Jurnal Kesehatan Masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU KABUPATEN GOWA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pendunduk yang berusia diatas 60 tahun atau lanjut usia

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

FIFI AZISYAH NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. semua spesies" (Weiss 1965, dan Shack dalam Hadywinoto dan Tony 1999). Dilihat

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat yang setinggi tingginya (Depkes, 2009). Adanya kemajuan ilmu

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lanjut usia (lansia). Kecenderungan peningkatan jumlah lansia. hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Secara teori perkembangan manusia dimulai dari masa bayi, anak,

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DI PUSKESMAS DESA DAYEUH KOLOT KABUPATEN BANDUNG

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerataan dan meningkatkan derajat kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Nelly Malahayati 1. STIKes Bina Nusantara ABSTRAK. : Posyandu, Peran Kader,Dukungan Keluarga

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka tidak lagi merasa terabaikan di dalam masyarakat. Berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan gerakan shalat yang meliputi berdiri, ruku, sujud, dan duduk adalah

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap. lahir dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup (Nugroho, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN INTENSITAS KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANSIA BAROKAH DI DUSUN DARATAN KEPOH TOHUDAN COLOMADU KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA ANAK DI KELURAHAN PABBUNDUKANG KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Alhidayati. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKes Hang Tuah Pekanbaru

BAB 1 PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang usianya lanjut, mengalami perubahan. serta dalam berperan aktif dalam pembangunan.

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

Disusun Oleh: Wiwiningsih


ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

Transkripsi:

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN LANSIA DALAM MENGIKUTI PELAYANAN POSYANDU LANSIA DI DESA EGON KECAMATAN WAGETE KABUPATEN SIKKA PROPINSI NTT Yuliana*) M. Nadjib Bustan**) Basri*) *) Jurusan Kesehatan Reproduksi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar **) Jurusan Kesehatan Reproduksi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar ***) Jurusan Kesehatan Reproduksi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Abstrak Lanjut Usia (Lansia) adalah satu kelompok rawan dalam keluarga, pembinaan Lansia sangat memerlukan perhatian khusus sesuai dengan keberadaannya. Untuk mengatasi kesehatan Lansia perlu upaya pembinaan kelompok lansia melalui Pos pelayanan terpadu untuk lanjut usia yang berada disuatu wilayah tertentu. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan, dukungan keluarga, dukungan kader,dan akses ke posyandu dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti pelayanan posyandu lansia di desa Egon kecamatan Waigete kabupaten Sikka Propinsi NTT. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional study. Populasi yang diteliti adalah lansia yang berumur 45-90 tahun di desa Egon kecamatan Waigete kabupaten Sikka. Dengan jumlah responden sebanyak 116 responden. Pengambilan sampel dilakukan denan cara random sampling, pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan diperoleh nilai p > (0,428), dukungan keluarga diperoleh nilai p < (0,030), dukungan kader diperoleh nilai p < (0,000) dan akses ke Posyandu diperoleh nilai p > (0,158). Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa masih sangat rendahnya dukungan keluarga dan dukungan kader sehingga tingkat kepatuhan lansia juga tergolong rendah. Disarankan kepada keluarga lansia dan kader agar selalu memberikan motivasi, dan dukungan kepada lansia untuk patuh dan aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia. PENDAHULUAN Kesehatan yang layak merupakan hak setiap manusia individu maupun kelompok, sebagaimana yang diungkapkan oleh World Health Organization (WHO) bahwa memperoleh derajat kesehatan yang optimal adalah hak yang fundamental bagi setiap manusia, tanpa membedakan ras, agama, keyakinan politik dan ekonomi.

Undang Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 secara eksplisit menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh kesehatan. Berdasarkan Undang Undang tersebut jelas bahwa hidup secara sehat dan memperoleh kesehatan merupakan hak setiap warga negara dan hal ini menjadi kewajiban sebagai negara untuk merealisasikannya, termasuk pelayanan pada lanjut usia (Lansia). Struktur pendududk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut Usia. Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia merupakan dampak keberhasilan pembangunan, terutama dibidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010). Menurut United Nations 2012, (dalam Zulkarnain Nasution 2013) dunia mengalami penuaan dengan cepat. Diperkirakan proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang berusia 60 tahun keatas dua kali lipat, yaitu dari 11% ditahun 2006 menjadi 22% pada tahun 2050. Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, pada saat itu akan ada lebih banyak orang tua dari pada anak anak (usia 0 14 tahun). Negara negara berkembang akan mengalami tingkat penuaan yang jauh lebih cepat dari negara negara maju. Pada tahun 2005 sekitar 60% lansia di dunia tinggal di negara berkembang. Dalam lima decade mendatang kondisi ini akan meningkat menjadi lebih dari 80%. Penuaan penduduk di dunia, negara maju, dan negara berkembang sebenarnya merupakan indikator meningkatnya kesehatan global. Permasalahan lanjut usia menjadi perhatian baik pemerintah, lembaga masyarakat maupun masyarakat itu sendiri. Untuk mengatasi masalah kesehatan lansia tersebut, perlu upaya pembinaan kelompok Lansia melalui puskesmas dengan didirikan Posyandu Lansia (Kemenkes 2010 dalam Rizkinuary Hidayah, 2014). World Health Organization (WHO) mencatat bahwa terdapat 600 juta jiwa lansia pada tahun 2012 di seluruh dunia. WHO juga mencatat terdapat 142 juta jiwa lansia di wilayah regional Asia Tenggara. (Kemenkes 2012 dalam Rizkinuary Hidayah, 2014). Berdasarkan data yang di peroleh dari sensus penduduk Badan pusat statistik (BPS) tahun 2012 menunjukan jumlah lanjut usia (lansia) mengalami peningkatan yaitu dari 18,96 juta jiwa dan sekarang pada tahun 2013 meningkat menjadi 20,05 juta jiwa atau 7,56% dari keseluruhan penduduk Indonesia. (Kemenkes RI 2013 dalam Rizkinuary Hidayah, 2014). Berdasarkan profil Nusa Tenggara Timur bagian biro pemerintahan Sekda Propinsi NTT tahun 2013 jumlah penduduk 5.343.902 jiwa. Menurut data BPS tahun 2013 jumlah penduduk Lansai NTT sebanyak 397.587 (7,44%) adalah perbandingan antara jumlah penduduk produktif (15 59 tahun). Data yang di peroleh dari profil Dinas Kesehatan

Kabupaten Sikka, jumlah penduduk pada tahun 2014 sebanyak 317.101 jiwa dengan jumlah Pra Usila dan Usila 60 tahun ke atas berjumlah 164.321 jiwa dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan secara aktif serta aktif dalam mengikuti kegiatan pelayanan Posyandu Lansia sebanyak 34.885 orang Pra Usila dan Usila (21,23%). Pencapaian tahun 2014 ini menglami peningkatan bila di bandingkan dengan pencapaian pada tahun 2010 (18,35%) dan masih sangat jauh bila dibandingkan dengan target Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2012 yaitu 70%. Berdasarkan Data yang diperoleh dari Profil kesehatan Puskesmas Waigete sesuai dengan data pemegang program Lansia bahwa jumlah lansia yang ada di wilayah Puskesmas Waigete pada tahun 2014 sebanyak 3.129 orang dengan perincian Lansia yang berumur (45 49 tahun) sebanyak 1.690 orang, Lansia yang berumur (60 69 tahun) sebanyak 909 orang dan lansia yang berumur lebih dari 70 tahun sebanyak 530 orang dengan status kesehatan yang berbeda beda serta jenis penyakit yang diderita berbeda pula. Wilayah Puskesmas Waigete pada tahun 2014 terdiri dari 9 desa dan memiliki 25 Posyandu. Semua Posyandu di wilayah Puskesmas Waigete tergolong aktif namun tingkat kehadiran Lansia Untuk mengikuti Posyandu Lansia masih sangat rendah. Salah satu Desa yang tingkat kehadiran Lansia dalam mengikuti Pelayanan Posyandu rendah yaitu Desa Egon yang memiliki 3 posyandu dengan jumlah keseluruhan lansia 230 orang yaitu terdiri dari Usila (45 49 tahun) 97 orang, (60 69 tahun) 76 dan lebih dari 70 tahun 67 orang. Ketiga Posyandu tersebut yaitu Posyandu Bao Bliran dengan jumlah Lansia yang brumur (45-59 tahun) 37 Lansia, (60-69 tahun) 23 Lansia, dan ( > 70 tahun) 16 lansia. Jumlah Lansia di Posyandu Garbis yang berumur (45-59 tahun) 27 Lansia, (60-69 tahun) 29 Lansia, dan ( > 70 tahun) 13 lansia. Sedangkan jumlah Lansia yang ada di posyandu Blidit yaitu jumlah Lansia yang brumur (45-59 tahun) 38 Lansia, (60-69 tahun) 36 Lansia, dan ( > 70 tahun) 11 lansia. Jumlah kehadiran Lansia untuk tiga bulan terakhir tahun 2014 yaitu bulan oktober 10 Lansia, bulan November 8 Lansia, dan bulan desember 5 Lansia yang mengikuti pelayanan Posyandu Lansia dari 76 orang lansia yang ada di posyandu tersebut. Data tersebut merupakan data kehadiran Posyandu lansia Bao Bliran di wilayah Desa Egon yang tergolong sangat rendah dari 25 posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Waigete. Kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh kader dan petugas kesehatan dalam posyandu Lansia yaitu : Penyuluhan, Konseling, Pengobatan, senam Lansia di Puskesmas, pemeriksaan Gula darah dan kunjungan rumah Lansia oleh kader di Puskesmas.

Penyakit yang sering di jumpai pada lansia yang ada di wilayah Puskesmas Waigete adalah, Hipertensi : 69 orang, tekanan darah rendah 62 orang, anemia 5 orang, rematik 58 orang dan penyakit lain sebanyak 201 orang. Rendahnya persentase kunjungan lansia diwilayah kerja Puskesmas Waigete Kecamatan Waigete dikarenakan dalam melaksanakan kegiatan posyandu sering terdapat kendala yang sering dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antaralain pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu, jarak rumah dengan posyandu yang jauh dan sulit dijangkau, dukungan keluarga, dan sikap kader posyandu yang kurang aktif dalam menjalankan kegiatan posyandu tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepatuhan Lansia dalam mengikuti pelayanan posyandu lansia di Posyandu Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka. 2. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan lansia dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti pelayanan posyandu lansia. 3. Untuk mengtahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti pelayanan posyandu lansia. 4. Untuk mengetahui hubungan dukungan kader dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti pelayanan Posyandu lansia. 5. Untuk mengetahui hubungan Akses pelayanan Lansia ke posyandu dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu Lansia. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional study dimana jenis penelitian ini menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel dependen dilihat pada saat bersamaan. Lokasi dan waktu penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini diilaksanakan di Desa Egon yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Waigete dengan tingkat kunjungan Posyandu lansia sangat rendah dari 25 Posyandu yang ada di Wilayah Kecamatan Waigete.

2. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 29 Juni 2015. 3. Kerangka Penelitian a. Kerangka Konsep Varabel Independent Variabel Dependent Pengetahuan Lansia Dukungan Keluarga Dukungan Kader Akses ke Posyandu Kepatuhan Lansia Keterangan : : Variabel Independent : Variabel Dependent : Variabel yang diteliti b. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 1. Kepatuhan Lansia Mengikuti Pelayanan Posyandu Lansia Yang dimaksud dengan kepatuhan lansia dalam penelitian ini adalah teratur tidaknya lansia yang mengikuti pelayanan posyandu lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka, dalam kurun waktu 3 bulan secara teratur. Kriteria Objektif : Patuh : bila lansia mengikuti pelayanan posyandu di Posyandu Lansia setiap bulan secara teratur dalam tiga bulan terakhir. Tidak Patuh : bila tidak sesuai dengan kriteria patuh. 2. Pengetahuan Yang di maksud dengan pengetahuan adalah kemampuan lansia untuk menjawab pertanyaan yang diberikan melalui kuisioner yang mengikuti pelayanan posyandu lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka Propinsi NTT. Kriteria Objektif : Cukup : jika total jawaban responden 50%

Kurang : jika total jawaban responden < 50% 3. Dukungan keluarga Yang dimaksud dengan dukungan keluarga dalam penelitian adalah dukungan atau support dari keluarga kepada lansia untuk senantiasa mengikuti pelayanan posyandu lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka berupa dukungan moral, biaya dan lain sebagainya. Kriteria Objektif : Mendukung : jika total jawaban responden 62,5% Tidak mendukung : jika total jawaban responden < 62,5% 4. Dukungan Kader Yang dimaksud dengan dukungan kader dalam penelitian ini adalah upaya dari kader dalam melayani lansia pada setiap posyandu lansia sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kriteria Objektif : Mendukung : jika total jawaban responden 62,5% Tidak mendukung : jika total jawaban responden < 62,5% 5. Akses Pelayanan Lansia ke Posyandu. Yang di maksud dengan Akses Pelayanan Lansia ke Posyandu adalah Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Kriteria Objektif : Mendukung : jika total jawaban responden 50% Tidak mendukung : jika total jawaban responden < 50% HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Egon wilayah kerja Puskesmas Waigete, Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka.Pengumpulan data dilakukan secara primer dimana peneliti bertemu dan melakukan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Adapun hasilnya sebagai berikut :

Tabel 12 Hubungan Pengetahuan Lansia Dengan Kepatuhan Lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka Propinsi NTT Pengetahuan Lansia Kepatuhan Lansia Tidak Patuh Patuh Jumlah n % n % n % Kurang Cukup 45 44 73.8 80.0 16 11 26.2 20.0 61 55 Jumlah 89 23.3 27 76.7 116.0 Sumber : Data primer ρ Value 0.428 Tabel 13 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka Propinsi NTT Dukungan Keluarga Kepatuhan Lansia Tidak Patuh Patuh Jumlah n % n % n % Tidak mendukung Medukung 63 26 82.9 65.0 13 14 17.1 35.0 76 40 Jumlah 89 76.7 27 23.3 116.0 Sumber : Data primer ρ Value 0.030 Tabel 14 Hubungan Dukungan Kader Dengan Kepatuhan Lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka Propinsi NTT Dukungan Kader Kepatuhan Lansia Tidak Patuh Patuh Jumlah n % n % n % Tidak mendukung Medukung 86 3 91.5 13.6 8 19 8.5 86.4 94 22 Jumlah 89 76.7 27 23.3 116,0 Sumber : Data primer ρ Value 0.000

Tabel 15 Hubungan Akses ke posyandu Dengan Kepatuhan Lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka Propinsi NTT Akses ke posyandu Kepatuhan Lansia Tidak Patuh Patuh Jumlah n % n % n % Tidak mendukung Medukung 12 77 92.3 74.8 1 26 7.7 25.2 13 103 Jumlah 89 76.7 27 23.3 116.0 Sumber : Data primer 2015 ρ Value 0.294 Pembahasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti pelayanan posyandu lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka maka pembahasan sesuai variabel yang di teliti adalah sebagai berikut : 1. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kepatuhan Lansia Hasil analisis bivariate dengan analisis chi-square pada penelitian ini di peroleh nilai x² hitung sebesar 0,628 dengan nilai p > 0,05. (0,428 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan Lansia dalam mengikuti pelayanan posyandu lansia. Hasil penelitian menunjukan ada lansia yang mempunyai pengetahuan cukup tapi tidak patuh terhadap pelayanan posyandu lansia (80,0%) ini dikarenakan adanya sikap lansia yang negatif terhadap posyandu lansia dan kurangnya dukungan keluarga untuk mendorong lansia aktif dalam kegiatan posyandu.sebaliknya ada lansia yang memiliki pengetahuan kurang namun memanfatkan posyandu (26,2%) yang menyatakan Patuh ini dikarenakan adanya kesadaran yang tinggi dari lansia tentang pentingnya memanfaatkan posyandu lansia. Sebagian besar lansia yang tidak patuh mengikuti pelayanan posyandu lansia adalah lansia dengan pengetahuan kurang (73,8%) ini di karenakan jumlah terbanyak lansia yang tidak patuh mengikuti pelayanan posyandu lansia memiliki rentang pendidikan dari tidak sekolah sampai tamat SD (53,4%) dan juga ada kesibukan sebagian besar lansia yang berprofesi sebagai petani (30,2%) dan sebagai ibu rumah tangga (48,3%) lebih mementingkan kegiatannya dibanding pergi ke posyandu.

Peneliti menganalisis bahwa hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan lansia. Peneliti juga menemukan adanya ketidaksesuaian antara teori dengan hasil penelitian dimana pengetahuan lansia tergolong tinggi namun tingkat kepatuhan lansia masih sangat rendah. 2. Hubungan Antara Dukungan keluarga Dengan Kepatuhan Lansia. Hasil analisis bivariate dengan analisis chi-square pada penelitian ini di peroleh nilai X² hitung sebesar 4,699 dengan nilai p < 0,05 ( 0,30 < 0,05 ), maka Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan Lansia dalam mengikuti Pelayanan Posyandu Lansia Penelitian ini menunjukan ada lansia yang mempunyai dukungan keluarga kategori mendukung tetapi tidak patuh terhadap pelayanan Posyandu Lansia (65,0%).Sebaliknya ada lansia yang mempunyai dukungan keluarga kategori tidak mendukung tetapi patuh terhadap pelayanan Posyandu Lansia (17,1%).Sebagian besar lansia yang tidak patuh mengikuti pelayanan posyandu lansia adalah lansia dengan dukungan keluarganya termasuk kategori tidak mendukung (82,9%). Pola hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia menunjukan bahwa semakin tinggi dukungan keluarga, maka semakin tinggi kepatuhan lansia mengikuti kegiatan Posyandu lansia. Sebaliknya semakin rendah dukungan keluarga, maka semakin rendah pula kepatuhan mengikuti kegiatan posyandu lansia. 3. Hubungan Dukungan Kader Dengan Kepatuhan Lansia. Hasil analisis bivariate dengan analisis chi-square pada penelitian ini di peroleh nilai X² hitung sebesar 60,057 dengan nilai p < 0,005 (0,000 < 0,005), maka Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan yang signifikansi antara dukungan kader kepatuhan lansia dalam mengikuti pelyanan posyandu lansia. Hasil penelitian menunjukan ada lansia yang mempunyai dukungan kader kategori mendukung tetapi tidak patuh (13,6%) ini dikarenakan sikap lansia yang negatif terhadap posyandu lansia dan kadang lebih mementingkan kegiatan lain dari pada ke posyandu.sebaliknya ada lansia yang mempunyai dukungan keluarga kategori tidak mendukung tetapi patuh terhadap pelayanan posyandu lansia (8,5%) ini dikarenakan sikap lansia yang peduli terhadap kesehatan dihari tuanya serta pengetahuan dan sikap lansia itu sendiri yang positif terhadap adanya posyandu lansia. Sebagian besar lansia yang tidak patuh mengikuti pelayanan posyandu lansia adalah lansia dengan dukungan kadernya termasuk kategori tidak mendukung (91,5%) ini di karenakan kurang adanya sikap positif lansia terhadap kader.

Penelitian menganalisis bahwa hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara dukungan kader dengan kepatuhan lansia ke posyandu, yakni untuk meningkatkan citra diri kader maka harus diperhatikan dan meningkatkan kualitas diri yang dianggap masyarakat dapat memberi informasi terkini tentang kesehatan. 4. Hubungan antara Akses ke Posyandu Dengan Kepatuhan Lansia Hasil analisis bivariate dengan analisis chi-square pada penelitian ini di peroleh nilai x² hitung sebesar 1,991 dengan nilai p < 0,005 ( 0,158 < 0,005 ), maka Ho ditolak. Artinya tidak terdapat hubungan antara Akses ke posyandu dengan kepatuhan Lansia dalam mengikuti Pelyanan Posyandu Lansia. Penelitian ini menunjukan ada lansia yang mempunyai akses ke posyandu kategori mendukung tetapi tidak patuh sebesar (74,8%) ini dikarenakan adanya sikap lansia yang negatif terhadap posyandu lansia.sebaliknya ada lansia yang mempunyai akses ke posyandu kategori tidak mendukung tetapi patuh terhadap pelayanan posyandu lansia (8,5%) ini dikarenakan sikap lansia yang peduli terhadap kesehatan dihari tuanya serta pengetahuan dan sikap lansia itu sendiri yang positif terhadap adanya posyandu lansia. Penelitian ini tidak sesuai dengan teori Green ( 1990) yang menyatakan jarak tempuh yang merupakan salah satu akses ke fasilitas pelayanan kesehatan merupakan faktor pendukung untuk terjadinya perubahan kesehatan. Peneliti menemukan adanya ketidaksesuaian antara teori dengan hasil penelitian. Hasil penelitian menunujukan tidak terdapat hubungan antara Akses ke Posyandu dengan kepatuhan Lansia ke Posyandu. Peneliti menganalisis bahwa hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang menjelaskan bahwa jarak tempuh atau akses yang mudah mendukung kepatuhan lansia untuk ke Posyandu. Namun sebaliknya bahwa adapun akses yang mudah belum tentu mendukung kepatuhan Lansia ke Posyandu karena didukung pula oleh faktor- faktor lain yang menghambat kepatuhan Lansia ke Posyandu. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kepatuhan Lansia dalam mengikuti pelayanan Posyandu Lansia di Desa Egon Kecamatan Waigete tahun 2015 sangat rendah (23,3%).

2. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan lansia dimana nilai p = 0,428 > 0,05. Artinya bahwa adapun pengetahuan lansia yang cukup belum tentu mendukung kepatuhan Lansia ke Posyandu karena didukung pula oleh faktor - faktor lain yang menghambat kepatuhan Lansia ke Posyandu. 3. Terdapat hubungan antara keberadaan dukungan keluarga dan kepatuhan lansia, dimana nilai p = 0,030 < 0,05. Artinya bahwa semakin besar dukungan keluarga maka semakin besar kepatuhan lansia demikian sebaliknya semakin rendah dukungan keluarga maka semakin rendah kepatuhan lansia mengikuti Posyandu Lansia. 4. Terdapat hubungan antara keberadaan dukungan kader dan kepatuhan lansia dimana nilai p = 0,000 < 0,05. Artinya bahwa semakin tinggi dukungan kader maka semakin tinggi kepatuhan lansia demikian sebaliknya semakin rendah dukungan kader maka semakin rendah kepatuhan lansia mengikuti Posyandu Lansia. 5. Tidak terdapat hubungan antara akses ke Posyandu dan kepatuhan Lansia mengikuti pelayanan Posyandu Lansia dengan nilai p = 0,294 > 0,05. Artinya bahwa adapun akses yang mudah belum tentu mendukung kepatuhan Lansia ke Posyandu karena didukung pula oleh faktor- faktor lain yang menghambat kepatuhan Lansia ke Posyandu. Saran 1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka a) Dinas Kesehatan sebaiknya melakukan advokasi ke tingkat desa untuk upaya kelengkapan sarana prasarana dan kebijakan tentang pembentukan posyandu lansia. b) Kebijakan dan anggaran penigkatan pemberi informasi dengan mengadakan pelatihan komunikasi efektif dan konseling terhadap kader yang menangani Posyandu lansia. c) Kebijakan untuk pemberian reward bagi kader yang aktif dan program pencarian posyandu lansia yang aktif 2. Bagi Pemegang Program Lansia dan Masyarakat a) Melakukan peningkatan kemitraan dengan Kepala Desa, LSM, penggerak PKK, tokoh masyarakat, tokoh agama dengan mengajak mereka bersama untuk memanfatkan posyandu lansia dan ikut serta dalam kegiatan posyandu lansia. b) Meningkatkan peran petugas kader dengan cara melakukan kunjungan rumah pada lansia yang mempunyai keterbatasan gerak, melakukan motivasi kepada anggota keluarga agar selalu mendukung lansia untuk dapat berperan aktif dalam kegiatan posyandu lansia.

c) Membuat perencanaan program kegiatan lain seperti keterampilan produktif, arisan anggota posyandu lansia, sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup lansia yang lebih sehat dan sejahtera. 3. Bagi Keluaraga Lansia a) Lansia merupakan tanggung jawab anggota keluaraga, dengan demikian dukungan keluarga terhadap kesehatan sangat penting. Salah satu cara bagi keluarga untuk mendukung lansia adalah dengan memberikan motivasi kepada lansia agar aktif mengikuti kegiatan di posyandu lansia. b) Bentuk dukungan terhadap lansia seperti mengantarkan lansia ke posyandu, menemani lansia dalam kegiatan di posyandu lansia, mengingatakan jadwal kegiatan di posyandu lansia, memberi nasihat apabila lansia tidak mau hadir di kegiatan posyandu lansia. 4. Bagi Peneliti Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut adalah mengkaji lebih dalam tentang faktor faktor lain yang berkaitan dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia. DAFTAR PUSTAKA Admin. 2010. Jenis-jenis Posyandu Lansia. (http://jenis-jenis posyandu lansia.com) diakses tanggal 12 Februari2015 BKKBN. 2010. Bina Keluarga lansia ( BKL) Jakarta : Direktorat BKKBN BKKBN, 2011. Kebijakan dan Strategi Operasional Program Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, htttp: // www. bkkbn. go.id /Webs/ upload / infoprogram /PAPARAN. pptx, diakses.13 Februari2015 Cahyo Ismawati, Sandra, Atikah, 2010 Posyandu ( POS PELAYANAN TERPADU ) DAN DESA SIAGA. Nuha Medika Data Jumlah, diakses,13februari.2015.pukul,14.00 http://www.bps, Data Posyandu lansia Puskesmas waigete. 2014. Maumere. Kab. Sikka Erfandi, 2008. Pengelolaan Posyandu Usila. http : / www. puskesmas.com, diakses.13 Februari2015 Esse Puji Pawenrusi, SKM, M. Kes,Dkk. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi,Edisi 11. Makassar : Tim Fatama, Dwivina. 2010 Memahami Kesehatan Pada lansia. Jakarta : Buku kesehatan Indah Kresnawati. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan Di Posyandu Lansia Desa Gonilan

Kecamatan Kartasura dalam http://repository.unand.ac.id /id /eprint/ 19892 diakses tanggal 15 Juli 2015 Khotimah, Siti Khusnul. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Walikukun Kabupaten Ngawi. Undergraduate thesis, Diponegoro University, dalam http://www. fkm. undip. ac.id diakses tanggal 12 Februari 2015 Kesrepro.(2008). Pertambahan Jumlah Lansia Pada Tahun 2015. Diakses pada tanggal 13 februari 2015 dari: http://www.kesrepro.info Komisi Nasional Lanjut Usia (2010). Penduduk Lanjut Usia 2009. Jakarta MismarMasbiran,2010.Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Lanjut Usia (Lansia) Ke Posyandu Lansia Di Rw 03 Kurao Pagang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kec. Nanggalo Padang Tahun 2010. Penelitian, Fakultas Keperawatan Universitas Diponegoro dalam http://repository.unand.ac.id /id /eprint/ 17928 diakses tanggal 12 Februari2015 Mariam, Siti 2008. Mengenal Usia lanjut dan perawatannya. Jakarta ; salemba Medikal Notoadmojo. 2012. Kesehatan Usia lanjut dengan Pendekatan ashan Keperawatan. jakarta : Salemba medikal Notoatmojo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cita. Profil Kesehatan Kabupaten Sikka. 2014. Maumere Kab. Sikka R. Siti Maryam 2010. Posyandu Lansiai. Jakarta : Tim Rizkinuary Hidayah, 2014).,2014,Gambaran Persepsi Lansia Tentang Tugas Kader Di Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos Penelitian, Fakultas Keperawatan Universitas Diponegoro dalam http://repository.unand.ac.id /id /eprint/ 16893 diakses tanggal 12 Februari2015 Wiratna, Sujarweni 2014, Panduan Penelitian Keperawatan Dengan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Baru Press Yeniar, Indriana. 2012, Gerontologi dan Progeria.Yogyakarta : Pustaka pelajar Zulkarnain Nasution, 2013. Pengaruh Pengetahuan, sikap, Dukungan Keluarga, Dukungan Kader terhadap Pemanfaatan posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Bandar Dolok Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serang, http://repository.unand.ac.id /id /eprint/ 12579 diakses tanggal 12 Februari2015.