Adaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa Berbasis Kajian Risiko

dokumen-dokumen yang mirip
Adaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa Berbasis Kajian Risiko

Adaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa Berbasis Kajian Risiko

ADAPTASI PERIKANAN TANGKAP TERHADAP PERUBAHAN DAN VARIABILITAS IKLIM DI WILAYAH PESISIR SELATAN PULAU JAWA BERBASIS KAJIAN RISIKO

Adaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa Berbasis Kajian Risiko

Adaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa Berbasis Kajian Risiko Pusat Perubahan

Adaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa Berbasis Kajian Resiko MODUL TRAINING

PENGARUH PERUBAHAN DAN VARIABILITAS IKLIM TERHADAP DINAMIKA FISHING GROUND DI PESISIR SELATAN PULAU JAWA

PERUBAHAN IKLIM DAN STRATEGI ADAPTASI NELAYAN

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FISHING GROUNG /Sistem DPI

SISTEM PENGELOLAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN (Fishing Ground System) DR. Mustaruddin

Sistem = kesatuan interaksi diantara elemen terkait untuk mencapai suatu tujuan

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

ANCAMAN & KERENTANAN PERUBAHAN IKLIM BIDANG PERIKANAN BUDIDAYA

Lokasi penelitian di UPPPP Muncar dan PPN Pengambengan Selat Bali (Bakosurtanal, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

Sintesis Dasar: Adaptasi Perubahan Iklim, Pengurangan Risiko Bencana, dan Pembangunan Daerah

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sebagai implikasi pemanasan global, yang disebabkan. oleh kenaikan gas-gas rumah kaca terutama gas karbondioksida (

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh : SUPRIYANTO DKP2SKSA KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016

Pembinaan terhadap Nelayan pada Wilayah Pengelolaan s.d. 12 Mil

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia DI ACEH

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan

KATA PENGANTAR. Kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun dokumen ini disampaikan terima kasih. Pangkalan Balai, November 2013

BASIS SUBSTANSI: RENCANA AKSI NASIONAL ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (RAN-API)

4/3/2017 PEMBANGUNAN PERIKANAN & KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 09/PRT/M/2010 Tentang PEDOMAN PENGAMANAN PANTAI MENTERI PEKERJAAN UMUM,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Adaptasi Perikanan Tangkap Terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di WPP 573: Kasus Perikanan Gillnet Cilacap Mohamad Natsir

RENCANA STRATEGI KEGIATAN INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT DI KABUPATEN SUKABUMI

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai Negara Kepulauan (Archipilagic State) terbesar di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan

FENOMENA UPWELLING DAN KAITANNYA TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN IKAN LAYANG DELES (Decapterus Macrosoma) DI PERAIRAN TRENGGALEK

Pengumunan terkait revisi Dosen Pengampu dan Materi DPI

PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM

HALAMAN PERSETUJUAN...

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan

Tantangan Ke Depan. 154 Tantangan Ke Depan

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

1) Sumber Daya Air, 2) Pertanian dan Ketahanan Pangan, 3) Kesehatan Manusia, 4) Ekosistem daratan,

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, petani dan nelayan selalu lebih miskin dibandingkan penduduk

Peran Kementerian ATR/BPN dalam Adaptasi Perubahan Iklim untuk Mencapai Tujuan NDC

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di

DATA, INFORMASI, KRITERIA, PERTIMBANGAN, PENENTUAN DAN DELIENASI ALOKASI RUANG UNTUK ZONA PERIKANAN TANGKAP DEMERSAL

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Pemanfaatan jenis sumberdaya hayati pesisir dan laut seperti rumput laut dan lain-lain telah lama dilakukan oleh masyarakat nelayan Kecamatan Kupang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peningkatan suhu rata-rata bumi sebesar 0,5 0 C. Pola konsumsi energi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI

BAB VIII KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. (1). Potensi sumberdaya di kawasan pesisir Taman Konservasi Laut Olele.

2 penelitian berjudul Pola Pemanfaatan Sumberdaya Udang Dogol (Metapenaeus ensis de Haan) Secara Berkelanjutan di Perairan Cilacap dan Sekitarnya ; Su

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETAHANAN PANGAN DAN PERUBAHAN IKLIM ENDAH MURNNINGTYAS DEPUTI SDA DAN LH KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

Kementerian PPN/Bappenas

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

KRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010

10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan daerah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KAWASAN LUMBUNG IKAN NASIONAL MALUKU AKAN DI KEMBANGAKAN

Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kebijakan Perkotaan Terkait Perubahan Iklim Oleh: Ir. Hayu Parasati, MPS, Direktur Perkotaan dan Perdesaan

Transkripsi:

Adaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa Berbasis Kajian Risiko Pelabuhan Ratu, 28 Juni 2016 Pusat Perubahan Iklim ITB

"Cheung, dkk (2010) mengindikasikan penurunan potensi penangkapan ikan sekitar 40% di daerah tropis antara tahun 2005 2055" Perubahan dan variabilitas iklim di pesisir dan laut dapat berdampak pada ketidakpastian waktu dan lokasi terjadinya potensi perikanan tangkap nelayan tangkap menjadi lebih sulit menyusun rencana waktu melaut dan lokasi yang dituju Problem tersebut bertambah mengingat 1. Keterbatasan kapasitas kapal yang dimiliki nelayan guna menjangkau fishing ground yang umumnya berada di tengah laut dan berombak besar. 2.Bagaimana mengantisipasi kondisi melimpahnya atau sebaliknya menurunnya potensi perikanan tangkap akibat faktor iklim tersebut 3.Kebijakan dan strategi adaptasi perubahan iklim pada sektor perikanan tangkap di Indonesia hingga saat ini belum didasarkan pada kajian kerentanan dan risiko.

Kajian ini sangat strategis dan mendesak untuk dilakukan mengingat: (1) Nilai strategisnya sektor perikanan tangkap untuk ketahanan pangan, (2) Melimpahnya kekayaan sumber daya ikan di perairan Indonesia, dan (3) Arti pentingnya pemberdayaan kehidupan nelayan di Indonesia. Sebagai gambaran, WPP 573 yang meliputi pesisir selatan Jawa memiliki potensi sumberdaya ikan sekitar 4,7 juta ton per tahun; termasuk yang tertinggi di Indonesia (KKP, 2011). Namun demikian, produktivitas perikanan Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara

Kemampuan Jangkauan Maksimal Kapal Kapal Fishing Ground Gelombang Tinggi

Maksud & Tujuan Sasaran Keluaran Maksud: Mengurangi risiko yang dialami oleh sektor perikanan tangkap Indonesia sebagai dampak dari perubahan iklim Tujuan: Sektor perikanan tangkap Indonesia, beserta sub-sektor turunannya terkait penghidupan masyarakat pesisir, tangguh (resilient) terhadap dampak perubahan iklim. a.tersedianya dan dapat dimanfaatkannya opsi-opsi adaptasi yang terkait dengan keterjangkauan sektor perikanan tangkap pada lokasi penangkapan ikan di laut (fishing ground) yang dinamik berdasarkan profil resiko perubahan iklim b. Dihasilkannya konsep inovasi sosial bersama stakeholders sektor perikanan tangkap untuk menciptakan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim c. Meningkatnya kemampuan stakeholders sektor perikanan tangkap dalam memanfaatkan profil resiko guna beradaptasi dengan perubahan iklim a.dokumen Profil Risiko perubahan iklim pada sektor perikanan tangkap di wilayah kajian. Dokumen ini lebih ditujukan kepada pihak pemerintah pusat dan daerah serta perguruan tinggi terkait dengan sektor perikanan tangkap b.dokumen Rekomendasi Kebijakan dan Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-API) sektor perikanan tangkap (Summary for Policymaker) untuk pemerintah pusat dan pemerintah daerah. c.dokumen rekomendasi teknis dan modul implementasi strategi penangkapan ikan yang tangguh terhadap perubahan iklim bagi stakeholders perikanan tangkap.

Manfaat lingkungan Pengelolaan sumberdaya perairan yang adaptif pada perubahan iklim Pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan Menjaga keseimbangan ekosistem kawasan pesisir yang adaptif dan berkelanjutan Pendayagunaan lahan nonproduktif di wilayah pesisir sebagai alternatif sumber penghidupan (diversified livelihood) nelayan tangkap pada saat tidak bisa melaut Manfaat sosial Penguatan kohesi sosial kemasyarakan melalui proses partisipatif dan kolaboratif pada kajian risiko dan peningkatan kapasitas masyarakat Peningkatan aspek keselamatan pekerja di sektor perikanan tangkap Teridentifikasinya alternatif sumber penghidupan bagi masyarakat pesisir Penguatan perwujudan identitas Negara Maritim, sejalan dengan visi dan misi pemerintahan Kabinet Kerja yang tertuang pada Nawacita dan RPJMN 2014-2019.

Jadwal Tentative Kegiatan AKTIVITAS BULAN (2016-2017) 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 01 02 03 04 05 1. Profil risiko perubahan iklim pada sektor perikanan tangkap 1.1.a Focus Group Discussion: Konsolidasi/ Konsultasi Publik, Survei x 1.1.b Pengumpulan data terkait parameter iklim dan kelautan di wilayah pesisir selatan Pulau Jawa 1.1.b Pengumpulan data kerentanan fisik, sosial, dan ekonomi di wilayah pesisir selatan Pulau Jawa 1.2 Kajian basis sains dan bahaya terhadap perubahan iklim 1.3 Kajian kerentanan, risiko, dan adaptasi perubahan iklim 2. Dokumen rekomendasi kebijakan dan rencana aksi daerah adaptasi perubahan iklim (RAD-API) sektor perikanan tangkap untuk pemerintah pusat dan pemerintah daerah 2.1 Formulasi opsi adaptasi dan draft rekomendasi kebijakan adaptasi di sektor perikanan tangkap 2.2 Pembahasan rekomendasi dengan stakeholders sektor perikanan tangkap x 2.3 Finalisasi Dokumen Rekomendasi Kebijakan dan RAD-API Sektor Perikanan Tangkap 3. Dokumen rekomendasi teknis dan modul implementasi strategi penangkapan ikan yang tangguh terhadap perubahan iklim bagi stakeholders perikanan tangkap 3.1 Formulasi draft rekomendasi teknis adaptasi di sektor perikanan tangkap 3.2 Workshop dengan stakeholders sektor perikanan tangkap x 3.3 Finalisasi Dokumen Rekomendasi Teknis dan Modul Implementasi Strategi Penangkapan Ikan

KONSEP PERUBAHAN IKLIM DALAM PENGARUH TERHADAP SEKTOR PERIKANAN

Change in potential catch by 2050 relative to 1971-2000 under RCP 8.5 (multi-model) mean)

Faktor Iklim: Monsun (kecepatan dan arah angin, curah hujan) IOD (DMI) ENSO Pengaruh Interaksi Atmosfer- Laut terhadap Fishing Ground Faktor Oseanografi: Upwelling (SST, klorofil-a, salinitas) Termoklin (kedalaman, suhu) Arus Laut Dinamika Fishing Ground Aspek Penentu Fishing Ground Klorofil-a Suhu Air Salinitas Arus Laut Oksigen Alur Ruaya Kedalaman Habitat Vital (karang, lamun, mangrove) Zonasi Ikan (horisontal & Vertikal) Temporal Spasial

Profil Temperatur Pelabuhan Ratu (1980)

Profil Temperatur Pelabuhan Ratu (1981)

Profil Temperatur Pelabuhan Ratu (1982)

Zona Prediksi Fishing Ground (Januari)

Zona Prediksi Fishing Ground (Februari)

Zona Prediksi Fishing Ground (Maret)

KONSEP KAJIAN RISIKO

Core Concepts of The WGII AR-5 Risk of climate-related impacts results from the interaction of climate-related hazards (including hazardous events and trends) with the vulnerability and exposure of human and natural systems. Changes in both the climate system (left) and socioeconomic processes including adaptation and mitigation (right) are drivers of hazards, exposure, and vulnerability.

Konsep Risk Assessment AR5 CLIMATE FACTOR Hazard Keterjangkauan - Jarak terhadap FG - Kondisi cuaca pada jarak tersebut Sensitivity & Capacity - Sosial - Ekonomi - Kelembagaan SOCIOECONOMIC PROCESS - Nelayan Kecil - Ekosistem

Konsep Pengaruh Perubahan Iklim Perubahan Iklim Variabilitas Iklim Cuaca (ENSO, IOD, Badai) Perubahan Dinamika Lautan (dan Pesisir) Perubahan Ekosistem Lautan dan Pesisir Exposure Nelayan Kecil Aksesibilitas Vulnerability Context Keterjangkauan Penangkapan Ikan Keselamatan Penangkapan Ikand Kondisi Ekosistem Pesisir Sosial Ekonomi Kelembagaan Lokasi dan Waktu Fishing Ground Tinggi Gelombang Kerusakan Ekosistem - Terumbu Karang - Bakau - Lamun Stastistik Nelayan Fasilitas Perkapalan Lapangan Pekerjaan Produksi Ikan Fasilitas Pendukung Peraturan Pembinaan HAZARD x VULNERABILITY RISIKO OPSI ADAPTASI

Konsep Pengaruh Perubahan Iklim Perubahan Iklim Variabilitas Iklim Cuaca (ENSO, IOD, Badai) Perubahan Dinamika Lautan (dan Pesisir) Perubahan Ekosistem Lautan dan Pesisir Exposure Nelayan Kecil Aksesibilitas Vulnerability Context Keterjangkauan Penangkapan Ikan Keselamatan Penangkapan Ikand Kondisi Ekosistem Pesisir Sosial Ekonomi Kelembagaan Lokasi dan Waktu Fishing Ground Tinggi Gelombang HAZARD Kerusakan Ekosistem - Terumbu Karang - Bakau - Lamun BLH x Stastistik Nelayan Fasilitas Perkapalan Lapangan Pekerjaan PPN Nelayan DKP Disnakertrans Produksi Ikan Fasilitas Pendukung DKP PPN VULNERABILITY Peraturan Pembinaan BAPPEDA PPN Koperasi & Perhimpunan Nelayan RISIKO OPSI ADAPTASI

KERENTANAN SOSIAL Statistik Nelayan Jumlah Nelayan Kategori Nelayan DKP2SKSA Kerentanan Sosial Fasilitas Perkapalan Ukuran Kapal (GT) Kapasitas Jenis Alat Tangkap DKP2SKSA NELAYAN Pekerjaan Pekerjaan Pengganti Transmigrasi Pekerja DINSAKERTRANS Sasaran Perhitungan Kerentanan dan Kapasitas pada Faktor Sosial Kerentanan Kapasitas Data yang Dibutuhkan Kategori Nelayan (Nelayan Penuh, Sambilan Utama, Sambilan Sampingan) Lapangan Pekerjaan Pengganti Jenis Kapal (Jumlah Berdasarkan Jenis) Jenis dan Jumlah Alat Tangkap Teknik Pengumpulan Data Primer Sekunder - Jenis Data Dokumen Time Series (2010 - Terbaru) Dokumen Time Series (2010 - Terbaru) Dokumen Time Series (2010 - Terbaru) Sumber KKP/DKP2SKSA DISNAKERTRAN S KKP/DKP2SKSA KKP/DKP2SKSA

KERENTANAN EKONOMI Produksi Ikan Jumlah Produksi Harga Jual DKP2SKSA Kerentanan Ekonomi Fasilitas Pengolahan dan Pemasaran Metode Pengolahan Metode Pemasaran PPS Cilacap Sasaran Perhitungan Kerentanan dan Kapasitas pada Faktor Ekonomi Kerentanan Kapasitas Data yang Dibutuhkan Jumlah Produksi Ikan berdasarkan Jenis Ikan PDRB sektor Perikanan Tangkap Teknik Pengumpulan Data Primer Sekunde r Sarana Pemasaran Terbaru Sarana Pengolahan Terbaru Jenis Data Dokumen Time Series (2010 - Terbaru) Dokumen Time Series (2010 - Terbaru) Sumber KKP/DKP2SKSA KKP/DKP2SKSA /BPS KKP/DKP2SKSA /PPS Ciacap KKP/DKP2SKSA /PPS Cilacap

KERENTANAN KELEMBAGAAN Kerentanan Kelembagaan Peraturan Pembinaan BAPPEDA PPS Cilacap Koperasi Perhimpunan Nelayan Sasaran Perhitungan Kerentanan dan Kapasitas pada Faktor Kelembagaan Kapasitas Data yang Dibutuhkan Peraturan/Kebijakan Terkait Perikanan Tangkap Kelompok/Organisasi Nelayan Balai Pelatihan/Programprogram pelatihan nelayan Keberadaan dan sistem penyebaran informasi mengenai perikanan Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Sumber Primer Sekunder Terbaru KKP/DKP2SK SA/BAPPEDA - DKP2SKSA - PPS Cilacap - PPS Cilacap

KONSEP KAJIAN RISIKO Gambaran Umum

KLASIFIKASI NELAYAN - 1 Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air Nelayan Penuh : Nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air. Nelayan Sambilan Utama : Nelayan yang sebagian besar waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air. Di samping melakukan pekerjaan penangkapan, nelayan kategori ini dapat pulamempunyai pekerjaan lain. Kabupaten/Kota Jumlah Kategori Nelayan Nelayan Penuh Nelayan Sambilan Utama Nelayan Sambilan Tambahan Sukabumi 12665 4961 3954 3750 Cianjur 505 423 82 Garut 985 542 443 Tasikmalaya 3853 580 771 2502 Ciamis (Pangandaran) 3826 3826 Nelayan Sambilan Tambahan: Nelayan yang sebagian kecil waktu kerjana digunakan untuk melakukan pekerjaan penangkapan ikan. Sumber: Statisti kkp, 2013

Sumber: Statisti kkp, 2013 ARMADA PERIKANAN PERAHU TANPA MOTOR KABUPATEN/ KOTA SUB JML JUKUNG PERAHU PAPAN KECIL SEDANG BESAR MOTOR TEMPEL Sukabumi 340 62 278 1075 Cianjur 141 Garut 240 Tasikmalaya 149 Ciamis (Pangandaran ) 33 33 1863 39

Sumber: Statisti kkp, 2013 ARMADA PERIKANAN KABUPATEN/ KOTA SUB JML KAPAL MOTOR UKURAN KAPAL MOTOR < 5GT 5-10 GT 10-20 GT 20-30 GT 30-50 GT 50-100 GT Sukabumi 376 150 202 4 13 7 Cianjur Garut 14 14 Tasikmalaya Ciamis (Pangandaran ) 1 1 40

http://industri.bisnis.com/rea d/20151216/45/502468/infra struktur-jabar-bangunpelabuhan-eksporperikanan-2016

http://juaranews.com/berita/1533 9/07/06/2016/pantaipelabuhanratu-dipenuhi-bangkaikapal

http://poskotanews.com/2016/06/13/nelayan -sukabumi-bingung-hadapi-lebaran/

http://poskotanews.com/2016/05/29/ guru-besar-ipb-kualitas-ikan-dipelabuhan-ratu-lebih-baik-dari-telukjakarta/

Terima Kasih