MODEL OPTIMASI ALTERNATIF POLA TANAM, UNTUK MENDAPATKAN LUAS TANAM DAN KEUNTUNGAN YANG OPTIMUM (Studi kasus di Dam Jatimlerek, Kabupaten Jombang)

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MENGOPTIMALKAN LUAS LAHAN SAWAH DAN KEUNTUNGAN DI DAERAH IRIGASI KARANG ANYAR (436 HA) KABUPATEN MALANG

* Korespondensi: Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Optimasi Distribusi Pemanfaatan Air di Daerah Irigasi Pakis Menggunakan Program Linier

RENCANA PENJADWALAN PEMBAGIAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI PAGUYAMAN KANAN KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN DI DAERAH IRIGASI PARSANGA KABUPATEN SUMENEP JURNAL ILMIAH

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM LlNIER (Lokasi Studi : J.I. Sumber Buntu,Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang)

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN DI DAERAH IRIGASI JATI AMPUH KABUPATEN PROBOLINGGO

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

Studi Optimasi Irigasi pada Daerah Irigasi Segaran Menggunakan Simulasi Stokastik Model Random Search

STUDI OPTIMASI DISTRIBUSI AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI LODOYO

KALIBRASI DAN VERIFIKASI MODEL SINUS-PERKALIAN SEBAGAI FUNGSI PRODUKSI LAHAN IRIGASI

OPTIMASI IRIGASI DENGAN PROGRAM DINAMIK DI METRO HILIR

OPTIMASI POLA OPERASI WADUK TILONG DENGAN PROGRAM DINAMIK DETERMINISTIK TESIS COSTANDJI NAIT NIM

TINJAUAN SISI OPERASI WADUK DALAM MENUNJANG INTENSITAS TANAM

Studi Optimasi Pola Pemberian Air pada Daerah Irigasi Tumpang Menggunakan Simulasi Stokastik Model Random Search

PENINGKATAN KEUNTUNGAN MELALUI OPTIMASI SISTEM PEMBERIAN AIR DAERAH IRIGASI MOLEK DENGAN PROGRAM LINIER

KAJIAN KEANDALAN WADUK SEMPOR

STUDI OPTIMASI POLA TANAM DAERAH IRIGASI KOSINGGOLAN DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

OPERASI dan PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DALAM PENINGKATAN POLA TATA TANAM DI.DELTA BRANTAS KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMUR

STUDI PEDOMAN POLA OPERASI EMBUNG KULAK SECANG UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESA JATIGREGES KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di wilayah Kabupaten Banyumas yang masuk

KAJIAN ASPEK TEKNIS PENGELOLAAN AIR DI SALURAN SEKUNDER JOMBANG DAERAH IRIGASI KENCONG BARAT

Politeknik Negeri Lampung Jl, Soekarno Hatta No. 10 Rajabasa Bandar Lampung * )

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN I

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP OPTIMASI KETERSEDIAAN AIR DI IRIGASI WAY MITAL PROPINSI MALUKU

OPTIMASI AIR WADUK GONDANG DENGAN METODE DINAMIK DETERMINISTIK

PENJANFAATAN AIR NVADUK LOWO BAJO DENGAN METODE S.IMULASI DAN OPTIMASI

STUDI OPTIMASI DISTRIBUSI AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI TENGORO KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN PROGRAM DINAMIK

Dina Septyana. Dhemi Harlan

PENJADWALAN PEMETIKAN PUCUK TEH UNTUK MEMAKSIMALKAN PRODUKSI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII, CIATER.

PENERAPAN MODEL SINUS-PERKALIAN PADA ALOKASI SPASIAL AIR IRIGASI DENGAN OPTIMASI PROGRAM DINAMIK. Widandi Soetopo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

STUDI POLA PEMBERIAN AIR IRIGASI BERDASARKAN FAKTOR JARAK SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR DI DAERAH IRIGASI KEDUNGKANDANG KABUPATEN MALANG

ANALISIS RENCANA TATA TANAM GLOBAL (RTTG) TERHADAP KINERJA DAERAH IRIGASI LUASAN LEBIH DARI 3000 HA

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

PERENCANAAN OPTIMALISASI WADUK GEDANG KULUD KABUPATEN CERME GRESIK ABSTRAK

(STUDI KASUS DI MOLEK MENGGUNAKAN PROGRAM SOLVER)

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI SUNGAI TANANG KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi Curah hujan rata-rata DAS

OPTIMASI FAKTOR PENYEDIAAN AIR RELATIF SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR PADA BENDUNG PESUCEN

SIMULASI INDEKS PENGGUNAAN AIR (IPA) GUNA PENGHEMATAN AIR IRIGASI DI D.I. SONOSARI DAN D.I. PAKIS KABUPATEN MALANG

Prosiding Matematika ISSN:

STUDI POLA PENATAGUNAAN POTENSI AIR SUMBER PITU DI WILAYAH KALI LAJING SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI AMPRONG

III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT

Perhitungan LPR dan FPR J.I Bollu (Eksisting)

PROGRAM LINEAR MULTI-OBJECTIVE DENGAN FIXED-WEIGHT METHOD

OPTIMASI POLA DAN TATA TANAM DALAM RANGKA EFISIENSI IRIGASI DI DAERAH IRIGASI TANGGUL TIMUR SKRIPSI. Oleh DIAN DWI WURI UTAMI NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN UNIT PLTA IV & V TERHADAP POLA OPERASI WADUK KARANGKATES KABUPATEN MALANG

Strategi Pemeliharaan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Blimbing

Satrio Agung Wibowo, Harimurti, Achfas Zacoeb

STUDI OPTIMASI DISTRIBUSI PEMANFAATAN AIR DI DAERAH IRIGASI MELIK, KABUPATEN JOMBANG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINEAR

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

PENENTUAN KINERJA IRIGASI PADA 16 BANGUNAN UTAMA (SECARA SERI) DI DAERAH IRIGASI JILU, KABUPATEN MALANG

OPTIMASI POLA TANAM DAERAH IRIGASI KAITI SAMO KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PROGRAM LINIER. Mukhlas Abror, Manyuk Fauzi, M.

PENDAHULUAN Latar Belakang

SIMULASI INDEKS PENGGUNAAN AIR (IPA) GUNA PENGHEMATAN AIR IRIGASI DI D.I. SONOSARI KABUPATEN MALANG JURNAL

ABSTRAK Faris Afif.O,

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

KAJIAN PEMANFAATAN AIR DAN LAHAN UNTUK TANAMAN NON PADI DI DAERAH IRIGASI CIPAMINGKIS

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH IRIGASI BLANG KARAM KECAMATAN DARUSSALAM KEBUPATEN ACEH BESAR

Scheduling Energi Pembangkitan di PT. PJB Unit Pembangkitan Brantas PLTA Siman

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam kehidupan seharihari

SEMINAR HASIL PENELITIAN

ANALISA METODE KAGAN-RODDA TERHADAP ANALISA HUJAN RATA-RATA DALAM MENENTUKAN DEBIT BANJIR RANCANGAN DAN POLA SEBARAN STASIUN HUJAN DI SUB DAS AMPRONG

EVALUASI KESEIMBANGAN AIR DALAM PENGOPTIMALAN DAERAH IRIGASI (STUDI KASUS DAERAH IRIGASI PETAPAHAN KABUPATEN KAMPAR)

SISTEM PEMBERIAN AIR IRIGASI

JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)

Pengembangan model matematis dapat dimulai dengan menjawab ketiga pertanyaan berikut ini : Apakah yang diusahakan untuk ditentukan oleh model

STUDI PEMBERIAN AIR IRIGASI SEBAGAI USAHA MENGHEMAT PENGGUNAAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI KEDUNGKANDANG DI KOTA DAN KABUPATEN MALANG

ANALISIS PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR DAERAH IRIGASI PAKISAN BONDOWOSO

ANALISA NERACA AIR DAERAH IRIGASI PANCA ARGA DI KABUPATEN ASAHAN

APLIKASI PLUG-IN SIMAI UNTUK MENGHITUNG KEBUTUHAN AIR (Studi Kasus Daerah Irigasi (DI) Sampean Baru)

Perencanaan Operasional & Pemeliharaan Jaringan Irigasi DI. Porong Kanal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan di bidang

OPTIMALISASI HASIL PRODUKSI DENGAN METODE KUHN TUCKER PADA PABRIK ROTI WN SKRIPSI ANTA DIKA KARO-KARO

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Resti Viratami Maretria, 2011 Perencanaan Bendung Tetap Leuwikadu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)

April 18, 18, Mei 18, 18, 18, 18, 18, Juni 18, 18, 18, 18, 18, 00 18, Juli 17, 17, 17, 17, Agustus 18, 00 18, 00 18, 00 18, 00 17, 17, September 17,

BEKASI, 22 FEBRUARI 2011

SIMULASI INDEKS PENGGUNAAN AIR (IPA) GUNA PENGHEMATAN AIR IRIGASI DI D.I. PAKIS KABUPATEN MALANG JURNAL

KAJIAN PENGARUH HUJAN DAN DEBIT AIR TERHADAP OPERASI BANGUNAN PENGAMBILAN (INTAKE) DI BENDUNG SEWU MADIUN

OPTIMASI PEMANFAATAN AIR DI DAERAH IRIGASI VAN DER WIJCK DENGAN PROGRAM FUZZY LINIER UNTUK USAHA TANI

OPTIMIZATION OF RICE FIELD CROPPING PATTERN IN WAY KETIBUNG IRRIGATION AREA AT SOUTH LAMPUNG DISTRICT. Wayan Susana 1)

STUDI OPTIMASI POLA TANAM DAERAH IRIGASI GONG GANG KECAMATAN PARANG KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.

PENERAPAN PROGRAM DINAMIS UNTUK SIMULASI PERENCANAAN POLA TANAM

EFEKTIFITAS SALURAN INDUK DAN SEKUNDER KANAN D.I KEDUNGLIMUS ARCA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

STUDI KETERSEDIAAN AIR TANAH UNTUK PENGEMBANGAN IRIGASI DI KABUPATEN PASURUAN. ABSTRAK

V. PEMODELAN SISTEM. Pengguna. Sistem Manajemen Dialog. Sistem Pengolahan Pusat. Gambar 7. Konfigurasi Program Aplikasi SCHATZIE 1.

OPTIMASI PEMANFAATAN AIRTANAH UNTUK IRIGASI BERDASARKAN PADA TINGKAT KEBUTUHAN TANAMAN

PEMODELAN TRANSFER AIR PADA DAM PARIT BERTINGKAT UNTUK OPTIMASI SUMBERDAYA AIR LAHAN KERING 1) Ringkasan

STUDI POLA PEMBERIAN AIR IRIGASI BERDASARKAN FAKTOR JARAK SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR DI D.I JERUK TAMAN KABUPATEN PROBOLINGGO

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

KOMPARASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN SISTIM CONTINOUS FLOW DAN INTERMITTEN FLOW. Abstrak

STUDI POLA OPERASI WADUK WAY SEKAMPUNG MENGGUNAKAN HEC-RESSIM

PENGARUH TANAMAN KELAPA SAWIT TERHADAP KESEIMBANGAN AIR HUTAN (STUDI KASUS SUB DAS LANDAK, DAS KAPUAS)

Transkripsi:

MODEL OPTIMASI ALTERNATIF POLA TANAM, UNTUK MENDAPATKAN LUAS TANAM DAN KEUNTUNGAN YANG OPTIMUM (Studi kasus di Dam Jatimlerek, Kabupaten Jombang) Ir. Rini Wahyu sayekti, MS. Dosen Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Hariyono 67 Malang 6545 E-mail : Rini_wahyus@yahoo.com. A B S T R A K Hasil produksi irigasi (panen) dipengaruhi bukan saja oleh banyaknya tingkat pemenuhan kebutuhan air, tetapi juga diantaranya oleh cara pemberian air seperti yang dikemukakan oleh Ahmad et al. (2004), Erdem et al. (2006) dan Khan et al.(2005). Banyak factor yang mempengaruhi pemberian air yang berlebihan, yaitu salah satunya adalah kurang tepatnya perencanaan penentuan pola tanam ( jenis tanaman dan saat tanam ) di daerah irigasi. Sehingga dalam rangka pengalokasian dan distribusi air diperlukan. optimasi alokasi air irigasi, baik secara spasial (antar petak) maupun temporal (penjadwalan/ scheduling). Salah satu program yang dapat menyelesaiakan distribusi air secara optimal adalah dengan Program Linier. Penelitian ini ditekankan pada bagaimana cara mengoptimalkan debit irigasi dengan mencoba tiga alternatif pola tanam (penentuan luas tanam optimum) dan keuntungan yang didapat dari hasil optimasi ketersediaan debit irigasi Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan pola tanam yang terbaik, sehingga pembagian debit air irigasi yang tersedia di Daerah Irigasi dapat dilakukan secara optimal. Hasil optimasi debit air di Daerah Irigasi Jatimlerek dengan cara mencoba-coba luas lahan dengan 3 (tiga) alternatif pola tata tanam di dapat bahwa di Daerah Irigasi Jatimlerek,Pola Tata Tanam alternatif I Padi(85 ha)/ Polowijo (366 ha)/tebu (5 ha) Padi(45 ha)/polowijo(00 ha)/tebu(5 ha)- Padi(40 ha)/polowijo(400 ha)/tebu (5ha), dengan luas tanam optimum 566 Ha mendapatkan keuntungan maksimum sebesar Rp. 2.563.667.000,00. Dengan demikian, sebaiknya untuk tiap-tiap daerah irigasi selayaknya dilakukan optimasi yaitu dapat mengoptmalkan debit air yang tersedia dengan alternatif polatanam terbaik atau juga luas tanah yang optimum. A B S T R A C T The result of irrigation production (harvest) is influenced not only by the many levels of water needs, but also including by way of water as proposed by Ahmad et al. (2004), Erdem et al. (2006) and Khan et al. (2005). Many factors that influence the granting of excessive water, which is one of them is less precise determination of planning cropping patterns (types of plants and planting time) in irrigation areas. So in order allocation and distribution of water, is required. optimizing the allocation of irrigation water, both spatially (between plots) and temporal (scheduling / scheduling). One program that can be fulfilled in an optimal distribution of water is by Linear Programming. This study focused on how to optimize the flow of irrigation by trying three alternative cropping patterns (determination of optimum planting area) and the

benefits resulting from the optimization availability of irrigation discharge The purpose of this research is to obtain the best cropping pattern, so that the distribution of available irrigation water discharge in the irrigation area can be performed-optimally Results of optimization of water flow in irrigation area Jatimlerek by dabbling land area with 3 (three) alternative cropping patterns in order to that in Jatimlerek Irrigation Area, Cropping Pattern Tata alternative I Rice (85 ha) / Polowijo (366 ha) / Cane (5 ha) - Rice (45 ha) / Polowijo (00 ha) / cane (5 ha) - Rice (40 ha) / Polowijo (400 ha) / cane (5ha), with a planting of 566 ha of optimum maximum benefit Rp. 2,563,667,000.00. Thus, we recommend for each irrigation area should be optimized to mengoptmalkan discharge water that is available in alternative cropping patterns best or optimum amount of land as well. PENDAHULUAN Pada daerah irigasi,masalah distribusi air irigasi sering terjadi yaitu apabila besaran debit yang tersedia lebih kecil dari kebutuhan air dilapangan (terutama pada saat musim kemarau). Sehingga penggunaan air irigasi secara efisien sangat diperlukan. Hasil produksi irigasi (panen) dipengaruhi bukan saja oleh banyaknya tingkat pemenuhan kebutuhan air, tetapi juga diantaranya oleh cara pemberian air seperti yang dikemukakan oleh Ahmad et al. (2004), Erdem et al. (2006) dan Khan et al.(2005). Banyak factor yang mempengaruhi pemberian air yang berlebihan, yaitu salah satunya adalah kurang tepatnya perencanaan penentuan pola tanam ( jenis tanaman dan saat tanam ) di daerah irigasi. Dalam rangka pengalokasian dan distribusi air tersebut diperlukan. optimasi alokasi air irigasi, baik secara spasial (antar petak) maupun temporal (penjadwalan/ scheduling). Salah satu program yang dapat menyelesaiakan distribusi air secara optimal adalah dengan Program Linier. Program linier merupakan fungsi matematika yang sederhana,tetapi hasilnya cukup akurat, Efektif jika seluruh variabel dapat diasumsi deterministik ( dapat diprediksi secara tepat). Keterbatasan dari program linier, antara lain tidak dapat menganalisa sistem daerah irigasi yang komplek, memiliki kesulitan terhadap waktu dan fungsi tak linier. Penelitian ini ditekankan pada masalah (a) bagaimana penentuan alternatif pola tanam (b) bagaimana keseimbangan antara ketersediaan air dengan kebutuhan air untuk berbagai alternatif tanam. (c) berapa luas tanam optimum dan keuntungan yang didapat dari hasil neraca air dan dari hasil optimasi, (sebagai pembanding adalah pola tanam yang ada dilokasi studi.) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatan air secara optimal di Daerah Irigasi dengan berbagai alternatif pola tanam yang meliputi jenis tanaman dan saat tanam yang tepat pada kondisi musim hujan dan musim kemarau.manfaat dari studi ini adalah untuk mendapatkan alternatif pola tanam terbaik, sehingga mendapatkan hasil yang optimal.debit air irigasi yang tersedia di Daerah Irigasi TINJAUAN PUSTAKA Neraca air adalah faktor utama dalam perhitungan kebutuhan air irgasi dalam suatu daerah irigasi. Dalam perhitungan neraca air, antara

kebutuhan air dan ketersediaan air di pintu pengambilan harus seimbang. Apabila debit sungai melimpah, maka luas daerah irigasi akan terpenuhi kebutuha airnya, bila debit sungai tidak berlimpah dan kadang kadang terjadi kekurangan debit, terdapat 3 pilihan yang harus dipertimbangkan (Anonim, 986 : 08) : luas daerah irigasi dikurangi, melakukan modifikasi dalam pola tata tanam, rotasi teknis atau golongan. Optimasi irigasi telah menjadi pokok dari penelitian selama paling sedikit empat dekade, tetapi sejauh ini belum ada prosedur optimasi yang sesuai dan sistimatis yang digunakan dalam rangka produksi pertanian (English, 2002). Analisa menyeluruh di wilayah pertanian umumnya menerapkan teknik-teknik program matematika (mathematical programming)seperti Program Linier dan Program Dinamik. Yaitu pada daerah yang banyak petak dan jenis tanaman, sedangkan jumlah airnya terbatas. (Kumar, D.N., et al. 2006) Dalam hal yang dimaksud dengan model optimasi adalah penyusunan model suatu sistem yang sesuai dengan keadaan nyata, yang nantinya dapat dirubah ke dalam model matematis dengan pemisahan elemen elemen pokok agar suatu penyelesaian yang sesuai dengan sasaran atau tujuan pengambilan keputusan dapat tercapai. Secara mendasar model optimasi dibentuk dengan menggabungkan suatu model kelakuan sistem kuantitatif yang bisa merupakan model simulasi dengan suatu model sistem objektif kuantitatif. Komponen model kelakuan sistem dikenal dengan fungsi kendala dari model optimasi, sedangkan model objektif dibentuk menjadi fungsi objektif (fungsi sasaran) untuk optimasi yang bersangkutan. Analisis pada studi ini dipakai program linier. Pemilihan ini didasarkan karena penggunaan program linier memiliki keuntungan sebagai berikut : (a) Metode ini dapat dipakai untuk menyelesaikan sistem dengan perubah dan kendala yang cukup banyak (b) Penggunaan metode ini mudah dan akurat. (c) Fungsi matematikanya sederhana. (d) Hasilnya cukup baik. Sedangkan keterbatasan dari program ini adalah : (a) Tidak dapat menganalisa sistem daerah irigasi yang komplek. (b) Memiliki kesulitan terhadap aspek stokastik, waktu, dan fungsi tak linier. Penyelesaian masalah optimasi dengan program linier dimulai dengan menentukan variabel-variabel keputusan yang hendak dicari nilai optimumnya, yang kemudian dibentuk fungsi tujuannya. Kemudian diidentifikasikan kendala-kendala yang dihadapi dan dinyatakan secarta fungsional, berupa persamaan atau pertidaksamaan. Sesudah pemodelan selesai barulah dilakukan perhitungan atau iterasi untuk mencapai kondisi optimum. Model matematis yang digunakan untuk mengemukakan suatu permasalahan pemrograman linier dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Anonim, 2000 : 20) : Fungsi Tujuan : Z = C X +C 2 X 2 C 3 X 3 +... + CnXn Fungsi Kendala :. a X +a 2 X 2 +a 3 X 3 +..+ a n X n 2. a 2 X +a 22 X 2 +a 23 X 3 + +a 2n X n b 2 3. a 3 X +a 32 X 2 +a 33 X 3 + +a 3n X n b 3 4. a m X +a m2 X 2 m + + a mn X n b m dan X 0 ; X 2 0;. ; Xn 0 Dalam studi ini tujuan yang akan dicapai adalah untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dalam kaitannya dengan usaha

pertanian untuk setiap periode musim tanam. Z = fungsi tujuan (keuntungan maksimum hasil pertanian) (Rp), C n = keuntungan / manfaat bersih irigasi sawah (Rp/Ha), X n = luas areal irigasi (Ha), untuk m =,2, 3,,m, untuk n =, 2, 3,,n a mn = volume kebutuhan air irigasi (m 3 /Ha), b m = volume ketersediaan air (m 3 ), m = jumlah kendala, n = jumlah variabel keputusan Penyelesaian program linier yang memiliki jumlah variabel keputusan kurang dari samadengan dua (n 2) maka dapat dipakai secara grafis. Sedangkan untuk persamaan yang memiliki jumlah variabel keputusan lebih dari samadengan dua (n 2), maka penyelesaiannya harus menggunakan cara matematis/analitis. Untuk sebagian besar permasalahan yang ada khususnya dalam bidang sumberdaya air biasanya memiliki variabel keputusan yang cukup banyak, dan cara penyelesaian yang tepat adalah dengan cara matematis/analitis. Saat ini sudah banyak program-program aplikasi komputer yang dikembangkan berdasarkan metode simpleks yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan program linier. Diantaranya yaitu TORA, QS, QSB, dan lain sebagainya. Dalam studi ini menggunakan perangkat lunak yang ada yaitu fasilitas Solver dalam Microsoft Excel untuk menyelesaikan permasalahan program linier sesuai dengan permasalahan yang ada dilapangan. Solver menggunakan code optimasi non linier Generalized Redveed Gradien (GRG2) yang dikembangkan oleh Leon Lasdon doktor Universitas Texas di Austin, dan Allan Waren dari Cleveland State University. Pemecahan permasalahan pada Solver menggunakan metode logaritma Simplek dengan batasan pada variabelnya. Apabila pada menu Microsoft Excel tidak terdapat fasilitas solver, maka dapat di instal di Add-Ins yang ada di Microsoft Excel. Dalam perhitungan dengan solver harus memenuhi tiga hal yaitu; target yang ingin dicapai, kendala yang harus dipenuhi, sel yang diubah-ubah isinya untuk ditentukan nilainya agar target dan kendala dipenuhi. METODE PENELITIAN. Daerah Studi Daerah studi yang dikaji adalah Daerah Irigasi Sekunder Jatimlerek dengan luas baku sawah 576 Ha. Daerah Irigasi Sekunder Jatimlerek merupakan lingkup wilayah Dinas Pengairan Kabupaten Jombang dengan memanfaatkan air Sungai Brantas dari pintu pengambilan di Bendung Jatimlerek di desa Jatimlerek kecamatan Plandan Kabupaten Jombang. Lokasi studi adalah Jaringan Irigasi Jatimlerek saluran sekunder, mempunyai type Jaringan B. Type Jaringan B ialah suatu Jaringan Irigasi yang sumber airnya terkait dengan Jaringan Irigasi lain yang berada dalam satu Balai atau Jaringan Irigasi yang luas layanannya lebih dari satu Kabupaten dan berada dalam satu Balai. (Sumber : Jaringan Irigasi Lintas Dinas O & P). Kabupaten Jombang terlerak pada 2 20 0-2 30 0 Bujur Timur dan 7 24 0-7 45 0 Lintang Selatan. Iklimnya sedang dengan temperature rata rata 27-34 C, Curah hujan rata rata tiap tahun.625 mm.

Lokasi Daerah Studi Gambar. Lokasi Studi 2. Analisis Neraca Air Analisis neraca air berdasarkan debit air yang tersedia yaitu debit andalan 80 % dan debit kebutuhan yang harus diberikan di daerah irigasi, yaitu dengan Metode kesetimbangan Air (Water Balanc Method) 3. Penentuan Model Alternatif Pola tanam Terdapat 3 alternatif pola tanam yaitu : Alternatif I : Padi(85 ha)/ Polowijo (366 ha)/tebu (5 ha) Padi(45 ha)/polowijo (00 ha)/tebu (5 ha)- Padi (40 ha)/ Polowijo(400 ha)/ tebu (5ha) Alternatif II : Padi(56 ha)/tebu(5 ha) Padi(449 ha)/ Polowijo (2 ha)/tebu(5 ha) Padi(0 ha)/polowija (55 ha)/ tebu (5ha) Alternatif III : Padi(400 ha)/ Polowijo (6 ha)/tebu(5 ha)- Padi(28 ha)/ Polowijo(280 ha)/tebu tebu (5ha)- Palawijo(56 ha) Dan sebagai pembanding adalah : Eksisting (kondisi lapangan ) : Padi(58 ha)/tebu(6 ha)- Padi/(449 ha) Polowijo(7ha)/Tebu(6ha) - Palawijo (42 ha) 4. Analisis Manfaat Irigasi Operasi pemanfaatan potensi air untuk irigasi dapat diartikan sebagai suatu pengaturan debit air guna dibagikan kepada masing-masing petak. Dengan optimasi pemanfaatan potensi air pada suatu periode waktu tertentu akan dapat diperoleh manfaat berupa hasil produksi pertanian. Manfaat bersih dari hasil produksi pertanian adalah harga jual produksi pertanian dikurangi total biaya yang diperlukan untuk memproduksinya. 5. Analisis Model Matematika Dalam studi ini akan dianalisa pemecahan dasar dalam program linier untuk mencari kombinasi yang terbaik antara sumber daya serta kendala kendala yang ada sampai didapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Model matematika dalam program linier ini dibuat sesuai dengan fungsi tujuan yang ingin dicapai. Perumusan dalam analisa optimasi terdiri atas : Fungsi Tujuan Dalam studi ini tujuan yang akan dicapai adalah untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya dalam kaitanya dengan usaha pertanian untuk setiap periode musim tanam. Fungsi tujuan ini merupakan persamaan yang berisi variabel bebas yang akan dioptimumkan dan bentuk fungsinya adalah memaksimumkan keuntungan. Persamaan untuk fungsi tujuan adalah sebagai berikut : n Z = Cn Xn Dengan : Z = fungsi tujuan (keuntungan maksimum hasil pertanian) (Rp), Cn = keuntungan / manfaat bersih irigasi sawah (Rp/Ha), Xn = variabel sasaran irigasi (luas areal irigasi) (Ha) Terdapat 3 fungsi tujuan yaitu : Fungsi tujuan untuk musim tanam I Fungsi tujuan untuk musim tanam II Fungsi tujuan untuk musim tanam III Fungsi Kendala Fungsi kendala ini merupakan persamaan yang membatasi kegunaan utama dan bentuk fungsi kendala ini adalah besar debit dan luas lahan.

Gambar. Skema Daerah Irigasi Jatimlerek HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Model Matematika Model matematika dalam program linier ini dibuat sesuai dengan fungsi tujuan yang ingin dicapai. Perumusan dalam analisa optimasi terdiri atas : a. Fungsi Tujuan Dalam studi ini tujuan yang akan dicapai adalah untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya dalam kaitanya dengan usaha pertanian untuk setiap periode musim tanam. Fungsi tujuan ini merupakan persamaan yang berisi variabel bebas yang akan dioptimumkan dan bentuk fungsinya adalah memaksimumkan keuntungan. musim tanam I : 22 Z = 5.35.000 ( Xn ) +.759.500 44 ( Xn ) + 45.800.000 ( Xn ) 23 45 Musim tanam II.` 88 Z = 5.35.000 ( Xn ) +.759.000 0 67 66 ( Xn ) + 45.800.000 ( Xn ) 89 musim tanam III : 54 Z = 5.35.000 ( Xn ) +.759.000 76 33 ( Xn ) + 45.800.000 ( Xn ) 55 98 77 b. Fungsi Kendala Fungsi kendala ini merupakan persamaan yang membatasi kegunaan utama dan bentuk fungsi kendala ini adalah besar debit dan luas lahan.

Persamaan untuk fungsi kendala berdasarkan:. Volume air yang tersedia (Q andalan 80 %) adalah sebagai berikut : Musim tanam I: 0,298 x 0 6 (m 3 ) Musim tanam I: 0,394x 0 6 (m 3 ) Musim tanam I: 0,245 x 0 6 (m 3 ) 2. Volume kebutuhan air irigasi adalah sebagai berikut : Tabel 2. Volume Kebutuhan Air Irigasi di D.I Sekunder Jatimlerek No Pola Tanam Musim Kebutuhan Air Irigasi (m3/ha) D.I. Sekunder Padi Palawija Tebu Jatimlerek Tanam PTT Eksisting I 574,745 0,000 40,568 II 487,342 22,577 2,823 III 0,000 507,73 47,22 2 PTT Alternatif I I 577,28 220,877 40,568 II 66,892 22,577 2,823 III 3,929 507,73 47,22 3 PTT Alternatif II I 577,28 0,000 40,568 II 66,892 22,577 2,823 III 3,929 507,73 47,22 4 PTT Alternatif III I 577,28 220,877 40,568 II 487,342 22,577 2,823 III 0,000 507,73 47,22 Sumber : Hasil Perhitungan 3. Fungsi Kendala Debit Air Q 80 ( Q andalan 80% ) Analisa optimasi yang dilakukan dalam studi ini adalah menggunakan debit andalan 80% yang merupakan fungsi kendala. Pola Tanam Eksisting 22 44 K= (574,745 x Xn ) + (0 x Xn ) 66 23 + ( 40,568 x Xn ) 0,298 x 0 6 45 K2= (487,342 x Xn ) + (22,577 0 88 67 x Xn ) + ( 2,823 x Xn ) 89 0,394 x 0 6 54 K3= (0 x Xn ) + (507,73 x Xn ) 33 98 76 55 + ( 47,22 x Xn ) 0,245 x 0 6 77 Pola Tanam Alternatif K4 = (577,28 x Xn ) + (220,877 44 22 x Xn ) + ( 40,568 x Xn ) 23 0,298 x 0 6 66 45 K5 = (66,892 x Xn ) + (22,577 0 88 67 x Xn ) + ( 2,823 x Xn ) 89 0,394 x 0 6

54 K6 = (3,929 x Xn ) + (507,73 76 33 98 x Xn ) + ( 47,22 x Xn ) 0,245 55 77 x 0 6 Pola Tanam Alternatif II 22 44 K7 = (577,28 x Xn ) + (0 x Xn ) 66 23 + ( 40,568 x Xn ) 0,298 x 0 6 45 K8 = (66,892 x Xn ) + (22,577 0 88 67 x Xn ) + ( 2,823 x Xn ) 89 0,394 x 0 6 54 K9 = (3,929 x Xn ) + (507,73 76 33 98 x Xn ) + ( 47,22 x Xn ) 0,245 55 77 x 0 6 Pola Tanam Alternatif III K0 = (577,28 x Xn ) + (220,877 44 22 x Xn ) + ( 40,568 x Xn ) 23 0,298 x 0 6 K= (487,342 x Xn ) + (22,577 0 88 67 x Xn ) + ( 2,823 x Xn ) 89 0,394 x 0 6 K2 = (0 x 76 54 33 Xn ) + (507,73 x Xn ) + ( 47,22 x Xn ) 0,245 55 x 0 6 98 77 Fungsi Kendala Luas Tanam K3 = X + X 23 + X 45 36 K35 = X 67 + X 89 + X 36 K4 = X 2 + X 24 + X 46 37 K36 = X 68 + X 90 + X 2 37 K5 = X 3 + X 25 + X 47 6 K37 = X 69 + X 9 + X 3 6 K6 = X 4 + X 26 + X 48 38 K38 = X 70 + X 92 + X 4 38 K7 = X 5 + X 27 + X 49 37 K39 = X 7 + X 93 + X 5 37 K8 = X 6 + X 28 + X 50 9 K40 = X 72 + X 94 + X 6 9 K9 = X 7 + X 29 + X 5 52 K4 = X 73 + X 95 + X 7 52 K20 = X 8 + X 30 + X 52 3 K42 = X 74 + X 96 + X 8 3 K2 = X 9 + X 3 + X 53 20 K43 = X 75 + X 97 + X 9 20 K22 = X 0 + X 32 + X 54 8 K44 = X 76 + X 98 + X 20 8 K23 = X + X 33 + X 55 35 K45 = X 77 + X 99 + X 2 35 K24 = X 2 + X 34 + X 56 25 K46 = X 78 + X 00 + X 22 25 K25 = X 3 + X 35 + X 57 5 K47 = X 79 + X 0 + X 23 5 K26 = X 4 + X 36 + X 58 2 K48 = X 80 + X 02 + X 24 2 K27 = X 5 + X 37 + X 59 0 K49 = X 8 + X 03 + X 25 0 K28 = X 6 + X 38 + X 60 9 K50 = X 82 + X 04 + X 26 9 K29 = X 7 + X 39 + X 6 45 K5 = X 83 + X 05 + X 27 45 K30 = X 8 + X 40 + X 62 6 K52 = X 84 + X 06 + X 28 6 K3 = X 9 + X 4 + X 63 3 K53 = X 85 + X 07 + X 29 3 K32 = X 20 + X 42 + X 64 30 K54 = X 86 + X 08 + X 30 30 K33 = X 2 + X 43 + X 65 2 K55 = X 87 + X 09 + X 3 2 K34 = X 22 + X 44 + X 66 52 K56 = X 88 + X 0 + X 52

K57 = X 33 + X 55 + X 77 90% x 36 K58 = X 34 + X 56 + X 78 90% x 37 K67 = X 43 + X 65 + X 87 90% x 35 K59 = X 35 + X 57 + X 79 90% x 6 K68 = X 44 + X 66 + X 88 90% x 25 K60 = X 36 + X 58 + X 80 90% x 38 K69 = X 45 + X 67 + X 89 90% x 5 K6 = X 37 + X 59 + X 8 90% x 37 K70 = X 46 + X 68 + X 90 90% x 2 K62 = X 38 + X 60 + X 82 90% x 9 K7 = X 47 + X 69 + X 9 90% x 0 K63 = X 39 + X 6 + X 83 90% x 52 K72 = X 48 + X 70 + X 92 90% x 9 K64 = X 40 + X 62 + X 84 90% x 3 K74 = X 50 + X 72 + X 94 90% x 6 K65 = X 4 + X 63 + X 85 90% x 20 K75 = X 5 + X 73 + X 95 90% x 3 K66 = X 42 + X 64 + X 86 90% x 8 K76 = X 52 + X 74 + X 96 90% x 30 K67 = X 43 + X 65 + X 87 90% x 35 K78 = X 54 + X 76 + X 98 90% x52 K79 = X 45 0% x 36 K9 = X 57 0% x 5 K80 = X 46 0% x 37 K92 = X 58 0% x 2 K8 = X 47 0% x 6 K93 = X 59 0% x 0 K82 = X 48 0% x 38 K94 = X 60 0% x 9 K83 = X 49 0% x 37 K95 = X 6 0% x 45 K84 = X 50 0% x 9 K96 = X 62 0% x 6 K85 = X 5 0% x 52 K97 = X 63 0% x 3 K86 = X 52 0% x 3 K98 = X 64 0% x 30 K87 = X 53 0% x 20 K99 = X 65 0% x 2 K88 = X 54 0% x 8 K00 = X 66 0% x 52 K89 = X 55 0% x 35 K90 = X 56 0% x 25 K0 = X = X 45 K23 = X 77 = 0 K02 = X 2 = X 46 K24 = X 78 = 0 K03 = X 3 = X 47 K25 = X 79 = 0 K04 = X 4 = X 48 K26 = X 80 = 0 K05 = X 5 = X 49 K27 = X 8 = 0 K06 = X 6 = X 50 K28 = X 82 = 0 K07 = X 7 = X 5 K29 = X 83 = 0 K08 = X 8 = X 52 K30 = X 84 = 0 K09 = X 9 = X 53 K3 = X 85 = 0 K0 = X 20 = X 54 K = X 86 = 0 K = X 2 = X 55 K33 = X 87 = 0 K2 = X 22 = X 56 K34 = X 88 = 0 K3 = X 23 = X 57 K35 = X 89 = 0 K4 = X 24 = X 58 K36 = X 90 = 0 K5 = X 25 = X 59 K37 = X 9 = 0 K6 = X 26 = X 60 K38 = X 92 = 0 K7 = X 27 = X 6 K39 = X 93 = 0 K8 = X 28 = X 62 K40 = X 94 = 0 K9 = X 29 = X 63 K4 = X 95 = 0 K20 = X 30 = X 64 K42 = X 96 = 0 K2 = X 3 = X 65 K43 = X 97 = 0 K22 = X = X 66 K44 = X 98 = 0

Analisa Hasil Optimasi Berdasarkan hasil optimasi didapat luas tanam optimum dan keuntungan maksimum untuk tiap musim tanam adalah sebagai berikut : a. Pada PTT eksisting luas tanam optimum untuk musim tanam I dan musim tanam II yaitu 576 Ha, sedangkan pada musim tanam III luas lahan yang ditanami tidak bisa maksimum karena terjadi kekurangan air atau debit air tidak tersedia. Keuntungan maksimum dari PTT eksisting ini adalah sebesar Rp. 9.82.364.70,35 b. Pada PTT alternatif I luas tanam optimum untuk musim tanam II yaitu 576 Ha, sedangkan pada musim tanam I dan III luas tanam tidak bisa maksimal karena terjadi kekurangan air atau debit air tidak tersedia. Keuntungan maksimum dari PTT alternatif I ini adalah sebesar Rp. 2.64.540.76,80 c. Pada PTT alternatif II luas tanam optimum untuk musim tanam I dan II yaitu 576 Ha, sedangakan pada musim tanam III tidak bisa maksimal karena terjadi kekurangan air atau debit tidak tersedia. Keuntungan maksimum dari PTT alternatif II adalah sebesar Rp. 2.669.296.264,69 d. Pada PTT alternatif III luas tanam optimum untuk musim tanam II yaitu 576 Ha, sedangkan pada musim tanam I dan III tidak bisa maksimal karena terjadi kekurangan air atau debit tidak tersedia. Keuntungan maksimum dari PTT alternatif III adalah sebesar Rp. 9.24.550.928,67 Kesimpulan PENUTUP Dari hasil studi kasus di Dam jatimlerek dapat disimpulkan bahwa :. Berdasarkan perhitungan kebutuhan air irigasi dengan menggunakan neraca air untuk masing masing empat pola tanam dalam kondisi debit air yang tersedia ( Q andalan 80% ) dapat diketahui prosentase pemenuhan kebutuhan air yang terbesar. Untuk luas tanam optimum dan keuntungan maksimum dalam tiap periode tanam dengan pola tanam yang terpilih adalah: a. Pola Tata Tanam alternatif I dengan luas tanam optimum 566 Ha dan keuntungan maksimum sebesar Rp. 2.563.667.000,00. Hasil neraca air ini didapatkan dengan cara mencoba-coba luas lahan dan pola tata tanam yang sesuai dengan debit yang tersedia. Setelah mencoba-coba luas lahan optimum yang dapat ditanami berdasarkan neraca air adalah pada PTT alternatif I dengan pemenuhan air irigasi paling banyak yaitu sebesar 55,56%. b. Pemberian Air pada PTT alternatif I menggunakan sistem giliran. 2. Berdasarkan hasil optimasi didapat luas tanam optimum dan keuntungan maksimum untuk tiap musim tanam adalah : a. PTT alternatif II luas tanam optimum untuk musim tanam I dan II yaitu 576 Ha, sedangakan pada musim tanam III tidak bisa maksimal karena terjadi kekurangan air atau debit tidak tersedia. Keuntungan maksimum dari PTT alternatif II adalah sebesar Rp. 2.669.296.264,69 per tahun. b. Hasil optimasi ini lebih besar di bandingkan dengan hasil neraca air dikarena hasil ini menggunakan metode program linier (solver) yang dimana program tersebut dapat mencari (merunning) luas lahan yang optimum sesuai dengan volume debit air yang tersedia selama musim tanam.

Saran. Metode optimasi tidak hanya dilakukan dengan alternative pola tanam tetapi dapat juga dikembangkan dengan alternatif luas tanam dan alternatif ketersediaan debit yang terbatas. 2. Metode Program Linier sebaiknya tidak digunakan untuk menganalisa suatu program optimasi yang sangat komplek. Karena hasil produksi pada setiap blok memiliki produktivitas berbeda. Di dalam solver hasil produksi ditentukan oleh luas lahannya dan mengabaikan faktor kesuburan tanah. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, M.D., Masih, I., & Turral, H., 2004, Diagnostic Analysis of Spatial and Temporal Variations in Crop Water Productivity, Journal of Applied Irrigation Science, 39(), 43-63. Anonim. 986. Standar Perencanaan Irigasi (Kriteria Perencanaan 0). Bandung: CV Galang Persada Anonim. 986. Standar Perencanaan Irigasi (Kriteria Perencanaan Penunjang). Bandung: CV Galang Persada Anonim. 995. Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Edisi-II. Direktorat Jenderal Pengairan: Departemen Pekerjaan Umum Anonim. 997. Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Edisi-IV. Direktorat Jenderal Pengairan: Departemen Pekerjaan Umum Erdem, T., Erdem, Y., Orta, H., & Okursoy, H., 2006, Water-Yield Relationships of Potato under Different Irrigation Methods and Regimens, Journal of Science and Agriculture, 63(3), 226-23. http://peni.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/7498/linier+prog.pdf Khan, M.H., & Saleem, N., 2005, Influence of Different Irrigation Intervals on Growth and Yield of Bell Pepper, Research Journal of Agriculture and Biological Science, (2), 25-28. Kumar, D.N., Raju, K.S., & Ashok, B., 2006, Optimal Reservoir Operation for Irrigation of Multiple Crops Using Genetic Algorithms, Journal of Irrigation and Drainage Engineering, (2), 23-29. Soemarto, C.D. 986. Hidrologi Teknik Edisi. Surabaya: Usaha Nasional Sosrodarsono, S dan Takeda, K. 978. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya Paramita Subarkah, Iman. 980. Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air. Bandung: Idea Dharma