BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik. menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelolah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB II URAIAN TEORITIS. Suharli (2006) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh profitability

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya perkembangan bisnis di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN. Modigliani (1961) berpendapat bahwa pada dasarnya pada kondisi keputusan

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis. Pada aktivitas pasar modal investasi saham merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan harga saham yang terjadi seorang investor bisa memperoleh return.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. selain perbankan. Menurut Hartono (2008:29) pasar modal memungkinkan suatu

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan yang ingin dicapai dalam setiap usahanya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam bentuk aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan dipasar

BAB I PENDAHULUAN. selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan (Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sudah disinkronisasi dengan aturan yang berlaku di negara-negara ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (investor), yaitu capital gain dan dividend. Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. modal di Indonesia karena berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupangkan pasar untuk berbagai. lainya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi (Darmadji, 2001:1).

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dividen tersebut menjadi berkurang. Bagi kreditor, dividen dapat menjadi sinyal

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham, khususnya pemegang saham yang berinvestasi untuk jangka

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar besarnya. Return tersebut

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian global saat ini, sedang tidak menggembirakan bagi

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. para pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba ditahan (retained earning)

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN. Return (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peran yang strategis dalam pembangunan nasional. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERGERAKAN RASIO PROFITABILITAS EMITEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin banyak perusahaan sekuritas yang tumbuh di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan utama didirikannya perusahaan berorientasi laba adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

Bab I. Pendahuluan. perekonomian di Indonesia. Keberadaan pasar modal di suatu negara bisa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. produksi barang atau jasa. Tujuan dari perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

Bab 1 Pendahuluan. Peristiwa yang terjadi pada dunia global membawa perubahan-perubahan baik

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan pasti dibutuhkan dana yang dimana dana tersebut dimiliki oleh para

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh suatu. perusahaan yang didistibusikan kepada para pemegang sahamnya.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk salah satu negara yang berkembang di dunia, hal ini terbukti dengan adanya pembangunan di segala bidang termasuk pembangunan sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelolah perusahaannya di Indonesia. Salah satu pengelolaan yang harus diperhatikan adalah masalah keuangan yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan sumber dana dan penggunaannya, semakin efisien penggunaan dan pengelolaan dana maka semakin baik bagi perusahaan. Agar dana dalam perusahaan dapat dipenuhi secara cukup, maka dituntut adanya pengelolaan dan penentuan secara tepat terhadap sumber dana. Sumber dana dapat dipilih atau ditentukan apakah dari modal sendiri atau dari modal luar. Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal Indonesia memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Salah satu peran pasar modal yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal untuk perusahaan. Perusahaan memperoleh dana dari Initial Publik Offering (IOP) atau penawaran umum untuk pertama kalinya sebelum saham dicatat di bursa maupun seasoned new issues atau penjualan saham pada masyarakat setelah perusahaan going publik menurut Hartono (2008:29) dalam Mariah dan Meythi (2012). 1

Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham dan meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dapat dicapai apabila suatu perusahaan bisa beroperasi dengan mencapai keuntungan yang ditargetkan. Dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut akan mampu memberikan dividen kepada pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya (Sulistiyowati, et al. 2010). Setiap perusahaan memiliki tujuan serta sasaran tertentu yang berlainan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan yang dapat diukur dari harga saham perusahaan yang bersangkutan. Untuk mendukung tujuan tersebut, perusahaan harus melakukan beberapa kebijakan. Salah satu kebijakan penting yang harus dilaksanakan manajemen dalam menyeimbangkan kepentingannya dengan kepentingan pemegang saham adalah kebijakan dividen. Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pendanaan (Van Horne and Wachowicz, 2005:270) Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan mengenai pembagian laba perusahaan. Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan yang sulit bagi pihak manajemen perusahaan. Pembagian dividen di satu sisi akan memenuhi harapan investor untuk mendapatkan return sebagai hasil dari investasinya, sedangkan di satu sisi pembagian dividen diharapkan tidak mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Manajemen perusahaan sebaiknya dapat membuat suatu kebijakan dividen yang optimal berarti kebijakan tersebut harus menghasilkan semacam keseimbangan antara kepentingan pemegang saham melalui dividen dan kepentingan perusahaan dalam hal pertumbuhannya. 2

Dividen yang paling umum dibagikan perusahaan adalah dividen kas. Dalam hubungannya dengan pendapatan dividen, para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil dari tahun ke tahun karena dengan stabilitas dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor daripada dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam aktivitas investasinya ke dalam perusahaan. Dividen kas adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang (Sundjaja dan Barlian, 2002:380). Kebijakan dividen kas sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat di masyarakat (Suharli, 2006). Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada kebijakan dividen masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan. Perusahaan harus bisa membuat sebuah kebijakan yang optimal. Kebijakan yang diambil harus bisa memenuhi keinginan kedua belah pihak dimana perusahaan tetap bisa memenuhi kebutuhan dana, sedangkan pihak investasi memperoleh apa yang diinginkan, sehingga investor tidak mengalihkan investasinya ke perusahaan lain. Pada umumnya, pihak manajemen cenderung menahan kas untuk melunasi kewajiban dan melakukan investasi. Apabila kondisinya seperti ini, jumlah dividen yang akan dibayarkan menjadi relatif kecil. Sementara itu, di pihak pemegang saham tentu saja menginginkan jumlah dividen kas yang tinggi sebagai 3

hasil dari modal yang mereka investasikan. Kondisi seperti inilah yang dipandang agency theory sebagai konflik antara manajer dan investor ketika kedua kelompok saling berbeda (Keown, et al. 2000 : 617). Profitability (profitabilitas) adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayar dividen (Brigham dan Houston, 2006:108). Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba. Laba perusahaan tersebut akan menjadi acuan dalam pembayaran dividennya. Besarnya tingkat laba akan mempengaruhi besarnya tingkat pembayaran dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. ROE digunakan sebagai alat ukur profitabilitas karena ROE merupakan indikator yang tepat untuk mengukur suatu keberhasilan bisnis dengan memperkaya pemegang sahamnya (Deitiana, 2009). Abdelsalam (2008), Aivazian (2003), Al Najjar (2009), Al Kuwari (2009) serta Yudhanto dan Aisjah (2013) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil berbeda yaitu, profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan ditemukan oleh Islam et al. (2012). 4

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan manufaktur karena dengan menggunakan ROE akan terlihat bagaimana kemampuan perusahaan menghasilkan laba dibandingkan dengan jumlah modal yang dimiliki perusahaan sedangkan pengukuran dengan NPM juga akan lebih menunjukkan keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dari jumlah penjualan di setiap periodenya sehingga dengan menggunakan kedua variabel tersebut dapat memberikan pengukuran tingkat profitabilitas perusahaan manufaktur tahun 2013. Investment Opportunity Set (IOS) diperkenalkan pertama kali oleh Myers pada tahun 1977. Nilai perusahaan dipengaruhi oleh dua hal yaitu aset yang saat ini telah ditempatkan dan opsi untuk investasi di masa depan. IOS lebih ditekankan pada opsi investasi di masa depan. IOS merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan pilihanpilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan membuka cabang yang baru serta memperbesar investasi atau membuka investasi baru sehingga tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang juga meningkat dimana perusahaan yang bertumbuh cenderung membayarkan dividen lebih rendah. Untuk mengukur Investment Opportunity Set (IOS) digunakan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA) karena dengan menggunakan MVA/BVA akan memperhitungkan berbagai faktor penting seperti jumlah aktiva, jumlah 5

ekuitas, harga saham dan jumlah saham yang beredar dengan memperhitungkan berbagai faktor tersebut akan lebih memberikan gambaran peluang investasi karena rasio ini menjelaskan gabungan antara aset ditempat dengan kesempatan investasi karena kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan akan sangat terkait dengan jumlah aset yang dimiliki. Pengukuran IOS lainnya adalah dengan menggunakan Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) dengan menggunakan rasio CAP/MVA akan terlihat perbandingan antara tambahan modal tiap tahun yang dilakukan perusahaan dengan jumlah aset yang dimiliki sehingga dengan mengetahui tambahan modal yang dilakukan perusahaan akan menunjukkan tingkat investasi yang dilakukan perusahaan. Semakin besar pertambahan modal yang dilakukan perusahaan menunjukkan semakin tinggi kadar investasi yang dilakukan perusahaan. Pada pra penelitian yang dilakukan, pada beberapa perusahaan manufaktur dari beberapa sub sektor menunjukkan bahwa tingkat pembayaran dividen secara umum cenderung fluktuatif meskipun ada juga yang relatif stabil. Pada Tabel 1.1 berikut dapat dilihat tingkat profitabilitas, dan kesempatan berinvestasi serta pembayaran dividen tunai pada beberapa perusahaan manufaktur tahun 2010-2013. Tabel 1.1 Data Keuangan Beberapa Perusahaan Manufaktur Periode 2010-2013 Emiten Data Keuangan Tahun 2010 2011 2012 2013 Laba Bersih (Rp) 4,146,282,000,000 4,958,102,000,000 4,068,711,000,000 4,383,932,000,000 GGRM Total Equitas (Rp) 21,320,276,000,000 24,550,928,000,000 26,605,713,000,000 29,416,271,000,000 Penjualan Bersih 37,691,997,000,000 41,884,352,000,000 49,028,696,000,000 55,436,954,000,000 Total Aset (Rp) 30,741,679,000,000 39,088,705,000,000 41,509,325,000,000 50,770,251,000,000 6

Harga Saham (Rp) 40,000 62,050 56,000 42,000 Saham Beredar (Lembar) 1,924,088,000 1,924,088,000 1,924,088,000 1,924,088,000 EPS (Rp) 2,155 2,544 2,086 2,250 Tambahan Modal (Rp) 53,700,000,000 53,700,000,000 53,700,000,000 53,700,000,000 Dividen (Rp) 880 1,000 800 800 Laba Bersih (Rp) 1,286,330,026,012 1,539,721,311,065 1,772,034,750,571 2,004,243,694,797 Total Equitas (Rp) 5,771,917,028,836 6,515,935,058,426 7,371,643,614,897 8,499,957,965,575 Penjualan Bersih 10,226,789,206,223 10,911,860,141,523 13,636,405,178,957 16,002,131,057,048 Total Aset (Rp) 7,032,496,663,288 8,274,554,112,840 9,417,957,180,958 11,315,061,275,026 KLBF Harga Saham (Rp) 4,100 3,400 1,060 1,250 Saham Beredar (Lembar) 9,374,000,000 9,375,000,000 46,875,000,000 46,875,000,000 EPS (Rp) 137 158 37 41 Tambahan Modal (Rp) 32,317,540,678 32,317,540,678 32,317,540,678 34,118,673,814 Dividen (Rp) 70 95 19 17 Laba Bersih (Rp) 3,633,219,892,000 3,955,272,512,000 4,926,639,847,000 5,852,022,665,000 Total Equitas (Rp) 12,006,438,613,000 14,615,096,979,000 18,164,854,648,000 21,803,975,875,000 Penjualan Bersih 14,344,188,706,000 16,378,793,758,000 19,598,247,884,000 24,501,240,780,000 Total Aset (Rp) 15,562,998,946,000 19,661,602,767,000 26,579,083,786,000 30,792,884,092,000 SMGR Harga Saham (Rp) 9,450 11,450 15,850 14,150 Saham Beredar (Lembar) 5,931,520,000 5,931,520,000 5,931,520,000 5,931,520,000 EPS (Rp) 613 662 817 905 Tambahan Modal (Rp) 1,458,257,900,000 1,458,257,900,000 1,458,257,900,000 1,458,257,900,000 Dividen (Rp) 306 331 368 407 Laba Bersih (Rp) 14,366,000,000,000 21,077,000,000,000 22,742,000,000,000 22,297,000,000,000 Total Equitas (Rp) 58,803,000,000,000 75,838,000,000,000 89,814,000,000,000 106,188,000,000,000 Penjualan Bersih 129,991,000,000,000 162,564,000,000,000 188,053,000,000,000 193,880,000,000,000 Total Aset (Rp) 113,362,000,000,000 154,319,000,000,000 182,274,000,000,000 213,994,000,000,000 ASII Harga Saham (Rp) 5,455 7,400 7,600 6,800 Saham Beredar (Lembar) 40,483,553,140 40,483,553,140 40,483,553,140 40,483,553,140 EPS (Rp) 355 439 480 480 Tambahan Modal (Rp) 1,106,000,000,000 1,106,000,000,000 1,106,000,000,000 1,139,000,000,000 Dividen (Rp) 160 198 216 216 Sumber: www.idx.co.id 2015 Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa tingkat penjualan bersih PT. Gudang Garam mengalami peningkatan secara berurutan dari tahun 2010-2013 namun 7

laba bersih cenderung fluktuatif meningkat di tahun 2011 namun turun di tahun 2012 dan kembali meningkat di tahun 2013. Total aset dan ekuitas mengalami peningkatan pada periode tersebut sedangkan harga saham fluktuatif, jumlah saham yang beredar dan tambahan modal tiap tahun juga tetap. Laba per lembar saham fluktuatif namun dividen yang dibagikan kepada pemegang saham hanya mengalami peningkatan di tahun 2011 dibanding tahun 2010 dan turun di tahun 2012 dan 2013 dengan jumlah yang sama sebesar Rp.800 per lembar saham. Dengan demikian terlihat bahwa fluktuasi yang terjadi pada laba bersih, harga saham dan laba perlembar saham searah dengan fluktuasi yang terjadi pada jumlah dividen per lembar saham yang dibayar tiap tahunnya kepada pemegang saham, sedangkan jumlah aset, ekuitas, dan penjualan yang mengalami peningkatan secara berurutan namun dividen tidak bergerak meningkat namun justru fluktuatif demikian halnya dengan jumlah saham yang beredar dan tambahan modal tiap tahun jumlahnya tetap tidak menyebabkan jumlah dividen perlembar saham juga tetap selama periode 2010-2013. Pada PT. Kalbe Farma penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, mengalami peningkatan ditiap tahunnya, tambahan modal tetap selama periode 2010-2012 dan hanya bertambah ditahun 2013. Jumlah saham yang beredar tetap pada tahun 2010 dan 2011 namun ditahun 2012 perusahaan melakukan stock split sehingga jumlah saham yang beredar bertambah di tahun 2012 dan 2013. Selanjutnya terlihat bahwa laba perlembar saham fluktuatif sedangkan dividen perlembar saham juga fluktuatif dan mengalami penurunan di 2012 dan 2013. 8

Dengan demikian, meskipun penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, dan jumlah saham yang beredar meningkat namun dividen per lembar saham justru fluktuatif bahkan mengalami penurunan di dua tahun terakhir namun, fluktuasi yang terjadi pada harga saham, dan laba per lembar saham searah dengan fluktuasi yang terjadi pada dividen yang dibayarkan per lembar sahamnya. Dengan demikian secara umum hal yang menjadi fenomena dalam penelitian ini adalah perubahan yang terjadi pada profitabilitas dan kesempatan investasi terkadang searah dengan perubahan yang terjadi pada pembayaran dividen namun terkadang perubahan profitabilitas dan kesempatan investasi tidak searah dengan perubahan yang terjadi pada pembayaran dividen. Pada PT. Semen Indonesia jumlah penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, dan laba per lembar saham mengalami peningkatan secara beruntun dari tahun 2010 hingga 2013. Jumlah saham beredar dan tambahan modal tiap tahunnya tidak mengalami perubahan, kemudian harga saham cenderung fluktuatif meskipun tidak begitu signifikan sedangkan dividen perlembar saham juga mengalami peningkatan selama periode tersebut. Dengan demikian, pada PT. Semen Indonesia terlihat bahwa meningkatnya penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, laba per lembar saham searah dengan meningkatnya jumlah dividen per lembar saham di setiap tahunnya, sedangkan harga saham yang fluktuatif dan jumlah saham beredar serta tambahan modal yang tidak mengalami perubahan tidak searah dengan jumlah dividen yang bergerak meningkat selama periode 2010-2013. 9

Selanjutnya pada PT. Astra International terlihat bahwa meningkatnya penjualan, laba bersih, jumlah aset, dan jumlah ekuitas tidak searah dengan fluktuasi yang terjadi pada dividen sedangkan perubahan yang terjadi pada harga saham dan laba perlembar saham juga searah dengan fluktuasi yang terjadi pada dividen yang dibayarkan setiap tahunnya. Dengan demikian, secara umum terlihat bahwa berbagai perubahan yang terjadi pada penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, tambahan modal, harga saham, laba per lembar saham, dan jumlah saham beredar pada beberapa perusahaan di tahun-tahun tertentu searah dengan perubahan yang terjadi pada jumlah dividen yang dibayar, namun terkadang di beberapa tahun lainnya justru terlihat bertolak-belakang disaat laba bersih dan harga saham maupun jumlah aset dan ekuitas mengalami peningkatan justru dividen yang dibayar per lembar saham mengalami penurunan. Hal inilah yang menjadi fenomena menarik bagi penulis dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh bagaimana pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi mempengaruhi pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur. Untuk itu penulis memilih judul : Pengaruh Profitability dan Invenstmen Opportunity Set Terhadap Cash Devidend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013. 10

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan di dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara bersama-sama terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 11

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara parsial terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat di dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Manufaktur (Emiten) Diharapkan dapat membantu manajer keuangan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan terutama dalam bentuk dividen kas bagi perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi Investor Dapat digunakan oleh investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi terkait dengan tingkat pengembalian berupa dividen kas di suatu perusahaan khususnya di masa depan. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta pola pikir tentang pengaruh profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap dividen kas bagi perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 12

4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap dividen kas bagi perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 13