BAB I PENDAHULUAN. Cerpen yang berjudul Saigo No Ikku ( 最後の一句 ) karya Mori Oogai,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

Bab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

SIKAP TOKOH ICHI DALAM NOVEL SAIGO NO IKKU KARYA MORI OGAI

Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh jiwa pembaca karena di dalam karya sastra memuat cerita-cerita yang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan dunia lain yang bersifat imajinatif. Ruang lingkup sastra yang begitu luas

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, industri serta ekonomi, menjadikan Jepang merupakan salah satu

Bab 5. Ringkasan. Humanisme merupakan aliran dalam filsafat yang memandang manusia itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada. Sastra sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah etika lingkungan pada trilogi dongeng Kancil

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan material meliputi kebutuhan pokok, sekunder dan tersier.

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Bab 1. dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam. Novel berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman novelle)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

Konflik Batin Tokoh Utama Novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda Karya Agnes Davonar Tinjauan Psikologi Sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB 1 PENDAHULUAN. definisi serta perbedaan karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI. Salah satu agenda kemanusiaan yang mendesak untuk segera digarap adalah

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerpen yang berjudul Saigo No Ikku ( 最後の一句 ) karya Mori Oogai, dibuat pada tahun 1915 ( 大正四年 ), pada waktu ia berusia 53 tahun. Cerpen ini dimuat dalam buku Shōnen Shōjō Nihon Bungaku Kan yang diterbitkan oleh Kodansha tahun 1986. Mori Oogai merupakan salah satu pengarang besar di antara pengarang Jepang lainnya di zaman modern. Zaman modern di Jepang dimulai setelah restorasi Meiji, yaitu pada tahun 1868. Zaman modern menurut Isoji Asō adalah zaman dimana manusia berusaha menghilangkan perbedaan status sosial yang terdapat dalam masyarakat feodal dan menyadari perlunya kebebasan, persamaan hak dan humanisme sebagai dasar kehidupan modern ( 1983 : 179 ). Mori Oogai adalah seorang dokter tentara yang dikirim oleh pemerintahan Jepang untuk memperdalam ilmunya di Jerman sehingga ia juga mengalami sistem pendidikan Barat. Pada tahun 1988, ia kembali ke Jepang untuk mengembangkan pengetahuannya di luar ilmu kedokteran seperti kesusastraan, kesenian, maupun filsafat barat, yang diperolehnya sewaktu belajar di Jerman. Karena banyaknya ilmu pengetahuan yang ia kuasai, ia dijuluki Teebesu Hyakumon No Taito ( 100 Pintu Kota Thebes ). 1

Sebagai seorang pengarang, karya-karya yang dihasilkannya beranekaragam, di antaranya Rekishi Shoosetsu ( Novel Sejarah ) misalnya Sanshōdayū dan Takase Bune, dan Shishoosetsu ( Novel Aku ) misalnya Maihime, yang ditulis berdasarkan kehidupan yang dialaminya semasa di Jerman. Saigo No Ikku merupakan karya yang ditulis berdasarkan fakta pada masa pemerintahan Tokugawa pada zaman Genbun 1 tahun 1738. Dalam cerpen ini dikisahkan pula secara umum kondisi para penguasa yang ditambah dengan imajinasi pengarang sehingga menjadi sebuah karya fiksi yang dapat digolongkan sebagai novel sejarah ( Isoji Asō, 1983 : 179 ). Mori juga menyertakan tanggal, bulan, dan tahun peristiwa tersebut terjadi, sehingga pembaca mendapatkan gambaran, kapan, di mana dan apa yang melatar belakangi kejadian tersebut. Cerpen ini menceritakan tentang seorang juragan perahu di Oosaka bernama Tarobee. Ia dihukum karena penggelapan uang. Hal ini banyak dibicarakan diseluruh kota, sehingga mengakibatkan keluarga Tarobee menderita. Ibu dari sang istri datang dari kota Hirano memberikan bantuan materi dan tenaga. Ia disebut sebagai nenek dari Hirano. Tarobee mempunyai lima orang anak, yaitu Ichi, Matsu, Toku, Hatsugorō, dan Chōtarō seorang anak laki-laki yang diadopsi dari sanak keluarga istri Tarobee. Suatu hari pengadilan memutuskan bahwa Tarobee akan dihukum mati. Anak pertamanya yang bernama Ichi mendengarkan sang nenek menceritakan berita ini kepada ibunya. Di malam sebelum eksekusi, Ichi mempunyai ide untuk membuat petisi yang berisi permintaan pengampunan bagi ayahnya Tarobee. 1 Zaman Genbun juga termasuk ke dalam bagian zaman Edo ( 1603-1867 ) 2

Maka Ichi menawarkan diri agar anak-anak Tarobee dihukum mati sebagai ganti ayahnya dengan pengecualian Chōtarō, karena ia bukan anak kandung Tarobee. Akhirnya petisi yang telah dibuat tersebut sampai ke tangan wali kota barat. Wali kota barat yang menerima petisi tersebut merasa curiga ada tipu muslihat di balik petisi itu, karena ia tidak percaya anak-anak seperti Ichi yang baru berumur enam belas tahun dapat membuat petisi yang kata-katanya demikian bijak. Wali kota tersebut meminta nasehat dari penguasa Oosaka, dan dengan persetujuannya diadakanlah persidangan untuk menyelidiki kasus tersebut. Akhirnya hukuman mati Tarobee dibatalkan dan sebagai gantinya Tarobee diasingkan selamanya dari Oosaka. Cerpen karya Mori Oogai ini merupakan sebuah cerita yang menarik untuk dibaca karena kepandaian Mori dalam menuangkan ide-idenya ke dalam rangkaian cerita yang menggambarkan tindakan Ichi yang tidak biasa dilakukan oleh seorang anak kecil yang menolong ayahnya yang akan dihukum mati, dan juga mengangkat masalah moral terutama pada omoiyari dan ninjō, juga memberikan manfaat kepada para pembacanya dengan cara mengeksplorasi nilai moral yang terdapat di dalam cerita tersebut. Nilai omoiyari dan ninjō dalam bangsa Jepang memiliki keunggulan yang turut menata kehidupan bangsa Jepang. Atas dasar itu, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk menganalisis nilai moral pada tokoh utama yang tercermin dalam cerpen Saigo No Ikku karya Mori Oogai melalui pendekatan moral. 3

1.2 Pembatasan Masalah Masalah yang akan dibahas oleh penulis dalam penelitian ini dibatasi pada nilai moral dilihat dari sudut pandang masyarakat Jepang, yang mengangkat omoiyari dan ninjō yang tercermin dalam tokoh utama. Kita tahu bahwa nilai-nilai moral dalam bangsa Jepang, namun saya hanya memilih nilai moral untuk omoiyari dan ninjō, karena memiliki efek sosial di dalam masyarakat. Dalam kaitannya itu penulis mencoba menyinggung hubungan antara omoiyari dan ninjō dengan nilai-nilai lain yang mirip seperti amae dan giri. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami nilai moral masyarakat Jepang yang terkandung dalam cerpen Saigo No Ikku. 1.4 Metode Penelitian dan Pendekatan Metode yang digunakan penulis untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah Studi Literatur, yaitu uapaya melakukan kajian terhadap sejumlah buku bacaan yang dianggap relevan dengan materi atau judul skripsi yang ditulis. Berdasarkan objek masalah yang akan penulis teliti, maka penulis meneliti sebuah cerpen yang berjudul Saigo No Ikku karya Mori Oogai, dengan menggunakan pendekatan moral. Pendekatan moral adalah pendekatan tentang nilai-nilai kebenaran yang mengkaitkan karya sastra dengan hal-hal baik dan buruknya tingkah laku manusia yang tercermin di dalam masyarakat. 4

Hubungan antara karya sastra dengan moral, merupakan suatu cerminan tingkah laku manusia yang tidak terlepas dengan moral. Karena karya sastra dapat menjadi salah satu sumber media penyampaian ide atau gagasan yang berisi nasehat atau pendidikan berupa ajaran-ajaran moral. Menurut buku Teori Pengakajian Fiksi, Burhan mengatakan bahwa : Kata moral selalu mengacu pada baik dan buruknya manusia sebagai manusia, sesuai dengan harkatnya sebagai manusia. Hal baik dan buruknya manusia tersebut adalah hal-hal yang diterima oleh masyarakat mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya, seperti budi pekerti, susila. ( Burhan Nurgiyantoro, 1966 : 320 ) Berdasarkan pengertian tersebut penulis berasumsi bahwa karya sastra yang dihasilkan memiliki kaitan yang erat dengan moral-moral yang ada di dalam masyarakat dan berupaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk berbudaya, berpikir, dan berketuhanan. Kekuatan pendekatan moral ini terletak pada upaya memandang karya sastra sebagai karya yang mengandung pemikiran, falsafah hidup yang akan membawa manusia menuju kearah kehidupan yang lebih bermutu. Menurut Atar Semi dalam buku Metode Penelitian Sastra ( 1993 : 71 ) merupakan suatu konsep yang telah dirumuskan oleh sebuah masyarakat bagi menentukan kebaikan dan keburukan. Moral dapat dikatakan juga sebagai suatu norma tentang kehidupan yang mendapat kedudukan yang istimewa dalam kehidupan masyarakat, yang menentukan apakah sesuatu itu baik atau buruk. Pengertian tentang baik atau buruknya sesuatu merupakan hal yang bersifat relatif, dalam arti sesuatu yang dipandang baik oleh masyarakat yang satu belum tentu dipandang 5

baik oleh masyarakat lainnya. Pandangan suatu masyarakat tentang moral, nilai-nilai, dan kecenderungan- kecenderungan, biasanya dipengaruhi oleh pandangan hidup bangsanya. Oleh karena itu moral yang hendak disampaikan pengarang dari suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan falsafah hidup dan kepribadian bangsa mana ia berasal ( Burhan Nurgiyantoro, 1966 : 321 ). Karena objek penelitian dari skripsi ini merupakan karya sastra Jepang maka moral yang dibahas dalam skripsi ini adalah moral menurut falsafah hidup dan kepribadian bangsa Jepang. Dalam karya sastra, moral yang terkandung di dalamnya biasanya merupakan cerminan pandangan hidup si pengarang tentang nilai-nilai kebenaran yang ingin disampaikan kepada para pembaca. Menurut Kenny yang dikutip oleh Burhan Nurgiyantoro dalam buku Teori Pengkajian Fiksi, moral dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis yang dapat diambil atau ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca ( 1966 : 321 ). Ajaran moral yang terkandung dalam suatu cerita dapat mencakup banyak masalah misalnya masalah tentang kehidupan yang menyangkut harkat dan martabat manusia, masalah tentang hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan masalah-masalah lain yang dihadapi manusia. Pendekatan moral ini merupakan ajaran moral dan nilai-nilai kebenaran yang disampaikan oleh pengarang melalui karya sastranya. 6

1.5 Organisasi Penulisan Penulis membagi penelitian ini dalam empat Bab. Tiap-tiap bab diuraikan lagi ke dalam sub-sub bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang memuat lima sub bab, yaitu Latar belakang, pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan pendekatan, dan organisasi penulisan. Bab kedua adalah landasan teori, yang berisi tentang suatu tata nilai dan norma bangsa Jepang yang terdiri dari Omoiyari dan Ninjō. Bab ketiga adalah nilai moral pada tokoh utama yang tercermin dalam cerpen Saigo No Ikku, yang terdapat pada nilai moral omoiyari dan ninjō. Bab keempat adalah kesimpulan, yang berisi kesimpulan dari uraian yang ada pada bab satu sampai dengan bab tiga. 7