BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Prinsip Statika Keseimbangan (Meriam& Kraige, 1986)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mesin CNC turning

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Perontok Padi 2.2 Rangka

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Penyaring Pasir 2.2 Prinsip Kerja Sand Filter Rotary Machine

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

BAB II DASAR TEORI. commit to user

BAB II LANDASAN TEORI

GAYA GESER, MOMEN LENTUR, DAN TEGANGAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Spin Coating Metode Spin Coating

Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi 2.2 Pengertian Mesin Pengaduk Adonan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bebas. Metode pengujian ini mengacu pada standar ASTM E23, ISO 148 dan

I. TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER

SAMBUNGAN LAS 6.1 PERHITUNGAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Sambungan Tumpu ( Butt Joint ).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TEGANGAN DAN REGANGAN GESER. Tegangan Normal : Intensitas gaya yang bekerja dalam arah yang tegak lurus permukaan bahan

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PUNTIRAN. A. pengertian

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

Catatan Materi Mekanika Struktur I Oleh : Andhika Pramadi ( 25/D1 ) NIM : 14/369981/SV/07488/D MEKANIKA STRUKTUR I (Strengh of Materials I)

Macam-macam Tegangan dan Lambangnya

Session 1 Konsep Tegangan. Mekanika Teknik III

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN MESIN COPY CAMSHAFT (SISTEM RANGKA)

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

Jenis Jenis Beban. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA PADA MESIN PERONTOK PADI PROYEK AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

RANCANG BANGUN MESIN ROL STRIP PLAT (RANGKA) PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PRESS SERBUK KAYU (RANGKA)

DESAIN DAN ANALISIS RANGKA LENGAN CNC SUMBU Y PADA HYBRID POWDER SPRAY CNC 2 AXIS

Program Studi Teknik Mesin S1

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA PADA MESIN CHASSIS ENGGINE TEST BED

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

STATIKA STRUKTUR. Syamsul Hadi

Oleh: Agus Tri Wahyu Dosen Pembimbing: Aries Sulisetyono, ST.,MASc.,Ph.D Dosen Pembimbing: Totok Yulianto. ST.,MT.

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1)

MESIN PENGAYAK PASIR (RANGKA)

MEKANIKA REKAYASA III

II. TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan. Kegiatankegiatan

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG BAGIAN PERHITUNGAN RANGKA

Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 SAMBUNGAN LAS. Sambungan las (welding joint) merupakan jenis sambungan tetap. Sambungan las menghasilkan kekuatan sambungan yang besar.

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

BAB II DASAR TEORI 2.1 Camshaft

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

Resume Mekanika Struktur I

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN BALOK DENGAN PENGAKU BADAN

ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang

RANGKA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II

sendi Gambar 5.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik

M E K A N I K A R E K A Y A S A I KODE MK : SEMESTER : I / 3 SKS

FISIKA XI SMA 3

PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN

KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TERPUSAT DAN MERATA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

METODE PENGUJIAN KUAT LENTUR NORMAL DENGAN DUA TITIK PEMBEBANAN BAB I DESKRIPSI

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA MESIN PENEPUNG SINGKONG

BAB III PENGUJIAN, PENGAMBILAN DATA DAN

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

Tegangan Dalam Balok

TUGAS AKHIR MENGHITUNG TEGANGAN THUMB BUCKET PADA EKSKAVATOR HIDROLIK 320D KELAS 20 TON

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam.

Pertemuan I,II,III I. Tegangan dan Regangan

Golongan struktur Balok ( beam Kerangka kaku ( rigid frame Rangka batang ( truss

Bab 6 Defleksi Elastik Balok

PERANCANGAN PALANG PARKIR OTOMATIS MODEL TEKUK 180 DERAJAT

STRUKTUR STATIS TAK TENTU

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

Program Studi Teknik Mesin S1

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

MODUL ILMU STATIKA DAN TEGANGAN (MEKANIKA TEKNIK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 3 SAMBUNGAN PAKU KELING

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI 2.1 Statika Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang statika suatu beban terhadap gaya-gaya dan juga beban yang mungkin ada pada bahan tersebut. Dalam statika keberadaan gaya-gaya yang mempengaruhi sistem menjadi suatu obyek tinjauan utama.sedangkan dalam perhitungan kekuatan rangka, gaya-gaya yang diperhitungkan adalah gaya luar dan gaya dalam. Prinsip statika kesetimbangan dapat diperhatikan pada Gambar 2.1. Jenis beban dapat dibagi menjadi: 1. Beban dinamis adalah beban yang besar atau arahnya berubahterhadap waktu. 2. Beban statis adalah beban yang besar atau arahnya tidah berubah terhadap waktu. 3. Beban terpusat adalah beban yang bekerja pada suatu titik. 4. Beban terbagi adalah beban yang terbagi merata sama pada setiap satuan luas. 5. Beban momen adalah hasil gaya dengan jarak antara gaya dengan titik yang ditinjau. 6. Beban torsi adalah beban akibat puntiran. Gambar 2.1 Prinsip Statika Keseimbangan (Meriam& Kraige, 1986) 3

4 2.1.1 Gaya Luar Gaya luar adalah gaya yang diakibatkan beban yang bersal dari luar sistem yang pada umumnya menciptakan kestabilan konstruksi. Gaya luar dapat berupa gaya vertikal, horizontal dan momen puntir. Pada persamaanstatis tertentu untuk menghitung besarnya gaya yang bekerja harus memenuhi syarat dari kesetimbangan. Fx = 0.........(2.1) Σfy = 0.........(2.2) Σma = 0.........(2.3) 2.1.2 Gaya Dalam Gaya dalam adalah gaya-gaya yang bekerja didalam kontruksi sebagai reaksi terhadap gaya luar. Reaksi yang timbul antara lain sebagai berikut: 1. Gaya Normal (N) Gaya noemal merupakan gaya dalam yang bekerja searah sumbu dan bekerja tegak lurus terhadap bidang balok. - Gaya normal positif (+) jika sebagai gaya tarik. Gaya normal positif ditunjukkan pada Gambar 2.2 Gambar 2.2 Gaya normal positif - Gaya normal negatif (-) jika sebagai gaya desak. Gaya normal negatif ditunjukkan pada Gambar 2.3 - Gambar 2.3 Gaya normal negatif

5 2. Gaya Geser Gaya geser merupakan gaya dalam yang bekerja tegak lurus sumbu balok. - Gaya geser dianggap positif (+) jika cenderung berputar searah jarum jam. Gaya geser positif ditunjukkan pada Gambar 2.4 Gambar 2.4 Gaya geser positif - Gaya geser dianggap negatif (-) jika cenderung berputar berlawanan jarum jam. Gaya geser negatif ditunjukkan pada Gambar 2.5 Gambar 2.5 Gaya geser negatif 3. Momen Lentur (M) Momen lentur adalah gaya perlawanan dari beban sebagai penahan lenturan yang terjadi pada balok atau penahan terhadap kelengkungan. - Momen lentur dianggap positif (+) jika cenderung membengkokan batang cekung kebawah. Momen lentur positif ditunjukkan pada Gambar 2.6 Gambar 2.6 Momen lentur positif

6 - Momen lentur dianggap negatif (-) jika cenderung membengkokan batang cembung keatas. Momen lentur negatif ditunjukkan pada Gambar 2.7 Gambar 2.7 Momen lentur negatif 2.1.3 Tumpuan Dalam ilmu statika, tumpuan dibagi atas: 1. Tumpuan rol/penghubung Tumpuan ini dapat menahan gaya pada arah tegak lurus penumpu,biasanya penumpuu ini disimbolkan seperti Gambar 2.8. Gambar 2.8 Reaksi Tumpuan Rol (Meriam & Kraige, 1986) 2. Tumpuan sendi Tumpuan sendi adalah tumpuan yang dapat menahan gaya dari arah vertikal dan horizontal seperti Gambar 2.9. Gambar 2.9 Reaksi Tumpuan Sendi (Meriam & Kraige, 1986) 3. Tumpuan jepit Tumpuan jepit adalah tumpuan yang dapat menahan gayaa dalam segala arah dan dapat menahan momen seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.10. Momen Reaksi Reaksi Gambar 2.10 Reaksi Tumpuan Jepit (Meriam & Kraige, 1986)

7 2.2 Analisa Kekuatan Material 2.2.1 Tegangan Normal (Normal Stress) Gaya internal yang bekerja pada sebuah potongan dengan luasan yang sangat kecil akan bervariasi baik besarnya maupun arahnya. Pada umumnya gaya-gaya tersebut berubah-ubah dari suatu titik ke titik yang lain, umumnya berarah miring pada bidang perpotongan. Dalam praktek keteknikan intensitas gaya diuraikan menjadi tegak lurus dan sejajar dengan irisan, seperti terlihat pada Gambar 2.11. Gambar 2.11 Komponen-Komponen Tegangan Normal Dan Geser Dari Tegangan (F.P. Beer, et al 981) Tegangan normal adalah intensitas gaya yang bekerja normal (tegak lurus) terhadap irisan yang mengalami tegangan, dan dilambangkan dengan σ(sigma). Sedangkan sebuah batang prismatik adalah sebuah batang lurus yang memiliki penampang yang sama pada keseluruhan pajangnya. Untuk menyelidiki tegangantegangan internal yang ditimbulkan gaya-gaya aksial dalam batang, dibuat suatu pemotongan garis potong pada irisan mn (Gambar 2.12). Irisan ini diambil tegak lurus sumbu longitudinal batang. Karena itu irisan dikenal sebagai suatu penampang (cross section). Gambar 2.12 Batang Prismatik Yang Dibebani Gaya Aksial (F.P. Beer,et al 1981)

8 Tegangan normal dapat berbentuk: a. Tegangan Tarik (Tensile Stress) Tegangan tarik adalah tegangan yang diakibatkan beban tarik atau beban yang arahnya tegak lurus meninggalkan luasan permukaan. Apabila sepasang gaya tarik aksial menarik suatu batang, dan akibatnya batang ini cenderung menjadi meregang atau bertambah panjang. Maka gaya tarik aksial tersebut menghasilkan tegangan tarik pada batang di suatu bidang yang terletak tegak lurus atau normal tehadap sumbunya seperti terlihat pada Gambar 2.13. Gambar 2.13 Gaya Tarik Aksial(Meriam & Kraige, 1986) b. Tegangan Tekan (Compressive Stress) Tegangan tekan adalah tega ngan yang diakibatkan beban tekan atau beban yang arahnya tegak lurus menuju luasan permukaan suatu benda yang statis. Apabila sepasang gaya tekan aksial mendorong suatu batang, akibatnya batang ini cenderung untuk memperpendek atau menekan batang tersebut. Maka gaya tarik aksial tersebut menghasilkan tegangan tekan pada batang di suatu bidang yang terletak tegak lurus atau normal terhadap sumbunya seperti pada Gambar 2.14. Gambar 2.14 Gaya Tekan Aksial ( Meriam & Kraige, (1986) Intensitas gaya (yakni, gaya per satuan luas) disebut tegangan (stress) dan lazimnya ditunjukkan dengan huruf Yunani σ (sigma). Dengan menganggap bahwa tegangan terdistribusi secara merata pada seluruh penampang batang, maka resultannya sama dengan intensitas σkali luas penampang A dari batang. Selanjutnya, dari kesetimbangan benda yang diperlihatkan pada

9 Gambar 2.14 besar resultan gayanya sama dengan beban P yang dikenakan, tetapi arahnya berlawanan. Sehingga diperoleh rumus....(2.4) Keterangan: = Tegangan (N/m 2 ) P = Gaya aksial (N) A = luas (m 2 ) c. Tegangan Geser (Shearing Stress) Tegangan geser adalah intesitas gaya yang bekerja sejajar dengan bidang dari luas permukaan. Tegangan geser dapat dilihat pada Gambar 2.15. Gambar 2.15 Batang Mengalami Tegangan Geser (Meriam& Kraige, 1986)...(2.5) Keterangan: = Tegangan (N/m 2 ) F = Gaya aksial (N) A = luas (m 2 ) 2.3 Momen Momen adalah suatu vector M yangtegak lurus terhadap bidang benda. Arah M tergantung pada arah berputarnya benda akibat gaya F. Momen M mengikuti semua kaidah penjumlahan vector dan dapat ditinjau sebagai vector geser dengan garis kerja yang berimpit dengan sumbu momen. Momen dapat dilihat pada Gambar 2.16. Satuan dasar dari momen dalam satuan SI adalah newton-meter (Nm). M = r x F......(2.6) Keterangan: M = Momen (N.m) r = Jari-jari atau jarak antara pusat momen yang tergak lurus terhadap gaya tekan. (meter) F = Gaya tekan (newton)

10 Gambar 2.16 Momen (Meriam& Kraige, 1986) 2.4Pengelasan Pengelasan adalah suatu sambungan permanen yang berasal dari peleburan dua bagian yang digabungkan bersama, dengan atau tanpa penggunaan penekanan dan pengisian material. Panas yang dibutuhkan untuk meleburkan material berasal dari nyala api pada las asitelin atau las busur listrik pada las listrik. Jenis-jenis sambungan las yang digunakan pada pembuatan alat ini ditunjukkan pada Gambar 2.17 Keterangan: a. Sambungan las sudut dalam b. Sambungan las sudut luar c. Sambungan las tumpang d. Sambungan las T Gambar 2.17 Jenis sambungan las Sebelum dilakukan pengelasan busur listrik, pada benda kerja biasanya dibuat kampuh atau alur las. Bentuk kampuh atau alur las ditunjukkan pada Gambar 2.18

11 Keterangan: a. Sambungan langsung/tanpa kampuh b. Sambungan V tunggal c. Sambungan U tunggal d. Sambungan V ganda e. Sambungan U ganda Gambar 2.18 Bentuk alur/kampuh las Dalam perencanaan sambungan las pada mesin pembuat es krim, faktor utama yang perlu dihitung adalah kekuatan las. Mesin pembuat es krim ini mengunakan sambungan tipe las butt jooint (single V-bult joint). Untuk menghitung kekuatan las dari bentuk pengelasan yang dipakai ditunjukkan pada. Gambar 2.19 Bentuk pengelasan - Menghitung gaya tarik maksimum single V pada butt joint Perhitungan gaya tarik maksimum menggunakan rumus sebagai berikut:...(2.7) Keterangan: t = tebal plat (mm) l = panjang plat (mm)

12 = tegangan = 70 Mpa (Purna Irawan, 2009) Tipe bentuk pengelasan ditungjukkan pada Gambar 2.20 Gambar 2.20 Tipe bentuk pengelasan - Menghitung momen inersia (J) Perhitungan momen inersia menggunakan rumus sebagai berikut: t 6 12 Keteragan: I = momen inersia (mm4) t = tebal plat (mm) - Menghitung momen bending Perhitungan momen bending menggunakan rumus sebagai berikut: M = P x e...(2.8) - Menghitung gaya geser ( τ) Perhitungan gaya geser (τ) menggunakan rumus sebagai berikut: =...(2.9) - Bendingstress Perhitungan bending stress menggunakan rumus sebagai berikut: =...(2.10) - Resultan untuk tegangan geser maksimal Perhitungan resultan tegangan geser maksimal menggunakan rumus sebagai berikut: 4 =...(2.11)

13 Keterangan: P = gaya yang membebani (N) A = throat area (mm) e = jarak gaya dengan pusat (mm) = tegangan bending (N/mm2) e = jarak gaya dengan pusat titik berat G (mm) b = tebal plat (m) l = lebar plat (mm) M = momen (N.mm) = tegangan geser (N/mm2) 2.5 SolidWorks SolidWorks merupakan salah satu opsi diantara design software lainnya sebut saja catia, inventor, Autocad, dll. Bagi yang berkecimpung dalam dunia teknik khususnya teknik mesin dan teknik industri, file ini wajib dipelajari karena sangat sesuai dan prosesnya lebih cepat daripada harus menggunakan autocad. File software solidworks bisa di eksport ke software analisis semisal Ansys, FLOVENT, dll. Gambar 2. 21Templates Solidworks Gambar 2.21 menunjukan templatesutama dari solidworks yaitu Part, Assembly dan Drawing. Definisi dari ke tiga templates adalah sebagai berikut: 1. Part Part adalah sebuah Object 3D yang terbentuk dari Feature. Part bisa menjadi sebuah komponen pada suatu Assembly, dan juga bisa digambarkan dalam bentukan 2D pada sebuah Drawing.

14 Extension file untuk part SolidWorks adalah.sldprt. 2. Assembly Assembly adalah sebuah document dimana Parts, Feature dan Assembly lain (Sub Assembly) dipasangkan/disatukan bersama. Extension File untuk SolidWorks Assembly adalah.sldasm. 3. Drawing Drawing adalah Tempates yang digunakan untuk membuat gambar kerja 2D/2D engineering Drawing dari Part mapun Assembly. Extension File Untuk SolidWorks Drawing adalah.slddr.