PENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto

dokumen-dokumen yang mirip
PROSES PENGAWETAN KAYU. 1. Persiapan Kayu untuk Diawetkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kayu saat ini merupakan komponen yang dibutuhkan dalam kehidupan

PENGASAPAN. PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu)

PENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

Sidang Tugas Akhir. Penyaji: Afif Rizqi Fattah ( ) Dosen Pembimbing: Dr. Eng. Hosta Ardyananta ST, M.Sc.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hasil hutan tidak hanya sekadar kayu tetapi juga menghasilkan buahbuahan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Tingginya kadar air dan parenkim pada KKS, berakibat sifat fisik dan mekanik

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Pemilihan serat bambu (petung) sebagai bahan penelitian dengan. dengan pertumbuhan yang relatif lebih cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

Arang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan

BAB I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2006 saat harga minyak dunia bergerak naik, jarak pagar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi.

I. PENDAHULUAN. apabila tidak ditangani secara benar. Kerusakan bahan pangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

BIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) 3/8/2012

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB XIII PENGECATAN A.

PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

PENGARUH TEBAL LAPISAN CAT TERHADAP KEKEDAPAN KAYU

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Pengeringan Untuk Pengawetan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah yang banyak dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten di Provinsi

IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sale pisang merupakan salah satu produk olahan pisang masak konsumsi

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES HOT DIPPING BAJA KARBON RENDAH TERHADAP KETEBALAN PERMUKAAN DENGAN BAHAN PELAPIS TIMAH

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI

BAB I PENDAHULUAN. yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya. Sel

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan

Gambar 1 menunjukkan komponen-komponen yang menjalankan mobil kriogenik (cryocar) ini. Nitrogen cair yang sangat dingin disimpan dalam tangki

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada 6 08 LU sampai LS sehingga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kembang susut yang relatif tinggi dan mempunyai penurunan yang besar.

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.

TEKNOLOGI PEMBUATAN KRISTAL JAHE Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat.

Ruang Lingkup Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah sektor yang sangat berpengaruh pada perkembangan

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengasapan Ikan. Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan

BAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

PENGOLAHAN PANAS DAN PENGOLAHAN PEMBEKUAN KELOMPOK 1

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud

PCB type single side PCB type Double side PCB type Multilayer

APA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses EDISI KEEMPAT

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Upaya Penanganan Kayu Secara Tradisional Studi Kasus: Tradisi Masyarakat Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMINASI FIBERGLASS SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MELINDUNGI KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL KAYU

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

OPTIMASI KADAR HIDROGEN PEROKSIDA DAN FERO SULFAT

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

Seluk-Beluk Jasa Pengiriman Barang yang Perlu Diketahui

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Cara membuat Hujan Buatan

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

I. PENDAHULUAN. Tananam manggis (Garcinia Mangostana L) merupakan salah satu buah asli

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

MANISAN KERING BENGKUANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kue nusantara sebagai wujud warisan nenek moyang sangatlah bervariasi,

Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN

Macam Kayu Menurut Susunannya. Pengetahuan Bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi karet alam dunia 8,307 juta ton. Diprediksi produk karet alam

Transkripsi:

PENGAWETAN KAYU Eko Sri Haryanto

Cara Mengawetkan Kayu Secara Tradisional Cara pengawetan kayu secara tradisional dapat dilakukan dengan teknik melapisi dan teknik perendaman. Cara mengawetkan kayu secara tradisional ini biasaya berbeda-beda untuk setiap daerah tergantung kebiasaan dan ketersediaan sumber daya pada daerah tersebut.

1. Mengawetkan Kayu Dengan Memberi Pelapis Cara pengawetan kayu ini pada prinsipnya adalah memberikan lapisan pengawet pada permukaan kayu dengan cairan bahan pengawet yang mampu menolak kutu atau rayap serta mengurangi pengaruh cuaca. Cairan pengawet yang digunakan dapat berupa tir, olie, minyak, cat, dan solar. Cara pengawetan kayu ini sering dipakai karena membutuhkan biaya yang paling murah, salah satuny akarena dapat menggunakan bahan bekas pakai, seperti menggunakan olie bekas. Teknik pengawetan kayu ini memiliki kelemahan yaitu perlu dilakukan pengulangan secara periodik karena lapisan pengawet yang lambat laun luntur atau hilang. Bahan pelapis apabila terkena air akan mudah luntur, selain itu karena sifatnya yang hanya melapisi tentu tidak dapat meresap hingga ke serat kayu. Teknik pengawetan kayu jenis ini masih rentan terhadap serangan jamur dan rayap, sehingga teknik pengawetan kayu ini cenderung bersifat temporal dan tidak efektif dimanfaatkan untuk waktu yang lama

2. Mengawetkan Kayu Dengan Perendaman Teknik perendaman kayu merupakan cara pengawetan kayu tradisional yang dimanfaatkan untuk meresapkan bahan pengawet sampai ke serat kayunya. Cara pengawetan ini cukup efektif digunakan karena dapat dilakukan sekaligus pada kayu dalam jumlah yang banyak, selain itu cairan pengawet dapat digunakan berulangkali sehingga dapat menghemat biaya. Cairan pengawet untuk teknik perendaman kayu biasanya menggunakan larutan garam. Metode perendaman untuk pengawetan kayu ada tiga macam, yaitu perendaman panas, perendaman dingin, dan kombinasi perendaman panas dingin. Kelemahan teknik pengawetan kayu dengan perendaman adalah membutuhkan waktu yang lama apabila ingin memperoleh hasil yang baik. Metode perendaman dingin memerlukan waktu hingga beberapa hari. Metode perendaman panas memerlukan perhatian khusus karena adanya resiko kayu ikut terbakar. Metode perendaman untuk pengawetan kayu juga kurang efektif dilakukan pada kayu yang masih basah, karena daya serap kayu juga tidak maksimal, sehingga larutan pengawet tidak akan meresap dengan baik.

Cara Pengawetan Secara Modern Seiring dengan perkembangan teknologi, memungkinkan cara pengawetan kayu secara modern dapat dilakukan. Cara mengawetkan kayu dengan teknik vakum dan tekanan merupakan teknik yang telah memberi hasil terbaik. Teknik ini memiliki kelebihan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dan dapat diaplikasikan pada kayu yang masih basah sekalipun dengan resiko yang minimal. Kelemahan teknik ini adalah memerlukan peralatan yang kompleks dan biaya yang relatif mahal, sehingga tidak efektif digunakan oleh konsumen skala kecil. Teknik pengawetan kayu bangunan dengan teknik vakum dan tekanan dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode sel penuh dan metode sel kosong.

1. Cara Mengawetkan Kayu Teknik Vakum dan Tekanan Dengan Metode Sel Penuh Teknik vakum dan tekanan dengan metode sel penuh dilakukan dengan memasukkan kayu yang akan diawetkan ke dalam tangki kemudian ditutup rapat. Proses pengosongan udara kemudian dilakukan selama 90 menit. Selama proses pengosongan udara sedang berlangsung, bahan pengawet kayu dimasukkan ke dalam tangki sampai penuh melalui selang khusus. Dengan cara ini diharapkan cairan pengawet dapat mengisi seluruh bagian serat kayu dan sel kayu. Proses penekanan kemudian dilakukan selama kurang lebih dua jam. Bahan pengawet kayu kemudian dikeluarkan lagi dan dilakukan proses pengosongan udara lagi selama 10 menit agar cairan pengawet kayu yang menempel bisa bersih.

2. Cara Mengawetkan Kayu Teknik Vakum dan Tekanan Dengan Metode Sel Kosong Teknik vakum dan tekanan dengan metode sel kosong dilakukan dengan memasukkan kayu ke dalam tangki, kemudian dalam kondisi tangki tertutup rapat diberi tekanan selama 20 menit. Cairan pengawet kemudian dimasukkan kedalam tangki dan proses pemberian tekanan ditingkatkan selama 2 jam. Cairan pengawet kayu kemudian dikeluarkan dan dilanjutkan dengan proses vakum untuk membersihkan bahan pengawet yang masih menempel pada kayu. Demikianlah berbagai teknik pengawetan kayu yang dapat dilakukan sebagai cara mengawetkan kayu bangunan, sehingga kayu yang dimanfaatkan dalam proyek pembangunan rumah dapat meningkat keawetannya dan tentunya akan berdampak pada usia pemakaian yang semakin lama. Cara pengawetan kayu yang semakin berkembang memberikan kemungkinan pemanfaatan berbagai jenis kayu sebagai ornamen maupun konstruksi rumah. Seperti pemanfaatan bambu untuk bahan konstruksi gazebo, pergola, ataupun restoran-restoran bernuansa etnik sunda yang marak dibangun di berbagai daerah