BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara universal tanpa dibatasi oleh wilayah. Kesulitan perusahaan dalam menghadapi persaingan memicu peran

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam mengkomunikasikan perubahan tersebut. Tidak hanya top management

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemasaran sesuai perannya merek (brand) mengidentifikasi sumber atau

BAB I PENDAHULUAN. digunakan hampir dalam setiap aspek kehidupan manusia. Komunikasi. mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang dilakukan di dunia asuransi (Rahim:2013).

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Kalimantan Timur khususnya Kota Balikpapan yang dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis retail di Indonesia kini berkembang dengan pesat dan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Home Made Bakery sebagai toko roti yang sudah lama terlihat mulai tertinggal dan tidak terdengar menyadari adanya inovasi dan perubahan besar-besaran

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat begitu sengitnya persaingan pasar riil, tentunya setiap perusahaan di dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. berlomba untuk survive di dunia bisnis yang sedang digelutinya. Ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. lokal maupun internasional. Timbulnya banyak bisnis dan usaha baru dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pertemuan Pertemuan 7 3

BAB I PENDAHULUAN. Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif Indonesia (Kememparekraf), Mari Elka Pangestu dalam

BAB V Penutup KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah perusahaan. Saat ini, hampir semua perusahaan telah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage) agar mampu memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan berbagai macam produknya kepada masyarakat. Berkembangnya industri

BRANDING BRAND LOKAL DALAM MEA. Untuk Memenuhi Tugas Materi Khusus Ekonomi OSMARU. Program Studi atau jurusan : S1 Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan investasi. Dalam perencanaan nation branding terkait

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Di era pasar bebas saat ini, dimana persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk. merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam

Produksi Media Public Cetak. Modul ke: 02FIKOM. Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Humas ) Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom. Fakultas. Program Studi HUMAS

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini

B A B I PENDAHULUAN. Kota Solo memiliki banyak keunikan salah satunya dikenal sebagai

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang, baik itu perusahaan jasa maupun manufaktur, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Televisi Langganan Berbayar 7 Tahun Kebelakang BRAND JUMLAH SALURAN TAHUN BERDIRI. AORA 62 8 Agustus 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dianggap penting karena dinilai mampu meningkatkan kompetensi

Bahkan pada tahun 2012 ini BPS Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan data bahwa tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan April 2012 menc

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada kondisi perkeonomian global sekarang ini, yang ditunjukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat ibukota. Pusat perbelanjaan sering disebut juga dengan sebutan Mal.

BAB II KERANGKA TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai unsur yang membantu menunjang melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem yang

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi, dan tidak ada sikap koheren yang memandang aset tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan arus informasi yang sangat cepat membuat konsumen

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa penyediaan barang-barang TI. strategi-strategi bisnisnya dalam rangka memenangkan persaingan.

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber pendanaan, juga untuk mengambil manfaat dari

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. ketat saat ini, khususnya untuk produk sepeda motor. Semakin banyaknnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat. Hal ini biasanya telah dikemas dalam bentuk brand dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini menciptakan keterhubungan antar negara di seluruh belahan dunia yang memberikan pengaruh pada perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik, teknologi dan informasi pada suatu negara. Dampak globalisasi dapat dirasakan dan terlihat signifikan khususnya dalam bidang ekonomi, yakni semakin meningkatnya persaingan dalam bidang bisnis. Hal inilah yang mendorong perusahaan untuk dapat beradaptasi dan mempertahankan kelangsungan bisnis agar dapat bertahan dan mampu bersaing secara universal. Meningkatnya arus persaingan dalam bidang bisnis, tidak hanya terjadi pada perusahaan dalam konteks lokal, melainkan juga dalam konteks global. Perubahan kondisi bisnis seperti ini mengharuskan perusahaan untuk lebih memerhatikan perkembangan bisnis yang terjadi dan tidak lagi mengabaikan faktor-faktor pendukung lainnya yang dapat membantu menjaga kelangsungan bisnis perusahaan. Dengan demikian, perusahaan akan lebih terbuka dan kreatif dalam menciptakan strategi

bisnis yang akan dijalankan, sehingga perusahaan tetap dapat bertahan dan tidak tertinggal dalam arus persaingan yang semakin menguat. Pada umumnya, sebuah perusahaan dikatakan dapat bersaing dalam dunia bisnis apabila mereka berhasil mempertahankan posisi dan prestasi yang telah dicapai. Perolehan profit yang semakin meningkat dan pencapaian target perusahaan yang telah ditentukan, juga merupakan salah satu indikator yang menunjukkan kesuksesan sebuah perusahaan. Akan tetapi terdapat indikator lain yang dapat menilai kesuksesan sebuah perusahaan dalam persaingan bisnis. Brand atau merek yang dimiliki sebuah perusahaan memiliki kekuatan tersendiri bagi perusahaan dalam besarnya arus persaingan. American Marketing Association (AMA) mendefinisikan brand sebagai sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari beberapa hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi sebuah produk atau jasa, dan membedakan mereka dari kompetitor (Keller, 2008:2). Saat ini, brand tidak lagi berfungsi hanya sebagai pembeda atas suatu produk atau jasa, melainkan brand juga berperan sebagai identitas yang menunjukkan ciri khas dan kepribadian suatu perusahaan. Sebuah brand yang berasal dari perusahaan yang sukses dalam bidang bisnis, akan memberikan nilai tambah bagi konsumen dalam memilih dan menggunakan brand tersebut.

Globalisasi yang terjadi tidak hanya memberikan dampak pada perkembangan dan persaingan bisnis yang semakin meningkat. Perubahan budaya dalam kehidupan masyarakat juga merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan dari globalisasi, termasuk dalam perubahan perilaku masyarakat dalam pemilihan suatu brand. Selain itu, perubahan dan perkembangan dalam bidang teknologi dan informasi memberikan dampak positif, yakni mempermudah masyarakat dalam memperoleh dan mengakses informasi di berbagai wilayah negara. Perubahan dalam berbagai kondisi inilah yang menyebabkan terjadi perubahan perilaku masyarakat dalam menentukan pilihan. Kuatnya tingkat persaingan dan perubahan perilaku konsumen membuat brand menjadi sangat berperan penting dalam mewakili perusahaan. Penciptaan sebuah brand tidaklah mudah untuk dilakukan oleh setiap perusahaan karena harus didasari pada seberapa besar brand tersebut memiliki daya jual dalam pasar bisnis dan ekonomi. Oleh sebab itu, diperlukan beberapa tahapan perencanaan dan strategi komunikasi yang tepat dalam memperkenalkan dan memasarkan sebuah brand baru. Positioning merupakan salah satu strategi komunikasi yang berkaitan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu merek, produk, atau perusahaan di dalam benaknya dan di alam khayalnya, sehingga khalayak dapat memberikan suatu penilaian tertentu (Morissan, 2010:72). Penetapan suatu brand atau produk baru harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan langkah yang tepat. Perusahaan harus

menentukan segmentasi pasar yang akan dituju, karena akan memberikan pengaruh dalam proses komunikasi suatu brand. Positioning dan penerapan strategi komunikasi yang tepat akan membuat peluncuran sebuah brand baru menjadi berkesan, sehingga melekat dan mendapatkan tempat dalam benak dan hati masyarakat. Dalam memposisikan sebuah brand, perusahaan harus melakukan analisis terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana masyarakat memperoleh dan memproses informasi yang dapat membentuk terciptanya persepsi dalam benak masyarakat (Morissan, 2010:72). Persepsi masyarakat terhadap suatu brand memberikan dampak pada pengambilan keputusan dan minat konsumsi pada produk atau jasa dari brand tersebut. Pasalnya, persepsi masyarakat terhadap suatu produk atau brand memegang peranan yang sangat penting bagi keberhasilan suatu brand. Persepsi positif atas suatu perusahaan akan membuat brand dari perusahaan tersebut menjadi kredibel dan berkualitas di mata masyarakat. Akan tetapi apabila masyarakat memiliki persepsi negatif terhadap suatu perusahaan, maka hal tersebut akan berpengaruh pada sebuah brand yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Persepsi positif masyarakat mengenai suatu brand akan mempengaruhi tingkat penjualan suatu brand. Hal ini dikarenakan, masyarakat menaruh kepercayaan dan melihat brand tersebut sebagai brand yang berkualitas, sehingga dapat menciptakan pola kesetiaan atau

brand loyalty masyarakat dalam penggunaan produk atas jasa atas suatu brand. Hal lain yang perlu diperhatikan perusahaan terkait kesuksesan sebuah brand ialah informasi dan komunikasi yang dilakukan. Penyampaian dan konteks informasi yang disampaikan kepada masyarakat haruslah diperhatikan dengan benar. Sebab, apabila perusahaan melakukan kesalahan dalam menyampaikan informasi, maka informasi tersebut akan ditempatkan pada posisi yang salah, dan memberikan dampak buruk pada brand atau merek yang berkaitan. Hal ini akan menyulitkan brand tersebut untuk diterima masyarakat dan mendapatkan tempat di benak masyarakat sebagai salah satu brand yang terpercaya. Perusahaan perlu memerhatikan kesinambungan dan keselarasan antara sebuah brand yang baru diluncurkan dengan kegiatan yang bertujuan pada pemenuhan dan pembuktian janji atas suatu brand kepada masyarakat. Ketika kedua hal tersebut berjalan seiringan, maka reputasi positif perusahaan akan meningkat, dan membentuk image positif di masyarakat. Akan tetapi apabila kedua hal tersebut tidak berjalan seiringan, maka akan memberikan dampak buruk pada penuruan kualitas suatu brand dan reputasi perusahaan baik di masyarakat maupun di kalangan persaingan bisnis. Perusahaan yang telah mengalami penurunan dalam pasar persaingan, akan sulit mendapatkan perhatian dan meraih kepercayaan dari

masyarakat. Pasalnya, terdapat berbagai hal yang melatar belakangi menurunnya suatu brand, yakni seperti terjadinya krisis, perubahan perilaku konsumen, permasalahan finansial, serta permasalahan dalam sistem manajemen. Penurunan yang terjadi pada suatu brand kerap kali dianggap sebagai permasalahan besar yang melanda perusahaan. Apabila suatu brand dilihat tidak lagi dapat memberikan keuntungan dan bertahan dalam persaingan bisnis, maka perusahaan dinilai perlu untuk melakukan suatu tindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan perusahaan. Tindakan yang dilakukan perusahaan dapat berupa mengganti brand lama menjadi suatu brand baru (re-branding), atau melepaskan brand tersebut kepada pihak yang dinilai dapat menyelamatkan dan memajukkan kembali brand tersebut. Saat ini, konsep re-branding merupakan hal yang umum terjadi dan sudah banyak dilakukan oleh beberapa perusahaan baik lokal maupun perusahaan asing. Re-branding juga salah satu alasan untuk memberikan penyegaran dan pembaharuan serta untuk memperkuat eksistensi perusahaan dalam dunia bisnis. Tingkat persaingan yang semakin ketat, membuat perusahaan melakukan re-branding untuk memberikan sesuatu hal baru kepada konsumen serta berbeda dari pihak kompetitor.

Menurut Daniel Surya, selaku Chairman South East Asia DM-ID Holland dalam portal berita okezone.com 1, re-branding bukanlah sekedar melakukan perubahan secara visual pada perusahaan, melainkan dengan re-branding, perusahaan dapat melakukan pembaharuan dalam positioning, strategi, pesan, sistem visual, produk, hingga indentitas dan nama perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa, melalui re-branding perusahaan dapat memberikan pembaharuan secara visual pada suatu brand yang sudah ada. Pembaharuan visualisasi terhadap suatu brand juga diiringi dengan strategi komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan dan tujuan baru yang mendasari dilakukannya re-branding. Proses penyampaian dan komunikasi dalam re-branding yang dilakukan perusahaan, merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Pasalnya, perusahaan juga harus memerhatikan dan memilih siapa yang akan menjadi komunikator dan dapat mewakili perusahaan dalam menyampaikan pesan dan konsep baru dalam re-branding. Dalam suatu organisasi atau perusahaan, Public Relations (PR) memiliki peranan penting sebagai komunikator atau penghubung antara perusahaan dengan publiknya (Ruslan, 2008:10). Dalam membantu proses re-branding, PR harus dapat memilih strategi komunikasi yang tepat dalam 1 Artikel Re-branding Why? dalam http://economy.okezone.com/read/2011/02/17/23/425590/redirect diakses pada Minggu, 10 Maret 2013, pukul 12:15

memperkenalkan suatu brand baru, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dan diingat oleh masyarakat. Hotel Nikko Jakarta telah beroperasi selama hampir 9 tahun di Indonesia di bawah naungan operator Hotel Nikko International. Sejak awal berdiri, Hotel Nikko diposisikan sebagai hotel berbintang lima yang diperuntukkan bagi para pebisnis dan wisatawan baik lokal maupun asing yang singgah di Jakarta. Di tengah persaingan bisnis yang semakin menguat dan perubahan perilaku konsumen, Hotel Nikko Jakarta mulai menyadari perlunya inovasi baru dalam memenuhi kebutuhan konsumen dalam bidang jasa penginapan. Melihat kebutuhan konsumen yang semakin meningkat, Hotel Nikko Jakarta menyadari perlunya dilakukan re-branding guna memberikan penyegaran dan pembaharuan pada merek mereka menjadi hotel baru yang dapat memberikan pilihan dan hal baru kepada masyarakat. Menurut Franky Montong Setjoadinata selaku President Director PT Wisma Nusantara 2, pengambilalihan operator oleh Accor ini merupakan langkah untuk lebih mengembangkan hotel bintang lima yang lebih fokus pada industri Meeting, Intensive, Convention, dan Exhibition (MICE). Berdasarkan alasan tersebut, Hotel Nikko Jakarta mempercayai Accor Group sebagai salah satu operator hotel terbesar di Asia Tenggara 2 Artikel berita Hotel Nikko Resmi jadi Pullman Jakarta Indonesia pada http://property.okezone.com/read/2012/01/19/471/559840/hotel-nikko-resmi-jadi-pullmanjakarta-indonesia diakses pada Kamis, 14 Maret 2013, pukul 15.00 WIB

untuk mengelola dan memperbaharui Hotel Nikko Jakarta, serta mengembangkan jaringan bisnis upscale brand hotel di Indonesia. Pada awal tahun 2012, dilakukan re-branding pada Hotel Nikko Jakarta dan berganti menjadi Pullman Jakarta Indonesia. Re-branding yang dilakukan juga meliputi berubahan pada corporate identity, corporate image, dan re-positioning hotel. Dalam melakukan proses re-branding digunakan berbagai strategi PR untuk memperbaharui dan menyampaikan pesan dan wajah baru kepada seluruh stakeholders hotel. Strategi PR diimplementasikan dalam bentuk program komunikasi yang dilakukan oleh PR dengan menggunakan beberapa kegiatan PR, seperti diantaranya kegiatan media relations dan employee relations. Beberapa hal di atas melatarbelakangi alasan dilakukannya penelitian mengenai Strategi Public Relations dalam Proses Re-branding Hotel Nikko Jakarta Menjadi Pullman Jakarta Indonesia. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan beberapa alasan yang telah dijabarkan dalam latar belakang, maka rumusan masalah yang mendasari penelitian ini ialah: Bagaimana strategi Public Relations dalam proses re-branding Hotel Nikko Jakarta menjadi Pullman Jakarta Indonesia?.

1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Public Relations yang telah dilakukan oleh Public Relations dalam proses re-branding hotel Pullman Jakarta Indonesia. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terkait dengan strategi komunikasi dalam implementasi proses rebranding yang dilakukan oleh perusahaan, baik dalam kajian akademis maupun praktis. 1.4.1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang akademis, yakni mampu memberikan gambaran mengenai keberadaan suatu teori atau konsep yang dapat peneliti aplikasikan dalam proses re-branding. Penelitian ini juga diharapkan dapat memperluas kajian ilmu Public Relations mengenai strategi komunikasi yang digunakan dalam proses rebranding suatu merek organisasi. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai referensi dalam

pengembangan strategi PR dalam pelaksanaan re-branding untuk penelitian lebih lanjut. 1.4.2. Manfaat Praktis Selain bermanfaat dalam bidang akademis, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan referensi dalam bidang praktis. Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan referensi bagi para pelaku bisnis dimana pentingnya proses re-branding yang dapat memberikan penyegaran dan lebih memajukan brand suatu organisasi atau perusahaan. Selain itu, penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan sumbangan positif dan kritik yang membangun bagi para pihak yang membutuhkan, dan para pelaku bisnis yang akan menggunakan strategi komunikasi PR dalam melakukan re-branding pada perusahaan mereka. Diharapkan pula para pelaku bisnis dan perusahaan dapat menerapkan konsep komunikasi PR dengan benar dan tepat proses re-branding dapat dilakukan dengan lebih efektif.