KEBIJAKAN KOMITE MEDIK DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEMATIKA A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. KEWENANGAN KLINIS D. PENUGASAN KLINIS

BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),

ORDIK PPDS KOMITE MEDIK RSUD SAIFUL ANWAR MALANG 2017

A. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAIFUL ANWAR PROVINSI JAWA TIMUR

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

HARAPAN DIREKTUR TERHADAP PERILAKU DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER DI RSPI DALAM KONTEKS SISTEM KONTRAK KERJA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

I.PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Latar Belakang Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia diawali Perawat (verpleger) di bantu oleh penjaga orang sakit (zieken oppaser) bekerja

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT

Panduan Kredensial dan Rekredensial Staf klinis Puskesmas Kampala -RAHASIA- BAB I PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. RSUD Prof. DR. H. M. Chatib Quzwain Sarolangun Jambi sudah diatur. dalam bentuk Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2013 tentang Peraturan

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 59 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN

PROGRAM KERJA SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KOMITE MEDIK RUMAH SAKIT BUNDA SIDOARJO TAHUN 2015

Peran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pencegahan kecacatan lebih lanjut (Kemenkes RI, 2009).

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI BUPATI SINJAI,

Walikota asikmalaya Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT JIWA MENUR PROVINSI JAWA TIMUR

TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER MOHAMAD SOEWANDHIE KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 15 SERI F NOMOR 311 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 14 TAHUN 2014

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEDONO PROVINSI JAWA TIMUR

I. Ketua Komite Keperawatan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 61 TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit terutama dari sumber daya manusianya, pembiayaan dan informasi menuju

PANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN

PEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 078 TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

HOSPITAL BYLAWS PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT M.C.Inge Hartini 2009

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE NAKES RS. JANTUNG BINAWALUYA 2016

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAGAS WARAS KABUPATEN KLATEN

KREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS TENAGA KEFARMASIAN. Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD HADJI BOEJASIN PELAIHARI NOMOR : 445/724/SK/RSUD-HB 2012 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BY LAWS) RSUD

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BY LAWS) RUMAH SAKIT KUSTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi

7. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselengarakan oleh perawat dalam bentuk asuhan keperawatan.

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 33 TAHUN 2010 TENT ANG

BUPATI BENGKULU SELATAN PROVINSI BENGKULU

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)

(Medical Staff Bylaws)

PERAN KOMITE MEDIS DALAM PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS PADA STAF MEDIS RS

PERATURAN BUPATI CIAMIS Nomor /.../.../2010 TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS C KABUPATEN CIAMIS BUPATI CIAMIS

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN. RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2014

WALIKOTA PROBOLINGGO

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM PERAN KOMITE MEDIK DALAM UPAYA PENCAPAIAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

BAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL STAF MEDIS

GUBERNUR JAWA TIMUR. PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN

DAFTAR WAWANCARA RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

B A B 2 TINJAUAN PUSTAKA. Audit medis menurut National Institute for Clinical Excellence adalah suatu

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 012 TAHUN 2014 TENTANG

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

FK (AIPKI) SMF-DEPT-INST PASIEN TERAKREDITASI TEACHING HOSPITAL (ARSPI) KOLEGIUM 1. PEMILIK 2. DIREKSI 3. PROFESIONAL 4.KARYAWAN BAN-PT AKR-KOL KARS

BUPATI MADIUN PROPINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CARUBAN KABUPATEN MADIUN

PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

KEWENANGAN KLINIS: STANDAR KOMPETENSI DAN PERKONSIL NO 9 TAHUN 2012

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

Transkripsi:

KEBIJAKAN KOMITE MEDIK DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

KOMITE MEDIK Komite Medik adalah perangkat Rumah Sakit untuk menerapkan Tata Kelola Klinis (Clinical Governence) agar staf medik di Rumah Sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme Kredensial, Penjagaan Mutu Profesi Medik dan Pemeliharaan Etika dan Disiplin Profesi Medik

Struktur Organisasi Komite Medik merupakan organisasi non struktural di Rumah Sakit yang dibentuk dengan keputusan Direktur Komite Medik bukan merupakan wadah perwakilan staf medik. Komite Medik berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur meliputi halhal yang berkaitan dengan : 1. Mutu pelayanan medik; 2. Pembinaan etika kedokteran; dan 3. Pengembangan profesi medik

Fungsi Komite Medik Melaksanakan Kredensial dan Re-Kredensial staf medik dan memberikan saran kepada Direktur RS / Kabid Yanmed Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medik Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai stnadar yang harus dilaksanakan oleh semua kelompok staf medis di rumah sakit Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran

Tugas Komite Medik Membantu Direktur menyusun medical staff by laws dan memantau pelaksanaannya Melakukan Kredensial dan Re-Kredensial staf medis Membantu Direktur menyusun SPM. PPK dan memantau pelaksanaannya Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis

Tugas Komite Medik Membantu Direktur menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait dengan mediko-etikolegal Melakukan koordinasi dengan Ka Bid Pelayanan Medikdalam melaksanakan pemantauan dan pembinaan pelaksanaan tugas kelompok staf medis Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang medis Memberikan laporan kegiatan kepada Direktur RS

Kewenangan Komite Medik Memberikan kewenangan klinis Menunjukkan rincian kewenangan klinis Menolak kewenangan klinis tertentu Melakukan perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis Menindak lanjuti audit medik yang berlaku Melakukan pendampingan (proctoring) bagi staf medik Memberikan rekomendasi untuk tindakan disiplin Memberikan rekomendasi untuk surat tugas penugasan klinis

Staf Medis Sesuai dengan Pasal 47, yang dimaksud dengan Staf Medis terdiri dari : 1. Staf Medis PNS; 2. Staf Medis Non PNS; 3. Staf Medis Tamu; dan 4. Peserta PPDS / PPDGS

Staf Medis PNS Pasal 48 : Staf Medis PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, yaitu Dokter PNS yang bekerja Purna Waktu sebagai pegawai Rumah Sakit dan/atau Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yang berkedudukan sebagai sub ordinat yang bekerja untuk dan atas nama Rumah Sakit serta bertanggung jawab kepada Direktur

Pasal 49 : Staf Medis Non PNS Staf Medis non PNS yaitu dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang telah terkait perjanjian dengan Rumah Sakit dan/atau Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, ditetapkan berdasarkan Keputusan penempatan di rumah sakit oleh Direktur dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Pasal 50 : Staf Medik Tamu Staf Medis Tamu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, yaitu dokter dari luar Rumah Sakit yang karena reputasi dan/atau keahliannya diundang secara khusus untuk membantu menangani kasus-kasus yang tidak dapat ditangani sendiri oleh staf medik yang ada di Rumah Sakit atau untuk mendemonstrasikan suatu keahlian tertentu atau teknologi baru

Pasal 51 : Peserta PPDS / PPDGS Peserta PPDS / PPDGS sebagaiman dimaksud dalam Pasal 47, yaitu Dokter / Dokter Gigi yang secara sah diterima sebagai Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis, serta membantu memberikan pelayanan kesehatan dalam rangka pendidikan, mempunyai kualifikasi sesuai dengan kompetensi di bidangnya serta mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Masalah - Masalah Staf Medik Non SMF Kewenangan Klinis antar SMF Kewenangan Klinis Baru Kasus-kasus Medik : 1. Cuci otak 2. Herbal / Poli Obat Tradisional Indonesia Profesionalisme Disiplin

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Susunan Organisasi Komite Medik RSUD dr. Saiful Anwar Ketua : dr. Putu Moda Arsana, Sp. PD-KEMD Sekretaris : dr. Hariwati, Sp. M (K) Anggota terbagi dalam Sub Komite : Sub Komite Kredensial Staf Medik Sub Komite Mutu Profesi Medik Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Medik

Pengurus Harian Komite Medik RSSA Ketua : dr. Putu Moda Arsana, Sp. PD KEMD Sekretaris : dr. Hariwati, Sp. M (K) Anggota : 1. dr. DJP. Wisnu Broto, Sp.B(K) Onk 2. Dr. dr. Edi Handoko, Sp. THT-KL (K) 3. dr. Wening Parstowo, Sp.F 4. dr. Besut Daryanto, Sp.B, Sp. U 5. Dr. dr. Farhad Bal afif, Sp. BS 6. dr. Istan Irmansyah Irsan, Sp. OT 7. dr. Budi D. Machsoos, Sp. PD-KHOM, FINASIM

KOMITE MEDIK SUB KOMITE KREDENSIAL STAF MEDIK SUB KOMITE MUTU PROFESI MEDIK SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI MEDIK

KETUA KOMITE MEDIK dr. Putu Moda Arsana, SP.PD-KEMD SEKRETARIS KOMITE MEDIK dr. Hariwati, SP. M (K) SUB KOMITE KREDENSIAL Ketua : dr. Rus Suheryanto, Sp.THT-KL (K) Sekretaris : dr. Besut Daryanto, Sp. U Anggota : 1. dr. Taufiq Hidayat, Sp. KK 2. dr. Budi D. Machsoos, Sp.PD- KHOM, FINASIM SUB KOMITE MUTU PROFESI MEDIK Ketua : dr. Djoko Heri Hermanto, Sp. PD Sekretaris : dr. I Wayan Agung I, Sp. OG (K) Anggota : 1. Dr.dr. Farhad Bal afif, Sp. BS 2. drg. Robinson Pasaribu, Sp. BM 3. Dr.dr. Edi Handoko, Sp. THT-KL (K) SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI MEDIK Ketua : dr. JDP. Wisnubroto, Sp. B (K) Onk Sekretaris : dr. Tantari SHW, SP. KK Anggota : 1. dr. Teguh Rahayu S, Sp. P (K) 2. dr. Wening Prastowo, Sp. F 3. dr. Istan Irmansyah Irsan, SP. OT

RINCIAN TUGAS DAN WEWENANG SUB KOMITE RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Sub Komite Kredensial Staf Medik

Rincian Tugas dan Wewenang Sub Komite Kredensial Staf Medik Sub Komite Kredensial Staf Medis terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota yang ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medik. Tugas Sub Komite Kredensial: Meningkatkan profesionalisme staf medis Fungsi Sub Komite Kredensial : Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian. Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian terhadap : 1. Kompetensi 2. Kesehatan fisik dan mental 3. Perilaku 4. Etika profesi Evaluasi data pendidikan profesional kedokteran / kedokteran gigi berkelanjutan Pelaksanaan wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis Penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis kepada Komite Medik Pelaksanaan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari Komite Medik Pemberian rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis Wewenang Sub Komite Kredensial: Melaksanakan kegiatan kredensial secara adil, jujur dan terbuka secara lintas sektoral dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.

MSBL Ps. 2 ayat 8 MSBL Ps. 2 ayat 11-12 dan Ps. 5 ayat 1 Permohonan Calon Anggota Baru SMF+ melampiri permohonan kewenangan klinis Permohonan Calon Anggota SMF, SM Kontrak aktif, SM Kontrak Purna Tugas, Dokter Konsultan Tamu & SM dengan penambahan kompetensi melampiri permohonan kewenangan klinis DIREKTUR Memenuhi Kualifikasi & Syarat Umum (MSBL Ps. 8) Komite Medik / Sub Komite Kredensial Permenkes No. 755 /MENKES/PER/IV/2011 Bab III D12 MSBL Ps. 10 ayat 5 SMF Terkait : Cek ulang kualifikasi dan syarat umum Wawancara Uji kompetensi Rapat Pleno SMF MSBL Ps. 10 ayat 6 Mitra Bestari

Sub Komite Mutu Profesi Medik

Rincian Tugas dan Wewenang Sub Komite Mutu Profesi Medik Sub Komite Mutu Profesi Medis terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota yang ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medik Tugas Sub Komite Mutu : mempertahankan kompetensi dan profesionalisme staf medis Fungsi Sub Komite Mutu : Pelaksana audit medik Pemberian rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis Pemberian rekomendasi kegiatan eksternaldalam rangka pendidikan bagi staf medis Pemberian rekomendasi pendampingan (Proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan Memantau dan mengendalikan mutu profesi melalui : 1. Memantau kualitas, misalnya morning report kasus sulit, ronda ruangan, kasus kematian (death case), audit medik dan journal reading 2. Menindak lanjuti temuan kualitas, misalnya pelatihan singkat (short course), aktivitas pendidikan berkelanjutan dan pendidikan kewenangan tambahan Wewenang Sub Komite Mutu RS : Melaksanakan kegiatan upaya peningkatan mutu Rumah Sakit secara lintas sektoral dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.

Tujuan Memelihara Mutu Profesi Memberikan perlindungan terhadap pasien agar senantiasa ditangani oleh staf medis yang bermutu, kompeten, etis dan profesional; Memberikan asas keadilan bagi staf medis untuk memperoleh kesempatan memelihara kompetensi (maintaining competence) dan kewenangan klinis (clinical previlege); Menvegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan (medical mishaps); Memastikan kualitas asuhan medis yang diberikan oleh staf medis melalui upaya pemberdayaan, evaluasi kinerja yang berkesinambungan (on-going professional practice evaluation), maupun evaluasi kinerja profesi yang terfokus (focused professional practice evaluation) (Permenkes 755 tahun 2013 tentang Komite Medik)

Upaya Memelihara Mutu Profesi Memantau kualitas, misalnya morning report, kasus sulit, ronde ruangan, kasus kematian (death case), audit medis, journal reading Tindak lanjut terhadap temuan kualitas, misalnya pelatihan singkat (short course), aktivitas pendidikan berkelanjutan, pendidikan kewenangan tambahan (Permenkes 755 tahun 2013 tentang Komite Medik)

Program Kerja Audit Medik Merekomendasikan Berkelanjutan bagi Staf Medik Pendidikan Memfasilitas Proses Pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan (Permenkes 755 tahun 2013 tentang Komite Medik)

Peran Audit Medik (on-going professional practice evaluation) Sebagai sarana untuk melakukan penilaian terhadap kompetensi masing-masing staf medis pemberi pelayanan di rumah sakit; Sebagai dasar untuk pemberian kewenangan klinis sesuai kompetensi yang dimiliki; Sebagai dasar bagi Komite Medik dalam merekomendasikan pencabutan atau penangguhan kewenangan klinis; dan Sebagai dasar bagi Komite Medik dalam merekomendasikan perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis seorang staf medis

Pengalaman & Problematika Mutu Profesi Memilih Topik Menerapkan Perbaikan Menetapkan Standar Membandingkan dengan Standar Mengamati Praktik

Problematika Pelaksanaan Audit Medik Konsep persiapan dan proses pelaksanaan masih belum dipahami oleh unit pelayanan yang akan diaudit Kriteria evaluasi dalam instrumen Audit Medik kadang-kadang tidak ditemukan dalam Rekam Medis Penilaian dalam instrumen Audit Medik kadang-kadang tidak dapt dilaksanakan karena tidak adanyan data tertulis dalam Rekam Medis walaupun kegiatan tersebut telah dilaksanakan

Merekomendasikan Pendidikan Berkelanjutan Bagi Staf Medis Sub Komite Mutu Profesi menentukan pertemuan-pertemuan ilmiah yang harus dilaksanakan oleh masing-masing kelompok staf medis Pertemuan pembahasan kasus kematian, kasus sulit dan kasus langka Morning report, kasus sulit, ronde ruangan, kasus kematian, audit medis dan jurnal reading sudah dilaksanakan secara rutin di masing-masing SMF

Proses Pendampingan (Proctoring) Proses pendampingan staf medis dan PPDS/PPDGS sebenarnya sudah berjalan dengan baik di RSUD Dr. Saiful Anwar karena RSSA sebagai RS Pendidikan, namun proses dokumentasi dan pemberian rekomendasi saat ini belum siatur oleh Komite Medik Pedoman dan evaluasi proses pendampingan oleh Komite Medik sedang dalam penyelesaian

Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Medik

Rincian Tugas dan Wewenang Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Medik Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Medik terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota yang ditetapkan dan bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medik. Tugas Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi Medik : Menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi staf medis. Etika profesi terkait dengan masalah moral yang baik dan moral yang buruk, karena itu etika profesi merupakan dilema norma internal, sedangkan disiplin profesi terkait dengan perilaku pelayanan dan pelanggaran standar profesi. FungsiSub Komite Etik dan Disiplin Profesi Medik : Pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin Pemberian rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di Rumah Sakit Pemberian nasehat / pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medik pasien Wewenang Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi: Melakukan pemantauan dan penanganan masalah etika profesi kedokteran dan disiplin profesi dengan melibatkan lintas sektor dan lintas fungsi sesuai kebutuhan..

Tujuan Sub Komite Etika dan Disiplin Melindungi pasien dari pelayanan staf medis yang tidak memenuhi syarat (unqualified) dan tidak layak (unfit / unproper) untuk melakukan asuhan klinis (clinical care) Memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme staf medis di rumah sakit

Tolok Ukur 1. Pedoman pelayanan kedokteran di rumah sakit 2. Prosedur kerja pelayanan di rumah sakit 3. Daftar kewenangan klinis di rumah sakit 4. Pedoman syarat-syarat kualifikasi untuk melakukan pelayanan medik (white paper) di rumah sakit 5. Kode etik kedokteran Indonesia 6. Pedoman perilaku profesional kedokteran (buku penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik) 7. Pedoman pelanggaran disiplin kedokteran yang berlaku di Indonesia 8. Pedoman pelayanan medik / klinik 9. Standar Prosedur Operasional asuhan medis

Peraturan Pelaksanaan Tata Kelola Klinis Untuk melaksanakan tata kelola klinis (clinical governence) diperlukan aturan-aturan profesi bagi staf medis (medical staff rules and regulations) secara tersendiri di luar medical staff by laws. Aturan profesi tersebut antara lain : 1. Pemberian pelayanan medis dengan standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien 2. Kewajiban melakukan konsultasi dan/atau merujuk pasien kepada dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis lain dengan disiplin ilmu yang sesuai 3. Kewajiban melakukan pemeriksaan patologi anatomi terhadap semua jaringan yang dikeluarkan dari tubuh dengan pengecualiannya. Peraturan tersebut dapat merupakan bagian dari medical staff by laws atau terpisah

Kesimpulan Komite Medik sebagai think tank Pimpinan RS Sudah ada pedoman, pelaksanaan utamakan musyawarah Profesionalisme harus lebih diutamakan Masih fase awal, masa mendatang akan lebih banyak masalah (?) Jaga profesionalisme (= mutu) dan etika staf medik

Terima Kasih