I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN LARI AMPLOP MENINGKATKAN KELINCAHAN SISWA PUTRA PESERTA EKSTRA KURIKULER PENCAK SILAT SMA DWIJENDRA DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh : N. Gimbar Adi Putra*, J. Alex Pangkahila**, I P G. Adiatmika*** Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2: , Agustus 2016

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Fisiologi Olahraga, Program Pascasarjana Universitas Udayana

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

PENAMBAHAN BALLISTIC STRETCHING

PELATIHAN PLYOMETRIC BROAD JUMP

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIG-ZAG RUN

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam

SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 75 79, Agustus 2016

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PECTORALIS MAYOR DAN BICEPS PADA USIA REMAJA DAN DEWASA GDE RABI RAHINA SOETHAMA

PENGARUH PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL MEGANDONG SAMBUK TERHADAP KEMAMPUAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI MAHASISWA PUTRA FPOK SEMESTER V KELAS A TAHUN 2015

PELATIHAN METODE BOBATH LEBIH BAIK DARIPADA METODE FELDENKRAIS TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN PADA PASIEN PASCA STROKE

PELATIHAN FOOTWORK BULUTANGKIS 10 REPETISII 2 SET LEBIH BAIK DIBANDINGKAN 5 REPETISI 4 SET UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN

*SMAN1 Kupang. **Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana *** FKIP PGRI Kupang, NTT. ABSTRAK

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

Kata kunci : air kelapa, ketahanan otot. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA

PENGARUH PEDAL EXERCISE

PENGARUH PELATIHAN YOGA ASANA (SURYANAMASKAR) TERHADAP KELENTUKAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini

NI MADE AYU SRI HARTATIK

Oleh : Ni Luh Gde Widiantari*, I D P. Sutjana**, I P G Adiatmika***

Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

SKRIPSI ANAK AGUNG GEDE ANGGA PUSPA NEGARA

KOMBINASI HALF SQUAT EXERCISE

PENGARUH PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL MEGALA- GALA TERHADAP KEMAMPUAN KELINCAHAN MAHASISWA PUTRA FPOK SEMESTER VI KELAS A TAHUN 2015

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK USIA 7-8 TAHUN DI SD NEGERI PABELAN 03 MENDUNGAN KARTASURA SUKOHARJO

I Pt. Adi Gunawan*, I.A.Kd. Arisanthi Dewi **, Ngurah Adi Santika***

SKRIPSI. Oleh : Luh Putu Ayu Wulandari Nim

INTERVENSI FOUR SQUARE STEP

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

PENGARUH PELATIHAN JUMP SERVICE DENGAN DAN TANPA AWALAN TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

Kata Kunci : Pelatihan Plyometric incline bound, knee tuck jump, Kekuatan Tungkai dan Ketepatan Tembakan

PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

PELATIHAN LARI SIRKUIT 2 X 10 MENIT DAN PELATIHAN LARI KONTINYU 2 X 10 MENIT DAPAT MENINGKATKAN VO 2 MAX TAEKWONDOIN PUTRA KABUPATEN MANGGARAI - NTT

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI

PENGARUH PELATIHAN SIDE HOPE SPRINT TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

Oleh Martina Dewi Lengo*,B.K Satriayasa **N. U. Badu** *Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana*

SKRIPSI AUTO STRETCHING

ABSTRAK PELATIHAN ZIG-ZAG RUN

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

PELATIHAN VISUAL CUE TRAINING

SKRIPSI 011 NI PUTU PURNAMAWATI

INTERVENSI DYNAMIC REVERSALS

NI LUH GDE WIDIANTARI NIM

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

I MADE GEDE SUWIRYANATHA NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI FISIOLOGI OLAHRAGA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK STANDING JUMPS

Oleh : I Made Raka *, Ni Ketut Ayu Juliasih** *SMAN-2 Badung, **Fakultas MIPA Universitas Hindu Indonesia

PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI. Jurnal. Oleh. Ramandhani Ardi Pratiwi

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

Oleh: I Made Karna Laksana*, I P G Adiatmika**, I W Weta***

PELATIHAN LARI SAMBUNG BACK TO BACK

Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana 2,5,6. Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3,4

PERBEDAAN PILATES EXERCISES

MUHAMMAD RIDWAN NIM : PROGRAM STUDI FISIOLOGI OLAHRAGA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

PENGARUH SENAM SEMANGAT PAGI (SSP) TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN SISWA KELAS XI SMAN 4 SIDOARJO

ABSTRAK EFEK AKUT HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING (HIIT) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI

EFEKTIVITAS LATIHAN BEBAN DENGAN METODE CIRCUIT WEIGHT TRAINING DENGAN SUPER SET

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI PADA PRIA DEWASA MUDA

SKRIPSI I NYOMAN KRISNA WIJAYA

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR MINERAL DAN AIR ISOTONIK TERHADAP ENDURANCE

ABSTRAK PELATIHAN SHOOTING

PENAMBAHAN SHAKING MASSAGE

PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

PENGARUH PELATIHAN PUSH-UP TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN MENARIK DAN MENDORONG OTOT LENGAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

PEMBERIAN PELATIHAN KEKUATAN AYUNAN LENGAN (ARM SWING) DENGAN DUMBBELL

SKRIPSI NYOMAN HARRY NUGRAHA

PERBANDINGAN JUMP SHOOT DENGAN AWALAN DAN TANPA AWALAN TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLABASKET

ABSTRAK EFEK DARK CHOCOLATE TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

PERBEDAAN PERMAINAN ORIGAMI DAN MEWARNAI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PEREMPUAN PRASEKOLAH DI TK GRAND BALI BEACH SANUR

PENGUKURAN TINGKAT KADAR LEMAK TUBUH MELALUI JOGGING SELAMA 30 MENIT MAHASISWA PUTRA SEMESTER IV FPOK IKIP PGRI BALI TAHUN 2016

PENGARUH PERMAINAN LEMPAR SHUTTLECOCK TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 2 PLAYEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIGZAG RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PADA PEMAIN SEPAK BOLA SEKOLAH SEPAK BOLA GUNTUR

BAB III METODE PENELITIAN

PELATIHAN PLYOMETRIC BROAD JUMP LEBIH MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH DARI PADA PELATIHAN PLYOMETRIC BOX JUMP

Volume 1, No. 1 : 8 19, Juni 2013

BAB IV METODE PENELITIAN. selama 12 minggu pada bulan Maret - Mei rancangan penelitian pre, middle, and post test control group design.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

PENGARUH LATIHAN STATIC STRETCHING DAN LATIHAN RECIPROCAL INHIBITION UNTUK PENINGKATAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA PEMAIN FUTSAL

PELATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP

ANAK AGUNG GEDE ANOM NIM:

TESIS PELATIHAN MAWASHI GERI JODAN

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN CORE STABILITY PADA LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI SKRIPSI

PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

TESIS PELATIHAN LONCAT DI PASIR DENGAN RINTANGAN BOX JUMP

Transkripsi:

PELATIHAN BERJALAN DI ATAS BALOK LURUS SEJAUH 8 METER 5 REPETISI 4 SET LEBIH BAIK DARIPADA 4 REPETISI 5 SET TERHADAP KESEIMBANGAN TUBUH MAHASISWA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN IKIP PGRI BALI I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati*** *Fakultas Pendidikan Bali **Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana ***Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana ABSTRAK Keseimbangan tubuh mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali cenderung mengalami penurunan. Hal ini didukung oleh data pendahuluan dari keseimbangan tubuh, bahwa mahasiswa dengan tingkat keseimbangan tubuh berada pada norma sedang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelatihan berjalan di atas balok lurus 8 m x 10 cm x 30 cm 5 repetisi 4 set meningkatkan keseimbangan tubuh lebih besar daripada 4 repetisi 5 set mahasiswa Fakultas Pendidikan Bali. Penelitian ini menggunakan rancangan randomized pretest-postest control group design. Sebanyak 22 orang mahasiswa yang berumur 18-23 tahun dipilih sebagai sampel penelitian yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok I diberikan pelatihan berjalan di atas balok lurus sejauh 8 meter 5 repetisi 4 set dan kelompok II diberikan pelatihan berjalan di atas balok lurus sejauh 8 meter 4 repetisi 5 set. Pelatihan diberikan 4 kali seminggu selama 6 minggu. Keseimbangan di ukur sebelum dan sesudah pelatihan menggunakan stork balance test. Uji t-paired test digunakan untuk mengetahui perbedaan rerata keseimbangan tiap-tiap kelompok sebelum dan sesudah perlakuan dengan tingkat kemaknaan 0,05, uji t-independent untuk mengetahui peningkatan keseimbangan. Hasil uji t-paired test pada kelompok I data awal 20,02±2,52 detik meningkat 40,10±3,80 detik dan pada kelompok II data awal 21,47±5,08 detik meningkat 34,59±5,47 detik dengan tingkat kemaknaan 0,05 adalah berbeda bermakna. Hasil uji t-paired test menunjukkan adanya perbedaan rerata peningkatan keseimbangan pada kelompok I dan kelompok II. Hasil uji t-independent pada kelompok I sebesar 20,08 detik 50,07% dan pada kelompok II sebesar 13,12 detik 37,93%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan berjalan di atas balok lurus sejauh 8 meter 5 repetisi 4 set lebih meningkatkan keseimbangan tubuh dibandingkan dengan pelatihan berjalan di atas balok lurus sejauh 8 meter 4 repetisi 5 set. Kata kunci : pelatihan, keseimbangan, berjalan di atas balok lurus. 1

THE TRAINING OF WALK ON THE STRAIGHT BLOCK AS FAR AS 8 METERS 5 REPETITIONS 4 SETS IS BETTER THAN 4 REPETITIONS 5 SETS OF BODY BALANCING TO THE FACULTY OF SPORT EDUCATION AND HEALTH STUDENTS IKIP PGRI BALI I G P Ngurah Adi Santika*, IPG. Adiatmika**, Susy Purnawati*** *Faculty of Sport Education and Health of IKIP PGRI Bali **Magister Program of Sport Physiology Udayana University ***Magister Program of Sport Physiology Udayana University ABSTRACT The Body Balance of students of the Faculty of Sport Education and Health PGRI Bali tend to decrease. This is supported by preliminary data from the body balance, that the students are in the norm level of balance. The purpose of this study was to determine the effect of walking training on a straight beam 8 m x 10 cm x 30 cm 4 sets of 5 reps increasing student body balance Faculty of Sport Education and Healt Students IKIP PGRI Bali and to investigate the training walk on a straight beam 8 m x 10 cm x 30 cm 4 sets of 5 reps improve body balance is bigger than 4 repetitions 5 sets of students of Faculty of Sport Educatoin and Healt Student IKIP PGRI Bali. This study used a pretest-posttest randomized control group design. A total of 22 students aged 18-23 years were selected as members of the sample were divided into 2 groups. Group I was given a training walk on a straight beam as far as 8 feet 5 repetitions 4 sets and a Group II are trained to walk on a straight block as far as 8 feets 4 repetitions 5 sets. Training was given 4 times a week for 6 weeks. Balancing is measured before and after training use stork balance test. T-test Paired is used to determine the balance mean difference in the balance of each group before and after treatment with a significance level of 0,05, t-independent test to determine the increasing of the body balance. The results showed an increase in of body balance of the group I and group II. The results of test paired in group I the first data is 20,02±2,52 seconds increased 40,10±3,80 seconds in group II the first data is 21,47±5,08 seconds increased 34,59±5,47 seconds by significance level of 0,05 is significantly different. Test Paired results indicate a difference of the intreasing of balance of the group I and group II. Independent test results in group I was 20,08 seconds 50,07% and in group II was 13,12 seconds 37,93%. Based on these results we can conclude that training walk on a straight block as far as 8 meters 5 repetitions 4 sets is more increase balancing walking on the straight block as far as 8 meters 4 repetitions 5 sets. Keywords: training, balance, walking on a straight block. 2

PENDAHULUAN Dalam olahraga terdapat suatu komponen yang sangat vital perannya yaitu komponen motorik. Komponen motorik terdiri dari : kecepatan, kelincahan, keseimbangan tubuh, koordinasi, dan ketepatan 1. Komponen keseimbangan tubuh merupakan komponen yang sering dilupakan oleh seorang pelatih, maka dari itu paradigma kepelatihan perlu diperbaiki dengan tidak lupa memberikan pelatihan keseimbangan tubuh 1. Pelatihan yang diterapkan pada penelitian ini adalah pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keseimbangan tubuh. Tipe pelatihan keseimbangan tubuh yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua tipe pelatihan yaitu : model berjalan di atas balok lurus sejauh 8 meter 5 kali bolak-balik 4 set serta model berjalan di atas balok lurus sejauh 8 meter 4 kali bolak-balik 5 set. Pelatihan yang akan diterapkan pada penelitian ini berlangsung selama 6 minggu, dengan pertimbangan waktu tersebut sudah dapat memberikan hasil penelitian yang efektif 2. Pelatihan dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Pendidikan Bali dengan pertimbangan mahasiswa mulai ada penurunan keseimbangan tubuh. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut : apakah pelatihan berjalan di atas balok lurus 8 m x 10 cm x 30 cm sejauh 8 meter 5 repetisi 4 meningkatkan keseimbangan tubuh lebih besar daripada 4 repetisi 5 set mahasiswa Fakultas Pendidikan Bali? Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pelatihan berjalan di atas balok lurus 8 m x 10 cm x 30 cm 5 repetisi 4 set meningkatkan keseimbangan tubuh lebih besar daripada 4 repetisi 5 set mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian, Populasi, dan Sampel Penelitian ini menggunakan rancangan Randomized Pre and Post Test Kontrol Group Design 3. Subjek terdapat 11 orang per kelompok. Penelitian ini dilakukan di Aula Serbaguna IKIP PGRI Bali. Penelitian ini dilakukan dari Bulan Febroari sampai April 2014. Populasi target penelitian adalah mahasiswa putra Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali yang berjumlah 145 orang. Sampel diambil dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi : 1). Mahasiswa Fakultas Pendidikan Bali, 2). Jenis kelamin laki-laki, 3). Usia 18-23 tahun, 4). Tinggi badan 160 sampai dengan 175 cm, 5). Berat badan 54-67,5 kg, 6). Berbadan sehat (tidak ada gangguan keseimbangan), 3

7). Kebugaran fisik berada pada keadaan baik, 8). Bersedia mengikuti pelatihan, serta kriteria eksklusi : 1). Riwayat cedera tulang dan sendi dan 2). Tidak datang pada saat penelitian. Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Poccock dan didapatkan jumlah sampel minimal adalah 11 untuk masing-masing kelompok, sehingga jumlah sampel keseluruhan adalah 22 orang. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Variabel bebas dalam penelitian ini adalah berjalan di atas balok lurus sejauh 8 meter 5 repetisi 4 set dan 4 repetisi 5 set, sedangkan variabel tergantung adalah keseimbangan tubuh. Umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, dan kebugaran fisik merupakan variabel kontrol. Pelatihan berjalan di atas balok lurus sejauh 8 meter sebanyak 5 repatisi 4 set adalah pelatihan dengan intensitas 80% kemampuan meniti sejauh 10 meter, jarak/waktu yang ditempuh adalah 8 meter per 6 detik atau 8 langkah dengan repetisi 5 kali dan 4 set. Istirahat antar set 5 menit dengan frekuensi pelatihan perminggu sebanyak 4 kali dan lama pelatihan selama 6 minggu dan dilaksanakan tanpa terjatuh. Pelatihan berjalan di atas balok lurus sejauh 8 meter sebanyak 5 repatisi 4 set adalah pelatihan dengan intensitas 80% kemampuan meniti sejauh 10 meter, jarak/waktu yang ditempuh adalah 8 meter per 6 detik atau 8 langkah dengan repetisi 4 kali dan 5 set. Istirahat antar set 5 menit dengan frekuensi pelatihan perminggu sebanyak 4 kali dan lama pelatihan selama 6 minggu dan dilaksanakan tanpa terjatuh. Keseimbangan tubuh adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan sikap tubuh tetap stabil dalam keadaan diam berdiri dengan posisi satu kaki dan kedua tangan berada di pinggang yang diukur dalam detik. Keseimbangan tubuh dikatakan lebih baik jika mampu mempertahankan posisi tersebut lebih lama. Kebugaran fisik adalah kebugaran fisik untuk mahasiswa yang berumur 18-21 tahun dipakai tes kesegaran jasmani dalam katagori sedang. Tes yang dipakai adalah tes lari 2,4 km. Analisis Data Data diolah dan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1). Data umur, tinggi badan, berat badan, kebugaran fisik, rerata, SB, minimum, dan maksimum dianalisis menggunakan uji deskriptif, 2). Data terdistribusi normal yang diuji menggunakan Saphiro Wilk Test, serta data bersifat homogen yang diuji dengan Lavane Test dengan batas kemaknaan 0,05, 3). Data berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan data keseimbangan tubuh sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan pada 4

kelompok berpasangan, diuji menggunakan uji t-paired (patred-t test) dengan batas kemaknaan 0,05 dan data perubahan keseimbangan tubuh sesudah pelatihan pada kelompok I dengan kelompok II diuji menggunakan uji t-test Independent dengan batas kemaknaan 0,05. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Uji Rerata Perbedaan Peningkatan Keseimbangan Tubuh Sebelum dan Sesudah Pelatihan Tes Keseimbangan Tubuh Min. Max. Rerata SB Beda T p KLP I Pre-Test (detik) 16,54 25,32 20,02 2,52 20,08-25,14 0,00 KLP I Post-Test (detik) 34,45 46,47 40,10 3,80 KLP II Pre-Test (detik) 15,43 30,54 21,47 5,08 KLP II Post-Test (detik) 27,53 43,68 34,59 5,47 13,12-18,46 0,00 Tabel 2 Data Uji Perbedaan Efek Perlakuan Antar Kelompok Dengan T-Test Independent Dalam Menentukan Hasil Akhir Test Keseimbangan Tubuh Pos-tets t p Kelompok I 40,10±3,80-25,14 0,00 Kelompok II 34,59±5,47-18,46 0,00 Beda Pos-test 5,51 3,27 0,01 t p PEMBAHASAN Perbedaan Efek Perlakuan Pelatihan Berjalan di Atas Balok Lurus Sejauh 8 Meter 5 Repetisi 4 Set dan 4 Repetisi 5 Set Berdasarkan Uji T-Test Independent untuk mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan seperti pada tabel 2 dapat disampaikan bahwa rerata test awal keseimbangan tubuh pada KLP I = 20,02±2,52 detik dengan nilai (p = 0,00). Rerata test akhir keseimbangan tubuh pada KLP I = 40,10±3,80 detik dengan nilai (p = 0,00), data menunjukkan ada perbedaan yang bermakna karena (p < 0,05). Rerata hasil tes awal keseimbangan tubuh pada KLP II = 21,47±5,08 detik dengan nilai (p = 0,00). Rerata hasil tes akhir keseimbangan tubuh pada KLP II = 34,59±5,47 detik dengan nilai (p = 0,00), data menunjukkan ada perbedaan yang bermakna karena (p < 0,05). 5

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji t-paired test seperti pada tabel 1 dapat disampaikan bahwa rerata tes awal keseimbangan tubuh pada kelompok I = 20,02±2,52 detik. Rerata hasil tes awal keseimbangan tubuh pada kelompok II = 21,47±5,08 detik. Rerata tes akhir keseimbangan tubuh pada kelompok I = 40,10±3,80 detik. Rerata tes akhir keseimbangan tubuh pada kelompok II = 34,59±5,47 detik. Hasil tes keseimbangan tubuh pada kelompok I diperoleh nilai beda rerata 20,08 detik dan kelompok II diperoleh nilai beda rerata 13,12 detik dengan hasil tes keseimbangan tubuh sebelum dan sesudah pelatihan diperoleh beda rerata 6,96 detik dengan nilai (p = 0,00), ini menunjukkan pelatihan keseimbangan tubuh ada perbedaan yang bermakna (p < 0,05). Hasil test akhir keseimbangan tubuh pada kelompok pelatihan berjalan di atas balok lurus sejauh 8 meter 5 repetisi 4 set lebih besar meningkatkan keseimbangan tubuh dibandingkan dengan keempat kelompok di atas. Hasil tes akhir keseimbangan di atas pada kelompok pelatihan berjalan di atas balok lurus sejauh 8 meter 5 repetisi 4 set dari katagori sedang menjadi baik sebesar = 40,10 detik dan pada kelompok pelatihan berjalan di atas balok lurus sejauh 8 meter 4 repetisi 5 set tetap berada pada katagori sedang sebesar = 34,59 detik. Pelatihan berjalan di atas balok lurus sejauh 8 meter 5 repetisi 4 set dan 4 repetisi 5 set yang dilakukan selama 6 minggu secara teratur, sistematis, dan terukur dengan dosis dan waktu yang cukup menyebabkan perubahan fisiologis yang mengarah pada peningkatan kemampuan. Pelatihan menghasilkan energi yang lebih besar dengan menggunakan sistem energi ATP-PC 4. Pelatihan dapat memberikan peningkatan yang lebih besar karena tipe gerakan pada keseimbangan tubuh. Menurut 5, bahwa bila tipe pelatihannya tepat, maka akan dapat memberikan dampak yang amat menguntungkan bagi peningkatan prestasi atlit. Tipe pelatihan yang spesifik menyebabkan terjadinya perubahan terutama pada unit motorik (saraf dan otot). Pengaruh pelatihan dapat menimbulkan adaptasi neural yang menyebabkan peningkatan keseimbangan tubuh pada alat yang disebut kanalis semisirkularis, setiap perubahan posisi tubuh akan membawa rangsangan untuk menggerakkan otot skelet agar tubuh berada dalam keadaan seimbang 5. Semakin sering dilakukan maka semakin kuat terpola dalam saraf sebab untuk keterampilan semacam itu tidak ada cara lain kecuali pelatihan yang berulang-ulang 6. 6

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pelatihan berjalan di atas balok lurus sejauh 8 meter 5 kali bolak-balik 4 set dan 4 kali bolak-balik 5 set, terbukti meningkatkan keseimbangan dibanding dengan 4 kali bolak-balik 5 set. 4. Gunawan, A. M. S. 2001. Mekanisme dan Mekanika Pergerakan Otot. Parahyangan : Universitas Katolik. 5. Nala, 2002. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Bali : Komite Olahraga Nasional Indonesia. 6. Soedarminto. 1992. Kenesiologi. Jakarta : Depdikbud. Saran Saran yang disampaikan berdasarkan temuan dan kajian penelitian ini adalah pelatihan berjalan di atas balok lurus sejauh 8 meter 5 kali bolak-balik 4 set terbukti dapat meningkatkan keseimbangan mahasiswa Fakultas Pendidikan Bali, maka diharapkan para pelatih, guru olahraga, dan olahragawan prestasi dapat menggunakan model pelatihan ini sebagai salah satu program untuk meningkatkan keseimbangan tubuh. DAFTAR PUSTAKA 1. Sandi IN, Adiputra N, Tirtayasa K, Adiatmika, Karna. 2013. Buku Ajar Program Olahraga dan Pelatihan Fisik. Denpasar : UNUD. 2. Nala, 2011. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Bali : Komite Olahraga Nasional Indonesia. 3. Anwar, M. I. 2003. Dasar-Dasar Statistika. Bandung : ALFABETA. 7