UJI TAK RUSAK DAN PROGRAM PERAWATAN ALAT DALAM JAMINAN KUALIT AS PRODUK



dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Non Destructive Testing

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

Maintenance and Reliability Decisions

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN PERAWATAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG KETENTUAN PERAWATAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BAB II RUANG LINGKUP B4T

AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN MACHINE AVAILABILITY

MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Dosen : Rinci Kembang Hapsari, S.Si., M.Kom

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUALIFIKASI PERSONIL UJI TAK RUSAK DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI NUKLIR DI INDONESIA

Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

ABSTRACT. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes. Abstract

PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS. Gatot Sumartono Pusat T eknologi Limbah Radioaktif, BAT AN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

MENINGKA TKAN EFISIENSI PELA TIHAN PERSONEL UJI T AK RUSAK RADIOGRAFI. Bagiyono Pusat Pendidikan dan Pelatihan - BAT AN

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. T u g a s A k h i r

No HP : Trainer Agri Group Tier-2

Industri Mamin jadi contoh implementasi Industri 4.0. Towards a smart chocolate factory in Indonesia Menuju pabrik cokelat pintar di Indonesia

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang pesat saat ini, menimbulkan banyak persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas

MANAGEMENT INDUSTRI (QUALITY CONTROL) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. 1

PENERAPAN SNI DI PT. PACIFIC MEDAN INDUSTRI DIPERSENTASIKAN OLEH EVIYANTI TARIGAN (MANAGEMENT REPRESENTATIVE) & SUDARI (MANAGER QC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, diketahui bahwa dalam suatu siklus pengembaangan perangkat lunak selalu terdapat empat proses utama, yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

REFURBISHING PENGENDALI ARUS LISTRIK PENGELASAN PADA MESIN LAS RESISTANCE SPOT WELDING ME-25 UNTUK PERAKITAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR PLTN

Kata Kunci : SOP (Standard Operating Procedure), ISO 9001:2008, BPI (Business Process Improvement)

BAB III LANDASAN TEORI

UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS. Syamsir Abduh

PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak

Trainer Agri Group Tier-2

Strategi dan Kebijakan Sistem Informasi

Manajemen Produksi dan Operasi

BAB I PENDAHULUAN. produk yang berkualitas tinggi agar sanggup memberi kepuasan terhadap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010 / 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement)

ABSTRAK ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK PADA PT

A Model for TQM in the School

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif, perusahaan dituntut agar tetap mampu mempertahankan eksistensinya

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN PENUAAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

PREVENTIVE MAINTENANCE

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

PEMBUATAN SOFTWARE SISTEM KEAMANAN PINTU DENGAN BARCODE READER BERBASIS AT89S51 MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 TUGAS AKHIR

PERAWATAN UNIT KOMPAKSI. Sung Tomo Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, SATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sebagai pendukung kelengkapan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi yang semakin pesat didukung dengan

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sistem manajemen mutu Persyaratan

PENDEKATAN SIX SIGMA-TAGUCHI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK (Studi Kasus PT. Asaputex Jaya Spinning Mill Tegal)

AUTONOMOUS MAINTENANCE FOR OPERATORS. Fasilitator: MASDUKI ASBARI

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan berita resmi Badan Pusat Statistik No. 81/11/Th. XVII, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

PREVENTIVE MAINTENANCE

ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN KRITIS LIFT NPX UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN YANG OPTIMUM

Pengantar Test dan Implementasi Sistem. Rudi Susanto

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

KEKERASAN DAN TEGANGAN TARIK LASAN BAJA ST-37 PADA POSISI VERTIKAL DAN HORIZONTAL ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan pangsa pasar yang luas dengan cara memberikan kepuasan

PENGUKURAN KINERJA PERSEDIAAN DI GUDANG BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TURN OVER RATIO (TOR) PADA INDUSTRI MANUFAKTUR

PENERAPAN TQM DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN PROFITABILITAS OLEH: LILIANA SIMON

STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

UJI TANPA RUSAK PADA SAMBUNGAN LASAN LINER KOLAM IRADIATOR GAMMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien

IMPLEMENTASI JAMINAN MUTU DI RSG GAS*)

Taryana Suryana. M.Kom

Transkripsi:

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693-7902 UJI TAK RUSAK DAN PROGRAM PERAWATAN ALAT DALAM JAMINAN KUALIT AS PRODUK Muhammad Rifai Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir (PSJMN) - BATAN ABSTRAK UJI TAK RUSAK DAN PROGRAM PERAWATAN ALAT DALAM JAMINAN KUALIT AS PRODUK. Telah dipelajari elemen-elemen penting untuk meningkatkan kemampuan alat dan meningkatkan kualitas produk. Elemen-elemen tersebut adalah kehandalan alat dan penggunaan program perawatan alat yang mana merupakan hal yang efektif untuk mengendalikan dan merawat peralatan yang digunakan dalam perusahaan. Dengan membuat rencana yang mewakili semua aspek yang terdapat di aset manajemen. Kita dapat mencapai tujuan dan menyediakan alat yang handal dengan biaya yang optimum. Uji Tak Rusak (UTR) merupakan uji kehandalan alat yang digunakan untuk mendapatkan produk berkualitas dan bemilai tinggi. Kualitas kepuasan pelanggan merupakan inti masalah yang kritis dan strategi setiap perusahaan. Kata kunci: Jaminan kualitas, Program Perawatan Alat, Uji Tak Rusak, Kehandalan alat ABSTRACT NON DESTRUCTIVE TESTING AND EQUIPMENT MAINTENANCE PROGRAM IN PRODUCT QUALITY ASSURANCE. Important elements that use for improving equipment performance and increasing product quality have been learnt. That elements are equipment reliability and the implementation of a equipment maintenance program that is effective in monitoring and maintaining equipment that use in company. By making a program which addresses all aspects of asset management. We can achieve our goal and provide maximum reliability of equipment at optimum cost. Non Destructive Testing (NDT) in equipment reliability can be used to get a high quality products and high value products. Satisfying customer's quality are a critical focus and every company's strategy. Keyword : Quality assurance, Equipment Maintenance Program, Non Destructive Testing, Equipment Reliability 263

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan T~naga Nuklir Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693-7902 PENDAHULUAN Sering dijumpai banyak kasus dimana peralatan tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, meskipun peralatan skala besar telah diinvestasikan. Hal tersebut disebabkari karena kurangnya perawatan alat. Bila suatu peralatan skala besar dioperasikan atau digunakan dengan presisi yang tinggi, maka operasi ini dapat dilakukan dengan mudah dan kualitas produk dapat dijamin begitu juga kuantitas produk keluaran. Bagaimanapun juga proses perawatan semakin jadi penting, perusahaanperusahaan yang menggunakan proses ini harus mengambil pandangan yang serius mengenai perawatan. Secara lebih luas, sepanjang kemajuan dari metode dan teknik manajemen perawatan, dibutuhkan untuk mengenalkan sistem dan teknik baru. Alasan-alasan mengapa fungsi perawatan menjadi sangat penting dalam sebuah manajemen, adalah seperti berikut ini(l) : 1. lnvestasi peralatan dengan skala besar memerl ukan biaya yang besar. 2. Karena peningkatan kapasitas produksi per satuan waktu dari peralatan. 3. Kemungkinan keakurasian atau kesalahan dalam peralatan otomatis lebih besar dibandingkan dalam peralatan dengan mekanisme yang sederhana. Jika peralatan otomatis rusak, maka diperlukan waktu yang lebih lama untuk menemukan kesalahan oleh seorang ahli. 4. Pada saat sekarang, karena adanya tekanan dibidang ekonomi diseluruh dunia dan kebocoran dana, maka keberadaan peralatan harus ada dalam jangka waktu panjang. MANAJEMEN ASET FISIK Dalam proses produksi, tujuan peralatan adalah untuk mendorong proses produksi dari persiapan produksi sampai ke pelanggan. Hal yang penting adalah untuk mempertemukan kebutuhan pelanggan dengan pihak produsen. Harapan pelanggan secara normal dilihat dari kualitas produk, ketepatan pengiriman dan syarat kelayakanlkehandalan dari aset fisik yang dimiliki perusahaan. Parameter kehandalan alat dapat ditunjukkan dengan kualitas, kesediaan, biaya/unit, integritas keamanan dan lingkungan. Untuk mendapatkan kehandalah ini, ada tiga masukan yang dapat dikelola, yaitu(2) : 264

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 1003 ISSN 1693-7902 Syarat pertama adalah teknologi proses. Teknologi proses menyediakan peralatan yang mencukupi untuk menemui persyaratan untuk kemampuan alat. Syarat kedua adalah melakukan pengoperasian yang mana digunakan dari kemampuan dari proses alat terse but. Dokumentasi dari standar pengoperasian yang praktis menjamin kekonsistenan dan kebenaran operasi dari peralatan untuk penampilan alat yang optimal. Syarat yang ketiga adalah melakukan perawatan, yang mana akan memelihara kemampuan dari peralatan terse but. Kemunduran proses alat dapat diatasi dengan mengambil alih peralatan segera mungkin, kemudian dikomsioning. Penyebab lainnya mengenai kemerosotan fungsi kerja alat adalah kerusakan yang mungkin terjadi. Hal ini terjadi pada saat peralatan digunakan di luar batas kemampuannya atau pada saat terjadinya kesalahan operasional. Penurunan kondisi peralatan akan mengurangi kemampuan kerja alat. Waktu turun mesin, masalah kualitas atau potensial untuk kecelakaan dan atau penyimpangan terhadap lingkungan merupakan hasil yang tampak. Semua hal itu merupakan dampak negatif dari pengoperasian. PROGRAM PERAWATAN ALAT Sistematika perawatan terdiri dari Manajemen Perawatan (Maintenance Management), Teknik Perawatan (Maintenance Engineering), dan Kerja Perawatan (Maintenance Work). Cara untuk melakukan manajemen perawatan secara efektif, hal yang perlu dilakukan secara normal bahwa sebuah sistem organisasi yang baik perlu dibuat. Bagaimanapun yang menjadi dasar masalah adalah diperlukan suatu kesadaran bahwa manajemen atasan seharusnya lebih tertarik dalam manajemen perawatan dan pelatihan untuk karyawan seharusnya berlanjut, sehingga mereka mengetahui manajemen secara benar dan mengobservasi secara tepat pada aturan-aturan mengenai perawatan alat(i). Sejak perusahaan sekarang ini cepat menjadi berkembang, perawatan alat menjadi hal yang tidak mungkin untuk merawat kemampuan alat pada tingkat tinggi tertentu tanpa sistematika perawatan. Lebih jauh dalam sistematika perawatan, jumlah besar dari sumber daya manajemen seperti sumber daya manusia, informasi, bahan perawatan, alat perawatan dan perlengkapannya harus dimasukkan. Hal ini diperlukan sebuah nilai biaya yang besar. 265

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tel1!lga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN J 693-7902 Manajemen atasan hams menentukan uang investasi pada bagian perawatan sesuai dengan dana yang didapatkan dalam satu tahun dan bagian perawatan hams me~entukan kegunaan dana tersebut pada setiap sumber daya perawatan dengan batasannya. Teknik Perawatan Pekerjaan perawatan mempunyai kepentingan yang kuat untuk mempereayakannya pada eksperimen terjadi sampai sekarang. Bagaimanapun teknologi dan teknik yang bermaeam-maeam telah dikembangkan belakang ini dan sistem teknik perawatan telah dilakukan. Fenomena yang bermaeam-maeam memberikan kesalahan serius pada masa hidup peralatan seperti rusaknya bagian alat, abrasi, dan korosi. Perlakuannya telah diklasifikasikan seeara fisik dan kimia dan perlakuan yang merupakan gejala konvensional yang telah diubah menjadi metode penyebab perlakuan terse but. Sejauh ini, teknik diagnosa alat telah maju seeara eepat dan inspeksi alat(l). KERJA PERAWATAN Inspeksi Tujuan inspeksi adalah untuk menemukan ketidaknormalan atau penyimpangan bagian alat, sistem dan lain-lain, mengamati proses penurunan, mengukur dan meneegah proses penurunan dan menentukan waktu perbaikan. Oleh karena itu, peneegahan dengan perawatan dapat menjadi efektif dan informasi yang didapat dari inspeksi diproses seeara sistematis(l). Inspeksi Rutin Inspeksi rutin dibuat dalam sirkulasi keeil dengan tujuan untuk menemukan tahap awal ketidaknormalan dari peralatan yang akan menyebabkan kesalahan alat seperti kehilangan bagian penting untuk menjaga keakurasian vibrasi, keboeoran eairan, bagian yang terlepas, keboeoran sistem eairan untuk menjaga ketidaknormalan porsi eairan, dan seterusnya(l). Pembersihan dan Penyesuaian Mesin Pad a Saat Inspeksi Salah satu keuntungan terbesar dari inspeksi rutin adalah mampu untuk menemukan ketidaknormalan tahap awal. Ketidak normal an itu antara lain kehilangan 266

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693-7902 mur dan baut, yang harns dikencangkan dengan segera, karena hal itu dapat menyebabkan patah pada suatu bagian yang disebabkan oleh beban berlebih. Masuknya material asing pada cairan oli atau posisi cairan yang dapat menyebabkan sistem cairan yang tidak efisien(i). Hal yang lebih diperlukan adalah melakukan pembersihan mesin dan juga disekeliling bagian yang akan diinspeksi. Keakurasian cacat sering ditemukan pada saat pembersihan debu dan kotoran dari mesin. Waktu Inspeksi Secara Periodik atau Ditentukan Waktu inspeksi dapat ditentukan secara periodik atau dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk memegang kondisi bagian, sistem dan lain-lain, dalam keadaan optimal. Secara sistematis untuk melacak kemajuan ketidaknormalan yang telah ditemukan dalam rangka untuk memutuskan waktu perbaikan. Pada saat kemajuan ketidaknormalan lambat, maka putaran inspeksi harns panjang, dan pada saat kemajuannya cepat, maka putaran inspeksi harus pendek(l). UJI T AK RUSAK Program perawatan alat didalamnya terdapat sebuah bagian yang menjelaskan mengenai inspeksi. Inspeksi ini dilakukan untuk mengetahui kehandalan alat. Kehandalan suatu alat dapat diketahui dengan melakukan suatu pengujian pada alat terse but. Didalam bagian inspeksi dalam dilakukan dengan cara merusak dan sebagainya dan cara tidak merusak. Uji tak rusak merupakan salah satu metode untuk menguji kehandalan suatu alat dalam melakukan fungsinya, antara lain uji ultrasonik, uji arns eddy, uji radiografi, dan sebagainya. Uji Tak Rusak (UTR) merupakan suatu metode atau cara untuk menguji bahan yang dihasilkan dari proses tanpa harns merusak bahan yang akan diuji. Proses yang diuji dalam hal ini adalah pengelasan, pengecoran, pembentukan logam, dan lainlainnya. Uji Tak Rusak di Indonesia sudah berkembang dengan pesat, diperlukan faktorfaktor pendukung dalam perkembangannya(4). Uji tak rusak mempunyai beberapa m~tode di dalamnya antara lain metode nuklir dan non nuklir. Uji tak rusak non nuklir adalah uji tak rusak yang tidak mengunakan bahan radioaktif dalam pengujian suatu bahan, antara lain tes ultrasonik, tes partikel 267

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693-7902 magnetik, tes arus eddy, dan lain-iainnya, sedangkan uji tak rusak dengan menggunakan teknologi nuklir adalah tes radiografi(4). Uji tak rusak merupakan salah satu hal terpenting untuk mendeteksi dan meverifikasi kualitas barang. Sebuah organisasi yang menyediakan jasa uji tak rusak, hal yang sangat penting untuk menjamin kebenaran dan keakurasian hasil tes untuk menjamin kualitas inspeksi uji tak rusak, tidak diperlukan saja suatu alat dan bahan saja(s). Metode inspeksi tak rusak untuk mendeteksi kerusakan(3) : Inspeksi Arus Eddy Inspeksi Ultrasonik Inspeksi Radiografi Inspeksi Partikel Magnetik Teknik tak rusak seperti inspeksi arus eddy, ultrasonik, radiografi dan partikel magnetik dapat digunakan unuk membuktikan(3) : Menyediakan pendeteksi cacat yang baik Melalui otomatisasi dan proses inspeksi Mengurangi waktu dan biaya inspeksi Menyediakan informasi yang benar. KESIMPULAN DAN SARAN Tujuan perusahaan adalah untuk memproduksi kualitas tinggi. Nilai yang tinggi perlu ditambahkan pada produk berkualitas untuk memuaskan pelanggan. Oleh karena itu, kita harus mempunyai peralatan yang baik dengan kehandalan yang tinggi sehingga dapat menopang produksi. Hal ini hanya dapat dicapai dengan komitmen organisasi di semua tingkatan dan dengan menggunakan kecanggihan teknologi. Kesuksesan proses uji kehandalan alat harus sinambung dengan proses bisnis. Proses ini harus berintegrasi dengan kedua aspek, yaitu manusia dan campur tangan teknologi. proses hidup dan oleh karena itu subjek harus selalu maju terus. Hal ini merupakan 268

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember ro03 ISSN 1693-7902 DAFT AR PUST AKA 1), "Introduction To Maintenance Management and Engineering", Non Destructive Inspection Technique Course, Japan International Cooperartion Agency, 1995; 2). Douglas, J. Marshall, "NDT Overview-Equipment Reliability", 10th APCNDT Brisbane, 2001; 3). Gregory, W.Good., Van, B. Nakagawara., William, K.Krebs., "Vision Standards and Testing Requirements for Non Destructive Inspection (NDI) and Testing (NDT) Personnel and Visual Inspectors", 2003; 4). Ir. Syahrudin., Muhammad Rifai, S.Si., Ir Widjanarko., Ir Arlinah Kusnowo., "Pembuatan Film Referensi Untuk Pengujian Personel Uji Tak Rusak Radiografi", Pertemuan Presentasi Ilmiah BSN, 2003; 5). Liu, Jinhong., Du Jianying, Zhou Zaiqi., "Quality Assurance for Non-Destructive Testing", Suzhou Nuclear Power Research Institute, State Power Corporation, P.R. China. 269