BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. minuman tetap di butuhkan. Sebab produk ini menjadi kebutuhan pokok. bagi masyarakat seluruh indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup bagus dan cenderung diminati oleh investor sebagai salah satu target

BAB I PENDAHULUAN. karya, yang sedikitnya menyerap 1,8 juta pekerja. Dari sisi tenaga kerja, tekstil adalah industri yang berorientasi ekspor.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan di periode sebelumnya. Perubahan laba menjadi ukuran keberhasilan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

PENDAHULUAN. ini pertumbuhannya sangat signifikan. Sejak tahun 2006 indonesia telah. Tabel 1.1 Volume dan Nilai Expor Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba dari operasi perusahaan. Dari laba yang diperoleh maka

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. lembaga, sehingga dengan ditanamkannya kebiasaan investasi pada masyarakat si

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Sedangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, perekonomian Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang ada. Sementara tujuan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai investasi, seperti investasi pada proyek, investasi pada perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham menjadi indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara dapat dilihat dari kondisi pasar

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di indonesia pada waktu ke waktu terus

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh melemahnya nilai

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah kegiatan bisnis, tidak akan mungkin terlepas dari apa

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. merencanakan strategi untuk kegiatan perusahaan selanjutnya. dari aspek Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Total

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba dari setiap kegiatannya sekaligus meningkatkan kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

BAB 1 PENDAHULUAN. saham dengan memaksimalkan nilai perusahaan. dividen) dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and beverages) mempunyai peran yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Industri makanan dan minuman dalam negeri terus dipersiapkan terutama untuk menghadapi gelaran Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 ini, dimana sektor pangan merupakan salah satu yang akan diperkuat dan dipercepat pelaksanaannya. Industri makanan dan minuman (foods and beverages) saat ini mengalami perkembangan dan menjadi perhatian banyak investor untuk menanamkan modalnya. Nilai penanaman modal akan terus meningkat terutama pada perusahaan makanan dan minuman terbuka atau yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), oleh karena itu diperlukan suatu pengelolaan yang efektif, efisien dan produktif terhadap semua bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik. Dalam memutuskan investasi terhadap suatu perusahaan, investor memandangnya dari nilai perusahaan tersebut. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan aset yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi merupakan cita-cita yang diinginkan oleh para pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan memberikan kepercayaan kepada pasar bahwa tidak 1

2 hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Nilai perusahaan dapat diukur dari harga nilai buku (price book value). Price book value (PBV) merupakan salah satu indikator dalam menilai perusahaan yang diberikan pasar keuangan pada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. PBV merupakan perbandingan dari harga suatu saham dengan nilai buku, dimana PBV menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif dengan jumlah modal yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi rasio PBV menunjukkan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Data rata-rata Price book value (PBV) perusahaan makanan dan minuman (foods and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 6 tahun yaitu 2007 2012 dapat disajikan pada Gambar 1.1 di bawah ini Gambar 1.1 Grafik Rata-rata Price Book Value Perusahaan Makanan dan Minuman Periode Tahun 2007 2012 Sumber : BEI periode 2007-2012

3 Berdasarkan Gambar 1.1 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai perusahaan makanan dan minuman (foods and beverages) yang diproksi dengan Price Book Value (PBV) periode tahun 2007-2012 menunjukkan bahwa rasio PBV memiliki nilai lebih dari satu. Nilai rata-rata rasio PBV perusahaan makanan dan minuman periode 2007 2012 cenderung berfluktuatif. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen perusahaan mengalami pertumbuhan naik dan turun, namun nilai pasar saham perusahaan-perusahaan tersebut masih di atas nilai nominalnya. Tinggi rendahnya nilai perusahaan dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik akan menghasilkan laba yang maksimal sehingga memiliki tingkat pengembalian investasi yang tinggi. Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai atau diukur dari rasio keuangan perusahaan. Rasio keuangan terdiri dari berbagai macam rasio sesuai dengan kegunaannya masing-masing. Rasio keuangan yang paling dominan yang dapat dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan dan dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah rasio provitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan aktivitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Untuk memperoleh laba di atas rata-rata, perusahaan harus mampu meningkatkan pendapatan ( revenue) dan mengurangi semua beban (expenses) atas pendapatan. Semakin tinggi margin laba bersih menunjukkan bahwa perusahaan mendapat hasil yang baik dan akan menaikkan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini rasio profiabilitas diprosikan dengan Reun On Asset (ROA)

4 Fenomena yang terjadi antara lain kondisi ROA pada perusahaan food and beverages mengalami ketidakstabilan sehingga mengalami fluktuasi dan dalam tampilan laporan keuangan yang dipublikasikan tampak adanya perubahan laba perusahaan. Secara grafik data rata-rata Return on Assets (ROA) perusahaan makanan dan minuman ( foods and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada laporan keuangan perusahaan periode 6 tahun yaitu 2007 2012 dapat disajikan pada Gambar 1.2 di bawah ini Gambar 1.2 Grafik Rata-rata Return on Assets Perusahaan Makanan dan Minuman Periode Tahun 2007 2012 Sumber : BEI periode 2007-2012 Berdasarkan Gambar 1.2 di atas menunjukkan bahwa rata-rata Return on Assets (ROA) perusahaan makanan dan minuman periode tahun 2007 2012 mengalami perubahan setiap tahunnya dengan kecenderungan meningkat, namun pada tahun 2012 rasio tersebut sedikit mengalami penurunan menjadi 13,11%. Rasio yang tinggi menunjukkan adanya manajemen yang efisien melalui organisasi perusahaan yang menguntungkan sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, rasio profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini mengukur pada kemampuan likuiditas

5 jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya. Salah satu analisa dalam mengukur likuiditas dapat dipergunakan rasio lancar atau current ratio (CR). Perusahaan yang memiliki rasio lancar tinggi dianggap sebagai perusahaan yang baik dan bagus, namun jika rasio lancar terlalu tinggi dianggap tidak baik. Setiap nilai ekstrem dapat mengindikasikan adanya masalah misalnya penimbunan kas, banyaknya piutang yang tidak tertagih, penumpukan persediaan, rendahnya pinjaman jangka pendek dan lain-lain. Sebaliknya, rasio lancar yang rendah relatif lebih riskan, tetapi menunjukkan bahwa manajemen telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif. Kondisi rasio lancar perusahaan yang baik berdasarkan standar umum pada rasio rata-rata industri makanan dan minuman dapat meningkatkan penilaian perusahaan tersebut. Data rata-rata current ratio (CR) perusahaan makanan dan minuman (foods and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 6 tahun yaitu 2007 2012 dapat disajikan pada Gambar 1.3 di bawah ini Gambar 1.3 Grafik Rata-rata Current Ratio Perusahaan Makanan dan Minuman Periode Tahun 2007 2012 Sumber : BEI periode 2007-2012

6 Berdasarkan Gambar 1.3 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata current ratio (CR) perusahaan makanan dan minuman periode tahun 2007 2012 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 rasio lancar atau current ratio perusahaan makanan dan minuman mengalami kenaikan yang signifikan dari 235,26 % hingga mencapai 1152,75 %. Namun demikian pada tahun berikutnya sampai dengan tahun 2012 curent ratio perusahaan makanan dan minuman tersebut terus menerus mengalami penurunan menjadi 403,89 %. Rasio lancar atau current ratio yang baik menunjukkan bahwa perusahaan mampu mendayagunakan aktiva lancar secara baik dan efektif sehingga meningkatkan nilai perusahaan, sehingga rasio likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Rasio solvabilitas merupakan rasio yang menunjukkan bagaimana perusahaan mampu untuk mengelola utangnya dalam rangka memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi kembali hutangnya. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban dalam jangka panjangnya. Salah satu analisa dalam melihat dan mengukur solvabilitas dapat dipergunakan rasio utang atau debt ratio (DR). Kondisi rasio utang perusahaan yang baik berdasarkan standar umum pada rasio rata-rata industri manufaktur dapat meningkatkan penilaian perusahaan tersebut. Data rata-rata debt ratio (DR) perusahaan makanan dan minuman ( foods and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 6 tahun yaitu 2007 2012 dapat terlihat pada Gambar 1.4 di bawah ini

7 Gambar 1.4 Grafik Rata-rata Debt Ratio Perusahaan Makanan dan Minuman Periode Tahun 2007 2012 Sumber : BEI periode 2007-2012 Berdasarkan Gambar 1.4 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata debt ratio (DR) perusahaan makanan dan minuman periode tahun 2007 2012 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 debt ratio mengalami sedikit kenaikan dari 0,54 menjadi 0,56. Namun demikian pada tahun berikutnya sampai dengan tahun 2011 debt ratio tersebut terus menerus mengalami penurunan menjadi 0,49. Pada tahun 2012 debt ratio tersebut kembali meningkat menjadi 0,51. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin kecilnya kegiatan perusahaan dibiayai dengan utang. Perusahaan dapat mengelola rasio utangnya dengan baik dengan melakukan kebijakan penggunaan utang berdasarkan proporsi dan prioritasnya dimana kebutuhan utang jangka pendek bersumber dari utang jangka pendek dan kebutuhan utang jangka panjang bersumber dari utang jangka panjang. Rasio utang atau debt ratio yang baik menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan mengelola utang sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, rasio solvabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Rasio aktivitas merupakan rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang

8 aktivitas perusahaan, dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara sangat maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal. Dalam hal ini untuk mengukur aktivitas dipergunakan rasio perputaran aktiva (total assets turn over). Rasio perputaran aktiva merupakan rasio yang menggambarkan sejauh mana keseluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran secara efektif. Data rata-rata Total Assets Turn Over perusahaan makanan dan minuman (foods and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 6 tahun yaitu 2007 2012 dapat terlihat pada Gambar 1.5 di bawah ini Gambar 1.5 Grafik Rata-rata Total Assets Turnover pada Perusahaan Makanan dan Minuman Periode Tahun 2007 2012 Sumber : BEI periode 2007-2012 Berdasarkan Gambar 1.5 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata total assets turn over perusahaan makanan dan minuman periode tahun 2007 2012 cenderung mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 rasio perputaran total aktiva perusahaan makanan dan minuman adalah sebesar 1,28 dan pada tahun berikutnya naik menjadi 1,32. Namun demikian rasio tersebut sampai dengan tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 1,10 kemudian kembali naik pada tahun 2011

9 menjadi 1,20. Pada tahun 2012 total assets turn over perusahaan tersebut mengalami penurunan hingga mencapai 0,88. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa keseluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran secara efektif sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, rasio aktivitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul yaitu : Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. 1.2. Identifikasi, Perumusan dan Batasan Masalah 1.2.1.Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, peneliti ingin mengajukan pokok-pokok identifikasi masalah yaitu sebagai berikut : 1. ROA (vaiabel proksi dari rasio profitabilitas) perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2012 sedikit mengalami penurunan menjadi 13,11% dari tahun sebelumnya. Penurunan ROA tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tidak begitu berhasil karena tidak efisien dan tidak efektifnya produksi, distribusi, keuangan atau manajemen umum, yaitu kondisi umum perusahaan yang tidak menguntungkan atau kelebihan investasi dalam aktiva. 2. CR (vaiabel proksi dari rasio likuiditas) perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 403,89% dari 1152,75%

10 pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa sebagian dari perusahaan tersebut belum mampu untuk melunasi kewajiban-kewajibannya yang bersifat jangka pendek secara tepat waktu karena kekurangan modal untuk membayar utang. 3. DR (vaiabel proksi dari rasio solvabilitas) perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2012 sedikit mengalami sedikit peningkatan menjadi 0,51 dari 0,49 pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan bahwa perusahaan belum memiliki sumber cadangan lainnya untuk membayar utang. 4. TATO (vaiabel proksi dari rasio aktivitas) perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2012 sedikit mengalami penurunan menjadi 0,88 dari 1,20 pada tahun sebelumnya. Penurunan rasio perputaran aktiva tersebut menunjukkan bahwa perusahaan masih belum dapat memanfaatkan aktiva yang produktif secara optimal. 5. Nilai rata-rata PBV perusahaan makanan dan minuman periode 2007 2012 cenderung berfluktuatif, yang menunjukkan bahwa pertumbuhan nilai perusahaan makanan dan minuman naik turun. 1.2.2.Perumusan Masalah Mengacu pada identifikasi masalah yang telah diuraikan, serta untuk memberikan gambaran tentang penelitian yang akan dilakukan, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :

11 1. Bagaimanakah pengaruh rasio profitabilitas (ROA) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Bagaimanakah pengaruh rasio likuiditas (CR) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Bagaimanakah pengaruh rasio solvabilitas (DR) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Bagaimanakah pengaruh rasio aktivitas (TATO) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 5. Bagaimanakah pengaruh rasio profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), solvabilitas (DR), dan aktivitas (TATO) secara simultan terhadap nilai perusahaan (PBV) makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.2.3.Batasan Masalah Mengingat luasnya pembahasan mengenai kinerja keuangan perusahaan, maka penelitian ini dibatasi pada : 1. Kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas terhadap nilai perusahaan. Rasio profitabilitas menggunakan indikator return on assets (ROA), rasio likuiditas dalam penelitian ini menggunakan indikator current ratio (CR), rasio solvabilitas menggunakan indikator debt ratio (DR), rasio

12 aktivitas menggunakan indikator total assets turnover (TATO), sedangkan nilai perusahaan menggunakan indikator price book value (PBV). 2. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berjumlah 15 perusahaan. 3. Periode data penelitian selama 6 (enam) tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1.Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengkaji pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdatar di Bursa Efek Indonesia. 1.3.2.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas (ROA) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas (CR) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui pengaruh rasio solvabilitas (DR) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

13 4. Untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas (TATO) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas secara simultan terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4. Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1.4.1.Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang penilaian kinerja keuangan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia agar dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut. 1.4.2.Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini penulis berharap bahwa penelitian ini dapat memberi kegunaan secara teoritis dan praktis bagi beberapa pihak terkait, antara lain sebagai berikut : 1. Secara teoritis Penelitian ini dapat memberikan masukan terhadap pengembangan ilmu ekonomi manajemen spesifik pada manajemen keuangan terutama teori mengenai rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan nilai perusahaan. 2. Secara praktis

14 a. Bagi perusahaan pengolahan makanan dan minuman, penelitian ini dapat sebagai bahan acuan atau pertimbangan bagi manajer keuangan dalam mengambil keputusan atau kebijakan terkait dengan rasio keuangan profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas dalam meningkatkan nilai perusahaan. b. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat sebagai bahan informasi dan masukan khususnya bagi para investor dan kreditor yang ingin mengetahui situasi dan kondisi keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan, penggunaan dana yang diberikan, menilai kelayakan perusahaan menerima kredit dan lain-lain. c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan manajemen keuangan khususnya tentang pengaruh kinerja keuangan ditinjau dari rasio keuangan profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas terhadap nilai perusahaan. d. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat sebagai pembanding dalam meneliti topik sejenis terkait dengan profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan nilai perusahaan.