill, New York, 21, page 1452. 14