Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge

Penerapan Metode Demonstrasi Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SDN Mire

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas III SDN 08 Paleleh

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Mire Melalui Penggunaan Media Gambar Seri

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pemberian Tugas di SDN Silampayang

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Penerapan Model Learning Cycle Tipe 5E dengan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X c SMA Negeri 2 Dolo

Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran Pkn Melalui Metode Diskusi Di Kelas IV SDN Tolulos Kecamatan Peling Tengah

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Siswa Kelas V SDN Uekambuno 2 melalui Metode Diskusi

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Pakem Siswa Kelas V SDN 21 Ampana

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Kemampuan Menemukan Kalimat Utama Pada Setiap Paragraf Dengan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD GKST Hanggira

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun Di Kelas IV SDN Pipikoro

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar di Kelas IV SDN 9 Bunobogu

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

Penerapan Experiential Learning

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Randomayang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyimak Cerita Rakyat Melalui Metode Tanya Jawab di Kelas V SDN Watutinonggo

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Kegunaan Daun Pada Tumbuhan Melalui Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Bobalo

Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 27 KOTA BENGKULU

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura

Peningkatan Kemampuan Siswa Menggunakan Huruf Kapital Melalui Metode Latihan Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 1 Sidole

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA

Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Melalui Metode Permainan Siswa Kelas IV SDK Uwemea

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Kartu Huruf Kelas I SDN No. 1 Alindau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon

Bahmid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS VI DI SDN 1 KALUKUBULA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action

Peningkatan Kemampuan Siswa Membuat Kalimat Tanya melalui Teknik 5w 1h di Kelas IV SD Inpres Lobu Gio

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 3 ISSN X. Dahniar, I Nyoman Murdiana, dan Sukayasa

Transkripsi:

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana Jumiyanti, Saharudin Barasandji dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini Apakah penggunaan Metode Latihan Terbimbing dapat meningkatkan kemampuan menyusun paragraf di Kelas III SD Negeri 5 Ampana. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa menyusun paragraf di kelas III SD Negeri 5 Ampana melalui metode latihan terbimbing. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Desain penelitian mengacu pada model Kemmis dan Mc. Target yang terdiri atas 4 komponen, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Adapun hasil observasi kegiatan guru siklus I presentase aktifitas guru sebesar 72% atau berada dalam kategori baik sedangkan siklus II meningkat menjadi 84% dan pada kategori sangat baik. Aktivitas siswa siklus I persentase rata-rata yang diperoleh mencapai 72,85 % dan pada siklus II meningkat menjadi 91,42 % dan berada pada kategori sangat baik. Hasil analisis tes tindakan siklus I menjelaskan Presentase Daya Serap Klasikal mencapai 59,23% dengan kriteria penilaian cukup, Persentase ini meningkat pada siklus II menjadi 76,78 % dengan kriteria baik, sedangkan untuk Persentase Ketuntasan Klasikal pada Siklus I mencapai 35,71 % dengan kriteria baik meningkat pada siklus II menjadi 85,71 % atau dengan kriteria ketuntasan yang sangat baik. Berdasarkan perolehan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan Metode Latihan Terbimbing dapat meningkatkan kemampuan menyusun paragraf di Kelas III SD Negeri 5 Ampana. Kata Kunci: Menyusun Paragraf dan Metode Latihan Terbimbing I. PENDAHULUAN Komponen utama dalam proses pembelajaran adalah guru dan siswa. Bila ditinjau dari komponen guru, agar proses pembelajaran berhasil, guru harus dapat membimbing siswa sedemikian rupa sehingga para siswa dapat mengembangkan pengetahuan mereka sesuai mata pelajaran yang dipelajarinya. Untuk mencapai hal tersebut, guru dituntut mengetahui secara tepat dimana posisi pengetahuan siswa pada awal mengikuti proses pembelajaran. Ditinjau dari komponen siswa, keberhasilan belajar sangat ditentukan oleh konsep-konsep yang relevan, yaitu konsep-konsep yang harus diketahui siswa sebelum mempelajari materi tertentu. Misalnya, sebelum belajar menulis ataupun menyusun 11

paragraf, siswa harus mampu menulis kalimat dan membaca. Konsep-konsep baru akan sulit dipahami bila konsep-konsep yang relevan belum bisa dimiliki siswa. Kegagalan siswa di kelas sering disebabkan karena ketidakdisiplinan mengenai konsep yang relevan tersebut. Melalui hasil pengamatan secara langsung diperoleh informasi tentang nilai semester ganjil yang dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Nilai Ulangan Harian Semester Ganjil No. Aspek Perolehan 1. Daya serap individual tertinggi 80 2. Daya serap individual terendah 40 3. Banyak siswa yang tuntas 8 4. Banyak siswa yang tidak tuntas 7 5. Persentase tuntas klasikal 53,33 % Hasil yang di Peroleh Hal ini menunjukkan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar tergolong rendah, jika disesuaikan dengan KBK yaitu 80%. Depdiknas (2004:30) menjelaskan bahwa: Adapun faktor-faktor yang menyebabkannya adalah: (1) Motivasi belajar dan keaktifan siswa kurang karena pembelajaran yang cenderung lebih didominasi oleh guru sementara siswa tidak dilibatkan langsung dalam pembelajaran, (2) siswa kurang memahami tujuan dari konsep pembelajaran karena kurangnya stimulus dari guru dalam mengarahkan siswa ke dalam masalah yang sedang dipelajari, (3) metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat hanya menggunakan metode ceramah sementara kegiatan pembelajaran lebih menuntut untuk keaktifan siswa secara langsung, (4) pengeksplorasian media dan alat bantu belajar kurang karena guru hanya menggambar di papan tulis, (5) siswa kesulitan dalam menyimpulkan hasil materi pembelajaran, 12

(6) pembelajaran monoton dan kurang bermakna bagi siswa karena kurang optimalnya guru dalam mengupayakan situasi belajar yang lebih kondusif dan menyenangkan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa perlu dilakukan pembelajaran dengan metode yang lain, salah satunya adalah metode latihan terbimbing karena metode tersebut merupakan aplikasi pengajaran modern (azas aktivitas) yang dapat memupuk rasa percaya diri, membina kebiasaan untuk mencari, mengolah, menginformasikan, mengkomunikasikan, menumbuhkan minat belajar, mengembangkan kreativitas, serta dapat mengembangkan pola pikir dan keterampilan siswa. Sampai saat ini masih banyak argument dari para siswa bahwa pelajaran Bahasa Indonesia itu tidak menarik dan membosankan. Hal ini adalah persepsi yang negatife terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia. Persepsi ini ada pada setiap jenjang pendidikan. Banyak hal yang dapat dikaji untuk mengungkap hal tersebut, mungkin bersumber dari strategi dan metode pembelajaran yang kurang tepat. Persepsi negatif tentang mata pelajaran Bahasa Indonesia tersebut dapat menimbulkan minat dan motivasi siswa dalam mempelajari materi yang tersaji pada mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi berkurang. Siswa menjadi tidak tertarik dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dianggap sepele, membosankan, dan tidak menarik. Rendahnya minat dan motivasi siswa dalam mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa dalam menulis paragraf. Kemampuan penguasaan materi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang masih rendah juga terjadi di SD Negeri 5 Ampana, terutama dalam materi menulis dan menyusun paragraf. Hal ini dapat dilihat dari ketidak mampuan dan keaktifan siswa di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini disebabkan karena adanya persepsi negatif tentang mata pelajaran Bahasa Indonesia yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam menyusun sebuah paragraf yang baik. Dalam menulis ataupun menyusun sebuah karangan atau cerita tentunya selalu dijumpai susunan dari banyak kata yang membentuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus dihubungkan lagi sehingga terbentuk sebuah paragraf. Menyusun paragraf berarti 13

menyampaikan suatu gagasan atau pendapat tertentu yang harus disertai alasan ataupun bukti tertentu. Menurut Akhadiah dkk (1991:144) paragraf merupakan inti penuangan pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Definisi lain menurut Keraf (1997:67), menyebut paragraf dengan istilah alinea. Alinea adalah kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam satu rangkaianuntuk membentuk sebuah ide. Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa paragraph adalah sebuah karangan pendek yang terdiri dari kalimat penjelas sampai dengan kalimat penutup. Ia merupakan suatu kalimat yang saling bertalian dan membentuk sebuah ide. Meta (2012: 4) menjelaskan bahwa : Sebuah paragraf harus mengandung beberapa elemen struktur; 1. Sebuah Topik, Ide atau Kalimat Utama. Kalimat yang berisi ide-ide atau topik yang bisa memancing atau memotivasi pembaca untuk terus membaca. 2. Poin Utama. Poin yang menyajikan bukti, dukungan atau penjelasan pada topik atau kalimat utama 3. Poin Kedua. Biasanya menyajikan alasan-alasan atau rincian-rincian mengapa kita menyajikan kalimat topik utama. 4. Poin Ketiga. Poin ini membantu membuktikan kalimat topik atau mendukung poin kedua. 5. Kesimpulan/Penutup. Ringkasan poin utama atau ide-ide dan biasanya melengkapi topi tulisan. Menyusun suatu paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah ide pokok yang akan dikemukakan harus jelas, semua kalimat yang mendukung paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide, terdapat kekompakan hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain yang 14

membentuk alinea, dan kalimat harus tersusun secara efektif (kalimat disusun dengan menggunakan kalimat efektif sesuai ide bisa disampaikan dengan tepat). Oleh karena itu, untuk lebih memahami bagaimana menyusun sebuah paragraf yang benar dan mengetahui berbagai macam jenis paragraf, maka makalah ini disusun agar bisa menambah pengetahuan para pembaca tentang penggunaan paragraf yang baik. Untuk mengatasi hal tersebut, guru mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran hendaknya guru mampu memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Agar siswa belajar aktif, hendaknya pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan dengan menarik minat siswa, penggunaan metode yang tepat dan efektif dalam menyampaikan pembelajaran walaupun sederhana. Keunggulan dari metode latihan terbimbing itu sendiri antara lain dapat melatih siswa untuk lebih giat belajar, mempermudah siswa dalam memahami materi yang diberikan. Beradasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Siswa Menyusun Paragraf melalui Metode Latihan Terbimbing di Kelas III SD Negeri 5 Ampana. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan lebih dari satu siklus, penelitian tindakan kelas ini adalah diadaptasi dari Kemmis dan Taggart dalam buku yang ditulis oleh Winatapura (2007:25) yang menggambarkan bahwa penelitian tindakan dilaksanakan dalam beberapa siklus dan setiap siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu : perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Dalam penelitian ini peneliti menganalisis tingkat pemahaman siswa pada pelajaran Bahasa indonesia yaitu materi menyusun paragraf melalui metode latihan terbimbing. Subjek dalam penelitian ini adalah Kelas III SDN 5 Ampana yang berjumlah 28 orang siswa. Indikator Kinerja Kualitatif pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa dan guru. Pembelajaran dikatakan berhasil jika aktivitas siswa dan guru telah berada dalam kategori baik yaitu 75 %. Indikator Kinerja Kuantitatif yaitu Seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individual bila 15

diperoleh persentase daya serap individual lebih dari atau sama dengan 75% dan tuntas belajar secara klasikal bila diperoleh persentase daya serap klasikal lebih dari atau sama dengan 80 % (Depdiknas 2001: 38). III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dengan menerapkan metode latihan terbimbing dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 5 Ampana didahului dengan memberikan materi Kemudian Kegiatan yang dilakukan pada tahap awal hasil tes awal menemukan bahwa dari 15 orang siswa ada 8 orang siswa yang tuntas belajar sedangkan 7 orang tidak tuntas dengan persentase ketuntasaan belajar klasikal hanya mencapai 53,33 %. Terlihat dari hasil yang diperoleh ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menyusun sebuah paragraf masih sangat rendah jika disesuaikan dengan kriteria ketuntasan yang ditentukan yaitu 75 %. Berdasarkan hasil observasi oleh teman sejawat terlihat aktivitas guru pada dengan menerapkan metode latihan terbimbing dalam menyusun paragraf diperoleh presentase nilai rata-rata (PNR) sebesar 72%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka aktivitas guru dikategorikan baik meskipun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan perlu diperbaiki, sedangkan secara umum aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas III SD Negeri 5 Ampana dapat dikategorikan baik terlihat dengan persentase rata-rata yang diperoleh mencapai 72,82 %. Hasil tes akhir tindakan siklus I memperlihatkan bahwa hasil belajar siswa dalam kategori Kurang. Siswa yang tuntas sebanyak 10 dan yang tidak tuntas sebanyak 18 orang dengan Presentase daya serap Klasikal 59,23% dan Ketuntasan Klasikal 59,23%. Sedangkan hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran, observasi guru didapatkan bahwa rata-rata presentase aktivitas guru pada siklus II sebesar 84% atau berada dalam kategori sangat baik. 1. Observasi Kegiatan Siswa dalam pelaksanaan Pembelajaran Hasil observas belajar Siswa dalam pembelajaran siklus II dalam pembelajaran Bahasa di kelas III SDN 5 Ampana sudah berada dalam kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran dengan presentasi nilai rata-rata sebesar 92,31%. Sedangkan hasil tes akhir tindakan siklus I 16

memperlihatkan bahwa hasil belajar siswa dalam kategori Kurang. Siswa yang tuntas sebanyak 10 dan yang tidak tuntas sebanyak 18 orang dengan Presentase daya serap Klasikal 59,23% dan Ketuntasan Klasikal 59,23%. Hasil tes akhir tindakan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini: hasil tes akhir tindakan siklus II memperlihatkan bahwa hasil belajar siswa dalam kategori sangat baik. Hal itu terlihat pada banyaknya siswa yang tuntas. Siswa yang tuntas sebanyak 22 orang siswa dan tidak tuntas sebanyak 6 orang siswa, dengan persentase ketuntasan Klasikal mencapai 85,71% dan Daya serap Klasikal mencapai 76,78%. Pembahasan Pembahasan dalam penelitian ini mencakup keseluruhan siklus maupun semua aspek yang menjadi fokus dari penelitian yang disesuaikan dengan data dan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya. Metode Latihan Terbimbing merupakan alternatif untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menyusun paragraf secara acak, hal ini terbukti sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan metode latihan terbimbing belum efektif, faktor yang menyebabkan hal tersebut di atas yakni dalam proses belajar mengajar siswa belum terbiasa menerima, mendengarkan materi yang diberikan oleh guru dengan metode latihan terbimbing. Kendala lain yang mempengaruhi pembelajaran adalah kurangnya minat siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia, siswa masih merasa malu dan takut bertanya maupun mengelurkan pendapatnya. Oleh karena itu untuk memperbaikinya diperlukan motivasi, bimbingan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Sehingga dalam proses pembelajaran keterlibatan siswa merupakan penunjang keberhasilan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru pada siklus 1 diperoleh persentase sebesar 74% dan siklus 2 diperoleh persentase sebesar 84%. (meningkat sebesar 12%). Sedangkan hasil observasi aktifitas siswa pada siklus 1 diperoleh persentase sebesar 72,82% dan siklus 2 diperoleh persentase sebesar 92,31%. (meningkat sebesar 19,49%). Analisis tindakan pembelajaran siklus I dengan menggunakan metode latihan terbimbing diperoleh presentase tuntas klasikal 35,71%, dan pada siklus II terjadi 17

peningkatan presentase dibanding siklus I yaitu 85,71%. Kenaikan tersebut menunjukan bahwa tindakan penelitian ini berhasil. Maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang terdapat pada model pembelajaran latihan terbimbing yaitu: 1) Adanya perencanaan yang matang Perencanaan yang matang mengindikasikan pembelajaran berlangsung secara sistematis sehingga pembelajaran akan terarah dan terorganisir sehingga guru dapat mengajar dengan lebih efektif. 2) Tersedianya perangkat pembelajaran yang memadai Perangkat pembelajaran yang memadai mengindikasikan guru mampu mengajar dengan lebih baik dan memungkinkan setiap siswa dapat belajar lebih aktif, kreatif dan terarah. Muhibin Syah (2007:154) menjelaskan bahwa alat-alat belajar merupakan faktor yang berpengaruh dalam menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 3) Terciptanya suasana yang kondusif Kondisi yang kondusif dalam pelaksanaan pembelajaran mengindikasikan bahwa siswa belajar terasa nyaman dan tidak diliputi ketegangan yang dapat menekan proses perkembangan potensi yang dimiliki siswa, pembelajaran menjadi rileks dan menyenangkan sehingga dapat memusatkan perhatian secara penuh pada waktu belajar selain itu siswa mendapatkan peluang yang cukup besar untuk mengasah pengetahuan yang dimilikinya. 4) Pembimbingan siswa dalam belajar secara merata Pembimbingan siswa secara merata dalam belajar menyebabkan siswa siswa yang berkemampuan rendah memperoleh masukan-masukan yang sama dari guru, hal ini yang memotivasi untuk mengembangkan pemahaman mereka tentang materi yang diajarkan. IV. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan hasil observasi aktivitas guru meningkat dari kategori baik (72%) siklus I menjadi kategori sangat baik 18

(84%) pada siklus II, hal ini dapat dikatakan berhasil baik siklus I dan II karena presentase yang didapatkan nilai klasikal dengan predikat Baik dan Sangat Baik. Hasil observasi siswa siklus I masih terlihat kurangnya minat siswa dalam belajar terlihat dengan nilai rata-rata (72,82%) dengan kategori baik dan setelah kekurangankekurangan yang terjadi di siklus I di perbaiki maka terjadi peningkatan pada siklus II perolehan nilai sebesar (92,31%) atau dapat dikatakan sangat baik. Dari hasil evaluasi tindakan siklus I persentase ketuntasan klasikal (35,71%) dan pada siklus II meningkat menjadi (85,71%) berada dalam kategori sangat baik. Adapun saran yang dapat penulis sampaikan melalui tulisan ini (1) Dihimbau kepada guru mata pelajaran hendaknya dalam penyampaian materi pelajaran pada umumnya dan mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dikelas III SD sebaiknya guru tidak hanya menggunakan metode ceramah saja karena untuk ukuran siswa kelas III SD belum begitu dapat memahami materi yang disampaikan khususnya dalam penganalisaan bahasa masih banyak siswa yang merasa sulit menerimanya oleh karena itu dari hasil observasi dan evaluasi siswa masih kurang yang dapat menanggapi atau mengajukan pertanyaan. (2) Hendaknya guru menggunakan metode dan media yang tepat pada pelajaran Bahasa Indonesia karena dengan menggunakan metode yang sesuai akan dapat merangsang keaktifan siswa dalam menanggapi materi pelajaran yang diberikan oleh guru. (3) Dalam menyiapkan pembelajaran hendaknya selalu direncanakan dengan baik sesuai dengan kondisi anak. (4) Pemaduan metode dan media yang sesuai agar lebih sering diterapkan guna meningkatkan proses pembelajaran dan hasil yang ingin dicapai. DAFTAR PUSTAKA Akhadiah. (1991). Saya Senang Berbahasa Indonesia Kelas 2 SD. Jakarta: Penerbit Erlangga. Depdiknas, (2004). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, bahan guru bantu. 19

Depdiknas, (2001). Skor Penilaian Kelas. Bandung, bahan guru bantu. Keraf. (1997). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta, Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Sekolah Dasar. Meta. (2012). ModelPembelajaran.[Online]. Tersedia: http://anwar.blogspot.com. [31 Mei 2014]. Pustaka dan pengembangan bahasa, (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke dua) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustaka, Jakarta. Winataputra. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta, Rineka Cipta. 20